Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Oceanografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari lautan dan segala aspeknya,
diantaranya sifat-sifat fisika dan kimia air laut, dinamika air laut yang dipengaruhi oleh gaya
astronomis, meteorologis dan geologis, zat-zat yang terlarut dan kehidupan organisme
yang hidup di dalam laut, dan lain sebagainya yang merupakan cakupan dari Oceanografi
secara khusus, perairan laut dikaji dan dipelajari dalam ilmu oceanografi.
Karena cakupan kajian ilmu oceanografi sangat luas, maka dapat dikatakan bahwa
oceanografi bukanlah suatu ilmu murni, tetapi merupakan perpaduan dari berbagai ilmu-
ilmu dasar, seperti fisika, kimia, biologi, geografi, geologi, astronomi, meteorology dan
perikanan. Namun, hal umum yang dipakai di Indonesia adalah bahwa oceanografi hanya
mencakup pada kajian fisika, biologi, kimia dan gelogi oceanografi saja.
Fisika oceanografi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena fisik yang terjadi
di lautan dan interaksinya dengan atmosfer dan daratan, misalnya sifat-sifat fisik air laut,
pasang surut, gelombang, sirkulasi air laut dan iklim laut. Kimia oceanografi adalah ilmu
yang mempelajari tentang susunan zat kimia, sifat kimia air laut dan reaksi-reaksi kimia
yang terjadi di dalam dan dasar laut.
Biologi oceanografi adalah ilmu yang mengkaji semua makhluk hidup yang hidup di lautan.
Dalam mengetahui dan memahami mengenai fenomena-fenomena oceanografi yang
terjadi di laut, tentunya tidak cukup hanya dengan teori-teori yang diberikan dalam
perkuliahan di kelas saja, karena arus didasari dengan kegiatan langsung di lapangan.
Oleh karena itu, perlu di dukung dengan kegiatan praktek di lapangan agar para
mahasiswa dapat dibekali pengetahuan khususnya keterampilan dalam menggunakan
peralatan pengukuran parameter oceanografi, teknik pengambilan data, pengolahan data,
analisis data dan pembuatan laporan praktek, yang pada akhirnya mahasiswa dapat
dengan jelas mengetahui dan memahami karakteristik oceanografi pada suatu daerah atau
kawasan laut.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktek lapangan ini adalah sebagai berikut :

1
1. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa dalam menggunakan peralatan
pengukuran oceanografi, khususnya oceanografi fisik, oceanografi kimia dan
geomorfologi pantai, teknik pengambilan data, pengolahan dan analisis data serta
pembuatan laporan hasil praktek.
2. Mengetahui dan memahami karakteristik oceanografi fisik, oceanografi kimia dan
morfologi pantai dalam pada suatu daerah yang menjadi lokasi praktek.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktek ini yaitu :
1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam penguasaan bidang oceanografi
fisik, oceanografi kimia maupun geomorfologi pantai, baik secara teori maupun praktek
di lapangan.
2. Data yang dihasilkan dapat menjadi data dasar, bahan informasi dan referensi
bagi pihak-pihak terkait yang membutuhkan data informasi tersebut.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pasang Surut


Pasang surut adalah perubahan atau perbedaan permukaan laut yang terjadi secara
berulang dengan periode tertentu karena adanya gerakan dari benda-benda angkasa yaitu
rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan mengelilingi bumi dan peredaran bulan
mengelilingi matahari. Bulan dan matahari keduanya memberika gaya gravitasi tarikan
terhadap bumi, dimana gaya tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut adalah 2,2 kali
lebih besar daripada gaya tarik matahari. Secara statistic, bulan menyebabkan hampir
70% efek pasang surut. Sedangkan matahari memiliki pengaruh sebesar 30%.
Gaya-gaya pembangkit pasang surut disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi,
bulan dan matahari. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar
dibandingkan matahari dikarenakan posisi bulan lebih dekat ke bumi, walaupun massa
bulan jauh lebih kecil dari pada matahari. Gaya tarik gravitasi menarik air laut kea rah
bulan dan matahari menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut.
Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi
bumi dan bidang orbital bulan dan matahari. Perbedaan vertical antara pasang tinggi dan
pasang rendah disebut rentang pasang surut ( tidal range). Periode pasang surut adalah
waktu antara puncak atau lembah gelombang ke puncak atau lembah gelombang
berikutnya. periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke
puncak atau lembah gelombang berikutnya. panjang periode pasang surut bervariasi
antara 12 jam 25 menit hingga 24 jam 50 menit.
Secara umum terdapat empat tipe dasar pasang surut yang didasarkan pada periode
dan keteraturannya, pasang surut di Indonesia dapat dibagi menjadi empat jenis yakni
pasang surut hariang tunggal (diurnal tide), harian ganda (semidiurnal tide) dan dua jenis
campuran.
1. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali air surut dengan tinggi yang
hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur. Periode

3
pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Jenis harian tunggal misalnya terdapat
di perairan sekitar selat Karimata, antara Sumatra dan Kalimantan.
2. Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode pasang
surut adalah 24 jam 50 menit. Pada jenis harian ganda misalnya terdapat di perairan
Selat Malaka sampai ke Laut Andaman.
3. Pasang surut campuran condong ke harian ganda ( mixed tide prevailing
semidiurnal)
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan
periodenya berbeda. Pada pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed
tide, prevailing semidiurnal) misalnya terjadi di sebagian besar perairan Indonesia
bagian timur.
4. Pasang surut campuran condong ke harian tunggal ( mixed tide prevailing diurnal)
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut,
tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua kali
surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Sedangkan jenis campuran
condong ke harian tunggal (mixed tide, prevailing diurnal) contohnya terdapat di pantai
selatan Kalimantan dan pantai utara Jawa Barat.
Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang surut berubah secara
sistematis terhadap siklus bulan. Rentang pasang surut juga bergantung pada bentuk
perairan dan konfigurasi lantai samudera.
Sedangkan menurut kedudukan bumi terhadap bulan dan matahari, pasang surut
terdiri atas dua jenis, yaitu :
1. Pasang purnama (spring tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada
dalam satu garis lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang sangat tinggi
dan pasang rendah yang sangat rendah. Pasang surut purnama ini terjadi pada saat
bulan baru dan bulan purnama.
2. Pasang perbani (neap tide) terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk
sudut tegak lurus. Pada saat itu akan dihasilkan pasang tinggi yang rendah dan
pasang rendah yang tinggi. Pasang surut perbani ini terjadi pasang saat bulan ¼ dan
¾.

4
2.2 Gelombang
Gelombang Laut merupakan salah satu fenomena alam yang terjadi di laut.
Gelombang laut adalah pergerakan naik turunnya air dengan arah tegak lurus permukaan
air laut yang membentuk kurva sinusoidal. Pada umumnya gelombang laut disebabkan
oleh tiupan angin baik secara langsung atau pun tidak langsung. Pembentukan gelombang
umumnya terjadi di daerah perairan lepas, saat gelombang terbentuk gelombang tersebut
akan bergerak dalam jarak yang panjang melintasi laut, dengan hanya kehilangan sedikit
energinya. Gelombang merupakan salah satu parameter laut yang domain terhadap laju
mundurnya garis pantai. (Wakkary, Anggi Cindi dkk, 2017)
Gelombang adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah gerak lurus
permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang laut disebabkan
oleh angin. Angin di atas lautan mentransfer energinya ke perairan, menyebabkan riak-
riak, alun/bukit, dan berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang.
Gelombang dipengaruhi oleh banyak faktor :
1. Angin :
a. Kecepatan angin
b. Panjang/jarak hembusan angin
c. Waktu (lamanya) hembusan angin
2. Geometri laut (topografi atau profil laut dan bentuk pantai)
3. Gempa (apabila terjadi tsunami) -- sangat kecil/minor
Terlihat diatas bahwa pada kenyataan gelombang laut lebih banyak dipengaruhi
oleh faktor kondisi atmosfer. Kondisi angin ini tentu saja salah satunya cuaca yaitu
kondisi sesaat dari atmosfer meliputi : suhu, tekanan (angin), uap air (awan) dan
hujan.
Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada panjang fetch
pembangkitannya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal
pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut.
Semakin panjang jarak fetchnya, ketinggian gelombangnya akan semakin besar.
Angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada ketinggian gelombang. Angin
yang lebih kuat akan menghasilkan gelombang yang lebih besar.

5
Gelombang merupakan salah satu parameter oseanografi yang mempengaruhi
kondisi pantai. Penjalaran gelombang menuju pantai akan mengalami transformasi
diantaranya adalah refraksi yang berperan terhadap tinggi dan arah gelombang serta
distribusi energi gelombang di sepanjang pantai. (Jejen dkk,2013)
Gelombang yang menjalar dari laut dalam ( deep water) menuju ke pantai akan
mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman laut. Apabila
gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang di bagian bawah yang
berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Ini adalah akibat dari friksi/gesekan
antara air dan dasar pantai. Sementara itu, bagian atas gelombang di permukaan air
akan terus melaju. Semakin menuju ke pantai, puncak gelombang akan semakin tajam
dan lembahnya akan semakin datar. Fenomena ini yang menyebabkan gelombang
tersebut kemudian pecah.
Gelombang yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam
tergantung kepada gaya pembangkitannya. Pembangkit gelombang laut dapat
disebabkan oleh :
1. Angin, menimbulkan gelombang angin
2. Gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari menimbulkan gelombang pasang surut
3. Gempa (vulkanik atau tektonik) didasar laut menyebabkan gelombang tsunami
4. Ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal. Bila dipandang dari sisi
sitat-sifatnya, ada dua tipe gelombang, yaitu :
a. Gelombang pembangun/pembentuk pantai (Contructive wave), yang temasuk
gelombang pembentuk pantai, bercirikan mempunyai ketinggian kecil dan
kecepatan rambatnya rendah. Sehingga saat gelombang tersebut pecah di
pantai akan mengangkut sedimen (material pantai). Material pantai akan
tertinggal di pantai (deposit) ketika aliran balik dari gelombang pecah meresap
ke dalam pasir atau pelan-pelan mengalir kembali ke laut.
b. Gelombang perusak pantai (Destructive wave), gelombang perusak pantai
biasanya mempunyai ketinggian dan kecepatan rambat yang besar (sangat
tinggi). Air yang kembali berputar mempunyai lebih sedikit waktu untuk
meresap ke dalam pasir. Ketika gelombang datang kembali menghantam

6
pantai akan ada banyak volume air yang terkumpul dan mengangkut material
pantai menuju ke tengah laut atau ke tempat lain.
2.3 Arus
1. Pengertian dan Jenis arus
Arus adalah proses pergerakan massa air menuju kesetimbangan yang
menyebabkan perpindahan horizontal dan vertical massa air. Gerakan tersebut
merupakan resultan dari beberapa gaya yang bekerja dan beberapa faktor yang
mempengaruhinya. Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu
tempat ke tempat lain baik secara vertical maupun horizontal.
Adapun jenis arus adalah sebagai berikut :
Menurut letaknya arus dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Arus atas adalah arus yang bergerak di permukaan laut, bergerak di
permukaan laut, bergerak dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola
sebaran angin.
b. Arus bawah (Deep-water Circulation) adalah arus yang bergerak dibawah
permukaan laut arah pergerakannya tidak dipengaruhi ole pola sebaran angin
dan membawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator.
Faktor utama yang mengendalikan gerakan massa air laut di kedalaman
samudera adalah densitas air laut. Perbedaan densitas diantara dua massa air laut
yang berdampingan menyebabkan gerakan vertical air laut dan menciptakan gerakan
massa air laut-dalam (deep-water masses) yang bergerak melintasi samudera secara
perlahan. Gerakan massa air laut-dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi
permukaan.
Menurut suhunya kita mengenal adanya arus panas dan arus dingin. Arus panas
adalah arus yang bila suhunya lebih panas dari daerah yang dilalui. Sedangkan arus
dingin dari daerah yang dilaluinya.
2. Pembangkit Arus
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal seperti perbedaan densitas air laut, gradient tekanan mendatar
dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan

7
bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan
udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin.
Gaya-gaya utama yang berperan dalam sirkulasi massa air adalah gaya gradient
tekanan, gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya sentrifugal. Faktor penyebab
terjadinya arus yaitu dapat dibedakan menjadi tiga komponen yaitu gaya eksternal,
gaya internal angin, gaya-gaya kedua yang hanya datang karena fluida dalam gerakan
relative terhadap permukaan bumi. Dari gaya-gaya yang bekerja dalam pembentukan
arus antara lain tegangan angin, gaya viskositas, gaya coriolis, gaya gradiaen tekanan
horizontal, gaya yang menghasilkan pasut.
3. Gaya Coriolis Dan Arus Ekman
Ketika angin berhembus di laut, energy yang ditransfer dari angin ke batas
permukaan, sebagian energy ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi
permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah pemrambatan
gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat kecepatan angin,
semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan semakin besar
arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan permukaan laut dapat
menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air turbulen.
Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arah arus yang
disebabkan oleh gaya cotiolis akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit
pembelokan dari arah arus yang relative cepat dilapisan permukaan dan arah
pembelokannya menjadi lebih besar pada aliran arus yang kecepatannya makin
lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah besar. Akibatnya akan timbul
suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan maka arus yang terjadi pada
lapisan-lapisan perairan akan makin dibelokan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai
spiral ekman.
2.4 Kedalaman Perairan
Kedalaman air laut biasanya diukur dengan menggunakan echo sounder atau CTD
(Conductivity, Temperature, Depth) atau dengan alat fishfinder. Kedalaman yang diukur
dengan menggunakan CTD didasarkan pada harga tekanan. Tekanan didefenisikan
sebagai gaya per satuan luas. Semakin kedalam, tekanan air laut akan semakin besar. Hal
ini disebabkan oleh semakin besarnya gaya yang bekerja pada lapisan yang lebih dalam.

