Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

OSEANOGRAFI FISIKA

GELOMBANG LAUT

OLEH:
NURUL HIDAYAH
08051381924088
KELAS: B

DOSEN PENGAMPU:
GUSTI DIANSYAH, S.PI., M.SC
NETTY KURNIAWATI, S.SI., M.SI

LABORATORIUM OSEANOGRAFI DAN INSTRUMENTASI


KELAUTAN
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, peningkatan kebutuhan akan energi dan peningkatan gas rumah kaca
akibat penggunaan bahan bakar fosil, menyebabkan penggunaan sumber energi
terbarukan memiliki potensi yang lebih besar dari sebelumnya. Salah satu sumber
energi terbarukan yang belum dimanfaatkan sepenuhnya adalah energi gelombang
laut. Energi gelombang laut pada dasarnya berasal dari angin, yang awalnya juga
berasal dari energi matahari. Pada saat angin berhembus di atas permukaan lautan,
gesekan menimbulkan gerakan air dan menghasilkan gelombang. Walaupun jumlah
energi gelombang laut jauh lebih rendah dari jumlah energi surya, namun energi
gelombang laut memiliki kerapatan yang jauh lebih padat dari pada energi surya
(Pajiman et al. 2018).
Pantai merupakan daerah ditepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang
tertinggi dan surut terendah. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara
daratan dan air laut, dimana posisinya tidak tepat dan dapat berubah atau berpindah.
Pantai di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar sebagai daerah yang
dimanfaatkan untuk kegiatan manusia. Peningkatan pemanfaatan daerah pantai
diiringi oleh meningkatnya masalah terhadap pantai, seperti mundurnya garis pantai
akibat erosi yang disebabkan oleh gelombang dan berdampak bagi pemukiman
dipesisir pantai (Mulyabakti et al. 2016).
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya
adalah lautan, oleh karena itu segala aktivitas di laut seperti pelayaran dan
penangkapan ikan merupakan bagian penting bagi masyarakat Indonesia, segala
aktifitas yang berkaitan dengan kelautan tentu sangat sensitif terhadap setiap
perubahan yang terjadi di laut. Gelombang laut merupakan fenomena alam yang
sangat mempengaruhi efisiensi dan keselamatan bagi kegiatan kelautan. Secara
klimatologis wilayah Indonesia dipengaruhi oleh angin musim barat dan timur,
dinamika ini akan berpengaruh secara langsung terhadap dinamika yang terjadi
diperairan Indonesia (Setyawati dan Mariki, 2019).
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki wilayah laut
terbesar. Sekitar dua per tiga wilayah Indonesia adalah laut. Indonesia memiliki
pantai kedua terpanjang di dunia setelah Kanada. Hal tersebut menjadi keuntungan
bagi Indonesia dari segi besarnya potensi energi laut. Energi laut yang dihasilkan
dari gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut (samudera) merupakan sumber energi
di perairan laut yang berupa energi pasang surut, energi gelombang, energi arus
laut, dan energi perbedaan suhu lapisan laut. Daerah samudera Indonesia sepanjang
pantai selatan Jawa sampai Nusa Tenggara (Pajiman et al. 2018).
Salah satu wilayah di muka bumi yang memiliki kemampuan interaksi dengan
segala komponen di sekitarnya adalah pantai. Pantai merupakan zona interaksi
antara daratan, lautan dan udara yang selalu mengalami perubahan bentuk yang
disebabkan oleh kemampuan penyesuaian pantai menuju keseimbangan alami
dalam merespon dampak dari proses-proses oseanografi maupun aktivitas manusia
di sekitar kawasan pantai (Suhana et al. 2018)..
Nelayan merupakan suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya
tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan
ataupun budi daya. Mereka pada umumnya tinggal di pesisir pantai, sebuah
lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya. Gelombang laut
merupakan pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan
air laut yang membentuk kurva, gelombang yang terjadi dilautan dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung pada gaya pembangkitnya
(Setyawati dan Mariki, 2019).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum kali ini, yaitu:
1. Mahasiswa dapat membuat tinggi gelombang spektral dengan menggunakan
perangkat lunak panoply
2. Mahasiswa dapat mengambil data parameter gelombang pada web mecrator
ocean
1.3 Manfaat
Adapun manfaat pada praktikum kali ini, yaitu:
1. Mahasiswa dapat memahami cara membuat tinggi gelombang spektral dengan
menggunakan perangkat lunak panoply
2. Mahasiswa dapat memahami cara mengambil data parameter gelombang pada
web mecrator ocean.
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gelombang Laut


