DAS PADANG
Oleh :
1.5 Hipotesis
1. Laju erosi di hulu Sub DAS Padang dipengaruhi oleh faktor erosivitas,
erodibilitas, panjang dan kemiringan lereng, serta pengelolaan lahan dan teknik
konservasi yang digunakan.
2. Erosi pada hulu Sub DAS Padang tergolong berat pada kemiringan 30% dengan
vegetasi jeruk dan rumput.
II. TINJAUAN PUSATAKA
2.3 Erosi
Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah dari suatu tempat oleh air atau
angin. Indonesia merupakan daerah beriklim tropis, pada daerah beriklim tropis, erosi
memiliki peran penting dalam proses pengikisan tanah. Erosi menyebabkan hilangnya
bagian lapisan tanah yang subur dan baik, serta mengurangi kemampuan tanah untuk
menyerap dan menahan air. Perkiraan laju erosi diperlukan sebagai dasar perencanaan
konservasi sumber daya lahan dan air (Maulana et al, 2022).
Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi meliputi curah hujan, angin, limpasan
permukaan, jenis tanah, kemiringan lereng, penutup lahan, dan tindakan konservasi.
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi erosi yang sebetulnya tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya, artinya bekerja secara simultan. Faktorfaktor tersebut dapat
digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu 1) energi merupakan kemampuan potensial
hujan, limpasan permukaan atau angin untuk menyebabkan erosi, kemampuan tersebut
yaitu erosivitas; 2) Kepekaan tanah yang bergantung kepada sifat fisik dan kimia tanah,
kemampuan tersebut yaitu erodibilitas; dan 3) proteksi yaitu bertitik tolak kepada
faktor-faktor yang berhubungan dengan penutup lahan (Putra et al, 2018).
2.5 Erosivitas
Erosivitas merupakan parameter sifat hujan yang memiliki pengaruh yang
sangat kuat terhadap erosi tanah. Nilai erosivitas hujan merupakan salah satu faktor
penyebab erosi karena energi kinetik yang dihasilkan oleh hujan dapat memecah
agregat tanah. Daya tumbuk air hujan dalam memecah agregat sebagian besar
tergantung dari kecepatan diameter, intensitas dan jatuhnya hujan (Maulana et al,
2022). Curah hujan adalah faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya
erosi. Besarnya curah hujan, intensitas, dan distribusi hujan menentukan kekuatan
dispersi hujan terhadap tanah, jumlah dan kekuatan aliran permukaan serta tingkat
kerusakan akibat erosi yang terjadi (Putra et al, 2018).
2.6 Erodibilitas
Tanah yang mempengaruhi nilai erosi disebut erodibilitas dan berbagai tipe
tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda. Apabila tanah memiliki
kemampuan dalam menahan curah hujan, maka akan sedikit kemungkinan terjadinya
erosi, begitu juga sebaliknya. Tanah yang erodibilitas tinggi akan peka terhadap erosi
dibandingkan dengan tanah yang erodibilitas rendah memiliki daya tahan kuat terhadap
erosi. Semakin tinggi erodibilitas, maka semakin besar pula kemampuan tanah
mengalami erosi. Faktor erodibilitas merupakan faktor yang dipengaruhi oleh empat
faktor yaitu tekstur tanah, bahan organik, struktur tanah, dan permeabilitas (Maulana
et al, 2022).
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain sampel tanah pada beberapa titik
dengan perbedaan satuan penggunaan lahan, bahan-bahan penunjang analisa
laboratorium, beberapa jenis peta seperti peta rupa bumi, peta penggunaan lahan Hulu
Sub DAS Padang, dan data curah hujan Hulu Sub DAS Padang.