8
2.5 Angin
Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena
adanya perbedaan tekanan udara (takanan tinggi ke tekanan rendah) di sekitarnya. Angin
merupakan udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu
udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang
rendah ke suhu udara yang tinggi.
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan
sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya berkurang.
Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi panas lagi
dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamakan
konveksi.
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara
pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energy panas
matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima
energy panas matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan
tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan
terjadi antara daerah lain yang lebih sedikit menerima energy panas, yang berakibat akan
terjadi aliran udara pada wilayah tersebut.
Angin merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi sirkulasi air dan
pembangkit gelombang. Angin adalah faktor yang membangkitkan arus, arus ditimbulkan
oleh angin mempunyai kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus
yang dibangkitkan oleh angin memiliki perubahan yang kecil seiring pertambahan
kedalaman hingga tidak berpengaruh sama sekali.
2.6 Suhu
Dalam oseanografi dikenal dua istilah untuk menentukan temperature air laut yaitu
temperature insitu (selanjutnya disebut sebagai temperature saja) dan temperature
potensial. Temperature adalah sifat termodinamis cairan karena aktivitas molekul dan
atom di dalam cairan tersebut. Semakin besar aktivitas (energy), semakin tinggi pula
temperaturnya. Temperature menunjukkan kandungan energy panas. Energy panas dan
temperature dihubungkan oleh energy panas spesifik. Energy panas spesifik sendiri

9
secara sederhana dapat diartikan sebagai jumlah energy panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan temperature air satu satuan massa fluida sebesar 1 o.
Tekanan di dalam laut akan bertambah dengan bertambahnya kedalaman. Sebuah
parsel air yang bergerak dari satu level tekanan ke level tekanan ke level tekanan yang
lain akan mengalami penekanan (kompresi) atau pengembangan (ekspansi). Jika parsel
air mengalami penekanan secara adiabatic (tanpa terjadi pertukaran energy panas), maka
temperaturnya akan bertambah. Sebaliknya, jika parsel air mengalami pengembangan,
maka temperaturnya akan berkurang. Perubahan temperature yang terjadi akibat
penekanan dan pengembangan ini bukanlah nilai yang ingin kita cari, karena di dalamnya
tidak terjadi perubahan kandungan energy panas. Untuk itu, jika kita ingin membandingkan
temperature air pada suatu level tekanan dengan level tekanan lainnya, efek penekanan
dan pengembangan adiabatic harus dihilangkan. Maka dari itu didefenisikanlah
temperature potensial, yaitu temperature dimana parsel air telah dipindahkan secara
adiabatic ke level tekanan yang lain. Di laut, biasanya digunakan permukaan laut sebagai
tekanan referensi utnutk temperature potensial.
Keadaan suhu perairan laut banyak ditentukan oleh penyinaran matahari yang disebut
proses insolation. Pemanasan di daerah tropic/khatulistiwa akan berbeda dengan hasil
pemanasan di daerah lintang atau kutub. Oleh karena bentuk bumi bulat, di daerah tropis
sinar matahari jatuh hampir tegak lurus, sedangkan di daerah kutub umumnya menerima
sinar matahari dengan sinar yang condong. Sinar jatuh condong bidang jatuhnya akan
lebih luas dari pada sinar jatuh tegak. Selain oleh kemiringan sinar jatuh, di daerah kutub
banyak sinar dipantulkan kembali ke atmosfer sehingga semakin menambah dingin
keadaan suhu di daerah kutub.
Namun walaupun di daerah tropis lebih panas dari kutub, daerah tropis memiliki suhu
air lebih rendah dibandingkan suhu air laut di daerah subtropics. Hal ini karena faktor
keawanan yang mmenutupi di daerah tropis banyak awan yang menutupi dibandingkan
dengan di daerah subtropik. Awan banyak menyerap sinar datang dan menimbulkan nilai
kelembaban udara yang tinggi. Adapun di daerah subtropik, insolation yang tinggi tidak
diikuti oleh kelembaban dan keawanan sehingga di daerah ini lebih panas. Berdasarkan
kedalamannya, sinar matahari banyak diserap oleh lapisan permukaan laut sehingga

10
kedalaman antara 200-1000 meter suhu turun secara drastic, dan pada daerah yang
terdalam bisa mencapai suhu kurang dari 2 oC.
Pola suhu di perairan laut pada umumnya :
1. Makin ke kutub makin dingin.
Pada permukaan samudera, umumnya dari khatulistiwa berangsur-angsur dingin
sampai ke laut-laut kutub, di khatulisttiwa ± 28oC, pada laut-laut kutub antara 0 o
sampai 2oC.
2. Makin ke bawah makin dingin
Panas matahari hanya berpengaruh di lapisan atas saja. Di dasar samudera rata-rata
2oC. sebab yang utama adalah karena air dingin yang berasal dari daerah kutub
mengalir kearah khatulistiwa. Laut yang tidak dipengaruhi arus dingin suhunya tinggi
laut tengah misalnya sampai jauh ke bawah, suhunya 13 oC.
2.7 Kecerahan dan Kekeruhan
Kecerahan air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan
ssedimen yang dibawa oleh aliran ssungai. Pada laut yang keruh, radiasi sinar matahari
yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis tumbuhan laut akan kurang dibandingkan
dengan air laut jernih. Pada perairan laut yang dalam dan jernih, fotosintesis tumbuhan itu
mencapai 200 meter, sedangkan jika keruh hanya mencapai 15-40 meter. Laut yang jernih
merupakan lingkungan yang baik untuk tumbuhnya terumbu karang dari cangkang
binatang koral.
2.8 Salinitas
Salinitas atau kadar garam ialah banyaknya garam-garam (dalam gram) yang terdapat
dalam 1 Kg air laut, yang dinyatakan dengan % 0 atau perseribu. Yang dimaksud salinitas
tidak termasuk partikel-partikel suspense atau material padat yang berhubungan langsung
dengan air sebab material-material tersebut tidak larut dalam air laut memiliki 3,5%, yakni
sekitar 220 kali salinitas air tawar. Salinitas seringkali di ekspresikan dengan satuan part
per million (‰) sehingga angka salinitas air laut menjadi 35‰. Artinya, dalam 1000 gram
air laut mengandung 35 gram garam.
Salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap
kilogram air laut. Secara praktis adalah susah untuk mengukur salinitas di laut, oleh karena
itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja

11
yaitu (CI). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion
klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida.
Tinggi rendahnya kadar garam (salinitas) sangat tergantung pada faktor-faktor berikut :
1. Penguapan , semakin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka
salinitas nya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah tingkat penguapan
air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas
air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun
salinitas akan tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai
yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan
sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya
akan tinggi.
2.9 Sedimen
Sedimen adalah pecahan, mineral atau material organic yang ditransforkan dari
berbagai sumber dan diendapkan oleh media udara, angin, es atau oleh air dan juga
termasuk didalamnya material yang diendapkan dari material yang melayang dalam air
atau dalam bentuk larutan kimia. Sedimentasi adalah proses pembentukan sedimen atau
batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau
asalnya pada suatu tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai,
muara, danau, delta, estuaria laut dangkal sampai laut dalam.
2.10 Topografi Pantai
Topografi pantai dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya besarnya daya abasi
pantai yang disebabkan oleh gelombang dan angin, vegetasi pantai dan kegiatan air laut.
Abrasi di laut adalah proses terjadinya pengikisan daratan (erosi) oleh gelombang
sehingga menyebabkan hanyutnya substrat dan berkurangnya luas daratan. Jika proses
erosi berlangsung di pulau-pulau yang relative kecil dengan vegetasi yang terbatas, maka
menyebabkan pulau tersebut tenggelam.
Indikasi terjadinya abrasi dan penciutan luas pulau-pulau kecil dapat ditemukan di
kepulauan spermonde Sulawesi Selatan. Kepulauan Spermonde terdiri dari 207 pulau-

12
pulau kecil yang terletak di pantai barat Kota Makassar. Luas wilayahnya dipekirakan
sekitar 14.000km2.
2.11 pH
Pengukuran pH, kekeruhan dan oksigen dilakukan dengan menggunakan alat water
checker U.10 yang dilakukan disetiap stasiun. Catat posisi dan waktu pengukuran. Sensor
yang terdapat pada alat ini kemudian dicelupkan pada permukaan air dan secara otomatis
sensor tersebut akan merekam dan menampilkan pada layar tampilan pH, kekeruhan dan
oksigen terlarut pada perairan tersebut.
2.12 DO (Oksigen Terlarut)
Oksigen terlarut merupakan kebutuhan yang vital bagi kelangsungan hidup organisme
suatu perairan. Oksigen terlarut diambil oleh organisme perairan melalui respirasi untuk
pertumbuhan, reproduksi dan kesuburan. Menurunnya kadar oksigen terlarut dapat
mengurangi efesien pengambilan oksigen oleh biota laut sehingga dapat menurunkan
kemampuan untuk hidup normal dalam lingkungan hidupnya. Umumnya oksigen dijumpai
di lapisan permukaan karena oksigen dari didekatnya dapat secara langsung larut
(berdifusi ke dalam air laut).
Atmosfer bumi mengandung oksigen sekitar 210 ml/liter. Oksigen merupakan salah
satu gas yang terlarut dalam perairan. Kadar oksigen terlarut diperairan alami bervariasi,
tergantung pada suhu dan ketinggian (altitude) serta semakin kecil tekanan atmosfer,
kadar oksigen terlarut semakin kecil (Jeffness dan Mills, 1996). Semakin tinggi suatu
tempat dan permukaan laut, tekanan atmoster semakin rendah. Setiap peningkatan
ketinggian suatu tempat suatu tempat sebesar 100 m diikuti dengan penurunan tekanan
hingga 8 mm Hg. Pada kolom air, setiap peningkatan kedalaman sebesar 10 m disertai
dengan peningkatan tekanan sekitar 1 atmosfer (Cole, 1988). Kadar oksigen terlarut juga
berflukturasi secara harian dan musiman, tergantung pada pencampuran dan pergerakan
massa air, aktivitas fotosintesis, dan limbah yang masuk ke badan air. Peningkatan suhu
sebesar 1oC akan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10% (Brown, 1987).
Dekomposisi bahan organic dan oksidasi bahan anorganik dapat mengurangi kadar
oksigen terlarut hingga mencapai nol (anaerob).

13
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktek lapang mata kuliah oceanografi ini dilaksanakan di pulau Saugi desa Mattiro
baji, Kecamatan Liukang Tupabiring Utara, Kabupaten Pangkep selama 3 hari, dimulai
pada hari Jumat, 8 November 2019 sampai dengan hari Minggu, 10 November 2019.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan di lapangan :
1. Tiang skala
2. Stopwatch
3. GPS
4. Alat tulis untuk mencatat hasil
5. Kompas manual
6. Layang-layang arus
7. Ecosounder
8. Anemometer
9. Thermometer
10. Seicidisk
11. Salinometer
12. Grab sampler sedimen
13. Kertas lakmus/indikator universal
14. DO meter (Dissolve Oxygen)
15. Roll meter
16. Peta lokasi Pulau Saugi
Alat dan bahan yang digunakan di laboratorium :
1. Sample sediment
2. Kertas nasi
3. Cawan petri
4. Label
5. Kertas Koran

14
6. Alat tulis
7. Lidi
8. Timbangan digital
9. Sikat bulu
3.3 Metode yang dilakukan di Lapangan
Teknik pengambilan data untuk masing-masing parameter dijelaskan sebagai berikut :
3.3.1 pasang surut
a. menentukan lokasi yang representative untuk pemasangan tiang pasut (tiang
skala) dan mencatat posisinya
b. memasang tiang pasut pada daerah yang diperkirakan tetap tergenang air
apabila air surut, jika lokasi tersebut kering pada saat surut, maka perlu
memasang rambu pasut yang lain pada daerah yang tergenang air.
c. Mencatat tinggi muka air dengan interval 1 jam selama 36 jam (pengukuran
periode jangka pendek), yang dimulai pada pukul 17.00 waktu setempat
3.3.2 gelombang
a. menentukan stasiun pengambilan data gelombang yang representative dan
mencatat posisinya.
b. Melakukan pengukuran gelombang pada setiap lokasi yang telah ditentukan
(gelombang sebelum pecah), meliputi : tinggi gelombang, waktu pengukuran,
lama pengukuran, arah datang gelombang dan arah garis pantai dari
gelombang.
c. Untuk pengukuran tinggi gelombang dilakukan dengan cara mengukur tinggi
muka air saat puncak dan saat lembah dengan menggunkan tiang skala.
Selisih puncak dan lembah, itulah tinggi gelombang. Jumlah pengukuran
puncak dan lembah disesuaikan dengan lama waktu pengamatan yang telah
ditentukan (3-5 menit).
d. Pengukuran gelombang ini dilakukan pada waktu pagi, siang dan sore hari.
3.3.3 Arus
a. Mencatat posisi dan melakukan pengukuran arah dan kecepatan arus pada
bebrapa stasiun di daerah laut dangkal maupun dalam.

15
b. Untuk pengukuran kecepatan arus dilakukan dengan menggunakan layang-
layang arus, yakni dengan menetapkan jarak tempuh layang-layang arus (5
meter), kemudian mengukur waktu tempuh layang-layang arus tersebut. Arah
arus ditentukan dengan menggunakan kompas, dengan men-shoot arah
pergerakan layang-layang arus.
3.3.4 kedalaman
a. pengambilan data kedalaman dilakukan dengan menggunakan perahu
dengan metode zig-zag. Catat posisi dan waktu pengambilan data.
b. Pengukuran kedalaman menggunakan alat ecosounder dengan menurunkan
sensor alat tersebut ke perairan, maka pada layar tampilan ecosounder akan
muncul akan muncul nilai kedalaman.
3.3.5 Angin
a. pengukuran angin dengan menggunakan alat anemometer, dilakukan di
beberapa titik. Kemudian catat posisi dan waktu pengukuran.
b. Untuk arah angin, digunakan layang-layang angin di modifikasi.
c. Baling-baling anemometer disambungkan pada layar monitor dengan
menggunakan kabel lalu di arahkan pada datangnya angin lalu melihat
kecepatan angin yang ditunjukkan pada layar monitor anemometer.
d. Dengan kecepatan angin dapat juga dengan menggunakan benang kemudian
dishoot arahnya.
3.3.6 Kecerahan
a. pengukuran kecerahan menggunakan alat seichidisk, dilakukan di beberapa
titik. Catat posisi dan waktu pengukuran.
b. Menenggelamkan seichidisk hingga tepat pada saat seichidisk sudah tidak
terlihat oleh mata.
c. Mengukur kedalaman seichidisk untuk memperoleh nilai kecerahan.
3.3.7 suhu
a. pengukuran suhu dilakukan secara horizontal dan vertical, secara horizontal
dilakukan pada beberapa titik di daerah laut dangkal hingga ke laut dalam.
b. Mencatat posisi dan waktu pengukuran.
c. Mencatat hasil pengukuran suhu yang telah diperoleh.

16
3.3.8 Salinitas
a. pengukuran salinitas menggunakan alat hand refraktometer dan dilakukan
pada beberapa stasiun di daerah laut dangkal hingga laut dalam.
b. Mencatat posisi dan waktu pengukuran, jika menggunakan salinometer
dengan menggunakan botol kemudian sampel air laut diambil lalu celupkan
alat tersebut beberapa saat, kemudian mencatat penunjukan skalanya untuk
memperoleh salinitasnya.
3.3.9 pH
a. Pengukuran pH dilakukan dengan alat yaitu indikator universal
b. Mencatat posisi dan waktu pengukuran kertas indikator universal dicelupkan
kemudian didiamkan beberapa saat lalu angkat dan mencocokkan perubahan
warna yang terjadi pada kertas dengan menggunakan skala perubahan warna
yang menunjukkan nilai pH masing-masing warna.
3.3.10 Sedimen
a. Pengambilan sampel sedimen dasar perairan juga dilakukan dengan
menggunakan Grab sampler sedimen yang dilakukan pada setiap stasiun.
b. Sampel sedimen yang di dapatkan di masukkan ke dalam kantong sedimen
dan diberikan label.
c. Dilakukan analisa laboratorium guna mengetahui jenis, ukuran sedimen dasar
perairan.
3.3.11 DO (Dissolve Oxygen)
a. Ambil sampel air di laut di stasiun pengukuran pasut di dermaga dengan
menggunakan water sampler.
b. Kemudian masukkan sampel air ke dalam botol reagen sampai penuh.
c. Masukkan mangan sulfat 2 ml kedalam botol reagen.
d. Kemudian masukkan alkali anidasida 2 ml kedalam botol reagen.
e. Kemudian gojokk sampai ada yang menggumpal.
f. Kemudian tambahkan asam sulfat pekat 2 ml kedalam reagen.
g. Kemudian gojok sampai warnanya kuning.
h. Lalu diamkan botol reagen sampai dingin.
i. Masukkan nathio sulfat kedalam buret.

