Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL PRAKTEK LAPANGAN

MENGUKUR KECEPATAN ARUS LAUT DAN SALINITAS DI DESA JENILU


KECAMATAN KAKULUK MESAK KABUPATEN BELU

OLEH

KELOMPOK OSEANOGRAFI

1. EUFRASIA BANO (2001100052)


2. MARIA VENSIANA FUNAN (2001100074)
3. SIPRIANUS DISMAS MANENO (2001100083)

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Kuliah Lapangan Dua tentang mengukur Kecepatan Arus Laut,Salinitas
dan Jenis Vegetasi Pantai Jenilu di Desa Jenilu Kecamatan Belu telah melakukan PKLG II
oleh mahasiswa Jurusan Geografi. Laporan ini telah diperiksa dan dinyatakan diterima.

Kelompok Osenaografi

1. EUFRASIA BANO (2001100052)


2. MARIA VENSIANA FUNAN (2001100074)
3. SIPRIANUS DISMAS MANENO (2001100083)

MENGETAHUI

KETUA PROGRAM STUDI DOSEN MATAKULIAH

Drs. Mikhael Samin, M.Si Muhammad Husain Hasan, S.Pd., M. Pd

NIP. 196209181990031003 NIP. 19880622019031012


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Laporan Praktek Kerja
Lapangan II ini dengan baik dan tepat pada waktunnya. Dalam laporan ini kami membahas
mengenai “ Kecepatan Arus Laut, Salinitas dan Jenis Vegetasi Pantai jenilu desa jenilu
kabupaten belu
Laporan ini dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnnya kepada semua pihal yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun penulisan laporan praktek lapangan ini. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan laporan lapangan selanjutnnya.

