Anda di halaman 1dari 14

Makalah Pasang Surut Air Laut (Perencanaan Pelabuhan)

14 Pages
Makalah Pasang Surut Air Laut (Perencanaan Pelabuhan)

Uploaded by
Lousianna Maria

connect to download

Makalah Pasang Surut Air Laut (Perencanaan Pelabuhan)


Download
Perencanaan Pelabuhan
Pasang Surut Air Laut
Page 4
Gambar 2.1.
Pengaruh posisi Bulan dan Matahari terhadap pasang surut di Bumi.
Keterangan Gambar :
Posisi Bumi, Bulan dan Matahari yang berbeda menyebabkan perbedaan ketinggian pasang
surut pada saat posisi konfigurasi tertentu. Sumber: Duxbury et al. (2002).
Gambar 2.2.
Distribusi gaya penyebab terjadinya fenomena pasang surut.
Keterangan Gambar :

Pada separuh bagian Bumi yang menghadap ke arah Bulan terbentuk gaya yang mengarah ke
Bulan karena gaya gravitasi Bulan.Sebaliknya, pada arah yang berlawanan terbentuk gaya yang
berlawanan arah karena gaya sentrifugal. Sumber: Duxbury et al. (2002).

Perencanaan Pelabuhan
Pasang Surut Air Laut
Page 5
II.2. Tipe Pasang Surut
Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Disuatu daerah pada dalam satu hari dapat
terjadi satu kali atau dua kali pasang surut. Menurut Wyrtki (1961), pasang surut di Indonesia
dibagi menjadi 4 yaitu : 1.
Pasang surut harian ganda (
semi diurnal tide
). Dalam sehari terjadi dua kali pasang dan dua kali surut secara berurutan. Periode pasang surut
rata-rata 12 jam 24 menit. Pasang surut jenis ini terdapat di selat malaka sampai laut andaman. 2.

Pasang surut harian tunggal (


diurnal tide
). Dalam satu hari terjadi satu kali pasang dan satu kali surut. Periode pasang surut adalah 24 jam
50 menit. Pasang surut tipe ini terjadi di perairan selat karimata. 3.
Pasang surut campuran condong keharian ganda.(
mixed tide prevailing semidiurnal
). Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi periodenya
berbeda. Pasang surut jenis ini banyak terdapat perairan indonesia timur. 4.
Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (
mixed tide prevailing diurnal
). Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut, tetapi kadang

kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dengan tinggi dan
periode yang sangat berbeda. Pasang surut jenis in biasa terdapat di daerah selat kalimantan dan
pantai utara jawa barat.

Perencanaan Pelabuhan
Pasang Surut Air Laut
Page 6
II.3. Pasang Surut Purnama Dan Perbani

Pasang purnama (
spring tide
)
terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada saat itu akan
dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut
purnama ini terjadi pada saat bulan baru dan bulan purnama.

Pasang perbani
(neap tide)
terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. Pada saat itu akan
dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini
terjadi pasa saat bulan
1
/
4

dan revolusi bulan terhadap bumi.


.
Gambar 2.3.
Posisi Bumi, Bulan dan Matahari Saat Terjadi Pasang Purnama (Spring Tide) dan Pasang
Perbani (Neap Tide).

Perencanaan Pelabuhan
Pasang Surut Air Laut
Page 7
II.4. Beberapa Istilah Elevasi Muka Air
1.
Muka air tinggi (high water level)
, muka air tertinggi yang dicapai pada saat pasang dalam satu siklus pasang surut.
2.
Muka air rendah (low water level),
kedudukan air terendah yang dicapai pada saat surut dalam satu siklus pasangan waktu.
3.
Muka air tinggi merata (mean high water level, MHWL),
adalah rerata dari muk air tinggi selama periode 19 tahun.
4.
Muka air rerata rendah (mean low water level, MLWL)
adalah rerata muka air rendah selama 19 tahun.
5.

Muka air laut rerata (mean sea level,MSL)


adalah muka air rerata antara muka air rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah
rerata. Elevasi ini digunakan sebagai referensi untuk elevasi dataran.
6.
Muka air tinggi (highest high water level, HHWL)
adalah air tertinggi pada saat pasang surut bulan purnama atau bulan mati
.
7.
Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL)
adalah air terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
8.
Higher high water level,
adalah air tertinggi dari dua air tinggi dalam satu hari, seperti dalam pasang surut tipe campuran.
9.
Lower low water level,
adalah air terendah dari dua air rendah dalam satu hari.
Beberapa definisi muka air tersebut banyak digunakan dalam perencanaan bangunan

bangunan pelabuhan, misal MHWL digunakan untuk menetukan elevasi puncak pemecahan
gelombang (break water), dermaga, panjang pantai pelampung penambat, dan sebagainya.
Sedangkan LLWL diperlukan untuk menentukan kedalaman alur pelayaran dan kolam
pelabuhan.