17
j. Kemudian masukkan sampai 100 ml kedalam elemeyer.
k. Lalu titrasi awal hingga warna kuning muda.
l. Teteskan 5-8 tetes amilum kedalam sampel sampai warna biru.
m. Kemudian lakukan titrasi sampai warnanya menjadi bening.
n. Lalu masukkan rumus DO = Volume (titrasi awal – titrasi akhir) x 0,06 x
Nthiosulfat (0,025) x 1000 x BeO2
3.3.12 Pemetaan Topography
a. tentukan titik yang akan dipetakan.
b. Lalu beri tanda dengan menggunakan patok atau tanda yang bisa diawali.
c. Kemudian lakukan pengukuran panjang garis pantai dengan menggunakan
roll meter. Pengukuran dimulai dari patok atau titik yang pertama, kemudian
catat berapa panjang garis pantainya.
d. Kemudian lakukan pengukuran panjang garis pantai dengan menggunakan
roll meter, pengukuran dimulai dari titik awal kemudian catat berapa panjang
garis pantainya.
e. Lalu lakukan pengambilan data arah garis pantai yang telah diukur
menggunakan kompas bidik.
f. Kemudian beri lagi tanda di setiap pembekalan arah yang tidak sejajar dengan
patok awal yang digunakan untuk pengukuran.
g. Lalu lakukan pengukuran dengan cara yang sama hingga di titik akhir atau
pada tanda yang diberikan kelompok selanjutnya. Lakukan pengukuran
tersebut hingga ke titik 8.
3.4 Metode yang dilakukan di Laboratorium
Analisis Laboratorium Sampel Sedimen
Sampai sedimen dianalisis di laboratorium dengan metode ASTM (America Society for
Testing and Materials), yakni ayakan kering dengan menggunakan sieve net (ayakan
sedimen). Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut :
a. mengumpulkan sedimen yang telah diperoleh delapangan sesuai dengan
lokasi masing-masing sampel, kemudian keringkan selama kurang lebih 48
jam atau lebih jika cuaca yang tidak memungkinkan. Namun, bila cuaca
sangat tidak memungkinkan, dapat menggunakan oven dengan memanaskan

18
substrat sedimen selama 2 jam tapi cara ini sangatlah tidak dianjurkan karena
dapat merubah ukuran substrat sedimen.
b. Kemudian sampel sedimen yang telah dikeringkan dihamparkan diatas kertas
pembungkus nasi secara merata lalu membuat garis zig-zag dengan
menggunakan lidi atau semacamnya. Lalu mengambil substrat sampel ditiap
pola garis pertemuan yang telah dibuat dan dimasukkan ke dalam cawan petri
tanpa table sebanyak 100 gram.
c. Setelah kering, sampel tiap-tiap stasiun diambil sebanyak 100 gr dan diukur
dengan timbangan digital sebagai berat awal.
d. Setelah mengayak sampel yang telah ditimbang dengan menggunakan sieve
net bersusun berurutan dengan ukuran 2 mm, 1 mm, 0,5 mm, 0,25 mm,
0,0125 mm, 0,063 mm, dan < 0,063 mm, kemudian digerakkan secara
konstan selama kurang lebih 15 menit.
e. Pisahkan sampel dari ayakan (untuk antisipasi tertinggalnya butiran pada
sieve net, maka disikat dengan sikat bulu secara perlahan). Kemudian
masing-masing kategori ukuran ditimbang.
f. Selanjutnya pisahkan sampel hasil timbangan pada wadah masing-masing
berdasarkan ukuran, lalu wadah tersebut diberi label sesuai dengan ukuran
partikel sedimen.
g. Prosedur tersebut dilakukan untuk masing-masing stasiun pengamatan.
h. Setelah hasil analisis butir sampel sedimen dilakukan, maka langkah
selanjutnya adalah pengelompokan klasifikasi yang disajikan dalam bentuk
table berdasarkan skala WenWorth dari masing-masing ukuran butir sedimen.
3.5 Analisis Data
Cara analisis data parameter oceanografi dapat dilihat sebagai berikut :
1. Pasang surut
a. Data pasang surut yang telah diperoleh salama periode 38 jam pengamatan
(periode jangka pendek), nilainya pada tiap-tiap jam dikalikan dengan faktor
pengali untuk mendapatkan nilai muka air pada tiap jamnya.
b. Untuk mendapatkan nilai Mean Sea Level (MSL) tau muka air rata-rata
digunakan rumus persamaan empiris sebagai berikut :

19
39

∑ HiCi
t=1
MSL= 39
: MSL=Tinggi Muka Air Rata−rata
∑ Ci
t=1

c. Nilai muka air pada setiap jam yang telah diperoleh kemudian di plot pada
kertas grafik.
d. Berdasarkan hasil grafik yang diperoleh, tentukan tipe pasang surut yang
terbentuk.
2. Kecepatan Arus
Kecepatan arus yang diukur dilapangan, dihitung menggunakan persamaan :
S
Kecepatan Arus terukur (V) : V= ,
T
Dengan :
S = Jarak tempuh layang-layang arus
T=Waktu tempuh layang-layang arus
3. Analisis Data Gelombang
a. Tinggi Gelombang : H = Puncak - Lembah
H=H 1+ H 2+ H 3+... HN
b. Tinggi Gelombang Rata-Rata :
N
c. Periode Gelombang : T = t/N
d. Panjang Gelombang : L = 1,56 x T2
n
3

∑ Hu
e. Tinggi Gelombang Signifikan : : H 1 = i=1
3 N
3
1
f. Tinggi Gelombang Pecah : : Hb=H ¿
3
4. Analisisn Kecerahan
Panjang Tali Terukur( m)
% Kecerahan = x 100 %
Nilai Kedalaman(cm)

5. Kelerengan

20
( N −1 ) Ci
α= × 100
L(skala)

6. Sedimen
a. Menghitung % berat sedimen pada metode ayakan

Berat hasil ayakan( gr )


% Berat= x 100 %
Berat awal( gr )

b. Menghitung % berat sedimen pada metode pipet


Berat hasil pemipetan ( gr )
% Berat= x 100 %
Berat awal ( gr )
c. Menghitung % berat kumulatif :
% kumulatif = % Berat 1 + % berat 2
Q1
d. Menentukan nilai sortasi (So) : So=
Dimana :
Q3
,

So = Nilai Sortasi
Q1 = Kwartir Pertama
Q3 = Kwartir Ketiga
Untuk mengetahui nilai Q1, Q2, dan Q3 digunakan kertas semilog
Klasifikasi tingkatan nilai Sortasi :

No Keterangan Skala
1 Sangat Baik 1,0 < So < 1,17
2 Baik 1,17< So < 1,20
3 Cukup Baik 1,20 < So < 1,35
4 Sedang 1,35 < So < 1,875
5 Jelek 1,875 < So < 2,75
6 Sangat Jelek So > 2,75
Sumber : Hasriyanti, 2006

21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Praktek Lapang

Pulau Saugi merupakan induk dari Desa Mattiro Baji. Tiga pulau lainnya adalah Pulau
Satando. Pulau Camba-camba dan Pulau Sapuli. Karena mendekati cukup dekat dengan
daratan utama, material sedimen yang menyebabkan perpindahan menjadi keruh
sehingga jarak pandang maksimum 0,3 m. menghadapi terumbu karang yang menjadi
terhabat. Kondisi terumbu karang cukup memprihatinkan dengan tutupan karang hanya
15%, sebaliknya tertutup oleh karang mati tertutup sedimen pasir dan lumpur serta
pecahan karang mati.
Pulau Saugi terletak pada 4o 46’ 2.,84” Lintang Selatan dan 119 o 26’ 45,6” Bujur Timur
merupakan salah satu dari empat pulau Desa Mattiro Baji Liukang Tuppabiring Utara,
Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan utara pulau saugi

22
berbatasan dengan Desa Mattiro Uleng, Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mattiro
Bulu, dan sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar, dengan luas pulau 2 km 2.
Mata pencaharian warga di pulau Saugi ini adalah bidang pertukaran, perdagangan
dan sebagai nelayan. Kebutuhan listrik warga diharuskan oleh generator umum disetiap
pulau. Generator tersebut memenuhi kebutuhan warga setiap pukul 17.00 hingga 22.00
Wita. Namun, terbatasnya kapasitas listrik yang dihasilkan oleh generator ini membuat
tidak semua orang mendapatkan layanan listrik umum. Beberapa warga kemudian
mengusahakan pembangkit listrik mereka sendiri. Sumber air tawar terbatas membuat
warga membeli air dari luar pulau (Pangkajenen).
4.2 Hasil
4.2.1 Parameter Fisika
4.2.1.1 Pasang Surut
Table 4.1 Kondisi Pasang Surut di Pulau Saugi
Pasang Surut
No Hari/jam
Puncak Lembah TMA
1 Jumat / 17.23 165 150 157.5
2 Jumat / 18.23 167.5 162.3 164.9
3 Jumat / 19:23 170 161.5 165.75
4 Jumat / 20:00 167.5 157.25 162.5
5 Jumat / 21:00 168.3 158 163.15
6 Jumat / 22:24 163.75 158.5 161.125
7 Jumat / 23:10 164.33 157.33 160.83
8 Sabtu / 00:17 165.3 161.6 164
9 Sabtu / 01:24 167.5 163.25 165.3
10 Sabtu/ 02:09 170.4 168 169.2
11 Sabtu / 03:21 172.2 165 168.6
12 Sabtu / 04:05 172 164.25 168.25
13 Sabtu / 05:16 172.25 160.5 166.9
14 Sabtu / 06:30 154.75 152.5 156.125
15 Sabtu / 07:01 155 149 152
16 Sabtu / 08:00 145 141.6 143.3
17 Sabtu / 09:00 142 138 140
18 Sabtu / 10:00 137.2 134.2 135.7
19 Sabtu / 11:00 141 136 138.5
20 Sabtu / 12:20 138.25 135.25 136.75
21 Sabtu / 13:06 147.3 139.6 143.45
22 Sabtu / 14:16 158.5 149 153.75
23 Sabtu / 15:02 165.5 158.5 162
24 Sabtu / 16:05 165,5 158,5 162

23
25 Sabtu / 17:08 181.5 164.25 172.87
26 Sabtu / 18:05 172.8 165 168.9
27 Sabtu / 19:00 168.25 157.2 162.87
28 Sabtu / 20:00 162.75 154.25 158.5
29 Sabtu / 21:05 157.33 153.33 155.83
30 Sabtu / 22:25 160.25 151.25 155.75
31 Sabtu / 23:01 152.3 147.6 149.95
32 Minggu / 00:03 156.6 148.3 152
33 Minggu/ 01:00 159.25 152.5 155.875
34 Minggu/ 02:00 161.8 157.2 159.5
35 Minggu/ 03:00 166.75 163.5 165.25
36 Minggu/ 04:18 166.5 163 164.75
37 Minggu/ 05:25 165 157.5 162.5
38 Minggu/ 06:19 157.25 149 153.125
39 Minggu/ 07:00 146.25 141.5 143.8
40 Minggu/ 08:11 138 136 137
∑H 6.286
Sumber, Data di Dermaga
Analisi Data :
Tinggi muka air maksimum (Hmax) = 172,8 cm
Tinggi muka air minimum (Hmin) = 134,2 cm
Total tinggi muka air (Hi) = 6.286 cm
Lamanya waktu pengukuran (Ci) = 40 jam
40

∑ Hi
t=1
Maka, Tinggi muka air rata-rata (MSL) = 40

∑ Ci
t =1

6286
=
40
MSL = 157,1 cm
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Kondisi Pasang Surut di Pulau Saugi
Posisi MSL
Hmax Hmin ∑Hi ∑Ci
Lintang Bujur (cm)

172,8 135,7 6286 40 157,1

Sumber, Hasil Analisis Data Pasang Surut di Pulau Saugi 2019

24
Grafik Pasang Surut Perairan Pulau Saugi
Kab. Pangkep
200
150
100
50
0
TMA

Ju t / 2 23
Sa t / 2 0
Sa / 0 0
Sa / 0 9
Sa / 0 6
Sa / 1 0
Sa / 1 0
Sa / 1 6
Sa / 2 8
M u/ 0
M gu/ :01
M gu/ :00
u/ 2 5

1
:0
u 1

bt 5:1
bt 8:0
bt 1:0
bt 2:0

bt 4:1
bt 7:0
bt 0:0

:1
b t 3:

gg 5:
.
m 0
m 7

g 3
g 2

08
Ju t / 1

in 2
in 0
in 0
u
u
u
u
u
u
a
a
a
m
Ju

Waktu Pengambilan

Sumber, Analisis Lapangan 2019


Gambar 4.1 Grafik Pasang Surut
4.1.1 Gelombang
Tabel 4.3 Data Gelombang Titik 1
Jumat/17:29 Jumat/21:24 Sabtu/7:48 Sabtu/11:20 Sabtu/15:28
No
Lembah

Lembah

Lembah

Lembah
Puncak

Puncak

Puncak

Puncak

Puncak
Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi
Lembah
1 101 82 19 87 70 17 89 86 3 72 63 9 89 70 19
2 102 79 23 86 73 13 91 84 7 74 65 9 88 71 17
3 98 81 17 88 71 17 90 85 5 73 62 11 89 74 15
4 100 80 20 83 70 13 90 85 5 71 59 12 86 72 14
5 101 79 22 87 71 16 91 84 7 69 59 10 90 75 15
6 97 82 15 86 73 13 89 83 6 71 60 11 89 72 17
7 98 81 17 85 70 15 92 83 9 74 64 10 88 74 14
8 100 80 20 86 73 13 91 85 6 73 65 8 90 73 17
9 99 82 17 81 72 9 89 83 6 71 60 11 89 76 13
10 96 78 18 82 71 11 92 84 8 72 62 10 89 74 15
11 100 79 21 79 70 9 92 87 5 73 65 8 91 74 17
12 99 80 19 80 70 10 89 84 5 72 63 9 88 72 16
13 96 79 17 81 72 9 92 84 8 69 60 9 89 75 14
14 97 81 16 83 70 13 91 84 7 72 63 9 90 73 17
15 100 79 21 84 70 14 92 85 7 71 65 6 88 74 14
16 102 80 22 86 70 16 89 85 4 70 64 6 88 70 18
17 100 79 21 86 70 16 92 84 8 71 65 6 88 72 16
18 99 78 21 83 70 13 92 83 9 72 64 8 92 72 20
19 100 77 23 82 71 11 89 84 5 71 64 7 93 71 22
20 98 80 18 86 71 15 91 84 7 72 64 8 90 72 18
21 97 79 18 84 70 14 90 84 6 71 62 9 89 74 15

