Dosen Pengampu :
Drs. Yuli Priyana, M.Si
Aditya Saputra, S. Si., M. Sc., PhD
Jumadi, S. Si., M. Sc., PhD
Agus Anggoro Sigit, S.Si., M.Sc.
Drs. Munawar Cholil, M.Si.
Ir. Taryono, M.Si.
Disusun oleh :
Edgar
E100180185
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
Abstrak
(Ringkasan Isi Laporan)
Kuliah Herja Lapangan Identifikasi Serta Pengukuran dan Hasil Proses fisik, menyajikan
informasi mengenai hasil survey penelitian ini dilakukan di daerah Kecamatan Nguntoronadi
Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah. Secara administratif terletak di sebelah Timur dari
Waduk Gajah Mungkur dengan luas wilayah 6.695,65 ha atau 66,9565 km2 dan terbagi menjadi
11 kelurahan dan desa. Ketinggian tempat berkisar 146 m diatas permukaan air laut. Secara
geografis merupakan daerah perbukitan dengan kondisi fisik topografi berombak hingga
berbukit, kemiringan lereng landai hingga terjal, yang didukung dengan penggunaan lahan yang
bervariasi, meliputi: tegalan 1.668,31 ha, sawah 2.664,43 ha, permukiman 922,57 ha, hutan
942,09 ha, kebun campur 498,20 ha.
Pada penelitian ini untuk memperoreh hasil menggunakan metode pengambilan sampel
berupa survey lapangan dan juga menggunakan data primer dan data sekunder agar lebih akurat.
Dan dengan metode Slope Area Method adalah salah satu cara dalam pengukuran debit aliran
sungai. Nilai debit diperoleh melalui perhitungan kemiringan muka air sungai, pengukuran luas
penampang melintang aliran sungai, dan kekasaran dasar sungai berdasarkan ketentuan
Manning. Metode ini termasuk dalam metode tidak langusng karena nilai debit diperoleh
berdasarkan pendekatan. Slope area method baik digunakan pada sungai yang lurus dengan
aliran tidak terlalu lebar, tidak terlalu dalam, dan arusnya tidak terlalu kuat.
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek yang dilakukan oleh seorang geograf tentu harus membandingkan terlebih
dahulu objek dari penelitiannya ke wilayah mana serta memiliki semua objek kajian geografi
yang cocok terhadap apa yang di pelajari secara teori. Sehingga dengan menimbang dan
memutuskan diwilayah mana praktek/observasi yang memiliki kesemua fenomena yang di
teliti akhirnya memilih pulau weh di karenakan pulau weh banyak fenomenya-fenomena
yang terjadi di sana untuk di jadikan tempat praktek/obserfasi dan tergolong hampir lengkap.
Pustaka yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Ninuk Purnaningsi dan
Yeti Lis Purnamadewi (2019). Penelitian yang berjudul “Pengembangan kawasan wisata
argo dikecamatan nguntoronadi kabupaten wonogiri jawa tengah” menjelaskan bahwa
struktur perekonomian Kabupaten Wonogiri sangat bertumpu pada sektor pertanian, tinggi
rendahnya pertumbuhan ekonomi masih sangat dipengaruhi oleh nilai tambah yang
dihasilkan di sektor ini. Usaha pengembangan kawasan diperlukan bukan hanya untuk
meningkatkan wilayah usaha pertanian masyarakat namun juga memberikan pengetahuan,
cara dan strategi untuk meningkatkan produk pertanian berdasarkan penataan ruang,
kawasan dan produk unggulan pertanian yang melibatkan tenaga ahli dari perguruan tinggi,
dinas pertanian, dan masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan
strategi pengembangan kawasan wisata agro Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten
Wonogiri.
Pustaka yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Dwi Christine Pamujiningtyas
(2009). Penelitian yang berjudul “ studi kualitas tanah pada berbagai sistem penggunahan
lahan dikecamatan nguntoronadi, wonogiri” menjelaskan bahwa Kualitas tanah merupakan
kapasitas dari suatu tanah dalam suatu lahan untuk menyediakan fungsi-fungsi yang
dibutuhkan manusia atau ekosistem alami dalam waktu yang lama. Fungsi tersebut
merupakan kemampuannya untuk mempertahankan pertumbuhan dan produktivitas
tumbuhan serta hewan, mempertahankan kualitas udara dan air atau mempertahankan
kualitas lingkungan. Tanah berkualitas membantu hutan untuk tetap sehat dan
menumbuhkan tanaman yang baik (Plaster, 2003).
