Anda di halaman 1dari 11

PEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI DI SUB DAS BATANG SANGIR

MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI


GEOGRAFIS

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Syarat Untuk Menyelesaikan Program Diploma III


Pada Universitas Negeri Padang Prodi Teknologi Penginderaan Jauh

Oleh :

TRI RISTRIANI
19331119

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas keharat Allah SWT,yang telah memberikan
nikmat serta karunianya,sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir dengan
judul ‘’ PEMETAAN ZONA POTENSI PENANGKAPAN IKAN TUNA MADIDIHANG
DENGAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT AQUA MODIS DI PERAIRAN
PADANG’’.Penyusunan Proposal ini merupakan salah satu persyaratan untuk mengajukan judul
Tugas Akhir untuk mendapatkan gelar Ahli Madya DIII program studi Teknologi Penginderaan
Jauh Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.

Penulis berharap semoga proposal Tugas Akhir ini dapat menjawab permasalahan yang
memang ingin di teliti,sehingga di harapkan dapat menjadi daya tarik penelitian selajutnya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Proposal Tugas Akhir ini tidak akan
terselesaikan tanpa adanya bimbingan,petunjuk,masukkan dan bantuan dari berbagai pihak.untuk
itu pada kesempatan kali ini izinkan penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
ibuk Sri selaku dosen pembimbing dalam penyusunan Proposal Tugas Akhir.terima kasih juga
kepada keluarga yang sudah memberikan dukungannya,memotivasi,dan mendoakan
kelancaranya penyusunan Proposal Tugas Akhir dan juga teman-teman yang ikut membantu
penulis dalam membuat Proposal Tugas Akhir ini.

Demikianlah proposal ini penulis buat,semoga dapat bermamfaat untuk


kedepannya,khususnya pada bidang Penginderaan Jauh yang dapat di jadikan sebagai referensi
untuk peneliti selanjutnya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Padang,13 April 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perubahan peggunaan lahan dari hutan menjadi lahan pertanian dapat memicu tingkat

kehilangan tanah..Kegiatan pembukaan lahan banyak dilakukan secara terus menerus akan

mengakibatkan pengaruh yang buruk terhadap tanah dan tutupan lahan diatasnya sehingga pada

akhirnya akan terjadi suatu degradasi lahan.Salah satu ancaman dari degradasi lahan yang

dominan terjadi di Indonesia adalah terjadinya erosi tanah,serta adanya kegiatan budidaya yang

intensif dan perubahan iklim dapat menyebabkan terjadinya peningkatan erosi tanah yang dapat

memberikan dampak yang meluas dan memberikan dampak negative bagi daerah sekitarnya.

Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum dapat didefenisikan sebagai suatu hamparan

wilayah/kawasan yang di batasi oleh pembatas Topografi (punggung bukit) yang

menerima,mengumpulkan air hujan,sedimen dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak

sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau kedanau,oleh sebab itu manusia memamfaatkan

DAS dalam berbagai hal yang berguna untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan

meningkatkan kesejahteraan.

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

utamanya terdiri dari sumberdaya alam tanah,air dan vegetasi serta sumberdaya manusia sebagai

pemamfaatan sumberdaya alam tersebut.Di beberapa tempat di Indonesia DAS turut memikul

beban yang amat berat sehubung dengan tingkat kepadatan penduduknya yang sangat tinggi dan

pemamfaatan sumberdaya alamnya yang intensif sehingga terdapat indikasi bahwa kondisi DAS

semakin menurun dengan meningkatnya kejadian tanah longsor ,erosi,sedimentasi,banjir dan


kekeringan.Disisi lain tuntutan terhadap kemampuannya dalam menunjang system kehidupan

baik masyarakat di bagian hulu maupun hilir demikian besarnya (Susanto,2012)

Menurut PP No.37 tahun 2022 tentang pengelolaan Daerah Aliran Sungai,DAS termasuk

suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungainya,yang

berfungsi menampung,menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau

atau ke laut secara alami,yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut

sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

Erosi adalah peristiwa hilangnya tanah atau bagian-bagian tanah yang diangkut oleh air

atau angin dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami (Arsyad,2010).Erosi ini merupakan

suatu fenomena alam yang selalu terjadi, dimana terjadi pengikisan di bagian permukaan tanah

bagian atas oleh pergerakan air ataupun angin.Besarnya erosi sangat tergantung dari faktor-fantor

alam ditempat terjadinya erosi tersebut,akan tetapi saat ini manusia sangat berperan penting atas

terjadinya erosi.Adapun faktor penyebab terjadinya erosi adalah geologi ,geomorfologi,kondisi

hidroklimat,dan aktivitas manusia (Mihi et al.,2020).