25
22 98 81 17 86 72 14 92 85 7 72 65 7 89 73 16
23 97 78 19 83 71 12 92 83 9 70 63 7 88 75 13
24 101 79 22 82 72 10 90 84 6 72 65 7 89 76 13
25 103 80 23 85 72 13 91 85 6 71 59 12 92 74 18
26 98 81 17 83 72 11 91 84 7 72 64 8 90 75 15
27 99 79 20 85 73 12 92 83 9 70 60 10 93 74 19
28 99 78 21 82 72 10 92 85 7 72 63 9 91 75 16
29 98 81 17 83 72 11 91 84 7 69 63 6 88 73 15
30 100 79 21 84 73 11 92 84 8 71 60 11 88 69 19
Jumlah 582   381   199   263   487
Rata-rata 19   13   6.6   8.8   16.2
Sumber, Data Gelombang Kelompok 1 2019
Waktu Tempuh dan Arah Datang 30 Gelombang:
Jumat/17:29 : 2 menit 55 detik, 222º
Jumat/21:24 : 2 menit 32 detik, 180º
Sabtu/07:48 : 3 menit 57 detik, 186º
Sabtu/11:20 : 2 menit 47 detik, 240º
Sabtu/15:28 : 4 menit 0 detik, 229º
Tabel 4.4 Hasil Analisi Data Gelombang di Titik 1
Waktu Pengukuran
Analisis
17:29 21:24 07:48 11:20 15:28
Tinggi rata-rata Gelombang 19,4 12,7 6,63 8,77 18,5
Periode Gelombang 5.83 5.07 7.90 5.57 6.00
Panjang Gelombang 53.02 40.09 97.35 48.39 56.16
Tinggi Gelombang Signifikan 21.90 15.40 8.20 10.70 18.70
Tinggi Gelombang Pecah 14.78 10.52 7.65 8.21 13.09
Sumber, Analisis Data 2019
Tabel 4.5 Data Gelombang di Titik 2
Jumat/17:21 Jumat/21:02 Sabtu/07:45 Sabtu/11:11 Sabtu/15:40
No
Lembah

Lembah

Lembah

Lembah

Lembah
Puncak

Puncak

Puncak

Puncak

Puncak
Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

1 108 101 7 103 99 4 80 79 1 74 71 3 103 97 6


2 107 98 9 104 99 5 80 78 2 75 72 3 101 96 5
3 108 100 8 101 98 3 80 79 1 74 71 3 103 96 7
4 106 98 8 103 98 5 80 78 2 76 71 5 105 97 8
5 105 100 5 104 98 6 80 79 1 73 71 2 103 96 7
6 106 97 9 103 98 5 80 79 1 74 71 3 108 98 10
7 109 97 12 103 98 5 80 78 2 74 70 4 104 97 7
8 106 101 5 103 97 6 81 79 2 73 71 2 105 98 7

26
9 106 100 6 105 98 7 80 79 1 73 70 3 103 97 6
10 106 100 6 103 98 5 80 78 2 73 71 2 104 98 6
11 106 99 7 104 97 7 80 78 2 73 72 1 106 97 9
12 106 99 7 103 99 4 80 79 1 75 71 4 104 97 7
13 107 100 7 104 98 6 80 79 1 76 72 4 106 96 10
14 106 99 7 104 100 4 80 79 1 73 71 2 102 97 5
15 107 102 5 104 100 4 80 78 2 75 69 6 105 96 9
16 106 99 7 104 98 6 80 79 1 72 70 2 105 97 8
17 107 100 7 104 98 6 81 78 3 73 71 2 104 97 7
18 108 98 10 104 97 7 81 79 2 73 70 3 104 97 7
19 107 99 8 104 99 5 81 80 1 75 71 4 103 98 5
20 106 99 7 103 98 5 81 79 2 74 71 3 106 96 10
21 106 100 6 103 98 5 81 80 1 74 70 4 104 98 6
22 107 97 10 104 98 6 81 78 3 75 71 4 106 98 8
23 107 98 9 103 100 3 80 79 1 75 70 5 107 96 11
24 107 99 8 101 94 7 80 79 1 74 70 4 108 97 11
25 107 101 6 106 95 11 81 79 2 75 71 4 105 98 7
26 105 100 5 106 99 7 81 79 2 74 70 4 103 98 5
27 109 98 11 103 96 7 81 79 2 75 69 6 103 99 4
28 108 97 11 106 95 11 80 78 2 76 71 5 104 98 6
29 109 97 12 105 94 11 80 78 2 73 70 3 104 98 6
30 109 101 8 104 95 9 81 79 2 76 70 6 103 98 5
Jumlah 233 182 49 106 215
Rata-rata 7.8 6.1 2 3.5 7.2
Sumber, Analisis Data 2019
Waktu Tempuh dan Arah Datang 30 Gelombang:
Jumat/17.21 : 1 menit 10 detik, 276º
Jumat /21.02 : 1 menit 25 detik, 201º
Sabtu/07.45 : 1 menit 12 detik, 179º
Sabtu/11.11 : 52 detik, 245º
Sabtu/15.40 : 1 menit 5 detik, 254º
Tabel 4.6 Hasil Analisi Data Gelombang di Titik 2
Waktu Pengukuran
Analisis
17:21 21:02 07:45 11:11 5:40
Tinggi rata-rata Gelombang 7,76 6 1,63 3,53 7,1
Periode Gelombang 2,33 2,83 2,4 1,73 2,16
Panjang Gelombang 8,45 12,48 8,98 4,66 7,26
Tinggi Gelombang Signifikan 10,10 8,40 2,20 4,90 9,2
Tinggi Gelombang Pecah 5,454 5,04 1,628 2,695 4,876
Sumber, Analisis Data 2019
Tabel 4.7 Data Gelombang di Titik 3

27
Jumat/17:00 Jumat/21:00 Sabtu/7:40 Sabtu/11:00 Sabtu/15:00
No
Lembah

Lembah

Lembah

Lembah
Puncak

Puncak

Puncak

Puncak

Puncak
Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi
Lembah
1 96 94 2 95 91 4 81 80 1 64 58 6 105 102 3
2 94 92 2 94 92 2 81 80 1 63 57 6 107 103 4
3 95 92 3 95 92 3 81 79 2 63 58 5 107 102 5
4 96 94 2 93 90 3 81 80 1 65 58 7 115 104 11
5 93 90 3 94 91 3 81 80 1 64 59 5 109 102 7
6 94 92 2 96 93 3 82 80 2 62 58 4 105 103 2
7 95 93 2 97 92 5 81 80 1 63 59 4 108 99 9
8 96 94 2 94 92 2 81 80 1 63 58 5 109 102 7
9 94 90 4 95 91 4 82 79 3 62 57 5 109 102 7
10 94 92 2 93 90 3 82 79 3 62 57 5 110 102 8
11 95 93 2 94 90 4 81 80 1 63 57 6 107 101 6
12 95 93 2 93 92 1 82 79 3 62 58 4 109 103 6
13 96 91 5 93 91 2 81 79 2 63 58 5 105 101 4
14 97 92 5 94 91 3 81 80 1 62 57 5 106 103 3
15 96 94 2 95 91 4 82 80 2 63 57 6 109 102 7
16 96 93 3 93 90 3 82 80 2 62 58 4 110 101 9
17 95 92 3 94 91 3 81 80 1 62 57 5 114 104 10
18 95 93 2 93 92 1 81 80 1 63 58 5 111 105 6
19 94 92 2 93 91 2 81 80 1 63 58 5 110 100 10
20 95 93 2 94 90 4 82 80 2 64 56 8 108 100 8
21 95 94 1 94 89 5 81 80 1 64 57 7 108 101 7
22 95 92 3 93 91 2 81 80 1 63 58 5 111 99 12
23 96 94 2 94 90 4 81 80 1 64 58 6 110 102 8
24 96 93 3 93 90 3 81 79 2 63 57 6 113 103 10
25 95 92 3 94 89 5 81 80 1 64 57 7 109 102 7
26 94 91 3 94 91 3 81 80 1 63 58 5 110 101 9
27 94 92 2 93 92 1 82 80 2 65 57 8 112 98 14
28 94 93 1 94 90 4 81 80 1 62 58 4 111 102 9
29 95 92 3 96 91 5 82 78 4 63 58 5 108 102 6
30 95 93 2 95 90 5 81 78 3 64 57 7 110 101 9
Jumlah 75   96   49   165   223
Rata-rata 2.52   3.17   1.66   5.48   7.59
Sumber, Data Gelombang Kelompok 3 2019

Waktu Tempuh dan Arah Datang 30 Gelombang:


Jumat/17:00 : , 270º
Jumat/21:00 : 2 menit 13 detik, 241º
Sabtu/07:40 : 1 menit 26 detik, 240º

28
Sabtu/11:00 : 2 menit 7 detik, 245º
Sabtu/15:00 : 4 menit 5 detik, 240º
Tabel 4.8 Hasil Analisi Data Gelombang di Titik 3
Waktu Pengukuran
Analisis
17.00 21.00 07.40 11.00 15.00
Tinggi rata-rata Gelombang 2,520 3,170 1,660 5,480 7,280
Periode Gelombang 2,133 2,133 1,267 2,700 4,500
Panjang Gelombang 7,070 7,070 2,510 11,370 31,590
Tinggi Gelombang Signifikan 3,500 4,500 2,600 6,800 10,300
Tinggi Gelombang Pecah 2,256 2,758 1,445 4,220 7,217
Sumber, Analisis Data 2019
Tabel 4.9 Data Gelombang Titik 4
Jumat/17:35 Jumat/21:09 Sabtu/07:39 Sabtu/11:09 Sabtu/15:11
No
Lembah

Lembah

Lembah

Lembah
Puncak

Puncak

Puncak

Puncak

Puncak
Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi
Lembah
1 150 144 6 136 127 9 129 127 2 116 113 3 148 145 3
2 151 148 3 134 127 7 130 127 3 117 112 5 149 146 3
3 153 145 8 135 128 7 130 127 3 116 114 2 150 146 4
4 152 146 6 134 130 4 130 128 2 116 113 3 151 147 4
5 151 146 5 134 128 6 130 126 4 115 112 3 150 145 5
6 153 146 7 132 130 2 130 128 2 115 113 2 148 146 2
7 152 146 6 134 127 7 130 126 4 116 112 4 149 144 5
8 154 146 8 133 128 5 132 129 3 116 111 5 150 144 6
9 153 145 8 135 128 7 130 129 1 117 112 5 149 144 5
10 151 146 5 134 129 5 130 127 3 116 114 2 150 145 5
11 152 146 6 135 128 7 129 127 2 116 113 3 149 144 5
12 151 147 4 135 129 6 129 126 3 117 114 3 148 145 3
13 153 146 7 135 128 7 129 126 3 116 113 3 149 145 4
14 150 149 1 135 129 6 128 125 3 115 113 2 149 145 4
15 150 145 5 139 129 10 129 127 2 116 113 3 148 146 2
16 153 146 7 135 129 6 130 127 3 118 115 3 150 146 4
17 150 146 4 133 129 4 129 127 2 117 113 4 150 146 4
18 151 148 3 134 130 4 129 127 2 116 114 2 150 145 5
19 154 146 8 134 129 5 130 127 3 116 114 2 149 146 3
20 151 146 5 133 128 5 129 127 2 116 115 1 150 147 3
21 153 148 5 134 128 6 129 126 3 116 113 3 149 146 3
22 154 150 4 134 127 7 130 127 3 115 113 2 148 146 2
23 150 146 4 133 128 5 130 126 4 115 113 2 149 144 5
24 151 148 3 137 128 9 129 127 2 116 113 3 149 145 4
25 152 148 4 134 127 7 129 126 3 116 114 2 148 144 4
26 151 148 3 133 128 5 128 127 1 116 113 3 149 144 5
27 150 146 4 134 127 7 130 126 4 115 112 3 156 146 10

29
28 153 144 9 136 130 6 129 126 3 118 114 4 150 147 3
29 154 150 4 134 130 4 129 127 2 117 115 2 149 147 2
30 152 146 6 135 130 5 128 125 3 117 113 4 149 146 3
Jumlah 158   180   80   88   120
Rata-rata 5.3   6   3   3   4
Sumber, Data Gelombang Kelompok 4 2019
Waktu Tempuh dan Arah Datang 30 Gelombang:
Jumat/17:35 : 2 menit 20 detik, 137º
Jumat/21:09 : 2 menit 28 detik, 140º
Sabtu/07:39 : 3 menit 18 detik, 90º
Sabtu/11:09 : 3 menit 7 detik, 147º
Sabtu/15:11 : 1 menit 56 detik, 140º
Tabel 4.10 Hasil Analisi Data Gelombang di Titik 4
Waktu Pengukuran
Analisis
17.35 21.09 07.39 11.09 15.11
Tinggi rata-rata Gelombang 5,26 6 2,70 3,00 4,00
Periode Gelombang 4,67 4,93 6,60 6,23 3,87
Panjang Gelombang 34,02 37,91 67,95 60,54 23,36
Tinggi Gelombang Signifikan 7,40 7,70 3,40 4,00 5,60
Tinggi Gelombang Pecah 5,62 5,90 3,46 3,86 4,18
Sumber, Analisis Data 2019
Tabel 4.11 Data Gelombang di Titik 5
Jumat/17:25 Jumat/21:02 Sabtu/07:35 Sabtu/17:12 Sabtu/15:14
No
Lembah

Lembah

Lembah

Lembah
Puncak

Puncak

Puncak

Puncak

Puncak
Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi
Lembah

1 109 96 13 107 98 9 133 129 4 118 114 4 121 116 5


2 106 95 11 101 94 7 131 128 3 119 117 2 121 117 4
3 109 100 9 103 95 8 132 128 4 119 116 3 122 117 5
4 108 99 9 104 97 7 133 129 4 119 114 5 121 119 2
5 105 100 5 103 97 6 131 129 2 119 116 3 120 120 0
6 109 101 8 103 95 8 131 128 3 120 115 5 123 111 12
7 108 97 11 103 94 9 132 129 3 119 116 3 121 117 4
8 107 102 5 107 97 10 133 130 3 119 116 3 122 117 5
9 108 98 10 105 95 10 132 128 4 120 119 1 122 113 9
10 105 99 6 102 95 7 131 129 2 121 120 1 121 117 4
11 110 92 18 103 94 9 130 129 1 119 116 3 122 114 8
12 112 98 14 104 96 8 131 129 2 119 115 4 126 112 14
13 109 100 9 102 95 7 132 126 6 118 116 2 122 117 5
14 108 98 10 103 98 5 131 129 2 119 116 3 121 116 5