A = R.K.L.S.C.P
Keterangan:
A = Prediksi Erosi (ton/ha/tahun)
R = Faktor Erosivitas Hujan
K = Faktor Erodibilitas Tanah
LS = Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng (m)
C = Faktor Vegetasi/Tanaman
P = Faktor Tanaman dan Pengelolaan
3.4.1.1 Erosivitas Hujan (R)
Erosivitas hujan dapat dihitung dengan mengumpulkan data rata-rata
curah hujan bulanan selama 10 tahun terakhir. Menurut Utomo (1994), erosivitas
hujan di suatu daerah dapat diketahui dengan persamaan berikut:
R = 10,80 + 4,15 CH
Keterangan :
Keterangan :
M = (% debu dan pasir sangat halus) x (100 - % liat)
a = % bahan organik (% c x 1,724)
b = kode struktur tanah
c = kode kelas permeabilitas penampang tanah
Tabel 2. Kode Struktur Tanah
Kode Struktur tanah (ukuran diameter) Kode
Granular sangat halus (<1mm) 1
Granular halus (1 – 2 mm) 2
Granular sedang sampai kasar (2 – 10 mm) 3
Berbentuk balok, blocky, plat, massif 4
Sumber : Wischmeir dan Smith (1978)
Keterangan :
LS = Faktor panjang dan kemiringan lereng
S = Kemiringan lereng (%)
L = Panjang lereng (m)
Tabel 4. Pembagian Kelas Kemiringan Lereng Bedasarkan Klasifikasi USLE
Kemiringan Lereng Kemiringan Lereng Keterangan Klasifikasi
(°) (%) USLE (%)
<1 0-2 Datar-hampir 1-2
datar
1-3 3-7 Sangat landai 2-7
3-6 8-13 Landai 7-12
6-9 14-20 Agak curam 12-18
9-25 21-55 Curam 18-24
25-26 56-140 Sangat curam >24
Sumber : Agustian, 2009
Keterangan :
Y = indeks erosi
a = konstanta
b = koefisien variabel x
X1 = Erosivitas
X2 = Erodibiitas
X3 = Panjang dan kemiringan lereng
X4 =Vegetasi
X5 = Tindakan pengelolaan
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, T., Lubis, K. S., & Hanum, H. S. (2013). Kajian tingkat bahaya erosi di
beberapa penggunaan lahan di kawasan hilir Daerah Aliran Sungai (DAS)
Padang. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 2(1), 97617.
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air Edisi Kedua. Bogor. Institut Pertanian
Bogor.
Bukhari, I., Lubis, K. S., & Lubis, A. (2015). Pendugaan Erosi Aktual Berdasarkan
Metode USLE Melalui Pendekatan Vegetasi. Jurnal Online Agroekoteknologi.
ISSN No, 2337, 6597.
Fahliza, U., Dinar, D.A.P., dan Sarino. 2013. Analisis Erosi pada Sub DAS Lematang
Hulu. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 1(1): 32-39.
Halim, F. (2014). Pengaruh hubungan tata guna lahan dengan debit banjir pada Daerah
Aliran Sungai Malalayang. Jurnal Ilmiah Media Engineering, 4(1).
Listriyana, I. 2006. Pemetaan Daerah Rawan Bahaya Erosi Di Bagian Barat Daya
Gunung Lawu Melalu Pendekatan Model Pixel dan Sistem Informasi Geografi
(SIG). Skripsi S1 Fakultas Pertanian UNS Surakarta.
Maulana, Q. M., Kusuma, Z., & Wicaksono, K. S. (2022). PENDUGAAN EROSI
MENGGUNAKAN METODE UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION
(USLE) DI DAS RANU PANI KAWASAN TAMAN NASIONAL BROMO
TENGGER SEMERU. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 9(1), 111-119.
Maulana, R. A., Lubis, K. S., & Marbun, P. (2014). Uji korelasi antara debit aliran
sungai dan konsentrasi sedimen melayang pada muara sub DAS Padang di kota
Tebing Tinggi. AGROEKOTEKNOLOGI, 2(4).
Putra, A., Triyatno, T., Syarief, A., & Hermon, D. (2018). Penilaian erosi berdasarkan
metode usle dan arahan konservasi pada das air dingin bagian hulu Kota
Padang-Sumatera Barat. Jurnal Geografi, 10(1), 1-13.
Utomo, W.H., 1994. Erosi dan Konservasi Tanah. IKIP. Malang.