Kupang, oktober 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Pengamatan


1. Untuk mengetahui Kecepatan Arus di Lokasi Penelitian
2. Untuk mengetahui salinitas air laut
1.2 Dasar Teori
A. Arus Laut
1. Pengertian Arus Laut
Arus di laut merupakan suatu fenomena dinamika air laut yang terjadi setiap
hari dan merupakan pencerminan gerakan massa air laut dari suatu tempat ke
tempat lain. Fenomena ini berperan sangat penting dalam proses abrasi/akresi
pantai, karakteristik eko-sistem laut, serta pola penyebaran zat pen-cemar.
Menurut kamus Lengkap Istilah Geografi (2020) karya Tim Panca Aksara,
defenisi arus laut adalah gerakan air yang menimbulkan terjadinya perpindahan
massa air secara horizontal. Tidak hanya horizontal, arus laut juga dapat
menimbulkan perpindahan massa air secara vertikal.Akibat dari adanya pengaruh
angin, perbedaan densitas dan pasang surut maka akan terbentuk suatu pola
sirkulasi arus yang khusus (Hadi dan Radjawane, 2009).
Menurut Hadi dan Radjawane (2009), arus memiliki peranan penting dalam
menentukan kondisi suatu perairan.Pola dan karateristik arus yang meliputi jenis
arus dominan, kecepatan dan arah serta pola pergerakan arus laut menyebabkan
kondisi suatu perairan menjadi dinamis. Pergerakan arus membawa material-
material serta sifat-sifat yang terdapat dalam badan air (Hadi dan Radjawane,
2009).Oleh karena itu dalam mempelajari proses abarasi pantai, karakteristik
ekosistem laut serta pola penyebaran zat pencemar di laut, pengukuran arah dan
kecepatan arus sangat perlu dilakukan. Berbagai cara untuk mengetahui pola arus
laut dapat di-lakukan, mulai dari pemakaian alat-alat sederhana sampai alat-alat
yang canggih.
Dalam tulisan ini penulis mencoba mengemukakan tiga buah alat sederhana
yang dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan dan arah arus laut.Alat
tersebut mudah dibuat dan murah namun mempu-nyai nilai ketelitian dan
ketepatan yang tinggi.Oleh karena itu kita kenal arus pasang surut diurnal, semi-
diurnal dan campuran.Kecepatan maksimum arus umumnya tercapai pada waktu
menjelang pasang dan menje-lang surut, sedangkan arah arus pasang surut ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan atau topografi setempat. Di daerah
pan-tai, arus pasang surut terbesar umumnya sejajar dengan garis pantai.
2. Jenis-jenis arus laut
Arus laut merupakan sistem yang kompleks yang terbentuk akibat bermacam
sebab, sehingga data arus menunjukkan kondisi arus sebenarnya yang mencakup
semua komponen arus.Oleh sebab itu dalam analisa arus laut, data yang diperoleh
diurai-kan menjadi sejumlah komponen arus sesuai dengan
penyebabnya.Penguraian arus laut tersebut sangat membantu dalam
menyederhanakan sistem sirkulasi arus.Beberapa jenis arus yang umum dikenal
adalah arus pasang surut, arus akibat gelombang (arus sejajar pantai), arus akibat
tiupan angin, dan arus yang disebabkan perbedaan densi-tas air laut.
a. Arus Pasanag Surut Arus
Pasang surut adalah arus yang terjadi karena perubahan tinggi
permukaan air laut akibat pasang surut.Karakteristik arus pasang surut adalah
mempunyai periode yang tetap, mengikuti pola pasang surut.Oleh karena itu
kita kenal arus pasang surut diurnal, semi-diurnal dan campuran.Kece-patan
maksimum arus umumnya tercapai pada waktu menjelang pasang dan menje-
lang surut, sedangkan arah arus pasang surut ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkung-an atau topografi setempat.Di daerah pantai, arus pasang
surut terbesar umumnya sejajar dengan garis pantai.
b. Arus Gelombang/Arus Sejajar
Arus gelombang/arus sejajar pantai adalah arus yang terjadi akibat
gelombang yang menghempas ke daerah pesisir dan membuat sudut miring
dengan garis pantai.Arah arus ini sejajar kontur kedalaman dan mempunyai
kecepatan tinggi pada periode yang singkat, umumnya hanya beberapa menit
dan berlangsung secara periodik sesuai dengan kondisi gelombang.Arus ini
penting dalam transpor sedimen karena kecepatannya dan terjadinya
pengadukan sedi-men dasar oleh gelombang. Pertemuan dua arus gelombang
sejajar pantai yang berlawa-nan pada suatu lokasi menimbulkan arus yang
dikenal dengan nama 'ripcurrent.