30
15 107 96 11 102 95 7 131 128 3 119 118 1 120 119 1
16 112 94 18 104 98 6 133 128 5 119 117 2 122 118 4
17 107 89 18 104 97 7 131 128 3 119 116 3 123 117 6
18 107 102 5 103 96 7 131 128 3 119 116 3 120 116 4
19 106 100 6 103 97 6 132 129 3 121 116 5 121 117 4
20 110 98 12 104 97 7 132 128 4 116 115 1 122 118 4
21 107 100 7 103 96 7 131 128 3 120 115 5 121 117 4
22 107 98 9 103 98 5 131 129 2 119 115 4 120 115 5
23 109 99 10 104 94 10 132 127 5 118 115 3 122 118 4
24 108 99 9 104 97 7 132 128 4 119 116 3 121 115 6
25 111 98 13 103 95 8 132 128 4 120 116 4 122 116 6
26 112 98 14 104 98 6 133 127 6 119 115 4 123 116 7
27 112 100 12 103 97 6 131 129 2 119 115 4 120 118 2
28 109 94 15 103 96 7 133 127 6 120 117 3 122 118 4
29 108 96 12 106 98 8 131 129 2 120 115 5 121 116 5
30 111 98 13 102 97 5 132 130 2 120 115 5 122 117 5
Jumlah 322   219   100   97   153
Rata-rata 10.7   7.3   3.3   3   5.1
Sumber, Data Gelombang Kelompok 5 2019
Waktu Tempuh dan Arah Datang 30 Gelombang:
Jumat/17:25 : 1 menit 46 detik, 160º
Jumat/21:02 : 2 menit 36 detik, 150º
Sabtu/07:35 : 3 menit 33 detik, 151º
Sabtu/11:12 : 2 menit 45 detik, 166º
Sabtu/15:14 : 2 menit 31 detik, 149º
Tabel 4.12 Hasil Analisi Data Gelombang di Titik 5
Waktu Pengukuran
Analisis
17.25 21.02 07.35 11.12 15.14
Tinggi rata-rata Gelombang 10,7 7,3 3,3 3,2 5,1
Periode Gelombang 3,53 5,2 7,1 5,5 5,03
Panjang Gelombang 19,43 42,18 78,63 47,19 39,56
Tinggi Gelombang Signifikan 110,8 104,9 132,6 120,1 122,7
Tinggi Gelombang Pecah 43,21 49,3 66,3 55,24 53,98
Sumber, Analisis Data 2019
Tabel 4.13 Data Gelombang di Titik 6
Jumat/17:14 Jumat/21:03 Sabtu/7:31 Sabtu/11:10 Sabtu/15:30
No
Lembah

Lembah

Lembah

Lembah
Puncak

Puncak

Puncak

Puncak

Puncak
Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi
Lembah

1 103 100 3 109 103 6 100 97 3 122 113 9 110 104 103

31
2 104 96 8 109 100 9 99 96 3 118 115 3 118 102 104
3 106 101 5 105 100 5 101 98 3 123 104 19 117 101 106
4 107 97 10 106 102 4 102 97 5 121 115 6 115 106 107
5 108 96 12 112 101 11 100 99 1 120 113 7 117 103 108
6 110 98 12 109 104 5 101 97 4 120 114 6 114 107 110
7 109 99 10 107 98 9 100 98 2 121 117 4 115 106 109
8 108 96 12 108 63 45 99 97 2 118 115 3 114 105 108
9 106 94 12 109 106 3 100 99 1 120 117 3 114 107 106
10 107 99 8 112 101 11 99 96 3 121 113 8 121 106 107
11 105 94 11 109 102 7 100 98 2 120 116 4 118 108 105
12 104 97 7 108 103 5 99 96 3 123 115 8 115 105 104
13 105 99 6 106 100 6 99 98 1 119 116 3 116 106 105
14 104 95 9 108 102 6 102 97 5 121 116 5 118 107 104
15 107 98 9 109 101 8 100 96 4 118 114 4 119 107 107
16 105 94 11 112 102 10 99 98 1 120 116 4 116 103 105
17 107 99 8 119 103 16 99 96 3 122 114 8 122 101 107
18 108 95 13 108 105 3 98 96 2 121 114 7 115 106 108
19 110 94 16 106 101 5 100 98 2 119 115 4 118 105 110
20 111 97 14 110 110 0 100 96 4 121 116 5 112 106 111
21 108 98 10 109 100 9 99 97 2 119 115 4 118 104 108
22 103 99 4 111 101 10 98 96 2 119 114 5 120 106 103
23 108 95 13 110 102 8 99 97 2 118 116 2 118 104 108
24 101 92 9 111 101 10 100 99 1 120 114 6 121 106 101
25 110 97 13 108 101 7 99 96 3 121 117 4 117 107 110
26 103 92 11 106 101 5 100 96 4 120 117 3 124 106 103
27 109 94 15 116 102 14 99 97 2 121 116 5 121 103 109
28 112 96 16 109 99 10 100 94 6 120 115 5 118 106 112
29 110 93 17 114 100 14 100 95 5 122 114 8 121 104 110
30 114 95 19 108 97 11 100 96 4 120 115 5 124 107 114
Jumlah   237   70   123   315
Rata-rata 19.6   12.7   6.6   8.8   16.2
Sumber, Data Gelombang Kelompok 5 2019
Waktu Tempuh dan Arah Datang 30 Gelombang:
Jumat/17:14 : 1 menit 29 detik, 210º
Jumat/21:03 : 2 menit 25 detik, 177º
Sabtu/07:31 : 3 menit 27 detik, 146º
Sabtu/11:10 : 2 menit 42 detik, 216º
Sabtu/15:03 : 2 menit 27 detik, 226º
Tabel 4.14 Hasil Analisi Data Gelombang di Titik 6
Waktu Pengukuran
Analisis
17.14 21.03 07.31 11.10 15.03
Tinggi rata-rata Gelombang 10,76 9,06 12,83 5,67 12,53

32
Periode Gelombang 2,97 4,43 6,9 2,97 4,9
Panjang Gelombang 13,76 30,61 74,27 13,76 37,45
Tinggi Gelombang Signifikan 14,7 15,2 4,4 8,6 16,4
Tinggi Gelombang Pecah 8,12 9,79 4,33 5,29 10,83
Sumber, Analisis Data 2019
Tabel 4.15 Data Gelombang di Titik 7
Jumat/17:11 Jumat/21:15 Sabtu/07:41 Sabtu/11:07 Sabtu/15.20
No
Lembah

Lembah

Lembah

Lembah
Puncak

Puncak

Puncak

Puncak

Puncak
Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi
Lembah
1 101 82 19 87 70 17 89 86 3 72 63 9 89 70 19
2 102 79 23 86 73 13 91 84 7 74 65 9 88 71 17
3 98 81 17 88 71 17 90 85 5 73 62 11 89 74 15
4 100 80 20 83 70 13 90 85 5 71 59 12 86 72 14
5 101 79 22 87 71 16 91 84 7 69 59 10 90 75 15
6 97 82 15 86 73 13 89 83 6 71 60 11 89 72 17
7 98 81 17 85 70 15 92 83 9 74 64 10 88 74 14
8 100 80 20 86 73 13 91 85 6 73 65 8 90 73 17
9 99 82 17 81 72 9 89 83 6 71 60 11 89 76 13
10 96 78 18 82 71 11 92 84 8 72 62 10 89 74 15
11 97 79 18 79 70 9 92 87 5 73 65 8 91 74 17
12 100 80 20 80 70 10 89 84 5 72 63 9 88 72 16
13 102 79 23 81 72 9 92 84 8 69 60 9 89 75 14
14 100 81 19 83 70 13 91 84 7 72 63 9 90 73 17
15 99 79 20 84 70 14 92 85 7 71 65 6 88 74 14
16 100 80 20 86 70 16 89 85 4 70 64 6 88 70 18
17 98 79 19 86 70 16 92 84 8 71 65 6 88 72 16
18 97 78 19 83 70 13 92 83 9 72 64 8 92 72 20
19 98 77 21 82 71 11 89 84 5 71 64 7 93 71 22
20 97 80 17 86 71 15 91 84 7 72 64 8 90 72 18
21 101 79 22 84 70 14 90 84 6 71 62 9 89 74 15
22 103 81 22 86 72 14 92 85 7 72 65 7 89 73 16
23 99 78 21 83 71 12 92 83 9 70 63 7 88 75 13
24 100 79 21 82 72 10 90 84 6 72 65 7 89 76 13
25 103 80 23 85 72 13 91 85 6 71 59 12 92 74 18
26 98 81 17 83 72 11 91 84 7 72 64 8 90 75 15
27 99 79 20 85 73 12 92 83 9 70 60 10 93 74 19
28 99 78 21 82 72 10 92 85 7 72 63 9 91 75 16
29 98 81 17 83 72 11 91 84 7 69 63 6 88 73 15
30 100 79 21 84 73 11 92 84 8 71 60 11 88 69 19
Jumlah 589 381 199 263 487
Rata-rata 19.6 12.7 6.6 8.8 16.2
Sumber, Data Gelombang Kelompok 7

33
Waktu Tempuh dan Arah Datang 30 Gelombang:
Jumat/17:11 : 3 menit 6 detik, 210º
Jumat/21:15 : 2 menit 34 detik, 178º
Sabtu/07:41 : 2 menit 4 detik, 170º
Sabtu /11:07 : 1 menit 55 detik, 235º
Sabtu//15:20 : 2 menit 40 detik, 242º
Tabel 4.16 Hasil Analisi Data Gelombang di Titik 7
Waktu Pengukuran
Analisis
17:11 21:15 07:41 11:07 15.20
Tinggi rata-rata Gelombang 19,6 12,7 6,6 8,7 16,2
Periode Gelombang 6,2 5,23 4,13 3,83 5,33
Panjang Gelombang 59,96 42,67 26,6 22,88 44,31
Tinggi Gelombang Signifikan 101,3 86,4 92 72,7 91,2
Tinggi Gelombang Pecah 20,26 18,14 19,87 15,99 19,15
Sumber, Analisis Data 2019
Tabel 4.17 Data Gelombang di Titik 8
Jumat/17:15 Jumat/21:15 Sabtu/07:44 Sabtu/11:09 Sabtu/15:20
No
Lembah

Lembah

Lembah

Lembah
Puncak

Puncak

Puncak

Puncak

Puncak
Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi

Tinggi
Lembah
1 101 84 17 96 81 15 86 82 4 84 64 20 101 84 17
2 101 86 15 95 87 8 84 81 3 77 65 12 103 79 24
3 102 83 19 95 85 10 85 82 3 78 66 12 101 76 25
4 110 79 31 96 87 9 86 83 3 77 66 11 99 88 11
5 104 91 13 97 84 13 85 82 3 75 69 6 110 76 34
6 104 93 11 97 84 13 85 81 4 75 67 8 100 82 18
7 109 87 22 98 87 11 88 82 6 76 66 10 97 82 15
8 101 85 16 108 90 18 87 82 5 78 65 13 96 83 13
9 120 97 23 100 87 13 86 82 4 86 67 19 100 78 22
10 106 94 12 97 87 10 86 80 6 77 68 9 94 78 16
11 105 86 19 101 84 17 86 81 5 80 66 14 100 79 21
12 110 87 23 104 90 14 87 82 5 80 65 15 100 82 18
13 100 92 8 108 81 27 86 82 4 78 69 9 91 80 11
14 105 93 12 98 84 14 87 82 5 75 66 9 100 84 16
15 102 99 3 104 84 20 86 81 5 74 69 5 99 82 17
16 102 91 11 103 88 15 86 83 3 70 69 1 99 85 14
17 111 92 19 97 87 10 87 82 5 74 68 6 100 79 21
18 104 91 13 98 87 11 86 82 4 74 67 7 100 82 18
19 103 96 7 104 87 17 88 81 7 77 65 12 102 80 22
20 103 84 19 102 81 21 87 81 6 76 64 12 100 82 18
21 103 84 19 104 79 25 87 80 7 79 65 14 100 80 20

34
22 104 92 12 103 83 20 85 82 3 76 67 9 99 82 17
23 105 89 16 100 81 19 86 82 4 76 67 9 95 80 15
24 109 76 33 104 84 20 86 81 5 80 65 15 99 79 20
25 108 94 14 97 84 13 86 83 3 80 65 15 101 82 19
26 105 93 12 98 81 17 87 83 4 80 65 15 110 83 27
27 100 87 13 96 87 9 87 80 7 80 66 14 98 79 19
28 106 91 15 98 88 10 87 84 3 80 64 16 99 82 17
29 101 87 14 102 81 21 84 81 3 78 64 14 100 81 19
30 102 90 12 101 81 20 86 81 5 80 65 15 102 82 20
Jumlah 473 460 134 346 564

Rata-rata 15,8 15,3 4,5 11,5 18,8


Sumber, Data Gelombang Kelompok 8
Waktu Tempuh dan Arah Datang 30 Gelombang:
Jumat/17.15 : 3 menit 29 detik, 180º
Jumat/21:15 : 2 menit 29 detik, 185º
Sabtu/07:44 : 3 menit 50 detik, 175º
Sabtu/11:09 : 2 menit 34 detik, 216º
Sabtu/15:20 : 4 menit 45 detik, 254º
Tabel 4.18 Hasil Analisi Data Gelombang di Titik 8
Waktu Pengukuran
Analisis
17:15 21:15 07:44 11:09 15:20
Tinggi Gelombangrata-rata 17.15 21.15 07.44 11.09 15.20
Periode Gelombang 15,76 15,33 4,46 11,53 18,8
Panjang Gelombang 6,96 4,96 6,33 4,8 9,5
Tinggi Gelombang Signifikan 75,56 38,37 62,57 35,94 140,7
Tinggi Gelombang Pecah 109,4 104,2 87,2 81 103
Sumber, Analisis Data 2019
Analisis Data Gelombang
 Tinggi Gelombang Rata-rata
Tinggi Gelombang Rata-rata di analisis dengan cara menjumlahkan semua tinggi
gelombang dari pertama hingga akhir kemudian dibagi dengan banyaknya data.

483
Misalnya pada pengukuran 1 di titik 8, Tinggi rata−rata =15,76 dan begitu
30
seterusnya.
 Periode Gelombang

35
t
Periode gelombang dihitung dengan menggunakan rumus T = , dimana t
N
adalah lamanya pengukuran Gelombang dan N adalah banyaknya data
gelombang yang diukur
149
Contohnya pada Pengukuran 2 titik 8, T = =4,96
30
 Panjang Gelombang
Panjang gelombang dianalisa dengan rumus 1.5 x T 2, dimana T adalah periode
gelombang. Contohnya adalah pengukuran 2 titik 8 1.5 x (4.96) 2 = 36.9024
 Tinggi Gelombang Signifikan
n/ 3

∑ HU , misalnya
Tinggi gelombang Signifikan dianalisa dengan rumus H1/3= i=1
N /3

136
pada pengukuran 3 titik 8 H1/3= =¿ 13,6
30/3
 Tinggi Gelombang Pecah
1
Tinggi gelombang pecah dihitung dengan menggunakan rumus Hb=H ¿
3
Misalnya pada pengukuran 1 titik 4 Hb= 13,6 ¿
4.1.2 Arus
Tabel 4.19 Data Arus di Setiap Titik Pengukuran
Titik Waktu Posisi Panjan Waktu Kecepatan
Arah (º)
Kelompok Pengambilan Lintang Bujur g (m) (s) (m/s)
0
17.29 4 45’54,1” 119027’34,6” 5 118 54 0,04
21.24 4045’57,8” 119027’36,7” 5 93 12 0,05
1 17.48 4045’52,8” 119027’36,9” 5 397 33 0,012
11.20 4045’54” 119027’34” 5 100,6 40 0,049
15.28 4045’59” 119027’40,7” 5 82,4 11 0,06
17.21 4045’53,3” 119027’40,9” 5 93,3 28 0,06
21.20 4045’53,2” 119027’36,4” 5 324 10 0,016
2 07.45 4045’53” 119027’39,2” 5 110 293 0,05
11.11 4045’53” 119027’39,8” 5 73 60 0,07
15.40 4045’55,4” 119027’43,3” 5 109 98 0,05
3 17.00 4045’54,3” 119027’46,3” 5 518 75 0,0096
21.00 4045’54,8” 119027’46,9” 5 160 345 0,031
07.40 4045’53,9” 119027’46,9” 5 373 180 0,013
11.00 4045’54,0” 119027’46,3” 5 185 35 0,027