Gelombang laut adalah satu fenomena alam yang sering terjadi di laut.
Gelombang laut merupakan peristiwa naik turunnya permukaan laut secara vertikal
yang membentuk kurva/grafik mundurnya garis pantai. Gelombang laut terjadi
karena hembusan angin dipermukaan laut, perbedaan suhu air laut, perbedaan kadar
garam dan letusan gunung berapi sinusoidal. Gelombang laut merupakan salah satu
parameter laut yang dominan terhadap laju yang berada dibawah atau permukaan
laut. Proses mundurnya garis pantai dari kedudukan semula antara lain disebabkan
oleh gelombang dan arus, serta tidak adanya keseimbangan sedimen yang masuk
dan keluar (Mulyabakti et al. 2016).
Gelombang laut merupakan pergerakan naik dan turunnya air dengan
gelombang laut, angin di atas lautan memindahkan tenaganya ke permukaan
perairan yang dapat berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai ombak atau
gelombang.Gelombang laut merupakan fenomena alam yang sangat mempengaruhi
efisiensi dan keselamatan bagi kegiatan kelautan. Secara klimatologis wilayah
Indonesia dipengaruhi oleh angin musim barat dan timur, dinamika ini akan
berpengaruh secara langsung terhadap dinamika yang terjadi diperairan Indonesia.
Kondisi monsun wilayah perairan Indonesia merupakan interaksi reguler dari laut
dan atmosfer local. Adapun di wilayah Kalimantan ketinggian gelombang menurut
BMKG berkisar 1 sampai 3 meter (Setyawati dan Mariki, 2019).
Gelombang Laut merupakan salah satu fenomena alam yang terjadi di laut.
Gelombang laut adalah pergerakan naik turunnya air dengan arah tegak lurus
permukaan air laut yang membentuk kurva sinusoidal. Pada umumnya gelombang
laut disebabkan oleh tiupan angin baik secara langsung atau pun tidak langsung.
Pembentukan gelombang umumnya terjadi di daerah perairan lepas, saat
gelombang terbentuk gelombang tersebut akan bergerak dalam jarak yang panjang
melintasi laut, dengan hanya kehilangan sedikit energinya. Gelombang merupakan
salah satu parameter laut yang domain terhadap laju mundurnya garis pantai Garis
pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, dimana posisinya
tidak tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut (Wakkary et al. 2017).
Studi tentang mengubah energi mekanik dalam gelombang laut untuk listrik
yang berguna telah banyak dilakukan misalnya Sistem penggerak kaku (rigid-drive-
system) yang marupakan sistem pemanenan energi yang memaksa armatur
generator linier untuk secara sempurna melacak (atau cermin) elevasi permukaan
gelombang laut tanpa amplifikasi atau atenuasi amplitudo; Sistem penggerak
langsung (direct-drive-system) yang merupakan sistem pemanenan energi yang
mencoba memaksa armatur generator linier untuk melacak (atau cermin) elevasi
permukaan gelombang laut, namun tidak dapat melakukannya dengan sempurna,
sehingga terjadi redaman amplitudo; dan Sistem penggerak-resonan (resonant-
drive system) yang merupakan sistem pemanenan energi yang memungkinkan
armatur generator linier dan / atau pelampung bergema, dan memperkuat, elevasi
permukaan gelombang laut (Pajiman et al. 2018).
Gelombang laut adalah satu fenomena alam yang sering terjadi di laut.
Gelombang laut merupakan peristiwa naik turunnya permukaan laut secara vertikal
yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut berbentuk gelombang
transversal dengan membentuk lembah dan puncak yang berbeda dengan
gelombang longitudinal yang mempunyai regangan dan rapatan. Gelombang
sinusoidal atau gelombang transversal memiliki komponen tertentu. Hindcasting
Gelombang Hindcasting gelombang adalah teknik peramalan gelombang yang akan