Kualitas tanah memadukan unsur fisik, kimia serta biologi tanah dan interaksinya. Agar
tanah dapat berfungsi efektif, ketiga komponen tersebut harus disertakan. Hasil akhir dari
proses-proses degradasi dan konservasi yang berlangsung pada suatu tanah akan
berpengaruh terhadap kualitas tanah. Oleh karena itu, kualitas tanah tidak hanya mencakup
produktivitas dan perlindungan lingkungan, tetapi juga keamanan pangan serta kesehatan
manusia dan hewan. (Kennedy & Papendick, 1996 cit. Purwanto, 2009).
Penilaian Indeks Kualitas Tanah dapat melalui penggunaan sifat tanah kunci atau
indikator yang menggambarkan proses penting tanah, yaitu dengan menggunakan metode
indeks penjumlahan. Selain itu, penilaiannya juga dapat dilakukan dengan mengukur suatu
perubahan fungsi tanah sebagai tanggapan atas pengelolaan dalam konteks peruntukan tanah,
sifat bawaan tanah, dan pengaruh lingkungan misalnya hujan dan suhu (Andrews et al., 2004
BAB II
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Air Tanah dengan mengukur muka air tanah sumur di daerah Bayat.
2. Air Permukaan dengan mengukur panjang dan lebar anak Sungai Bengawan
Solo yang berada di daerah Bayat.
b. Apungan
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama
proses pengukuran berlangsung.
Mengukur panjang sungai dengan menggunakan roll meter
yang akan dijadikan sebagai lintasan benda. Jarak atau panjang
sungai sekurang-kurangnya memberikan waktu perjalanan
selama 20 detik.
Menjatuhkan benda yang dapat terapung pada titik
pengamatan pertama dan waktu mulai dihitung.
Menghentikan pencatat waktu ketika benda telah sampai pada
titik pengamatan kedua.
Mencatat waktu yang ditempuh benda tersebut dari titik
pengamatan pertama hingga kedua.
Melakukanlah pengamatan sebanyak tiga kali percobaan.
Menghitung rata-rata waktu yang diperlukan benda terapung
tersebut selama percobaan berangsung.
Menghitung kecepatan aliran sungai dengan mengalikan
antara jarak titik pengamatan dengan waktu tempuh rata-rata.
Kemudian kalikan kecepatan aliran tersebut dengan angka
tetapan.
Menghitung debit sungai dengan mengalikan luas sungai dan
kecepatan aliran yang didapatkan dari perhitungan pada
langkah 6.
Melakukanlah analisis berdasarkan data yang diperolehselama
pengukuran dan perhitungan berlangsung sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
-Yallon
-Meteran
-Abney Level
-Kompas Geologi
-Alat Tulis
3.1 HASIL
3.1.1 Air Tanah
Elevas Kedalaman Ketinggian Kedalaman MAT Ketinggian
X Y
i MAT(m) Bibir Sumur(m) sebenarnya (m) MAT (m)
49596 912371
1 5 203 1.3 0.56 0.74 202.26
49604 912423
1 3 233 2.94 0.71 2.23 230.77
49611 912389
8 4 201 4.3 0.53 3.77 197.23
49605 912394
3 0 205 5.6 0.56 5.04 199.96
49603 912368
9 8 171 1.7 0.48 1.22 169.78
49620 912365
5 7 193 1.4 0.54 0.86 192.14
49634 912377
8 1 194 8.5 0.8 7.7 186.3
49626 912372
9 7 202 5.71 0.61 5.1 196.9
1 5 100-90 = 10
2 5 95-90 = 5
3 5 120-90 = 30
4 5 110-90 =20
5 5 70-90 =20
b. Tekstur tanah
Terlampir
Strike : 0.2°
Peta geologi
3.2 PEMBAHASAN
3.2.1 Letak, Luas dan Batas
Luas Wilayah 8.040,5175 ha dari luas kabupaten Wonogiri. Wilayah administrasi terdiri
dari 2 Kelurahan, 9 Desa, 72 RW dan 188 RT. Jarak 28 Km sebelah selatan Kota Wonogiri.