36
15.00 4040’54,4” 119027’46,9” 5 112 85 0,044
17.55 4045’57,7” 119027’50,2” 5 181 128 0,027
21.09 4045’57,6” 119027’50,4” 5 228 76 0,021
4 07.39 4045’57,4” 119027’50,5” 2 73 269 0,027
11.09 4045’57,4” 119027’50,6” 2 87 54 0,022
15.11 4045’57,5” 119027’50,5” 2 60 118 0,033
17.25 4045’5,7” 119027’51,3” 5 120 20 0,04
21.02 4045’58,6” 119027’51,5” 5 58 20 0,08
5
07.35 4045’52,5” 119027’51,5” 5 440 10 0,01
11.12 4045’58,6” 119027’51,2” 5 105 15 0,04
15.14 4045’58,6” 119027’51,6” 5 51 85 0,09
17.14 4046’5,0” 119027’43,6” 5 90 35 0,05
21.03 4046’47” 119027’45,6” 5 275 50 0,018
6 17.31 4046’5,1” 119027’45,8” 5 168 302 0,03
11.10 4046’5,3” 119027’45,8” 5 51 65 0,098
15.03 4046’4,6” 119027’45,8” 5 55 85 0,09
7:11 4046’3,1” 119027’42,6” 5 480 343 0,01
21:15 4046’3,28” 119027’20,4” 4,5 96 20 0,047
7 7:41 4046’3,1” 119027’42,1” 5 211 325 0,023
11:07 4046’3,55” 119027’42,37” 2 95 82 0,02
15:20 4046’2,8” 119027’42,1” 2 139 115 0,016
17:15 4046’0,75” 119027’63” 5 202 210 0,019
21:15 4046’3,6” 119027’38,5” 5 134 343 0,037
8 07:44 4046’4,7” 119027’37,9” 5 250 339 0,019
11:09 4046’4,6” 119027’38,3” 5 112 48 0,44
15:20 4046’2,9” 119027’39” 5 113 50 0,044
Sumber Data Arus Setiap Kelompok 2019

Tabel 4.20 Data Arus di Perahu


Waktu Posisi Panjang Waktu Arah Kecepatan
NO
Pengambilan Lintang Bujur (m) (s) (º) (m/s)
1 15.09 – 15.19 4 45’59” 119027’36”
0
5 45 S 580 0,11
2 15.21 – 15.35 4045’52” 119027’36” 5 35 S 450 0,14
3 15.38 – 15.47 4045’49” 119027’42” 5 41 S 2650 0,16
4 15.49 – 15.58 4045’48” 119027’30” 5 79 S 950 0,06
5 16.01 – 16.07 4045’50” 119027’26” 5 59 S 2650 0,12
6 16.10 – 16.25 4045’58” 119027’21” 5 28 S 2110 0,17
7 16.28 – 16.46 4046’11” 119027’25” 5 65 S 1050 0,07
8 16.49 – 16.55 4046’09” 119027’16” 5 54 S 1150 0,09
9 16.59 – 17.13 4046’10” 119027’45” 5 81 S 700 0,06
10 17.15 – 17.23 4046’07” 119027’47” 5 101 S 3190 0,04
11 17.25 – 17.29 4046’09” 119027’54” 5 47 S 1630 0,10
12 17.30 – 17.35 4046’04” 119027’50” 5 35 S 3000 0,14
Sumber Data Perahu 2019
Analisis Data Arus

37
s
Kecepatan Arus di dapatkan dari rumus V = dimana s adalah panjang tali
t
layang-layang arus dan t adalah waktu tali layang-layang arus sampai renggang, misalnya
5
pada pengukuran 5 di titik 8, V = =0,044, di dapatkan kecepatan arus 0,044 m/s, hal
113
yang sama di lakukan pula di perahu.
4.1.3 Angin
Tabel 4.21 Data Angin di Setiap Titik Pengukuran
Titik Waktu Posisi Kecepatan
Arah (º)
Kelompok Pengambilan Lintang Bujur (m/s)
17.29 4045’54,1” 119027’34,6” 6,77 22
21.24 4045’57,8” 119027’36,7” 1,77 340
1 17.48 4045’52,8” 119027’36,9” 2,63 49
11.20 4045’54” 119027’34” 4,9 40,8
15.28 4045’59” 119027’40,7” - 37
17.21 4045’53,3” 119027’40,9” 4,77 13
21.20 4045’53,2” 119027’36,4” 1,25 226
2 07.45 4045’53” 119027’39,2” 1,41 23
11.11 4045’53” 119027’39,8” 1,76 27,6
15.40 4045’55,4” 119027’43,3” - 65
17.00 4045’54,3” 119027’46,3” 2,91 205
21.00 4045’54,8” 119027’46,9” 1,78 202
3 07.40 4045’53,9” 119027’46,9” 2,01 224
11.00 4045’54,0” 119027’46,3” 4,11 245
15.00 4040’54,4” 119027’46,9” - 225
17.57 4045’57,7” 119027’50,2” 1,80 70
21.23 4045’57,6” 119027’50,4” 1,24 0
4 07.58 4045’57,4” 119027’50,5” 2,04 39
11.30 4045’57,4” 119027’50,6” 1,24 20
- 4045’457,5” 119027’50,5” - 40
17.25 4045’5,7” 119027’51,3” 1,97 159
21.02 4045’58,6” 119027’51,5” 1,92 170
5
07.35 4045’52,5” 119027’51,5” 1,94 157
11.12 4045’58,6” 119027’51,2” 1,12 166
15.14 4045’58,6” 119027’51,6” - 192
17.14 4046’5,0” 119027’43,6” 2,43 153
21.03 4046’47” 119027’45,6” 2,59 144
6 17.31 4046’5,1” 119027’45,8” 2,11 199
11.10 4046’5,3” 119027’45,8” 5,33 255
15.03 4046’4,6” 119027’45,8” - 266
7 7:11 4046’3,1” 119027’42,6” 3,20 20
21:15 4046’3,28” 119027’20,4” 3,07 334
7:41 4046’3,1” 119027’42,1” 2,15 16

38
11:07 4046’3,55” 119027’42,37” 3,28 48
15:20 4046’2,8” 119027’42,1” - 20
17:15 4046’0,75” 119027’63” 5,31 190
21:15 4046’3,6” 119027’38,5” 2,40 342
8 07:44 4046’4,7” 119027’37,9” 1,60 186
11:09 4046’4,6” 119027’38,3” 5,2 170
15:20 4046’2,9” 119027’39” - -
Sumber Data Angin setiap Kelompok 2019

Tabel 4.22 Data Angin di Perahu


Waktu Posisi Kecepata
NO Arah (º)
Pengambilan Lintang Bujur n (m/s)
1 15.09 – 15.19 4045’59” 119027’36” 6 51
2 15.21 – 15.35 4045’52” 119027’36” 4,21 63
3 15.38 – 15.47 4045’49” 119027’42” 6 4
4 15.49 – 15.58 4045’48” 119027’30” 4,3 35
5 16.01 – 16.07 4045’50” 119027’26” 3,45 45
6 16.10 – 16.25 4045’58” 119027’21” 5,67 50
7 16.28 – 16.46 4046’11” 119027’25” 4,55 3
8 16.49 – 16.55 4046’09” 119027’16” 6,38 50
9 16.59 – 17.13 4046’10” 119027’45” 6,36 40
10 17.15 – 17.23 4046’07” 119027’47” 6,57 35
11 17.25 – 17.29 4046’09” 119027’54” 4,25 40
12 17.30 – 17.35 4046’04” 119027’50” 5,25 55
Sumber Data Perahu 2019
4.1.4 Suhu
Tabel 4.23 Data Suhu setiap Titik Pengukuran
Posisi Suhu Suhu
Titik Waktu
Udara Permukaan
Kelompok Pengambilan Lintang Bujur
(º) Air (º)
17.29 4045’54,1” 119027’34,6” 30 31
21.24 4045’57,8” 119027’36,7” 29 30,7
1 17.48 4045’52,8” 119027’36,9” 29 31
11.20 4045’54” 119027’34” 31 33,7
15.28 4045’59” 119027’40,7” 29,5 32,9
17.21 4045’53,3” 119027’40,9” 29 30
21.20 4045’53,2” 119027’36,4” 28 28
2 07.45 4045’53” 119027’39,2” 32 32
11.11 4045’53” 119027’39,8” 32 34
15.40 4045’55,4” 119027’43,3” 31 34
3 17.00 4045’54,3” 119027’46,3” 31,7 31
21.00 4045’54,8” 119027’46,9” 33,3 30
07.40 4045’53,9” 119027’46,9” 33,1 30
11.00 4045’54,0” 119027’46,3” 36,1 31

39
15.00 4040’54,4” 119027’46,9” - 31
17.57 4045’57,7” 119027’50,2” 28,9 33,6
21.23 4045’57,6” 119027’50,4” 29,5 32
4 07.58 4045’57,4” 119027’50,5” 33,9 31
11.30 4045’57,4” 119027’50,6” 36,9 34
- 4045’457,5” 119027’50,5” - 34
17.25 4045’5,7” 119027’51,3” 29 33
21.02 4045’58,6” 119027’51,5” 29,1 30
5
07.35 4045’52,5” 119027’51,5” 39,3 31
11.12 4045’58,6” 119027’51,2” 39,7 32
15.14 4045’58,6” 119027’51,6” - 39
17.14 4046’5,0” 119027’43,6” 30 32
21.03 4046’47” 119027’45,6” 29 31
6 17.31 4046’5,1” 119027’45,8” 33,8 32
11.10 4046’5,3” 119027’45,8” 33 33
15.03 4046’4,6” 119027’45,8” - 34
7:11 4046’3,1” 119027’42,6” 30 32
21:15 4046’3,28” 119027’20,4” 29 32
7 7:41 4046’3,1” 119027’42,1” 30 31,6
11:07 4046’3,55” 119027’42,37” 32,5 34,6
15:20 4046’2,8” 119027’42,1” 32 33,3
17:15 4046’0,75” 119027’63” 30º 32°C
21:15 4046’3,6” 119027’38,5” 28,7° 31°C
8 07:44 4046’4,7” 119027’37,9” 34,06° 32°C
11:09 4046’4,6” 119027’38,3” 32,3° 33°C
15:20 4046’2,9” 119027’39” - 33°C
Sumber Data Suhu setiap Kelompok 2019
Tabel 4.24 Data Suhu di Perahu
Waktu Posisi Suhu Suhu
NO
Pengambilan Lintang Bujur Kawat (º) Udara (º)
1 15.09 – 15.19 4 45’59” 119027’36”
0
310 C 34,10 C
2 15.21 – 15.35 4045’52” 119027’36” 310 C 33,30 C
3 15.38 – 15.47 4045’49” 119027’42” 310 C 33,60 C
4 15.49 – 15.58 4045’48” 119027’30” 310 C 33,40 C
5 16.01 – 16.07 4045’50” 119027’26” 310 C 33,10 C
6 16.10 – 16.25 4045’58” 119027’21” 310 C 33,10 C
7 16.28 – 16.46 4046’11” 119027’25” 310 C 320 C
8 16.49 – 16.55 4046’09” 119027’16” 310 C 32,10 C
9 16.59 – 17.13 4046’10” 119027’45” 300 C 31,70 C
10 17.15 – 17.23 4046’07” 119027’47” 300 C 31,20 C
11 17.25 – 17.29 4046’09” 119027’54” 310 C 3,80 C
12 17.30 – 17.35 4046’04” 119027’50” 300 C 30,70 C
Sumber Data Perahu 2019
Tabel 4.25 Data Suhu di Dermaga

40
Suhu Suhu
No Hari/jam No Hari/jam
Udara Air Udara Air
1 Jumat / 17.23 30º 31.33º 21 Sabtu / 13:06 34.4º 33º
2 Jumat / 18.23 30º 32.3º 22 Sabtu / 14:16 33.1º 33º
3 Jumat / 19:23 29.5º 32º 23 Sabtu / 15:02 33º 33.3º
4 Jumat / 20:00 29.4º 31.6º 24 Sabtu / 16:05 33 33,3º
5 Jumat / 21:00 29.3º 32.3º 25 Sabtu / 17:08 31º 33º
6 Jumat / 22:24 29º 30º 26 Sabtu / 18:05 29º 32º
7 Jumat / 23:10 28.3º 32º 27 Sabtu / 19:00 28º 33.6º
8 Sabtu / 00:17 28.8º 30º 28 Sabtu / 20:00 29º 32.3º
9 Sabtu / 01:24 28.5º 33.33º 29 Sabtu / 21:05 29.2º 29.6º
10 Sabtu/ 02:09 28.7º 31º 30 Sabtu / 22:25 28.6º 30º
11 Sabtu / 03:21 28.7º 31º 31 Sabtu / 23:01 28.3º 30º
12 Sabtu / 04:05 27.6º 30.33º 32 Minggu / 00:03 28.5º 30º
13 Sabtu / 05:16 27.9º 30.6º 33 Minggu/ 01:00 28º 30º
14 Sabtu / 06:30 27.9º 32º 34 Minggu/ 02:00 28.7º 30.6º
15 Sabtu / 07:01 29º 31º 35 Minggu/ 03:00 29.2º 32.6º
16 Sabtu / 08:00 34º 31º 36 Minggu/ 04:18 27.9º 32º
17 Sabtu / 09:00 32º 30.3º 37 Minggu/ 05:25 26º 30º
18 Sabtu / 10:00 34º 33.33º 38 Minggu/ 06:19 28.2º 30º
19 Sabtu / 11:00 34.5º 34º 39 Minggu/ 07:00 28.8º 30º
20 Sabtu / 12:20 35.2º 33.3º 40 Minggu/ 08:11 28º 31º
Sumber Data di Dermaga
4.1.5 pH dan Salinitas
Tabel 4.26Data pH dan Salinitas, di setiap Titik Pengukuran
Titik Waktu Posisi
Ph Salinitas
Kelompok Pengambilan lintang Bujur
0
17.29 4 45’54,1” 119027’34,6” 6 35
21.24 4045’57,8” 119027’36,7” 6 35
1 17.48 4045’52,8” 119027’36,9” 6 34
11.20 4045’54” 119027’34” 6 35
15.28 4045’59” 119027’40,7” 6 35
17.21 4045’53,3” 119027’40,9” 6 35
21.20 4045’53,2” 119027’36,4” 6 35
2 07.45 4045’53” 119027’39,2” 6 33
11.11 4045’53” 119027’39,8” 6 35
15.40 4045’55,4” 119027’43,3” 7 35
17.00 4045’54,3” 119027’46,3” 6 35
21.00 4045’54,8” 119027’46,9” 6 35
3 07.40 4045’53,9” 119027’46,9” 6 35
11.00 4045’54,0” 119027’46,3” 6 35
15.00 4040’54,4” 119027’46,9” 6 35
4 17.55 4045’57,7” 119027’50,2” 6 35
21.09 4045’57,6” 119027’50,4” 7 36

