Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PROGRESS 1 KEGIATAN MBKM

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

SIMULASI PERGERAKAN SEDIMEN WILAYAH PESISIR PADA GARIS


PANTAI ACEH TIMUR MELALUI GOOGLE EARTH ENGINE

NAMA LEMBAGA : UNIVERSITAS SYIAH KUALA

KECAMATAN : SYIAH KUALA

KABUPATEN/KOTA : BANDA ACEH

OLEH :

NAMA : TEUKU RAIYAN HARITSYAH


SYAWALUDDIN

NIM : 2111101010063

JURUSAN/PRODI : ILMU KELAUTAN

FAKULTAS : KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Februari, 2024
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR KEGIATAN MBKM USK UNGGUL

PROGRAM PENELITIAN/RISET

Setelah diperiksa dan diteliti, Laporan Pelaksanaan Kegiatan MBKM atas nama:

Nama : Teuku Raiyan Haritsyah Syawaluddin

NPM : 2111101010063

Program Studi : Ilmu Kelautan

Lokasi Kegiatan Riset : Jl. Tgk. Syech Abdul Rauf, Kopelma Darussalam, Kec. Syiah Kuala, Kota
Banda Aceh, Aceh

Demikian pengesahan ini kami berikan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Disetujui Oleh,

Dosen Pembimbing,

Dr. Muhammad Nanda S.Kel

NIP. 199206092022071101

Mengetahui,

Koordinator Program Studi Ilmu Kelautan

Fakultas Kelautan dan Perikanan

Universitas Syiah Kuala

Haekal Azief Haridhi, S.Kel., M.Sc., Ph.D

NIP. 198712172014041001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT Zat yang hanya kepada-
Nya memohon pertolongan. Alhamdulillah atas segala pertolongan, rahmat, dan kasih sayang-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan progres 1 MBKM Riset yang berjudul
“SIMULASI PERGERAKAN SEDIMEN WILAYAH PESISIR PADA GARIS PANTAI ACEH
TIMUR MELALUI GOOGLE EARTH ENGINE”. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Saw.
yang senantiasa menjadi sumber inspirasi dan teladan terbaik untuk umat manusia.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.
Kemudian, saya menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan progres 1 riset
di Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun dan dapat dipahami sangat saya harapkan serta diterima baik
demi kesempurnaan laporan pengerjaan saya di kemudian hari.

Banda Aceh, Maret 2024

Teuku Raiyan Haritsyah S.


DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sedimentasi adalah proses pengendapan sedimen yang mencakup segala aktivitas yang
mempengaruhi sedimen dan mengubahnya menjadi batuan sedimen. Batuan sedimen adalah
batuan yang terbentuk akibat pemecahan batuan yang sudah ada sebelumnya atau akumulasi
material hasil aksi kimia atau penguraian organisme yang diendapkan pada cekungan sedimen
yang kemudian membatu. Ada tiga proses yang mempengaruhi sedimen yaitu proses fisika, biologi
dan kimia. Pada riset ini penulis meneliti tentang proses pergerakan sedimentasi terkait laju erosi,
untuk melihat pergerakan sedimen yang disebabkan oleh laju erosi dan untuk mengetahui akibat
dari laju erosi tersebut.

Laju erosi secara teknis bukanlah bagian dari proses sedimentasi, tetapi keduanya terkait erat
dalam siklus pembentukan dan pemindahan sedimen. Erosi adalah proses di mana material di
permukaan bumi dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain oleh agen seperti air, angin, es, atau
gravitasi. Proses ini mengakibatkan pemecahan dan pengangkutan material dari lokasi asalnya.
Jadi, sementara laju erosi mempengaruhi seberapa cepat dan banyak material yang dihapus dan
tersedia untuk diendapkan di tempat lain, sedimentasi secara spesifik merujuk pada proses
pengendapan dan akumulasi material tersebut. Erosi dan sedimentasi bekerja bersama dalam siklus
batuan untuk memecah, mengangkut, dan akhirnya menumpuk material yang membentuk lanskap
bumi.

Erosi tanah berbahaya bila laju erosi lebih cepat daripada laju pembentukan tanah. Erosi yang
dipercepat secara bertahap menipiskan tanah dan bahkan mengekspos material tanah di bawahnya
atau di bawah permukaan. Erosi tersebut tidak hanya merusak wilayah yang terkena dampak erosi
secara langsung, namun juga berbahaya di bagian hilir (Uniqbu, A., et al. 2021).