c. Arus yang diakibatkan oleh angin
Arus yang diakibatkan oleh angin merupakan arus dominan yang
terjadi di lapiran permukaan perairan laut lepas.Pengaruh tiupan angin musim
misalnya di perairan dari Laut Cina Selatan hingga Laut Ambon,
menyebabkan terjadinya pembalikan pola sirkulasi air laut mengikuti pola
tiupan angin.Selama musim angin barat, aliran air bergerak menuju timur,
dan berubah ke arah barat pada saat musim.timur. Jenis arus ini mempunyai
arah dan kecepatan yang berbeda sesuai dengan per-tambahan kedalaman air,
dan umumnya menjadi sangat lemah pada kedalaman lebihdari 100 meter.
Arah arusnya membentuk spiral yang dikenal dengan nama 'Spiral Ekman'.
Di perairan lintang utara arah pu-taran searah dengan putaran jarum jam,
sedangkan di perairan lintang selatan arah putarannya berlawanan dengan
putaranjarum jam. Arus akibat angin ini juga ter-jadi di perairan pantai akibat
tiupan angin setempat. Dalam kaitannya dengan tumpah-an minyak di laut,
pola tumpahan tersebut umumnya lebih mendekati pola arus akibat tiupan
angin.
d. Arus akibat perbedaan densitas air.
Arus akibat perbedaan densitas air adalah arus yang terjadi karena
adanya per-bedaan ketinggian permukaan laut secara mendatar akibat dari
beda densitas air. Je-nis arus ini umumnya terjadi di daerah muara.Perairan
yang didominasi oleh arus jenis ini mempunyai pola sirkulasi dua arah
dengan arah arus di lapisan permukaan yang berdensitas lebih rendah
berlawanan dengan arah arus di lapisan dekat dasar perairan.Kondisi arus
demikian inilah yang menyebabkan terjadinya intrusi air laut ke sungai.
3. Faktor-Faktor Terjadinya Arus Laut
Dalam buku Ensiklopedia Geografi Air (2018) karya Eka Susi Sulistyowati,
dijelaskan bahwa ada empat faktor yang dapat menimbulkan arus laut, yaitu :
a. Angin
Angin merupakan faktor utama yang memengaruhi pergerakan arus
permukaan laut. Semakin cepat angin berhembus, maka semakin besar pula
gaya gesekan yang terjadi di permukaan laut. Ada tiga jenis angin yang dapat
menimbulkan arus laut, yaitu: Angin muson, angin jenis ini menimbulkan
arus muson. Arus muson ini terjadi di laut pedalaman Indonesia dan
Samudera Hindia sebelah utara khatulistiwa. Arus ini berganti arah setiap
setengah tahun. Angin pasat, angin jenis ini mempunyai arah yang tetap yaitu
ke arah barat dan menimbulkan arus tetap yaitu arus khatulistiwa. Ada lima
jenis arus khatulistiwa, yakni satu di Samudera Hindia, dua di Samudera
Pasifik, dan dua di Samudera Atlantik. Angin barat, angin jenis ini
menimbulkan arus angin barat yang bergerak secara tetap. Arus ini dapat
ditemukan di samudera belahan bumi selatan.
b. Perbedaan Kadar Garam Air
Laut yang mempunyai kadar garam tinggi memiliki massa jenis yang
lebih besar, berlaku sebaliknya. Arus laut yang disebabkan oleh perbedaan
kadar garam dibedakan menjadi dua jenis, sebagai berikut: Arus atas, arus ini
terjadi karena adanya gerakan massa air dari laut yang memiliki kadar garam
rendah menuju laut yang memiliki kadar garam tinggi. Arus bawah, arus ini
terjadi karena adanya gerakan massa air dari laut yang memiliki kadar garam
tinggi menuju laut yang memiliki kadar garam rendah.
c. Perbedaan Temperatur
Berdasarkan temperaturnya, arus laut dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu arus panas dan arus dingin.Dua arus tersebut terjadi ketika ada
perbedaan temperatur air laut dengan daerah di sekitarnya.Apabila perairan
laut bertemperatur panas, sementara daerah di sekitarnya bertemperatur
dingin, maka akan terjadi arus panas. Arus dingin akan terjadi ketika
kondisinya berbanding terbalik dengan arus panas. Contoh arus dingin adalah
Arus Oyasyiwo dan Arus California.Sedangkan contoh arus panas adalah
Arus Teluk dan Arus Korsyiwo.
d. Gelombang
Gelombang merupakan salah satu gejala alam berupa kenaikan dan
penurunan air secara periodik.Ukuran gelombang bermacam-macam, mulai
dari riak dengan ketinggian beberapa sentimeter hingga gelombang badai
dengan ketinggian lebih dari 30 meter. Gelombang disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain angin, gempa bumi, letusan gunung berapi,dan daya tarik
bulan dan bumi.

