Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

OSEANOGRAFI

Oleh :

JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas


limpahan rahmat, hidayah, dan petunjuknya sehingga laporan praktikum lapangan
mata kuliah Oseanografi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan praktikum mata kuliah Oseanografi ini berisi laporan hasil
praktikum lapangan berupa hasil pengukuran parameter Oseanografi Fisik di Pulau
Saugi Kab. Pangkajene dan Kepulauan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan sumbangsih dalam hal membantu penyelesaian penyususnan laporan
ini.
Penyusunan laporan praktikum mata kuliah Oseanografi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Olehnya itu, penulis mengharapkan kontribusi pemikiran pembaca
berupa saran dan kritik demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
bermnafaat bagi kita semua.

Makassar, Desember 2018

Penyusun
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Laporan Praktek Lapangan : Praktek Lapangan Oseanografi


Di Pulau Saugi Kec. Liukang Tupabbiring
Utara Kab. Pangkajene dan Kepulauan
Nama :
Nomor Induk Mahasiswa (NIM) :
Jurusan/ Program Studi :
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas : Universitas Negeri Makassar

Makassar, 17 Desember 2018


Disetujui Oleh :

Dosen Koordinator Praktek Asisten Praktek


Mata Kuliah Oceanografi Mata Kuliah Oseanografi

Hasriyanti. S.Si, M. Pd Nurul Afdal Haris


NIP. 198205242009122004 NIM. 141514002

Dosen Penanggung Jawab


Mata Kuliah Oseanografi

Rosmini Maru
NIP.
DAFTAR ISI

LAPORAN PRAKTEK LAPANG OSEANOGRAFI........................................ 1


KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... 3
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 4
DAFTAR TABEL ................................................................................................. 5
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 6
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM ..................................................... 7
1.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................ 8
1.2 Alat dan Bahan .............................................................................................. 8
1.3 Prosedur Pengamatan .................................................................................... 9
HASIL PENGUKURAN ................................................................................................ 13
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 31
PENUTUP........................................................................................................................ 41
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 41
4.2 Saran ............................................................................................................ 41
REFERENSI.................................................................................................................... 42
LAMPIRAN..................................................................................................................... 43
DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1. Kondisi Pasang Surut Pulau saugi………………………13


2. Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Data Gelombang Pulau saugi……….13
3. Tabel 4.3. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi……16
4. Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi……..17
5. Tabel 4.5. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi…….18
6. Tabel 4.5. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi…….18
7. Tabel 4.5. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi…….19
8. Tabel 4.6. Hasil Pengolahan Data Angin Pesisir Pulau saugi……..19
9. Tabel 4.7. Hasil Pengolahan Data Angin Pesisir Pulau saugi……..20
10. Tabel 4.8. Hasil Pengolahan Data Angin Pesisir Pulau saugi…….20
11. Tabel 4.9. Hasil Pengolahan Data pH di Pesisir Pulau saugi……..22
12. Tabel 4.10. Hasil Pengolahan Data salinitas di Pesisir Pulau saugi.23
13. Tabel 4.11. Hasil Pengolahan Data Kedalaman, Kecerahan dan suhu
Pesisir Pulau saugi…………………………………………………26
14. Tabel 4.12. Hasil pengukuran data pasang surut………………….26
15. Tabel 2. Kondisi Pasang Surut Pulau Saugi……………………….27
16. Tabel 4.13. Data Arah Angin, Suhu Udara dan pH Perairan Pulau
saugi……………………………………………………………….. 28
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 9. Grafik Pasang Surut Pulau saugi………………………….31.


2. Gambar 10. Grafik Suhu Air Laut Pulau saugi……………………….35
3. Gambar 11. Grafik Suhu Udara Pulau saugi………………………….36
4. Gambar 12. Grafik Nilai DO Pulau saugi………………………….....38
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Oseanografi adalah ilmu yang mempelajari tentang perairan laut, Kata


oseanografi merupakan gabungan dari dua kata yunani, oceanus (samudera) dan
graphos (uraian/deskripsi) sehingga oseanografi mempunyai arti deskripsi tentang
samudera yang mencakup pengetahuan tentang faktor biotik dan abiotik serta
interaksi yang terjadi diantaranya. Perairan laut adalah suatu badan air yang
berhubungan dengan lautan. Untuk mengetahui apakah terdapat suatu
keseimbangan antara faktor biologi, fisika dan kimia suatu perairan serta kondisi
fisik alam dalam perairan diperlukan pengetahuan tentang ukuran faktor-faktor
tersebut secara kualitatif dan kuantitatif.