41
07.39 4045’57,4” 119027’50,5” 6 36
11.09 4045’57,4” 119027’50,6” 7 34
15.11 4045’457,5” 119027’50,5” 7 35
17.25 4045’5,7” 119027’51,3” 6 35
21.02 4045’58,6” 119027’51,5” 6 36
5
07.35 4045’52,5” 119027’51,5” 6 35
11.12 4045’58,6” 119027’51,2” 6 35
15.14 4045’58,6” 119027’51,6” 6 36
17.14 4046’5,0” 119027’43,6” 6 36
21.03 4046’47” 119027’45,6” 6 36
6 17.31 4046’5,1” 119027’45,8” 6 35
11.10 4046’5,3” 119027’45,8” 6 34
15.03 4046’4,6” 119027’45,8” 6 34
7:11 4046’3,1” 119027’42,6” 7 36
21:15 4046’3,28” 119027’20,4” 7 36
7 7:41 4046’3,1” 119027’42,1” 7 36
11:07 4046’3,55” 119027’42,37” 7 36
15:20 4046’2,8” 119027’42,1” 7 36
17:15 4046’0,75” 119027’63” 6 35
21:15 4046’3,6” 119027’38,5” 6 35
8 07:44 4046’4,7” 119027’37,9” 6 35
11:09 4046’4,6” 119027’38,3” 6 35
15:20 4046’2,9” 119027’39” 6 35
Sumber Data pH, Salinitas, dan Kedalaman setiap Kelompok

Tabel 4.27pH dan Salinitas di Perahu


Waktu Posisi
NO Ph Salinitas
Pengambilan Lintang Bujur
1 15.09 – 15.19 4045’59” 119027’36” 6 31
2 15.21 – 15.35 4045’52” 119027’36” 6 33
3 15.38 – 15.47 4045’49” 119027’42” 6 33
4 15.49 – 15.58 4045’48” 119027’30” 6 35
5 16.01 – 16.07 4045’50” 119027’26” 6 35
6 16.10 – 16.25 4045’58” 119027’21” 6 35
7 16.28 – 16.46 4046’11” 119027’25” 6 35
8 16.49 – 16.55 4046’09” 119027’16” 6 35
9 16.59 – 17.13 4046’10” 119027’45” 6 35
10 17.15 – 17.23 4046’07” 119027’47” 6 35
11 17.25 – 17.29 4046’09” 119027’54” 6 35
12 17.30 – 17.35 4046’04” 119027’50” 6 35
Sumber Data Perahu 2019
4.1.6 Kedalaman
Tabel 4.28Data Kedalaman di setiap Titik Pengukuran
Titik Kelompok Posisi Kedalaman

42
Lintang S Bujur T (cm)
4046’00,0” 119027’41,1” 0
4045’59,7” 119027’27,7” 22
1
4045’59,6” 119027’38,1” 63
4045’59,0” 119027’46,7” 81
4045’53,1” 119027’43” 82
2 4045’55” 119027’43,1” 91
4045’55,1” 119027’43,2” 90
4045’57,4” 119027’47,7” 0
4045’57,36” 119027’47,6” 15
3
4045’56,8” 119027’47,6” 22
4045’56,8” 119027’46,3” 34
4045’94,5” 119027’46,9” 39
4040’54,4” 119027’46,9” 0
4 4045’57” 119027’50” 114
4045’57,6” 119027’50” 140
4045’58,5” 119027’50,7” 0
4045’58,5” 119027’51,0” 90,6
5
4045’58,6” 119027’51,3” 102,83
4045’59,1” 119027’51,3” 113,17
4045’58,6” 119027’51,6” 128
4045’94,5” 119027’46,9” 0
4046’3,8” 119027’45,7” 63
6
4046’4,2” 119027’45,7” 93
4046’4,6” 119027’45,8” 103
4°46'28" 119°27'43,6" 0
7 4°46'3,2" 119°27'42,2" 106
4°46'3,1" 119°27'42" 127
4°46'00,6" 119°27'41,3" 0
8 4°46'01,1" 119°27'40,6" 63
4°46'02,9" 119°27'39,6" 84
Sumber, Data Kedalaman setiap Kelompok

Tabel 4.29 Data Kedalaman di Perahu


Waktu Posisi Kedalaman
NO
Pengambilan Lintang Bujur (m)
1 15.09 – 15.19 4045’59” 119027’36” 8
2 15.21 – 15.35 4045’52” 119027’36” 5
3 15.38 – 15.47 4045’49” 119027’42” 6,5
4 15.49 – 15.58 4045’48” 119027’30” 8,4
5 16.01 – 16.07 4045’50” 119027’26” 10,5
6 16.10 – 16.25 4045’58” 119027’21” 10,9
7 16.28 – 16.46 4046’11” 119027’25” 7
8 16.49 – 16.55 4046’09” 119027’16” 5
9 16.59 – 17.13 4046’10” 119027’45” 4

43
10 17.15 – 17.23 4046’07” 119027’47” 4,1
11 17.25 – 17.29 4046’09” 119027’54” 6,5
12 17.30 – 17.35 4046’04” 119027’50” 7,2
Sumber, Data Perahu 2019
4.1.7 Kecerahan
Tabel 4.30 Data Kecerahan tiap Titik Pengukuran
Waktu Posisi
Titik Kecerahan
Pengambila
Kelompok Lintang Bujur (%)
n
1 17.29 4045’54,1” 119027’34,6” -
21.24 4045’57,8” 119027’36,7” -
17.48 4045’52,8” 119027’36,9” 100
11.20 4045’54” 119027’34” 100
0
15.28 4 45’59” 119027’40,7” 100
2 17.21 4045’53,3” 119027’40,9” -
21.20 4045’53,2” 119027’36,4” -
07.45 4045’53” 119027’39,2” 100
0
11.11 4 45’53” 119027’39,8” 100
15.40 4045’55,4” 119027’43,3” 100
3 17.00 4045’54,3” 119027’46,3” 100
21.00 4045’54,8” 119027’46,9” 100
07.40 4045’53,9” 119027’46,9” 100
11.00 4045’54,0” 119027’46,3” 100
15.00 4040’54,4” 119027’46,9” 100
4 17.55 4045’57,7” 119027’50,2” -
21.09 4045’57,6” 119027’50,4” -
07.39 4045’57,4” 119027’50,5” 100
11.09 4045’57,4” 119027’50,6” 100
15.11 4045’457,5” 119027’50,5” 100
5 17.25 4045’5,7” 119027’51,3” -
21.02 4045’58,6” 119027’51,5” -
07.35 4045’52,5” 119027’51,5” 100
11.12 4045’58,6” 119027’51,2” 100
15.14 4045’58,6” 119027’51,6” 100
6 17.14 4046’5,0” 119027’43,6” 100
0
21.03 4 46’47” 119027’45,6” 100
17.31 4046’5,1” 119027’45,8” 100
11.10 4046’5,3” 119027’45,8” 100
0
15.03 4 46’4,6” 119027’45,8” 100
7 7:11 4046’3,1” 119027’42,6” -
21:15 4 46’3,28” 119027’20,4”
0
-
7:41 4046’3,1” 119027’42,1” 100
11:07 4 46’3,55” 119027’42,37”
0
100
15:20 4046’2,8” 119027’42,1” 100

44
8 17:15 4046’0,75” 119027’63” -
21:15 4046’3,6” 119027’38,5” -
07:44 4046’4,7” 119027’37,9” 100
11:09 4046’4,6” 119027’38,3” 100
15:20 4046’2,9” 119027’39” 100
Sumber, Data Kecerahan setiap Kelompok
Tabel 4.31 Data Kecerahan di Perahu
Waktu Posisi Panjang Tali Kedalaman
NO Kecerahan (%)
Pengambilan Lintang Bujur Seechi Disk (cm) Perairan
1 15.09 – 15.19 4 45’59” 119027’36”
0
222 8 27,75
2 15.21 – 15.35 4045’52” 119027’36” 165 5 32,6
3 15.38 – 15.47 4045’49” 119027’42” 259 6,5 39,2
4 15.49 – 15.58 4045’48” 119027’30” 266 8,4 31,6
5 16.01 – 16.07 4045’50” 119027’26” 258 10,5 26,5
6 16.10 – 16.25 4045’58” 119027’21” 267 10,9 26,6
7 16.28 – 16.46 4046’11” 119027’25” 265 7 37,8
8 16.49 – 16.55 4046’09” 119027’16” 215 5 62,6
9 16.59 – 17.13 4046’10” 119027’45” 226 4 56,6
10 17.15 – 17.23 4046’07” 119027’47” 170 4,1 41,4
11 17.25 – 17.29 4046’09” 119027’54” 204 6,5 31,3
12 17.30 – 17.35 4046’04” 119027’50” 191 7,2 26,5
Sumber Data Perahu 2019
Analisis Data Kecerahan
Kecerahan di dapatkan dari rumus:

Panjang Tali seechi disk( m)


Kecerahan( %) x 100 %
Kedalaman Perairan

258
misalnya pada pengukuran 5 di perahu: Kecerahan ( % )= x 100 %=26
10,5

Sehingga di dapatkan hasil kecerahan di titik 5 perahu adalah 26%


4.1.8 Do
Tabel 4.32 Data di Do di Dermaga
Do
No Hari/jam
Jam Nilai
1 Jumat / 20:00 09:10 0,9 Mg/L
2 Sabtu / 00:17 01:32 0,7 Mg/L
3 Sabtu / 04:05 06:30 0,9 Mg/L
4 Sabtu / 20:00 16:48 1,2 Mg/L
5 Minggu / 00:03 02.10 0,6 Mg/L
6 Minggu/ 04:18 07:45 0,6 Mg/L
7 Minggu/ 08:11 10.09 0,9 Mg/L

45
Sumber, data dermaga
4.1.9 Garis Pantai
Tabel 4.33 Data Garis Pantai Pulau Saugi

No Titik Arah Jarak No Titik Arah Jarak


1 0-1 47º 7,5 m 47 46-47 196º 12 m
2 1-2 41º 7,69 m 48 47-48 122º 7,20 m
3 2-3 60º 19,66 m 49 48-49 209º 10,20 m
4 3-4 63º 31,54 m 50 49-50 318º 4,70 m
5 4-5 161º 3,30 m 51 50-51 209º 11,80 m
6 5-6 45º 5,16 m 52 51-52 125º 5,70 m
7 6-7 330º 8,20 m 53 52-53 210º 21,20 m
8 7-8 60º 14,55 m 54 53-54 309º 3,20 m
9 8-9 165º 4,80 m 55 54-55 224º 2,60 m
10 9-10 70º 28,73 m 56 55-56 129º 13,90 m
11 10-11 61º 9m 57 56-57 228º 18,80 m
12 11-12 63º 7,55 m 58 57-58 328º 13,80 m
13 12-13 152º 3,37 m 59 58-59 237º 13,80 m
14 13-14 72º 30 m 60 59-60 230º 8,82 m
15 14-15 64º 12,36 m 61 60-61 147º 5,72 m
16 15-16 60º 15,04 m 62 61-62 227º 7,60 m
17 16-17 62º 14,97 m 63 62-63 314º 3,40 m
18 17-18 58º 9,78 m 64 63-64 220º 15,06 m
19 18-19 48º 13,28 m 65 64-65 312º 8,80 m
20 19-20 71º 4,50 m 66 65-66 222º 26,78 m
21 20-21 109º 10,46 m 67 66-67 148º 17,04 m
22 21-22 117º 3,80 m 68 67-68 235º 23,25 m
23 22-23 63º 2,40 m 69 68-69 211º 2,98 m
24 23-24 90º 4,35 m 70 69-70 224º 18,70 m
25 24-25 99º 1,80 m 71 70-71 237º 23,63 m
26 25-26 175º 3,70 m 72 71-72 259º 23 m
27 26-27 105º 8,85 m 73 72-73 268º 13,10 m
28 27-28 0º 4,60 m 74 73-74 265º 33,75 m
29 28-29 90º 2,45 m 75 74-75 284º 13,10 m
30 29-30 90º 15,62 m 76 75-76 309º 33,75 m
31 30-31 27º 1,20 m 77 76-77 314º 21,45 m
32 31-32 107º 10,5 m 78 77-78 300º 12,57 m
33 32-33 200º 7,5 m 79 78-79 206º 4,50 m
34 33-34 105º 19,52 m 80 79-80 304º 17,30 m
35 34-35 185º 2,50 m 81 80-81 305º 23,55 m
36 35-36 110º 4,60 m 82 81-82 306º 6,15 m
37 36-37 20º 3,20 m 83 82-83 315º 24,10 m
38 37-38 100º 4,60 m 84 83-84 329º 2,10 m
39 38-39 115º 3,30 m 85 84-85 325º 2m

46
40 39-40 210º 2,60 m 86 85-86 11º 2,5 m
41 40-41 185º 8m 87 86-87 294º 24 m
42 41-42 130º 10,1 m 88 87-88 314º 6m
43 42-43 222º 8,60 m 89 88-89 328º 4,5 m
44 43-44 148º 1,10 m 90 89-90 252º 4,8 m
45 44-45 190º 12,70 m 91 90-91 86º 4,8 m
46 45-46 263º 6,9 m 92 91-92 103º 11,45 m
Sumber, Data Garis Pantai setiap kelompok
4.2.3.1 Sedimentasi
4.2.3.1.1 Sedimen Pengukuran Titik 1
Tabel sortasi titik 1

berat + persen
ukuran cawan berat berat+ persen kumulatif
4 mm 62,68 2, 694 2,694
2 mm 67,238 7, 092 9, 786
1 mm 82,419 22, 273 32, 059
0,6 mm 86,383 26,237 58, 296
0,5 mm 64,977 4, 831 63, 127
0,3 mm 74,943 14, 797 77, 924
0,212
mm 75,71 15, 564 93, 488
0,150
mm 64,16 4, 014 97, 502
<0,150
mm 62, 253 2, 107 99, 609
Tabel Sortasi Perahu 1
ukuran berat cawan sampel persen kumulatif
4 61,782 1,636 1,636
2 88,992 28,776 30,412
1 90,725 30,579 60,991
0,6 74,208 14,062 75,053
0,5 63,749 3,603 78,656
0,3 68,732 8,586 87,242
0,212 67,352 7,206 94,448
0,15 62,521 2,375 96,823
< 0, 150 63,206 3,06 99,883

4.2.3.1.2 Sedimen Pengukuran Titik 2


100 - 98.5307 = 1.4693

47
1.4693 : 7 =0.2099
Berat Sampel + Sampel + Persen
Ukuran Cawan Berat Sampel 0,2099 Persen kumulatif
4 mm 40.9642 2.3773 2.5872 2.59% 2.59%
2 mm 59.6083 21.0214 21.2313 21.23% 23.82%
1 mm 70.721 32.1341 32.344 32.34% 56.16%
0.5 mm 38.6075 0.0206 0.2305 0.23% 56.39%
0.6 mm 56.3444 17.7575 17.9674 17.97% 74.36%
0.3 mm 57.8389 19.252 19.4619 19.46% 93.82%
0.075 mm 44.5547 5.9678 6.1777 6.18% 100%
368.639 98.5307 100 100.00%
Untuk menentukan nilai sortasi sedimen dasar laut menggunakan
rumus berikut:

So= √ Q 1/ Q3

Keterangan :

So = Nilai Sortasi

Q1 = Kwartir Pertama

Q3 = Kwartir Ketiga

Pengukuran Butiran titik 2


Diketahui :
Q1 = 1.985
Q3 = 0,38
Ditanyakan :
So = …?
1.985
So=
√ 0,38
= √ 5.224 = 2.286

Tingkatan sortasi Sangat Jelek

Tabel 4. Data Sortasi Perahu


berat sampel
ukuran +cawan berat sampel berat + 0.01078 persen persen kumulatif
4 mm 66.352 6.203 6,21378 6,21378 6,21378
2 mm 82.727 22.578 22,58878 22,58878 28,80256
1 mm 83.833 23.684 23,69478 23,69478 52,49734
0.6 mm 73.748 13.599 13,60978 13,60978 66,10712
0.5 mm 63.141 2.992 3,00278 3,00278 69,10990