B. SALINITAS AIR LAUT


Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air.
Selain kandungan dalam air, terkadang salinitas juga digunakan sebagai istilah
kandungan garam dalam tanah. Disamping istilah salinitas air, terdapat pula istilah
salinitas tanah. Salinitas tanah adalah seluruh kandungan garam yang terkandung
dalam tanah. Seringkali kita membedakan air menjadi dua jenis, yakni air tawar dan
air asin. Sebenarnya, air tawar juga mengandung kadar garam dalam jumlah tertentu
meskipun sangat rendah atau kurang dari 0,05%.Jika kadar garam yang terkandung
antara 3% hingga 5% maka disebut dengan air payau (saline). Sedangkan jika lebih
dari 5% maka dinamakan air brine.

Salinitas adalah jumlah (gram) zat-zat yang terlarut dalam satu kilogram air
laut, dengan anggapan bahwa semua karbonat-karbonnat telah diubah menjadi oksida-
oksidanya, brom dan yodium digantikan oleh chlor dan semua bahan-bahan organik
telah dioksidasi dengan sempurna.Salinitas merupakan parameter penting dalam
oseanografi. Seperti halnya terhadap suhu, ikan juga mempunyai kesenangan untuk
hidup di perairan dengan harga salinitas tertentu. Air laut merupakan campuran yang
sangat kompleks dari senyawa-senyawa yang ada di air. Perbandingan antara
komponen-komponen yang ada di semua air laut menunjukan suatu
kesamaan.Seangkan penguapan dan penambahan air dari sungai akan menimbulkan
adanya variasi kandungan senyawa-senyawa yang ada. Perbandingan antara
komponen-komponen senyawa-senyawa kimia yang terlarut di air laut adalah  tetap
pada perairan atau laut terbuka di dunia ini. Hal ini merupakan penemuan terpenting
pada Ekspedisi Challenger yang dilakukan oleh Inggris pada tahun 1872 -
1876. Untuk mengukur kandungan total senyawa-senyawa kimia laut adalah mudah.
Ambillah 1 kilogram air laut dan panaskanlah sampai kering, kemudian buanglah
sisa-sisa yang ada. Sisa dari satu kilogram air laut kira-kira adalah 35 gram. 

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Salinitas Air Laut

Berikut ini adalah faktor-faktor yang memengaruhi salinitas air laut:

1. Kadar Penguapan
Salah satu faktor yang memengaruhi salinitas air laut adalah kadar penguapan air
laut.adanya penguapan air laut, pastinya akan mengurangi volume air laut Meski
mengurangi volume air laut, tapi kadar garam yang ada di laut ternyata tidak ikut
menguap. Sehingga pada saat penguapan tinggi, maka salinitas (kadar garam) juga
ikut tinggi. 
2. Curah Hujan 
Curah hujan dapat memengaruhi salinitas air laut. Curah hujan juga menjadi
faktor yang memengaruhi salinitas air laut, Pada saat curah hujan tinggi, maka
salinitas (kadar garam) akan rendah. Hal ini mirip dengan teh manis yang
ditambahkan air Semakin banyak air yang kamu tuang ke gelas maka tingkat
kemanisan teh tersebut akan semakin berkurang. 
3. Arus Laut
Arus laut bisa menjadi faktor yang memengaruhi tingkat keasinan air laut. Tapi,
memang begitulah adanya. Pasalnya, arus laut ini memungkinkan kadar garam
untuk menyebar sehingga memengaruhi konsentrasi kadar garam.
4. Banyak Sedikitnya Air Tawar/Es yang Masuk ke Laut
Banyaknya air tawar/es dapat memengaruhi salinitas air laut.Selanjutnya, banyak
sedikitnya air tawar/es yang masuk ke laut dapat memengaruhi tingkat keasinan
air laut. Konsep ini sebenarnya mirip dengan curah hujan. Jadi, semakin banyak
air tawar yang masuk ke laut maka salinitas (kadar garam) akan semakin rendah. 

