Anda di halaman 1dari 7

Pasang Surut Laut

Pasang surut laut adalah naik atau turunnya posisi


permukaan perairan atau samudra yang disebabkan oleh pengaruh gaya
gravitasi bulan dan matahari. Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi
yaitu: laut, matahari, dan bulan. Pasang laut menyebabkan perubahan
kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang dikenal sebagai
arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam
navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan
terpapar sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasang, dikenal sebagai
wilayah ekologi laut yang khas.
Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah
gelombang ke puncak atau lembah gelombang berikutnya. Panjang periode
pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.

Tipe pasang laut


Terdapat tiga tipe dasar pasang laut :
 harian (diurnal)
 tengah harian (semidiurnal)
 campuran (mixed tides).

Penyebab pasang laut


Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang laut berubah secara
sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang laut juga bergantung pada
bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.
Pasang laut merupakan hasil dari gaya gravitasi dan efek sentrifugal.
Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar
pusat rotasi (bumi). Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi
berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari
matahari, namun gaya gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik
matahari dalam membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih
dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya gravitasi menarik air laut ke
arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan pasang surut
gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan
oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan
matahari.
Pasang laut purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan
matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan
pasang naik yang sangat tinggi dan pasang surut yang sangat rendah.
Pasang laut purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.
Pasang laut perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari
membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik
yang rendah dan pasang surut yang tinggi. Pasang laut perbani ini terjadi
pada saat bulan seperempat dan tigaperempat.

Pasang laut dan transportasi perairan


Pengetahuan tentang pasang laut sangat diperlukan
dalam transportasi perairan, kegiatan di pelabuhan, pembangunan di daerah
pesisir pantai, dan lain-lain. Karena sifat pasang laut yang periodik, maka ia
dapat diramalkan.
Untuk dapat meramalkan pasang laut, diperlukan data amplitudo dan
beda fasa dari masing-masing komponen pembangkit pasang laut. Seperti
telah disebutkan, komponen-komponen utama pasang surut terdiri dari
komponen tengah harian dan harian. Namun demikian, karena interaksinya
dengan bentuk (morfologi) pantai, superposisi antar komponen pasang laut
utama, dan faktor-faktor lainnya akan mengakibatkan terbentuknya
komponen-komponen pasang laut yang baru.
Pasang Surut dan Keadaanya di Indonesia

Kisaran pasang-surut (tidal range), yakni perbedaan tinggi muka air


pada saat pasang maksimum dengan tinggi air pada saat surut minimum,
rata-rata berkisar antara 1 m hingga 3 m. Tetapi di Teluk Fundy (kanada)
ditemukan kisaran yang terbesar di dunia, bisa mencapai sekitar 20 m.
Sebaliknya di Pulau Tahiti, di tengah Samudera Pasifik, kisaran pasang-
surutnya kecil, tidak lebih dari 0,3 m, sedangkan di Laut Tengah hanya
berkisar 0,10-0,15 m.
Di perairan Indonesia beberapa contoh dapat diberikan misalnya
Tanjung Priok (Jakarta) kisarannya hanya sekitar 1 m, Ambon sekitar 2 m,
Bagan Siapi-api sekitar 4 m, sedangkan yang tertinggi di muara Sungai Digul
dan Selat Muli di dekatnya (Irian Jaya bagian selatan) kisaran pasang-
surutnya cukup tinggi, bisa mencapai sekitar 7-8 m (Nontji, 1987).
Dilihat dari pola gerakan muka lautnya, pasang-surut di Indonesia
dapat dibagi menjadi empat jenis yakni pasang-surut harian tunggal (diurnal
tide), harian ganda (semidiurnal tide) dan dua jenis campuran. Jenis harian
tunggal misalnya terdapat di perairan sekitar selat Karimata, antara Sumatra
dan Kalimantan. Pada jenis harian ganda misalnya terdapat di perairan Selat
Malaka sampai ke Laut Andaman. Di samping itu dikenal pula campuran
antara keduanya, meskipun jenis tunggal maupun gandanya masih menonjol.
Pada pasang-surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide,
prevailing semidiurnal) misalnya terjadi di sebagian besar perairan Indonesia
bagian timur. Sedangkan jenis campuran condong ke harian tunggal (mixed
tide, prevailing diurnal) contohnya terdapat di pantai selatan Kalimantan dan
pantai utara Jawa Barat. Pola gerak muka air pada keempat jenis pasang-
surut yang terdapat di Indonesia diberikan pada gambar 1 (Nontji, 1987).
Gambar 1. Pola gerak muka air pasut di Indonesia (Triatmodjo, 1996).