Faktor diatas tentunya dapat menimbulkan bahaya erosi di suatu daerah,bahaya erosi ini

merupakan suatu kondisi dimana berpotensi terjadinya eroso dan kemungkinan tingkat erosi

terjadi di suatu daerah (Arsyad,2006).Dari bahaya erosi inilah timbul tingkat bahaya erosi yang

merupakan salah satu informasi penting dalam keberhasilan program konservasi tanah.Dengan

mengetahui tingkat bahaya erosi suatu DAS atau sub DAS,prioritas kenservasi atau rehabilitasi

tanah dapat di tentukan (Asdak,1995).Tingkat bahaya erosi yang disebut juga evaluasi bahaya

erosi adalah penilaian atau prediksi terhadap besarnya erosi dan potensi bahayanya terhadap

sebidang tanah (Arsyad,2006).Adapun tingkat bahaya erosi ditentukan oleh faktor bahaya erosi

dan kedalaman tanah,melalui pengukuran tingkat bahaya erosi maka akan dapat diketahui
seberapa besar kehilangan tanah maksimum perkedalaman tanah sehingga dapat dilakukan

tindakan konservasi yang berfungsi untuk memaksimalkan produktifitas lahan.

Sub Das Sangir merupakan salah satu sub DAS yang berada di dua kecamatan di Solok
Selatan yakni kecamatan Sangir dan kecamatan sangir jujuan.DAS ini memiliki panjang sekitar
20 km yang memiliki kedalaman 1,5 meter.di DAS batang sangir ini terdapat jalan lintas yang
merupakan daerah perbukitan sehingga untuk terjadinya erosi sangat rawan.

Banyak penelitian yang terkait dengan erosi.penelitian ini merupakan salah satu

penelitian yang di terapkan menggunakan Penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis

(SIG) .Dengan bantuan penginderaan Jauh dan SIG inilah kita dapat memperoleh informasi

secara cepat dan mudah.Penginderaan Jauh sendiri merupakan suatu ilmu untuk memperoleh

informasi menganai suatu objek ,daerah maupun fenomena melalui analisis data yang di peroleh

tanpa kontak langsung dengan objek,daerah atau fenomeena yang di kaji,lain halnya dengan

Sistem Informasi Geografis (SIG) ini lebih mengarah kepada perangkat yang di gunakan yaitu

system yang berbais computer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-

informasi geografis.

Pemamfaatan PJ dan SIG saat ini terutama dengan adanya data Penginderaan Jauh

multitemporal yang cukup membantu dalam hal pengidentifikasian objek serta efisiensi dalam

halbiaya yang nanrikan akan menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) yng

dikembangkan oleh Wischmeir dan Smith tahun 1978 mwtode ini merupakan metode paling

umum digunakan untuk memperkirakan besarnya erosi.Mwtode USLE dapat uga digunakan

untuk meprediksi rata-rata erosi dalam jangka waktu yang panjang dari suatu areal usaha tani

dengan system pertanaman dan pengelolaan lahan tertentu.


B. Rumusan Masalah

Adapun rumusal masalah yang dapat di jabarkan dari latar belakang di atas adalah :

1.Bagaimana dampak bahaya erosi yang terjadi di sub DAS batang sangir

2.Bagaiman tingkat bahaya erosi yang terjadi pada Sub DAS batang sangir

3.Apa faktor dominan yang mempengaruhi dalam proses erosi di DAS batang Sangir

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas adalah :

1.untuk mengetahui bahaya erosi yang terjadi di sub DAS batang sangir

2.untuk mengetahui tingkat bahaya erosi yang terjadi pada sub DAS batang sangir

3.untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi dalam proses erosi di sub DAS batang

sangir

D.Mamfaat Penelitian

Adapun mamfaat yang di dapatkan dari tujuan penelitian di atas adalah :

1.Diharapkan mampu memberikan perkembangan ilmu pengetahuan tentang penginderaan jauh

dan SIG dalam bidang hidrologi yakni tingkat bahaya erosi pada DAS

2.sebagai masukan kepada masyarakat dan instansi terkait untuk lebih menjaga lingkungan DAS

3.sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan meneliti dengan objek yang sama,lokasi dan

waktu yang berbeda.