datang dengan menggunakan data angin dimasa lampau. Data angin dapat
digunakan untuk memperkirakan tinggi dan periode gelombang di laut. Terjadinya
gelombang di laut paling dipengaruhi oleh tiupan angin (Wakkary et al. 2017).
Gelombang laut merupakan gerakan naik turunnya air laut tanpa disertai oleh
perpindahan massa airnya. Ada beberapa penyebab terjadinya gelombang laut,
namun yang paling sering ialah karena adanya tiupan angin. Gelombang laut
mempunyai dimensi berupa periode gelombang (T), panjang gelombang, Tinggi
gelombang, serta Cepat rambat gelombang. Gelombang laut ini adalah fenomena
penaikan serta penurunan air secara periodik yang bisa ditemukan di hampir semua
tempat di dunia Gelombang laut terjadi berasal dari prinsip fisika yakni kalah ada
2 massa benda berbeda kerapatannya bergesekan satu sama lain, maka bidang
geraknya pasti terbentuk gelombang (Muchitawatu et al. 2017).
2.2 Macam-Macam Jenis Gelombang
Berdasarkan sifatnya, ada dua macam gelombang laut, yaitu gelombang Laut
Pembangun/Pembentuk Pantai (Constructive Wave), merupakan gelombang yang
ketinggiannya kecil kecepatannya rendah, dan saat gelombang tersebut pecah di
pantai akan mengangkut sedimen (material pantai). Gelombang Laut Perusak
Pantai (Destructive wave), merupakan gelombang laut dengan ketinggian dan
kecepatan rambat yang besar, dan ketika gelombang ini menghantam pantai akan
ada banyak volume air yang terkumpul dan mengangkut material pantai ke tengah
laut (Setyawati dan Mariki, 2019).
Berdasarkan ukuran dan penyebabnya Gelombang kapiler (capillary wave),
gelombang kapiler ini adalah gelombang yang biasa kita sebut dengan riak,
gelombang kapiler memiliki panjang gelombang sekitar 1,7 meter, periode kurang
dari 0,2 detik dan disebabkan karena tegangan permukaan dan tiupan angin yang
tidak terlalu kuat. Gelombang angin (seas/wind wave), merupakan gelombang
dengan panjang gelombang mencapai 130 meter, periode 0,2-0,9 detik, dan
disebabkan oleh angin kencang. Gelombang Alun (Swell wave), merupakan
gelombang yang panjang gelombangnya dapat mencapai ratusan meter, periodenya
sekitar 0,9 – 15 detik, dan disebabkan oleh angin yang bertiup lama. Gelombang
Pasang Surut (Tidal Wave), merupakan gelombang yang panjang gelombangnya
dapat mencapai beberapa kilometer (Wakkary et al. 2017).
Karakteristik gelombang laut di suatu perairan yaitu pemodelan hidro-
oseanografi dan peramalan menggunakan data arah dan kecepatan angin. Data arah
dan kecepatan angin dapat digunakan sebagai komponen utama untuk meramalkan
karakteristik gelombang laut di suatu perairan disebabkan angin merupakan salah
satu faktor penting pembangkit gelombang laut (Yuwono dan Kodoatie, 2004;
Sorensen, 2006). Energi angin yang bekerja di permukaan laut akan mengalami
sheltering effect yang disebabkan oleh pergesekan angin dengan permukaan laut
sehingga menyebabkan terjadinya variasi besaran gelombang laut yang acak
(random waves) di permukaan laut (Suhana et al. 2018).
Gelombang Angin (seas/wind wave) Gelombang Angin adalah gelombang
dengan panjang gelombang mencapai 130 meter, periode 0,2-0,9 detik, serta
disebabkan oleh angin kencang. Gelombang Alun (Swell wave) Gelombang Alun
adalah gelombang yang panjang gelombangnya bisa mencapai ratusan meter,
periodenya sekitar 0,9 – 15 detik, serta disebabkan oleh angin yang bertiup lama.
Gelombang Pasang Surut (Tidal Wave) Gelombang Pasang Surut adalah
gelombang yang panjang gelombangnya bisa mencapai beberapa kilometer,
periodenya antara 5 – 25 jam, serta disebabkan oleh fluktuasi gaya gravitasi
matahari dan bulan ((Mulyabakti et al. 2016).