Seperti telah disebutkan di atas, komponen-komponen utama pasang


surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian,
karena interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai, superposisi antar
komponen pasang surut utama, dan faktor-faktor lainnya akan mengakibatkan
terbentuknya komponen-komponen pasang surut yang baru.
Pasang-surut tidak hanya mempengaruhi lapisan di bagian teratas
saja, melainkan seluiruh massa air. Energinya pun sangat besar. Di perairan-
perairan pantai, terutama di teluk-teluk atau selat-selat yang sempit, gerakan
naik-turunnya muka air akan menimbulkan terjadinya arus pasang-surut. Di
tempat-tempat tertentu arus pasang-surut ini cukup kuat. Arus pasang-surut
terkuat yang tercatat di Indonesia adalah di Selat Capalulu, antara P. Taliabu
dan P. Mangole (Kepulauan Sula), yang kekuatannya bisa mencapai 5
m/detik. Di selat-selat di antara pulau-pulau Nusa Tenggara kekuatannya bisa
mencapai 2,5-3 m/detik pada saat pasang purnama. Di daerah-daerah
lainnya kekuatan arus pasang-surut biasanya kurang dari 1,5 m/detik,
sedangkan di laut terbuka di atas paparan kekuatannya malah biasanya
kurang dari 0,5 m/detik.
Berbeda dengan arus yang disebabkan oleh angin yang hanya terjadi
pada air lapisan tipis di permukaan, arus pasang-surut bisa mencapai lapisan
yang lebih dalam. Ekspedisi Snellius I (1929-1930) di perairan Indonesia
bagian Timur dapat menunjukkan bahwa arus pasang-surut masih dapat
diukur pada kedalaman lebih dari 600 m (Nontji, 1987).
Perhitungan Pasang Surut
Adanya gaya tarik bumi dan benda langit (bulan dan matahari), gaya
gravitasi bumi, perputaran bumi pada sumbunya dan perputaran bumi
mengelilingi matahari menimbulkan pergeseran air laut, salah satu akibatnya
adalah terjadinya pasang surut laut. Fenomena alam tersebut merupakan
gerakan periodik, maka pasang surut yang ditimbulkan dapat dihitung dan
diprediksikan.
Dalam penelitian lebih lanjut diketahui bahwa untuk setiap tempat yang
mengalami pasang surut mempunyai ciri tertentu yaitu besar pengaruh dari
tiap-tiap komponen selalu tetap dan hal ini disebut tetapan pasang surut.
Selama tidak terjadi perubahan pada keadaan geografinya, tetapan. tersebut
tidak akan berubah. Apabila tetapan pasang surut untuk suatu tempat tertentu
sudah diketahui maka besar pasang surut untuk setiap waktu dapat
diramalkan.
Untuk menghitung tetapan pasang surut tersebut diatas, ada beberapa
metoda yang sudah biasa dipakai misalnya metoda Admiralty yang
berdasarkan pada data pengamatan selama 15 hari atau 29 hari. Pada
metoda ini dilakukan perhitungan yang dibantu dengan tabel, akan
menghasilkan tetapan pasang surut untuk 9 komponen. Dengan adanya
kemajuan teknologi di bidang elektronika yang sangat pesat, penggunaan
komputer mikro untuk menghitung tetapan pasang surut serta peramalannya
akan sangat memungkinkan. Sehubungan dengan itu akan dicari suatu cara
untuk memproses data pengamatan pasang surut sehingga dapat dicari
tetapan pasang surut serta peramalannya dengan cara kerja yang mudah.
Proses perhitungan dari komputer didasarkan pada penyesuaian lengkung
dari data pengamatan dengan metoda kuadrat terkecil, dengan menggunakan
beberapa komponen yang dianggap mempunyai faktor yang paling
menentukan. Untuk ini dibahas penurunan matematiknya serta pembuatan
program untuk kamputernya.
Program komputer dibuat sedemikian rupa sehingga untuk proses
perhitungan tersebut diatas hanya tinggal memesukkan data,sedang seluruh
proses selanjutnya akan dikerjakan oleh komputer. Program untuk komputer
dibahas secara terperinci mulai dari dasar perhitungan, isi program serta