Salah satu dampak negatif pembangunan pesisir yang menyebabkan perubahan lingkungan
adalah terjadinya erosi yang dapat menyebabkan perubahan wilayah pesisir (Fajrin et al., 2016).
Perubahan wilayah pesisir yang disebabkan oleh erosi terjadi akibat faktor alam dan ulah manusia
seperti reklamasi lahan, pemanfaatan mineral lahan pesisir, sehingga dapat mengubah
keseimbangan garis pantai. Pesisir pada dasarnya tidak stabil dan bergerak mengikuti kondisi
pasang surut. Keberadaan pesisir sangatlah penting juga dari sudut pandang perencanaan
pembangunan dan perlindungan wilayah pesisir (Angraini et al., 2017).

Maka dari permasalahan di atas, penulis melakukan kajian riset untuk mempelajari simulasi
pergerakan sedimentasi terkait laju erosi yang telah direkam/terdata oleh citra satelit yang telah
diluncurkan melalui remote sensing penginderaan jauh Google Earth Engine. Google Earth
Engine adalah platform berbasis komputasi cloud yang dikembangkan oleh Google untuk analisis
dan visualisasi data geospasial yang besar dan terdistribusi. Platform ini mengintegrasikan citra
satelit dan data geospasial lainnya dengan alat pemrograman dan analisis yang kuat,
memungkinkan para peneliti, dan pengembang aplikasi untuk menjalankan analisis spasial hanya
dengan menggunakan web.

1.2 Tujuan Riset

Adapun dilakukannya riset ini ialah bertujuan untuk memahami dan menguasai sistem aplikasi
Google Earth Engine terutama terkait simulasi pergerakan laju erosi.

1.3 Manfaat Riset

Adapun manfaat yang didapatkan melalui hasil riset ini, ialah dapat memproses data
pergerakan sedimentasi terkait laju erosi sehingga penulis dapat memahami dan menguasai sistem
aplikasi Google Earth Engine, dan dapat mengolah data melalui website program Google Earth
Engine.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perubahan pesisir merupakan salah satu jenis dinamika pesisir yang dapat terjadi secara terus
menerus. Faktor penyebab terjadinya perubahan wilayah pantai mungkin disebabkan oleh erosi
dan mutiara. Gelombang dan pasang surut juga merupakan faktor hidrooseanografi yang
mempengaruhi perubahan garis pantai. Umumnya penyebab utama terjadinya gelombang laut
adalah faktor angina (Setyawan, F. O., et al. 2021).

Erosi tanah mempunyai dampak ekologis dan ekonomi yang sangat penting, seperti erosi
permukaan (surface erosion), yang menyebabkan rusaknya tutupan tanah, sehingga berkontribusi
terhadap penurunan produktivitas tanah dan peningkatan beban sedimen. Erosi dan sedimentasi di
DAS Bolango merupakan permasalahan klasik dan masih menjadi ancaman besar bagi kelestarian
lahan pertanian. Hasil survei yang dilakukan pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sekitar 86%
DAS Bolango (46.420 ha) berada pada risiko erosi (TBE) sangat tinggi (lebih dari 180 t/ha/tahun).
Erosi ini Tingkat ancamannya melebihi batas erosi yaitu 14 t/ha/tahun (Anasiru, R. H., &
Tilongkabila, B. B., 2015).

Pertambangan mempunyai dampak positif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat perihal


membangun infrastruktur, sarana prasarana dan bahan tambang yang dapat dimanfaatkan,
sedangkan dampak negatif dari pertambangan adalah perubahan bentuk lahan pada wilayah
pertambangan, dimana perubahan bentuk lahan biasanya menyebabkan terjadinya erosi.
Pergerakan bumi secara massal, karena penambangan yang dilakukan secara tradisional biasanya
tidak ramah lingkungan karena tidak memiliki rencana penambangan. Seringkali upaya
perlindungan tanah tidak mendapat perhatian, terutama pada lahan miring. Oleh karena itu, perlu
dilakukan analisis prediksi terhadap laju erosi tanah (Lesmana, D. M. M., et al., 2020).

Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum merupakan daerah aliran sungai terbesar di Jawa Barat.
Sedimentasi waduk, dan banjir musiman merupakan masalah umum yang disebabkan oleh erosi
dan sedimentasi jangka panjang di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Erosi tanah yang
disebabkan oleh air dapat terjadi ketika butiran tanah terbentur dengan air dan aliran air
permukaan. (Prihatno, H., & Setiyadi, J., 2021).
Amblesnya kawasan Sagara Anakan di muara Sungai Citanduy salah satu penyebabnya adalah
sedimentasi akibat perubahan tata guna lahan sehingga menyebabkan erosi tidak terkendali.
Metode USLE (Universal Soil Loss Equation) digunakan untuk memprediksi laju erosi permukaan
di daerah aliran sungai Ciseel, anak sungai Citanduy, sedangkan sistem informasi geografis
digunakan untuk menganalisis data spasial. Hasil analisis erosi DAS Ciseel menunjukkan sebesar
28 t/ha/tahun pada tahun 2006, 44,2 t/ha/tahun pada tahun 2012 dan 49,9 t/ha/tahun pada tahun
2016 sehingga dimasukkan dalam perhitungan. bahaya erosi kelas II/ringan berdasarkan rating
USDA (Hariati, F., et al., 2022).
BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Riset ini dimulai dari tanggal 22 Januari 2024 s/d 05 Mei 2024 dengan rerata waktu harian
kurang lebih 10 jam (dimulai dari pukul 07.00 – 18.00 WIB). Riset ini dilakukan di Laboratorium
Pemodelan Laut Gedung Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Syiah Kuala, Kota Banda
Aceh, Provinsi Aceh.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Berikut adalah daftar alat yang digunakan pada riset ini:

Tabel 3.1 Alat

No. Nama Alat Fungsi Jumlah

1. Divice (Laptop) Untuk media pengolahan data dan penulisan 1 unit


laporan

2. Flashdisk Untuk memindahkan/mentransfer file/folder 1 unit


antar divice

3. Kabel Ekstention 4 Untuk menggunakan arus listrik lebih dari satu 1 unit
lubang pengguna.

3.2.2 Bahan

Dalam kegiatan riset ini penulis memerlukan bahan riset, bahan riset ini berupa basis data
untuk mengolah data satelit yang diperlukan. Berikut adalah bahan yang digunakan untuk
pengolahan data pada riset ini:

1. CHIRPS
CHIRPS adalah singkatan dari Climate Hazards Group InfraRed Precipitation with Station
Data. Berupa data curah hujan yang digunakan pada tahapan R Factor.
2. OpenLandMap Soil Texture Class
Merupakan basis data yang digunakan pada proses tahapan K Factor. Data ini berupa data
Tekstur Tanah yang telah direkam melalui citra satelit.
3. NASA SRTM Digital Elevation
NASA SRTM Digital Elevation adalah data yang diperlukan pada saat melakukan proses
tahapan LS Factor. Data ini berupa data Kemiringan Lereng yang sudah terekam oleh
satelit SRTM NASA.
4. MOD13Q1.061 Terra Vegetation Indices
Ini merupakan basis data yang diperlukan untuk mengolah data pada proses tahapan C
Factor. Data ini berupa data indeks vegetasi yang telah disediakan oleh MOD13Q1.06.
5. MCD12Q1.006 MODIS Land Cover Type Yearly
Data ini berupa data tutupan lahan tipe tahunan yang telah direkam oleh citra satelit
MCD12Q1.006. Data ini diperlukan untuk mengolah data pada proses tahapan P Factor.
DAFTAR PUSTAKA

Anasiru, R. H., Jl, B. P. T. P. G., & Tilongkabila, B. B. (2015). Perhitungan laju erosi metode
USLE untuk pengukuran nilai ekonomi ekologi di Sub DAS Langge, Gorontalo.

Hariati, F., Taqwa, F. M. L., Alimuddin, A., Salman, N., & Sulaeman, N. H. F. (2022). Simulasi
Perubahan Tata Guna Lahan terhadap Laju Erosi Lahan Menggunakan Metode Universal
Soil Loss Equation (USLE) pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciseel. Tameh: Journal of
Civil Engineering, 11(1), 52-61.

Lesmana, D. M. M., Cahyadi, T. A., SB, W. S. W., Nursanto, E., & Winarno, E. (2020).
Perbandingan hasil prediksi laju erosi dengan metode usle, musle, rusle berdasar literatur
review. Jurnal Sumberdaya Bumi Berkelanjutan (SEMITAN), 2(1), 307-312.

Prihatno, H., & Setiyadi, J. (2021). Analisis Laju Erosi DAS Citarum dari Hulu Hingga Kawasan
Muara Menggunakan Sistem Dinamik. Jurnal Kelautan Nasional, 16(2), 111-122.

Safitri, F., Suryanti, S., & Febrianto, S. (2019). Analisis Perubahan Garis Pantai Akibat Erosi di
Pesisir Kota Semarang. GEOMATIKA, 25(1), 37-46.

Setyawan, F. O., Sari, W. K., & Aliviyanti, D. (2021). Analisis Perubahan Garis Pantai
Menggunakan Digital Shoreline Analysis System Di Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten
Nagan Raya, Aceh. JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research), 5(2), 368-377.

Uniqbu, A., Sangadji, M. F., & Abdullah, A. (2021). Laju Aliran Permukaan dan Erosi Terhadap
Penggunaan Lahan Di Desa Batuboy Kabupaten Buru. Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian (Journal of Agricultural Science), 19(1), 59-66.

Anda mungkin juga menyukai