BAB II

KAJIAN PUTAKA

A.Kajian Teori

1.Daerah Aliran Sungai

Salah satu elmen yang paling penting dalam system tata air dalam konsep hidrologi adalah

Daerah Aliran Sungai (DAS).Das merupakan suatu kesatuan system yang mentransformasikan

hujan menjadi aliran dengan berbagai sifatnya (Tunas,2005).Menurut Undang-undang No.7

Tahun 2004 tentangSumber Daya Air,daerah aliran sungai (DAS) merupakan suatu wilayah

daratan yang satu kesatuannya dengan sungai dan anak-anak sungai ,yang berfungsi

menampung,menyimpan,dan mengalirkan ke danau atau ke laut secara alami.Sungai atau liran

sungai sebagai komponen utama DAS didefenisikan sebagai suatu jumlah air yang mengalir

sepanjang lintasan di darat menuju ke laut sehingga sungai merupakan lintasan dimana air yang

berasal dari hulu bergabung menuju ke satu arah yaitu hilir(muara).Sungai merupakan bagian

dari siklus hidrologi yang terdiri dari beberapa proses yakni evoporasi atau penguapan

air,kondensasi dan presipitasi (Haslam,1992 dalam Arini,2005).

Daerah aliran Sungai terbagi atas daera hulu,tengah dan hilir.secara biogeofisik,daerah

hulu,tengah dan hilir di cirikan oleh hal-hal sebagai berikut (Asdak,2002) :

1.daerah hulu dicirikan sebagai daerah konservasi,memiliki kerapatan drainase tinggi,kemiringan

lereng sangat besar (<15%),bukan merupakan daerah banjir,pemakaian air ditentukan oleh pola

drainase dan jenis vegetasi umumnya merupakan tegakan hutan.

2.Daerah hilir dicirikan sebagai daerah pemamfaatan,memiliki kerapatan drainase

kecil,kemiringan lereng sangat kecil (<8%),di beberapa tempat merupakan daerah banjir
(genangan),pemakaian air ditentukan oleh bangunan irigasi,jenis vegetasi didominasi oleh

tanaman pertanian kecuali daerah estuary yang didominasi yang didominasi oleh hutan bakau

atau gambut.

3.Daerah tengah merupakan daerah transisi dari kedua kaakteristik biogeofisik DAS yang

berbeda antara hulu dan hilir.

Aktivitas pengelolaan DAS yang dilakukan di daerah hulu seperti kegiatan pengelolaan lahan

yang mendorong terjadinya erosi,pada gilirannya akan menimbulkan dampak di daerah

hilir(yang mana terjadi pendangkalan sungai atau saluran irigasi karena pengendapan sedimen

yang berasal dari erosi di daerah hulu) (Asdak,2002).

2. Erosi

Menurut Arsyad (dalam banuwa,2013),Erosi merupakan suatu proses berpindahnya atau

terangkutnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media

alami.erosi tanah pada ekosistem DAS umumnya terjadi karena pemamfaatan lahan yang tidak

mengidahkan kaidah konservasi tanah dan air.erosi pada suatu lahan menyebabkan hilangnya

lapisan atas tanah yang subur.Faktor iklim yang paling menentukan laju erosi adalah hujan yang

dinyatakan dalam nilai indeks erosivitas hujan (Suripin,2002).Didaeah beriklim basah erosi oleh

air lebih penting ,sedangkan erosi oleh angin merupakan peristiwa yang sangat penting.Indonesia

adalah daerah tropika yang umumnya beriklim basah atau agak basah (Sitanala,2010).

Adapun pengertian erosi menurut para ahli sebagai berikut :

1.menurut Arsyad,2010 menjelaskan bahwa erosi merupakan akibat interaksi dari faktor

iklim,tanah,topografi,vegetasi dan aktivitas manusia terhadap sumberdaya alam.


2.menurut Hardjowigeno (1995),Erosi adalah suatu proses tanah di hancurkan dan berpindah ke

tempat lain karena kekuatan air,angina,sungai dan gravitasi.