bagan alirnya. Kebenaran dan ketelitian hasil perhitungan dibuktikan dengan
memberikan contoh perhitungan dan penyajian berupa grafik. Perhitungan
dilakukan untuk beberapa lokasi pengamatan pasang surut serta waktu
pengamatan yang berlainan (www.digilib.itb.ac.id ).
Di Indonesia, pengamatan pasut laut bekerjasama dengan pihak
otoritas pelabuhan, Bakosurtanal memasang alat rekam data pasut otomatis
di dermaga pelabuhan yang disebut stasiun pasut. Alat rekam data pasut
(AWLR = Automatically Water Level Recorder) mencatat tinggi muka laut
secara otomatis dan terus menerus. Rekaman data berupa grafik, lubang-
lubang kertas data pada stasiun pasut online, data pasut dicatat dan, setiap
saat dapat dilakukan download lewat saluran telepon dan menggunakan
modem.
Pengumpulan dan pengolahan data pasut, kertas rekam data pasut
pada 28 stasiun pasut manual, setiap akhir bulan dipotong dan dikirim ke
Bakosurtanal untuk pengolahan data. Pengumpulan data pasut pada 25
stasiun pasut on-line, dilakukan dengan download pada komputer di
Bakosurtanal yang dilengkapi modem dan fasilitas saluran telepon.
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer dan software
pengolahan pasut.
Analisa dan penyajian informasi pasut. Analisa pasut meliputi hasil
hitungan yang dapat menjelaskan karakter pasang surut laut. Sajian informasi
karakter laut tersebut tampilannya bervariasi mulai tampilan standard
informasi pasut sampai dengan informasi praktis bagi pengguna untuk
perencanaan bangunan pelabuhan.
Hasil kegiatan yang diperoleh adalah data pasut 53 stasiun pasut
seluruh Indonesia dalam waktu 1 (satu) tahun pengamatan. Data tersebut
dihitung dan hasilnya disajikan pada buku informasi pasut laut Bakosurtanal
Energi Pasang Surut Air Laut
Cadangan minyak bumi, gas alam dan batu bara akan habis dalam
waktu dekat karena eksploitasi dilakukan tanpa perhitungan dan kontrol yang
jelas. Lalu, energi alternatif apa yang bisa digunakan? Sejumlah pihak muncul
dengan ide tenaga pasang surut air laut. Memang bukan teknologi baru,
bahkan tergolong teknik paling tua yang pernah dipikirkan manusia. Namun,
jenis teknologi ini ramah lingkungan dan tidak mempunyai ekses negatif. Dan
yang terpenting, alam memberikannya secara gratis.
Indonesia dengan luas perairan hampir 60% dari total luas wilayah
sebesar 1.929.317 km2, Indonesia seharusnya bisa menerapkan teknologi
alternatif ini. Apalagi dengan bentangan Timur ke Barat sepanjang 5.150 km
dan bentangan Utara ke Selatan 1.930 km telah mendudukkan Indonesia
sebagai negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Pada musim hujan,
angin umumnya bergerak dari Utara Barat Laut dengan kandungan uap air
dari Laut Cina Selatan dan Teluk Benggala. Di musim Barat, gelombang air
laut naik dari biasanya di sekitar Pulau Jawa. Fenomena alamiah ini
mempermudah pembuatan teknik pasang surut tersebut.
Penerapannya di Indonesia bukanlah sesuatu yang mustahil. Tapi
perlu ada master plan yang jelas untuk mewujudkannya. Karena ini dapat
menjadi sumber energi alternatif potensial. Apalagi proses pembuatannya
tidak merusak alam, melainkan ramah lingkungan. Tetapi sebelumnya, harus
dilakukan sebuah riset yang berguna untuk mengukur kedalaman sepanjang
garis pantai Indonesia. Sehingga dapat ditentukan di daerah mana saja yang
layak. Bangsa Indonesia seharusnya menyadari bahwa alam menyediakan
semua yang dibutuhkan. Hanya perlu kerja keras dan kebijakan yang
memperhatikan sumber daya alam yang terbatas. Sehingga Indonesia tidak
perlu risau akan cadangan energi.

Anda mungkin juga menyukai