Anda di halaman 1dari 20

26 SEPTEMBER 2014

(Pertemuan ke-3)
d. Penentuan Tata Letak Pemecah Gelombong
Tata letak pelabuhan sangat ditentukan oleh arah
gelombang dan angin. Dari pertimbangan tinjauan
pelayaran, tinjauan gelombang dan sedimentasi tata
letak pelabuhan yg baik adalah dgn mulut pelabuhan
tdk menghadap arah datang gelombang.

e. Tata Letak Fasilitas Pelabuhan


Penentuan tata letak fasilitas pelabuhan tergantung pd
beberapa faktor : angin, gelombang, arus, kondisi
geografis, jumlah dan ukuran kapal yg akan
menggunakan pelabuhan dan penggunaan kapal tunda
untuk membantu gerak kapal.
Gambar 1.a. Pelabuhan di perairan terlindung pulau
(1.Garis pantai asli, 2. Pemecah gelombang, 3. Alur
pelayaran, 4. Perairan pelabuhan, 5. Dermaga,
6. Pulau
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Gambar 1.b. Pelabuhan di teluk
Pelabuhan Perikanan Sadeng DIY
Gambar 1.c. Pelabuhan di laut terbuka
Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta
Gambar 1.d. Pelabuhan dengan kolam pelabuhan di darat
Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap
f. Mulut Pelabuhan

Tata letak mulut pelabuhan ditentukan berdasarkan


tinjauan kemudahan pelayaran, ketenangan perairan
terhadap gangguan gelombang, dan pengaruh
sedimentasi
1. Angin

Gerakan udara disebabkan oleh perubahan temperatur


atmosfer. Perubahan ini disebabkan oleh perbedaan
penyerapan panas oleh tanah dan air, atau perbedaan
panas di gunung dan lembah, atau perubahan yg
disebabkan siang dan malam.

Indonesia mengalami angin musim yaitu angin yg


berhembus secara mantap dlm satu arah dlm periode dlm
satu tahun. Pada periode lain arah angin berlawanan
dengan angin pd periode sebelumnya.
 Gambar 2. Arah angin musim
Kecepatan angin diukur dengan anemometer. Bila tdk
tersedia kecepatan angin dpt diperkirakan berdasarkan
keadaan lingkungan dengan menggunakan skala
Beauforkt.

Data angin dicatat tiap jam dan biasanya disajikan dalam


tabel. Dgn pencatatan angin jam-jaman tersebut akan
dapat diketahui angin dgn kecepatan tertentu dan
durasinya, kecepatan angin maksimum, arah angin, dan
dapat dihitung kecepatan angin rerata
2. Pasang surut
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai
fungsi waktu karena adanya gaya tarik benda-benda di
langit terutama matahari dan bulan terhadap massa air
laut di bumi.

Pengetahuan tentang pasang surut adalah penting


dalam perencanaan pelabuhan, elevasi muka air
tertinggi ( pasang ) sangat penting dalam menentukan
elevasi puncak bangunan pantai dan fasilitas pelabuhan.
Sermentara kedalaman alur pelayaran atau perairan
pelabuhan ditentukan oleh muka air surut.
a. Beberapa tipe pasang surut
Secara umum pasang surut di berbagai daerah dpt dibedakan dlm
empat tipe :
 Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut
dgn tinggi yg hampir sama. Periode pasang surut rata-rata adalah
12 jam 24 menit, ini terjadi di Selat Malaka sampai laut Andaman.
 Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut.
Periode pasang surut rata-rata adalah 24 jam 50 menit, ini terjadi
di perairan Selat Karimata.
 Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide
prevailing semidiurnal)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut
tetapi tinggi dan periodenya berbeda. Ini byk terjadi di Perairan
Indonesia Timur
 Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide
prevailing diurnal)
Tipe ini satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air
surut tetapi tinggi dan periodenya berbeda
Gambar 3. Sebaran pasang surut di perairan
Indonesiadan sekitarnya
b. Beberapa Definisi elevasi muka air

Beberapa elevasi tersebut adalah sebagai berikut :


1. Muka air tinggi (high water level), muka air tertinggi yang
dicapai pada saat air pasang dalam satu siklus pasang surut.
2. Muka air rendah (low water level), kedudukan air terendah
yang dicapai pada saat air surut dalam satu siklus pasang
surut.
3. Muka air tinggi rerata (mean high water level, MHWL), adalah
rerata dari muka air tinggi selama periode 19 tahun.
4. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL), adalah
rerata dari muka air rendah selama periode 19 tahun.
5. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL), adalah muka air
rerata antara muka air tinggi rerata dan muka air rendah
rerata.
6. Muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL),
adalah air tertinggi pada saat pasang surut purnama atau
bulan mati.
7. Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL), adalah air
terendah pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.
8. Higher high water level, adalah air tertinggi dari dua air
tinggi dalam satu hari, seperti dalam pasang surut tipe
campuran.
9. Lower low water level, adalah air terendah dari dua air rendah
dalam satu hari.

MHWL atau HHWL digunakan utk menentukan elevasi puncak


pemecah gelombang, dermaga dan sebagainya. LLWL diperlukan
utk menentukan kedalaman alur pelayaran dan kolam
pelabuhan.
3. Gelombang
Secara umum gelombang laut ditimbulkan oleh angin
(gelombang angin), gaya tarik matahari dan bulan (pasang
surut), letusuan gunung berapi, atau gempa dilaut (tsunami),
kapal yg bergerak dan sebagainya. Gelombang digunakan
untuk merencanakan bangunan pemecah gelombang dan
bangunan pelabuhan lainnya.
Parameter untuk menjelaskan gelombang diantaranya adalah
tinggi, panjang gelombang dan kedalaman air tempat
terjadinya gelombang.

Anda mungkin juga menyukai