48
0.3 mm 70.040 9.891 9,90178 9,90178 79,01168
0.212
mm 73.364 13.215 13,22578 13,22578 92,23746
0.150
mm 63.679 3.530 3,54078 3,54078 95,77824
<0.150
mm 64.360 4.211 4,22178 4,22178 100,00002
99.903 100,00002 100,00002
Sumber Data Pengukuran Laboratorium

4.2.3.1.3 SedimenPengukuranTitik 3
Tabel Sortasi Titik 3
Frekuen
si
berat+0.50 kumulati
ukuran berat 5 persen f
2 5,31 5,815 5,815 5,815
1 54,24 54,745 54,745 60,56
0,6 18,31 18,815 18,815 79,375
0,5 2,89 13,395 13,395 82,77
0,3 7,54 8,065 8,065 90,835
0,212 5,65 6,155 6,155 96,99
0,15 2,5 3,005 3,005 99,995
Tabel Sortasi Perahu 3
persen
cawan+samp sampel+0,31 kumulati
ukuran el sampel 7 persen f
4 55,259 1,501 1,818 1.818 1.818
2 55,893 5,135 5,452 5.452 7.27
1 65,358 11,6 11,917 11.917 19.187
0,6 71,426 17,668 17,985 17.975 37. 183
0,5 58,196 4,438 4,755 4.755 41.92
0,3 78,776 25,018 23,335 25.335 67.263
0,212 82,326 25,568 25,889 25.886 93.149
0,15 57,631 3,873 4,19 4.19 97.336

4.2.3.1.4 SedimenPengukuranTitik 4
NO Ukuran Butir Berat Sedimen Persen %Kumulatif
Sedimen (gram)
1 4 mm 3.85 3.85% 3.85%
2 2 mm 20.446 20.446% 24.296%
3 1 mm 28.864 28.864% 53.16%

49
4 0.6 mm 16.374 16.374% 69.534%
5 0.5 mm 2.961 2.961% 72.495%
6 0.3 mm 6.354 6.354% 78.849%
7 0.212 mm 11.06 11.06% 89.909%
8 0.150 mm 4.881 4.881% 94.79%
9 < 0.150 mm 5.035 5.035% 99.825%
99.825 99.825%
Untuk menentukan nilai sortasi sedimen dasar laut menggunakan
rumus berikut:

So= √ Q 1/ Q3

Keterangan :

So = Nilai Sortasi

Q1 = Kwartir Pertama

Q3 = Kwartir Ketiga

Pengukuran Butiran titik 4


Diketahui :
Q1 = 2
Q2 = 0,38
Ditanyakan :
So = …?
2
So=
√0,38
= √ 5,263 = 2.29

Tingkatan sortasi Sangat Jelek

4.2.3.1.5 SedimenPengukuranTitik 5
100 – 97.142 = 2.858
2.858 : 9 = 0.317
Cawan+sampe sampel+0.31 Persen
No Ukuran Sampel persen
l 7 Kumulatif
1 4 55.259 1.501 1.818 1.818 1.818
2 2 58.893 5.135 5.452 5.452 7.27
3 1 65.358 11.6 11.917 11.917 19.187
4 0.6 71.426 17.668 17.985 17.975 37.173
5 0.5 58.196 4.438 4.755 4.755 41.92
6 0.3 78.776 25.018 25.335 25.335 67.263

50
7 0.212 82.326 25.568 25.886 25.886 93.149
8 0.15 57.631 3.873 4.19 4.19 97.336
9 <0.150 56,099 2.341 2.658 2.658 99.996%
97.142 99.996 99.996%
Tingkat sortasinya adalah :
Q1
So=
√ Q3
0.8
So=
√ 0.310
So= √2.58
So = 1.60
Tingkat Sortasi Sedang
4.2.3.1.6 SedimenPengukuranTitik 6
100 –99.8204 = 0.1796
0.1796 : 8 = 0.02245

BeratSampel Sampel + Persen


Ukuran + Cawan BeratSampel 0.02245 Persen kumulatif
4 mm 56.9232 17.8389 17.86135 17.86135% 17.86135%
2 mm 56.3880 17.3037 17.32615 17.32615% 35.1875%
1 mm 64.5972 25.5129 25.53535 25.53535% 60.72285%
0.5 mm 59.1429 20.0586 20.08105 20.08105% 80.8039%
0.6 mm 42.3703 3.286 3.30845 3.30845% 84.11235%
0.3 mm 47.8084 8.7241 8.74655 8.74655% 92.8589%
0.212 mm 44.6821 5.5978 5.62025 5.62025% 98.47915%
0.156 mm 40.3827 1.2984 1.32085 1.32085% 99.8%
412.2948 99.8204 99.8 99.8%

4.2.3.1.7 Sedimen PengukuranTitik 7


100 – 99.6765 = 0.3235
0.3235 : 8 = 0.0404375
BeratSampel BeratSamp Sampel + Persen
Ukuran + Cawan el 0.0404375 Persen kumulatif
2 mm 49.4615 3.5381 3.5785375 3.5785375% 3.5785375%
13.0130375
1 mm 58.896 12.9726 13.0130375 % 16.591575%
0.6 mm 61.2767 15.3533 15.3937375 15.3937375 31.9853125%

51
%
0.5 mm 49.2629 3.3395 3.3799375 3.3799375% 35.36525%
0.3 mm 53.7043 7.7809 7.8213375 7.8213375% 43.1865875%
15.9397375
0.212 mm 61.8227 15.8993 15.9397375 % 59.126325%
18.7067375
0.150 mm 64.5897 18.6663 18.7067375 % 77.8330625%
22.1669375
<0.150 mm 68.0499 22.1265 22.1669375 % 100%
99.6765 100 100%
4.2.3.1.8 SedimenPengukuranTitik 8
Tabel Sortasi Titik 8
ukuran (mm) berat (gram) Persen berat Persen kumulatif
4 1 1 1
2 2 2 3
1 8,3 8,3 11,3
0,6 10,9 10,9 22,2
0,5 2,7 2,7 24,9
0,3 5,4 5,4 30,3
0,212 41 41 71,3
0,150 16,4 16,4 87,7
‹0,150 11,5 11,5 100
Q1 = 0,5

Q3 = 0,195

Q1
S=
√ Q3

0,5
S=
√ 0,195

S = 1.6( SORTASI SEDANG)

Tabel Sortasi Perahu 8


ukuran (mm) berat (gram) persenberat Persen Kumulatif
4 1,56 1,56 1,56
2 6,06 6,06 7,62
1 15,92 15,92 23,55
0,6 13,412 13,412 36,96
0,5 3,17 3,17 40,14
0,3 12,50 12,50 52,64
0,212 27,8 27,8 80,45

52
0,150 11,08 11,08 91,54
‹0,150 8,45 8,45 100
Sumber: Data sortasi setiap kelompok
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pasang Surut
Kenaikan dan penurunan (pasang surut di permukaan air laut disebabkan oleh
adanya beberapa faktor yaitu, bahwa pasang surut air laut terjadi karena adanya gaya
tarik antara bumi, bulan dan matahari.
Pengukuran pasang surut yang dimulai pada pukul 17.00 WITA pada hari jumat
dan berakhir pada pukul 09.00 Wita pada hari minggu yang dilakukan selama 40 jam
pengamatan di perole hasil yang menunjukkan bahwa pasang tertinggi terjadi pada
jam 17.08 pada hari sabtu dengan ketinggian mencapai 181,5 cm, sedangkan surut
terendah terjadi pada jam 12.00 WITA hari minggu dengan ketinggian 135,25 cm.
pada waktu bulan dan matahari terletak pada satu garis terhadap bumi dan gaya
gravitasi yang ditimbulkan oleh mereka mempunyai arah yang sama sehingga terjadi
pasang. Melihat hasil gragifik hasil pengamatan,diketahui bahwa tipe pasut yang
terjadi pada perairan Pulau Saugi adalah tipe semi diurnal, terjadi dua kali pasang dan
dua kali surut. Jadi pasang pada perairan Pulau Saugi terjadi pada malam dan siang
hari.
4.3.2 Gelombang
Dari delapan titik pengamatan gelombang, didapatkan bahwa tinggi gelombang
signifikan dan tinggi gelombang pecah yang paling tinggi, rata-rata terjadi pada sore
hari. Hal ini disebabkan oleh faktor angin yang menjadi pembangkit gelombang, serta
adanya pasang surut air laut. Gelombang menjadi lebih tinggi ketika permukaan air
laut menuju pasang naik pada malam hari pada setiap titik tergolong bervariasi, yang
disebabkan karena kecepatan angin pada saat pengukuran berbeda-beda serta
kondisi permukaan air laut yang sedang mengalami surut dan di pengaruhi juga
adanya kapal-kapal milik warga yang berada disekitar pengukuran.
4.3.3 Arus
Pengamatan kecepatan arus dengan menggunakan Layang layang arus yang
diikat dengan tali rafia dan catat waktunya sampai tali raffia lurus. Data tersebut
menunjukan hasil yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor

53
seperti angin dan kuat arus. Arus dibentuk oleh angin, dan angin juga yang membuat
arus tersebut kuat atau pelan, sema kin kuat angin maka arus semakin kuat dan tali
raffia juga akan semakin cepat lurus.
Kecepatan arus di semua titik pengamatan rata-rata berkisar antara 0,01 m/s
hingga 0,012 m/s, dengan pola bervariasi dari titik pertama hingga titik terkahir. Dari
data hasil pengamatan ini pula didapatkan bahwa rata-rata kecepatan arus laut
berbanding lurus dengan kecepatan angin yang bertiup saat itu. Dari hasil
pengamatan di lapangan, maka didapatkan bahwa arus yang terjadi di perairan pulau
saugi adalah arus yang yang dibangkitkan oleh adanya kecepatan angin yang bertiup
di atas permukaan air laut serta adanya pengaruh pasang surut air laut.
4.3.4 Angin
Kecepatan angin yang cukup besar di pulau Saugi terjadi pada siang hari.
Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan dan arah angin yang terdapat di pulau
Saugi, maka didapatkan hasil bahwa kecepatan angin berkisar antara 0,3 m/s hingga
yang paling tinggi yaitu 9.2 m/s.
4.3.5 Kedalaman
Kedalaman perairan menunjukkan jarak antara dasar laut dengan permukaan air
laut secara vertikal. Kedalaman perairan pada lokasi praktek, diukur dengan
menggunakan alat Ecosounder, dan didapatkan bahwa lokasi sampel pengambilan
data kedalaman Perairan Pulau Saugi berada pada kisaran kedalaman 1 m hingga 12
meter yang memungkinkan sinar matahari masih dapat mencapai dasar laut.
Hal ini disebabkan karena topografi dasar laut perairan pulau Saugi merupakan
suatu dangkalan yang dulunya berupa daratan yang memiliki kemiringan yang landai,
sehingga pada saat terjadinya peningkatan tinggi muka 52 air laut maka daratan tadi
tenggelam menjadi suatu dangkalan dengan kedalaman 1-12 meter.
4.3.6 Suhu
Dari hasil pengamatan di lapangan, ditemukan rentang suhu perairan pulau Saugi
berkisar antara 27o C hingga 28o C dengan rata-rata suhu senilai 27 o C yang diperoleh
dari 12 stasiun pengamatan yang berbeda, pebedaan suhu perairan ini dapat
disebabkan oleh banyak sedikitnya penyinaran dan penyerapan cahaya matahari oleh
permukaan laut, serta kedalaman laut. Semakin banyak penyerapan sinar matahari

54
dan semakin dalam suatu perairan, maka semakin tinggi suhunya, serta sebaliknya.
Sedangkan untuk suhu udara di daerah pesisir pulau saugi yaitu 31 hingga 33 celcius
dengan rata rata 32 celcius. Intensitas cahaya terlambat mempengaruhi suhu karena
sifat air laut yang tidak mudah panas dan tidak mudah dingin, sehingga suhu air tidak
sesuai dengan suhu di permukaan. seperti saat siang hari udara panas namun air laut
dingin. Sebaliknya saat malam hari, udara dingin tetapi suhu air hangat.Kondisi suhu
perairan pulau Saugi ini, dapat dikatakan hampir homogen, karena memiliki perolehan
suhu yang hamper sama. Hal ini disebabkan oleh cuaca mendung dan hujan pada
saat pengambilan data.
4.3.7 Salinitas
Dari hasil pengambilan data di lapangan, ditemukan bahwa dari delapan titik
pengambilan data, rentang angka salinitas yang diperoleh adlah berkisar antara 20
ppm hingga 30 ppm, dengan hasil salinitas rata-rata adalah 30 ppm yang didapatkan
dari 3 titik pengamatan berbeda. Salinitas yang diperoleh tergolong rendah dari angka
salinitas air laut normal pada umumya yakni 35 ppm. Hal ini disebabkan karena
terjadinya hujan pada saat pengambilan data salinitas sehingga 53 air hujan yang
jatuh dipermukaan laut mampu mengurangi konsentrasi kadar garam-garaman terlarut
di permukaan air laut. Salinitas atau kadar garam ialah banyaknya garam-garaman
(dalam gram) yang terdapat dalam 1 Kg (1000 gr) air laut, yang dinyatakan dengan ‰
atau perseribu. Yang dimaksud salinitas tidak termasuk partikel – partikel suspense
atau material padat yang berhubungan langsung dengan air sebab material – material
tersebut tidak larut dalam air.Air laut memiliki salinitas sekitar 3,5 %, yakni sekitar 220
kali salinitas air tawar. Salinitas seringkali di ekspresikan dengan satuan part per
milion (‰) sehingga angka salinitas air laut menjadi 35 ‰. Artinya, dalam 10 00 gram
air laut mengandung 35 gram garam.

55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan praktek lapang yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa pasang air tertinggi rata-rata pada sore menjelang malam sekitar pukul
16.00-17.00 WITA. Faktor utama yang mempengaruhi arus adalah gerakan angin, dimana
pada pagi hari arus rendah dan pada siang hari arus tinggi.
5.2 Saran
Saran kepada teman-teman yang menjadi panitia sekiranya mempersiapkan segala
sesuatu yang dibutuhkan dalam kegiatan praktek ini dengan baik, agar semua parameter
dapat diukur dengan baik. Selain itu diperlukan keseriusan dalam mengambil data agar
tidak ada data yang kosong atau tertinggal.

56
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Jejen Jenhar dkk, 2013. DINAMIKA GELOMBANG MENGGUNAKAN MODEL CMS-
Wave DI PULAU PARANG KEPULAUAN KARIMUNJAWA

Hutabarat, Sahala. 1984. Pengantar Oceanografi. UNDIP; Jakarta

Maru, Rosmini S.Pd.,M.Pd.,P.hD 2016. Penuntun Praktek Oseanografi. Universitas Negeri


Makassar. Makassar

Maru, Rosmini. 2016. Oceanografi. Universitas Negeri Makassar. Makassar

Wakkari, Anggi Cindy. Jasin, M. Ihsan. 2017. STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA
DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA

57
LAMPIRAN

1. Dokumentasi Kegiatan

58
2. Peta Arus

3. Peta Angin

59

Anda mungkin juga menyukai