Ketinggian 150 m dari permukaan air laut. Batas wilayah di Sebelah utara adalah Kecamatan
Ngadirojo. Sebelah timur adalah Kecamatan Tirtomoyo. Sebelah selatan adalah Kecamatan
Baturetno. Sebelah barat adalah Genangan Waduk Gajah Mungkur. Berikut adalah peta
administrasi kecamatan nguntoronadi.
3.2.2 Geologi dan Morfologi
Keadaan Geologi di kabupaten Wonogiri adalah batuan yang tersingkap berumur dari
Oligosen hingga Holosen, terdiri atas batuan sedimen, batuan gunung berapi, batuan
terobosan dan endapan permukaan. Struktur Geologi yang dijumpai di Kabupaten Wonogiri
berupa lipatan sesar dan kekar, umumnya mempunyai arah barat–timur dan barat laut–
tenggara. Satuan perbukitan Karst atau Batu Gamping terletak di bagian barat daya dan
selatan Kabupaten Wonogiri morfologi ini dicirikan dengan lembahlembah dan bukit-bukit
agak terjal, sempit, berelief agak kasar, kemiringan lereng umumnya berkisar 15 – 30%. Di
beberapa tempat di bagian selatan Kabupaten Wonogiri dicirikan dengan adanya gua-gua
dan sungai bawah tanah sedangkan penggunaan tanahnya di daerah ini merupakan hutan jati,
kebun campur, semak belukar, dan permukiman.
3.2.3 Iklim
Dengan topografi daerah yang tidak rata, perbedaan antara satu kawasan dengan kawasan
lain membuat kondisi sumber daya alam juga saling berbeda. Di Wonogiri hampir sebagian
besar tanahnya tidak terlalu subur untuk pertanian, berbatuan dan kering membuat
penduduknya lebih banyak merantau (boro). Kabupaten Wonogiri mempunyai Waduk
buatan yaitu Gajah Mungkur yang selain menjadi sumber mata pencaharian petani nelayan
dan sumber irigasi persawahan juga merupakan aset wisata yang telah banyak dikunjungi
oleh para wisatawan domestik. Komposisi penggunaan lahan adalah sebagai berikut : Sawah
seluas 32.701 Ha (17,94%), tegal seluas 65.381 Ha (35,88%), Bangunan/ pekarangan seluas
38.199 Ha (20,96 %), Hutan Negara seluas 13.942 Ha (7,65%), Hutan Rakyat 9278 Ha
(5,09%) dan Lain-lain seluas 22.735 Ha (12,48 %). Variasi dan potensi bahan galian mineral
golongan B dan bahan galian Golongan C yang bermanfaat untuk pembangunan dipengaruhi
oleh Struktur antara lain : sirtu, andesit, batu gamping, trass, padas, tanah liat, kalsit, batu ½
permata dan emas. Formasi geologis. Potensi bahan galian (tambang) di Kabupaten
Wonogiri.
3.2.5 Penduduk
2) pH Tanah
pH tanah adalah keadaan unsur basa yang ada dalam tanah atau suatu
ukuran aktifitas ion hidrogen dalam larutan air tanah dan dipakai sebagai ukuran
bagi keasaman tanah. Untuk penentuan pH tanah dilapangan menggunakan alat
pH meter. Alat pH meter ditancapkan ke tanah, tunggu beberapa menit, maka
pada alat pH meter akan menunjukkan angka, kemudian hasil pengukuran
dibandingkan dengan Tabel 1.4 sebagai berikut:
Tabel 1.4 Klasifikasi pH Tanah
Klas pH Tanah Skor
Baik 7,0-7,5 5+
Agak baik 6,5-7,0 4+
Sedang 6,0-6,5 3+
Jelek 5,5-6,0 2+
Sangat Jelek <5,5 dan >7,5 1+
3) Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah adalah kualitas tanah untuk menyediakan zat-zat yang
digunakan oleh tanah untuk pertumbuhan berproduksi (Van Zuidam, 1979).