3.Menurut Kartasapoetra (2010),erosi adalah proses penghanyutan tanah oleh desakan atau

kekuatan air dan angina langsung secara alami atau akibat dari kegiatan manusia.

Erosi merupakan fungsi dari erosivitas dan erosidibilas,pada dasarnya proses erosi adalah

akibat interaksi kerja antara faktor-faktor iklim,topografi,vegetasi dan manusia terhadap

tanah.faktor-faktor tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan umum kehilangan tanah

(PUKT),yaitu kehilangan tanah (A) dipengaruhi oleh indeks erosifitas (R),Faktor Erodibilitas

(K),Faktor panjang kemiringan (L),Faktor Kemiring (S),Faktor pengelolaan Tanaman (C),dan

Faktor Pengendalian Erosi (P).

3.Faktor Yang Mempengaruhi Erosi

Menurut Hardjowigeno (2007),faktor yang mempengaruhi besarnya erosi antara lain :

1. Curah hujan

Dari beberapa sifat hujan seperti intensitas hujan,jumlah hujan,dan distribusi hujan,intensitas

hujan merupakan faktor yang memiliki pengaruh paling besar terhadap besarnya

erosi.intensitas hujan adalah nilai perbandingan banyaknya curah hujan persatuan yang

dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam.jumlah hujan rata-rata tahunan yang tinggi tidak akan

menyebabkan erosi yang berat apabila hujan tersebut terjadi merata,sedikit


Banyak faktor yang mepengaruhi laju erosi,secara keseluruhan di sebabkan dan di pengaruhi

oleh 5 faktor diantaranya faktor iklim,struktur dan jenis tanah,vegetasi,topografi dan faktor

pengolahan tanah.

1. Iklim

Faktor iklim yang paling mepengaruhi erosi adalah curah hujan.Besarnya curah

hujan,intensitas,dan distribusi hujan menentukan kekuatan dispresi hujan terhadap

tanah,jumlah dan kekuatan aliran permukaan serta tingkat kerusakan akibat erosi yang terjadi

dan kemudian di hitung dengan rumus Bols(Bols,1978;Luliro et al,2013).

2. Topografi

Topografi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat laju erosi.yang

termasuk faktor topografi adalah panjang dan kemiringan lereng yang merupakan unsur yang

menentukan kehilangan volume tanah apabila terjadi erosi.Berdasarkan analisis data

kemiringan lereng menggunakan data Digital Elevation Model (DEM) (Arsyad,2010).Maka

semakin panjang suatu lereng akan semakin banyak volume tanah yang terbawa oleh aliran

permukaan dan semakin curam kemiringan lereng,maka semakin cepat pula aliran

permukaan mengangkut tanah.

3. Jenis-jenis tanah

Menurut Arsyad, (2010) tanah yang mmpengaruhi nilai erosi erosibilitas dan berbagai jenis

tanah memiliki kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda.Apabila tanah memiliki

kemampuan menahan curah hujan,maka akan sedikit pula kemungkinan terjadi erosi,begitu

juga sebaliknya.Tanah yang memiliki erodibilitas tinggi akan peka terhadap erosi di
bandingkan dengan tanah yang erodibitas nya rendah memiliki daya tahan kuat terhadap

erosi.

4.Vegetasi penutup tanah

Vegetasi merupakan faktor yang dapat memperlambat dampak erosi,vegetasi adalah suatu

lapisan pelindung atau penyanggah antara atmosfer dan tanah.Adapun pengaruh dari vegetasi

tanah terhadap erosi adalah: 1) Akar tanaman melekat pada partikel tanah dan batu,mencegah

transportasi selama hujan atau angin.2) pohon semak dan tanaman lain membatasi damak

erosi yang besar seperti tanah longsor atau bahaya alam lainnya seperti angina topan.3)Gurun

pasir pada umumnya tidak mempunyai vegetasi lebat merupakan lanskap yang paling mudah

mengalami erosi di muka bumi.

4.Macam-macam Erosi
Erosi memang dapat berlangsung di berbaai daerah di permukaan bumi,bergantung pada jenis
erosi yang terjadi.adapun macam-macam erosi pada umumya di dasarkan proses atau penyebab
dari erosi berikut macam-macam erosi :

Anda mungkin juga menyukai