Perencanaan Pelabuhan
Pasang Surut Air Laut
Page 8
II.5. Alat-alat Pengukuran Pasang Surut
Berikut adalah beberapa alat pengukuran pasang surut : 1.
Tide Staff.
Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter. Biasanya digunakan
pada pengukuran pasang surut di lapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur

pasut paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian muka laut atau
tinggi gelombang air laut. Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu, alumunium atau
bahan lain yang di cat anti karat. Syarat pemasangan papan pasut adalah : a.
Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut terendah masih tergenang oleh air. b.
Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias atau pada daerah aliran sungai (aliran
debit air). c.
Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar atau aktivitas yang menyebabkan air bergerak
secara tidak teratur. d.
Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat yang mudah untuk diamati dan dipasang
tegak lurus. e.
Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya dermaga sehingga papan mudah dikaitkan
f.
Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada sehingga data pasang surut mudah
untuk diikatkan terhadap titik referensi. g.
Tanah dan dasar laut atau sungai tempat didirikannya papan harus stabil. h.
Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman dari arus dan sampah
2.
Tide gauge.
Merupakan perangkat untuk mengukur perubahan muka laut secara mekanik dan otomatis. Alat
ini memiliki sensor yang dapat mengukur ketinggian permukaan air laut yang kemudian direkam
ke dalam komputer.
Tide gauge
terdiri dari dua jenis yaitu :

Floating tide gauge


(
self registering
)

Perencanaan Pelabuhan
Pasang Surut Air Laut
Page 9

Prinsip kerja alat ini berdasarkan naik turunnya permukaan air laut yang dapat diketahui melalui
pelampung yang dihubungkan dengan alat pencatat (
recording unit
). Pengamatan pasut dengan alat ini banyak dilakukan, namun yang lebih banyak dipakai adalah
dengan cara rambu pasut.

Pressure tide gauge


(
self registering
) Prinsip kerja pressure tide gauge hampir sama dengan floating tide gauge, namun perubahan
naik-turunnya air laut direkam melalui perubahan tekanan pada dasar laut yang dihubungkan
dengan alat pencatat (
recording unit
). Alat ini dipasang sedemikian rupa sehingga selalu berada di bawah permukaan air laut
tersurut, namun alat ini jarang sekali dipakai untuk pengamatan pasang surut. 3.
Satelit.
Sistem satelit altimetri berkembang sejak tahun 1975 saat diluncurkannya sistem satelit Geos-3.
Pada saat ini secara umum sistem satelit altimetri mempunyai tiga objektif ilmiah jangka panjang
yaitu mengamati sirkulasi lautan global, memantau volume dari lempengan es kutub, dan
mengamati perubahan muka laut rata-rata (MSL) global. Prinsip Dasar Satelit Altimetri adalah
satelit altimetri dilengkapi dengan pemancar pulsa radar (
transmiter
), penerima pulsa radar yang sensitif (
receiver
), serta jam berakurasi tinggi. Pada sistem ini, altimeter radar yang dibawa oleh satelit
memancarkan pulsa-pulsa gelombang elektromagnetik (radar) kepermukaan laut. Pulsa-pulsa
tersebut dipantulkan balik oleh permukaan laut dan diterima kembali oleh satelit. Prinsip
penentuan perubahan kedudukan muka laut dengan teknik altimetri yaitu pada dasarnya satelit
altimetri bertugas mengukur jarak vertikal dari satelit ke permukaan laut. Karena tinggi satelit di
atas permukaan ellipsoid referensi diketahui maka tinggi muka laut (
Sea Surface Height
atau SSH) saat pengukuran dapat ditentukan sebagai selisih antara tinggi satelit dengan jarak
vertikal. Variasi muka laut periode pendek harus dihilangkan sehingga fenomena kenaikan
muka laut dapat terlihat melalui analisis deret

READ PAPER

Job Board

About

Press

Blog

People

Papers

Terms

Privacy

Copyright

We're Hiring!

Help Center

Find new research papers in:

Physics

Chemistry

Biology

Health Sciences

Ecology

Earth Sciences

Cognitive Science

Mathematics

Computer Science

Academia 2017

Anda mungkin juga menyukai