Kesuburan tanah dapat ditentukan dengan pH, kadar NPK. Untuk
mendapatkan data tersebut dilakukan analisa pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5 Kesuburan Tanah
Klas N (%) P (%) K (%) Skor
Sangat tinggi >0,5 >41 >41 5+
Tinggi 0,37-0,5 32,4-41 30-40 4+
Sedang 0,23-0,37 2,36-32,4 20-30 3+
Rendah 0,10-0,23 15-23,4 10-20 2+
Sangat rendah <0.1 <15 <10 1+
6) Permeabilitas Tanah
Permeabilitas tanah adalah sifat fisik tanah yang menyatakan cepat
lambatnya air merembes kedalam tanah baik melalui pori-pori makro
maupun pori-pori mikro, baik kearah horizontal maupun kearah vertikal
(Suratman Jamulya, 1983).Klasifikasi permeabilitas tanah disajikan dalam
Tabel 1.8.
7) Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng dapat ditentukan besarnya dengan cara pengukuran
dilapangan dengan alat abney level dan batasan-batasannya berdasarkan
peta topografi yang dilihat dari garis kontur. Ditunjukan pada Tabel 1.9
berikut:
Tabel 1.9 Kemiringan Lereng
Klas Kemiringan lereng (%) Skor
Datar 0-3 0
Landai 3-8 1-
Miring 8-15 2-
Agak curam 15-45 3-
Curam/sangat curam >45 4-
8) Erosi Tanah
Ada tidaknya erosi dan tingkat erosi dapat diperoleh dari pengamatan
dilapangan terhadap horizon tanah yang hilang. Hasil pengamatan dapat
dibandingkan dengan Tabel 1.10.
Tabel 1.10 Kelas Erosi Tanah
Klas Kenampakan di lapangan Skor
Tanpa Tidak ada lapisan tanah yang hilang, 0
belum ada erosi
Ringan Sebagian tanah atas sudah hilang dan 1-
sudah ada alur-alur kecil
Sedang Tanah bagian atas dan sub soil sudah 2-
hilang atau sudah ada lembah-lembah
Berat Lapisan atas dan sub soil sebagian besar 3-
hilang serta banyak lembah-lembah
Sangat berat Sudah tidak ada lapisan tanah 4-
9) Batu Besar
4.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini peneliti mendapatkan hasil berupa peta aliran air tana, peta
kemiringan lereng, peta penggunaan lahan dan peta administrasi kecamatan Nguntoro nadi
kabupaten Wonogiri dengan menggunakan metode tersebut, dan menunjukan bahwa kecamatan
Nguntoronadi berada du perbukitan atau kemiringan lereng yang agak curam dan penggunaan
lahan kurang baik, namun ada beberapa lahan yang masih bisa digunakan sesuai dengan keadaan
hasil peta di atas.
4.2 Saran
Laporan akhir mengajarkan banyak hal terutama bekerja sama. Laporan ini mengajarkan
ontime atau tepat waktu dengan mengerjar deadline. Walapun dalam penyelesaian laporan ini
menyita beberapa waktu namun, terselesaikanya laporan akhir ini memberi kesan tersendiri bagi
penulis dengan banyak pelajaran yang didapat saat membuatnya.
Laporan akhir telah dipersiapkan secara sempurna menurut penulis. Tetapi, masih
banyak kekurangan yang penulis miliki, baik dari segi penguasaan materi maupun penulisan.
Seiring berjalannya waktu materi dapat mengalami perubahan yang tidak terduka, maka dalam
penulisan laporan ini mengharap perbaikan dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Adel. 2011. Pengertian Air Tanah. http://repository.usu.ac.id [Tanggal Akses: 19 Juli 2018].
Asdak, C. 2007. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadja Mada University
Press, Yogyakarta.
Basuki, Slamet. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Jogjakarta : Gadjah Mada University Press.
Gayo. 2005. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. Jakarta: PT Pradjina Paramita.
Hendrayana, H. 2002. Dampak Pemanfaatan Air Tanah. Geological Engineering. Gadja Mada
University.
Sumber internet
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Wonogiri#Batas_wilayah
https://wonogirikab.go.id/
LAMPIRAN