1.3 INSTRUMEN (ALAT DAN BAHAN)


A. SALINTAS
1. Refraktometer
2. Alat Tulis (buku dan pena)
3. Sampel Air
B. ARUS LAUT
1. Botol Pelampung
2. Rafia 10 Meter
3. Stopwatch
Refractometer Tali Rafia dan Botol Pelampung

Gambar 1 Alat dan bahan

1.4 Langkah Kerja


a. Arus Laut
Langkah Kerja :
1. Mengikat botol pelampung dengan rafia
2. Lepaskan alat pelampung ke laut dengan jarak 15 meter dari pinggir pantai
3. Mencatat posisi waktu pelepasan dengan stopwatch Biarkan pelampung hanyut
mengikutiarus. Setelah rentang waktu 5 menit catat kembali posisi pelampung dengan
stopwatch
4. Bila pelampung berhenti karena pembeban mengenai dasar laut. Maka float tracking
dapat dipindahkan kembali ke posisi pencatatan terakhir. Kemudian pelampung
dilepas kembali. Mencatatnya dalam buku catatan
b. Salinitas
Prosedur Kerja :
1. Mengambil sampel air dengan pipet kemudian meneteskan di salinometer
2. Melihat angka yang ditunjukan salinometer
3. Mencatat angka

1.5 HASIL DAN PEMBAHANSAN


A. LOKASI PENELITIAN
Gambar Peta Tematik
B. Arus Laut
Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang
menyebabkan perpindahan horizontal dan vertikal massa air. Gerakan tersebut
merupakan resultan dari beberapa gaya yang bekerja dan beberapa factor yang
mempengaruhinya. Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu
tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara
horizontal (gerakan ke samping).

Gambar 2 pengukuran arus laut

Berdasarkan pengukuran arus laut di pantai Jenilu , Desa Jenilu, Kecamatan


kakuluk mesak , Kabupaten belu , Nusa Tenggara Timur, dengan menggunakan
alat “Tali rafia dan botol” ,terlihat bahwa kecepatan arus laut dengan jarak 10
meter dapat ditempuh dengan waktu 1menit Dengan menggunakan rumus
kecepatan arus V=L/t (m/det)
Keterangan:
V = Kecepatan arus
L = Jarak tempuh “Tali rafia dan botol”, dalam satuan meter
T = Waktu yang ditempuh oleh “Tali rafia dan botol” dalam satuan detik

Dari rumus diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan arus laut dengan
jarak 10 meter dapat di tempuh dengan waktu 1 menit memiliki kecepatan rata-
rata 38,14m/detik. Kecepatan arus permukaan di pengaruhi oleh angin yang
membangkitkan arus permukaan.

C. SALINITAS
Salinitas (salinity) adalah salah satu parameter penting pada air laut yang
dikaji untuk menentukan banyak hal. Pengujian salinitas pada air laut berfungsi
sebagai penentu densitas air laut, mengetahui bentuk arus alir laut, prediksi
pertukaran air antara atmosfir dan lautan, studi ekosistem laut, serta mengetahui
proses biologi dan fisika yang terjadi pada air pesisir dan sekitarnya. Fungsi lain
dari pengukuran salinitas ini adalah untuk mengetahui kadar mineral yang terdapat
pada air laut untuk proses pembuatan garam ataupun tambak serta untuk
mengetahui kadar pencemaran yang terjadi. International Association of Physical
Sciences of the Oceans (IAPSO) Standard Seawater menyebutkan bahwa
pengukuran kadar salinitas pada air laut dapat dilakukan menggunakan metode
refraktometri maupun secara elektrokimia dengan alat yang digunakan berupa
refraktometer atau salinmeter.

Gambar 3.mengukur salintas

Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam


air.Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.Kandungan
garam sebenarnya pada air ini,secara definisi kurang dari 0,05%.Jika lebih dari itu
air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3-5%
lebih dari 5% disebut brine .Dan salinitas air laut sesuai yang kami observasi di
pantai Jenilu itu sebesar 35 % disebut air asin.

D. LOKASI TITIK KOORDINAT

Anda mungkin juga menyukai