2.3 Teori Gelombang


Teori Gelombang Airy Berdasarkan gaya pembangkit, gelombang laut dapat
dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu (1) gelombang angin yang dibangkitkan
oleh angin di permukaan laut (2) gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya
tarik benda – benda langit khususnya matahari dan bulan, (3) gelombang tsunami
yang terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa di laut (Parjiman et al. 2018).
Hindcasting gelombang adalah teknik peramalan gelombang yang akan
datang dengan menggunakan data angin dimasa lampau. Data angin dapat
digunakan untuk memperkirakan tinggi dan periode gelombang di laut. Terjadinya
gelombang di laut paling dipengaruhi oleh tiupan angin. Fetch adalah daerah
pembangkit gelombang laut yang dibatasi oleh daratan yang mengelilingi laut
tersebut. Daerah fetch adalah daerah dengan kecepatan angin konstan. Sedangkan
jarak fetch merupakan jarak tanpa rintangan dimana angin sedang bertiup3
(Wakkary et al. 2017).
Teori oleh Miles, Teori ini dikenal dengan teori ketidakstabilan atau teori
mekanisme arus balik (feed-back mechanisme) yang menyatakan bahwa : saat
ukuran gelombang-gelombang kecil yang sedang tumbuh mulai mengganggu aliran
udara di atasnya, angin yang bertiup akan memberikan tekanan yang semakin kuat
seiring dengan meningkatnya ukuran gelombang, sampai gelombang semakin
besar. Proses pemindahan energi tersebut berlangsung secara tidak stabil (Pajiman
et al. 2018).
Teori oleh Phillips, Turbulensi angin menyebabkan fluktuasi acak permukaan
laut sampai menghasilkan gelombang-gelombang kecil dengan panjang gelombang
beberapa cm. Gelombang kecil tersebut lalu tumbuh semakin besar lewat proses
resonansi dengan fluktuasi tekanan turbulensi (Muchitawatu et al. 2017).
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Oseanografi Fisika dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi
Zoom pada hari kamis, 13 Mei 2021 pada pukul 13.00 WIB sampai selesai
bertempat bertempat di Jalan Lintas Timur Simpang Talang Dukun, Sungai Pinang
3, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, yaitu :

No Alat Fungsi
1. Laptop/Komputer Menjalankan software
2. Mouse Memudahkan mengolah data
3. Panoply Software pengolah data
4. Alat tulis Mencatat materi

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Download Data di Mercator Ocean
Buka website Mercator Ocean di
http://marine.copernicus.eu/services-portfolio/access-to-products/
lalu login dengan akun yang sudah didaftarkan kemudian pilih parameter
gelombang yaitu Global Ocean Waves Analysis and Forecast updated Daily

Kemudian pilih region daerah yang digunakan dan sesuaikan terhadap lintang
dan bujur lokasinya.

Pilih time range yang akan digunakan, perekaman data dilakukan setiap 3 jam.
Pilih variable yang akan digunakan kemudian download product.

3.3.2 Visualisasi Data Gelombang

Buka software Panoply kemudian masukkan data berformat .nc dari hasil
download file Mercator Ocean.

Pada file Spectral Significant Wave Height kemudian klik kanan dan pilih
Maximum Size Plot dan pilih Colour Contour Plot Using sesuaikan X menjadi
Longitude dan Y menjadi Latitude kemudian OK..

Pada tab scale, klik fit to data kemudian color table


sesuaikan dengan keperluan.

Pada plot klik tab File – Export Animation.

Set-up MP4 dengan rate 2 frame per second kemudian OK.


DAFTAR PUSTAKA

Fajirman, Daryanto, Subekti M, Rif’an M. 2018. Simulasi gelombang laut unruk


pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL). Jurnal Teknologi
Elektro Vol. 9(2) : 50-57
Muchitawati GS, Husna HZ, Marliyani GI. 2017. Studi karakteristik geologi panti
Selatan Gunung Kidul untuk pengembangan pembangkit listrik gelombang.
Kebumian Vol. 10(1) : 1836-1843
Mulyabakti C, Jasin MI, Mamoto. 2016. Analis karakteristik gelombang dan pasang
surut pada daerah pantai Paal Kecamatan Likupang Timur Kabupaten
Minahasa Utara. Jurnal Sipil Statik Vol. 4(9) : 585-594
Suhana MP, Nurjaya IW, Metta N, Natih. 2018. Karakteristik Gelombang Laut
Pantai Timur Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2005-2014.
Dinamika maritime Vol. 6(2) : 16-19
Setyawati AA ,Mariki IWW. 2019. Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
tingkat kecemasan pda nelayan dalam menghadapi gelombang pasang di
Desam Pelaja Kabipaten Tanah BUMB. Politeknik Negeri Banjarmasin
Vol. 7(2) : 17-21
Wakkary AC, Jasin MI, Dundu. 2017. Studi karakteristik gelombang pada daerah
pantai Desa Kalinaung Kab. Minahasa Utara. Jurnal Sipil Statik Vol. 5(3) :
167-174

Anda mungkin juga menyukai