Beberapa faktor lingkungan penentu perairan dipengaruhi pengelolaan dan


kelansungan hidup, kondisi fisik alam, pertumbuhan, atau reproduksi organisme
akuatik dapat dilihat dari sifat fisika, kimia dan biologi perairan. Faktor kimia
meliputi : Salinitas dan PH, faktor biologi meliputi: plankton, makrobentos dan
lamun, sedangkan faktor fisika meliputi : Pasang surut, gelombang, arus, kecerahan
dan suhu.

Kegiatan pratikum lapang kepada mahasiswa merupakan salah satu solusi


dalam menciptakan generasi yang unggul. Dengan adanya penelitian dan
pengajaran secara langsung ini.

Pratikum berasal dari kata praktik yang artinya pelaksanaan secara nyata
apa yang disebut dalam teori. Sedangkan pratikum adalah bagian dari pengajaran
yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan
di keadaan nyata, apa yang diperoleh dari teori dan pelajaran praktik (KBBI,
2001:785). Menurut Sudirman (1992:163) metode praktikum adalah cara penyajian
pelajaran kepada siswa untuk melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sesuatu yang dipelajari. Hal ini didukung pula oleh Winatapura
(1993:219) yang menyatakan bahwa metode praktikum adalah suatu cara penyajian
yang disusun secara aktif untuk mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa
yang dipelajarinya.
Melalui praktikum, peserta didik dapat memiliki banyak pengalaman, baik
berupa pengamatan langsung atau bahkan melakukan percobaan sendiri dengan
objek tertentu. Tidak diragukan lagi bahwa melalui pengalaman langsung (first-
hand experiences), peserta didik dapat belajar lebih mudah dibandingkan dengan
belajar melalui sumber sekunder, misalnya buku. Hal tersebut sangat sesuai dengan
pendapat Bruner yang menyatakan bahwa anak belajar dengan pola inactive melalui
perbuatan (learning by doing) akan dapat mentrasnfer ilmu pengetahuan yang
dimilikinya pada berbagai situasi (Tresna Sastrawijaya, 1998 : 17).
1.1 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksaan praktek lapang oseanografi ini
diadakan pada hari jum’at 7 Desember 2018 sampai dengan minggu 9
Desember 2018. Bertempat di Pulau Saugi Kec. Liukang Tupabbiring Utara
Kab. Pangkajene dan Kepulauan.
1.2 Alat dan Bahan
adapun alat dan bahannya yang dugunakan antara lain :
 Mistar bar
 Layang-layang arus
 Stop watch
 Kompas bidik
 Kompas geologi
 Thermometer
 Roll meter
 Secchidisk
 Refractometer
 Anemometer
 Handrefraktometer
 GPS
 Alat tulis menulis
 pH indikator
 Aquades
 Plastic sampel
 Kertas label

1.3 Prosedur Pengamatan

Prosedur pengamatan pada praktikum lapangan oseanografi ini adalah


sebagai berikut:
a. Suhu
Adapun prosedur kerja pada pengukuran suhu adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan thermometer untuk melakukan pengukuran suhu.
2. Melakukan pengukuran suhu dengan cara mencelupkan thermometer ke
dalam perairan selama kurang lebih 1-3 menit, dilakukan 3 kali
pengulangan.
3. Mencatat hasil pengukuran pada kertas yang telah disiapkan.
4. Melakukan pengambilan sampel dengan interval waktu 1 jam selama 24
jam.
b. Salinitas
Adapun prosedur kerja pada pengukuran salinitas adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan handrefraktormeter untuk melakukan pengukuran salinitas.
2. Meneteskan aquades 1 tetes pada kaca handrefraktometer kemudian
dibersikan dengan tisu, bertujuan untuk menormalkan
hendrafraktometer.
3. Mengambil sampel air laut kemudian meneteskan 1 tetes pada
handrefraktometer.
4. Mengamati dan mencatat hasil yang ditampilkan pada
handrefraktometer.
5. Melakukan pengambilan sampel dengan interval waktu 1 jam selama 24
jam.
c. Kecerahan
Adapun prosedur kerja pada pengukuran kecerahan adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan secchi dich untuk melakukan pengukuran kecerahan.
2. Menenggelamkan secchi disch ke dalam perairan sampai warna pada
secchi disc tidak kelihatan.
3. Menarik perlahan-lahan hingga warna pada secchi disch terlihat hitam
putihnya.
4. Menandai batas pada tali secchi disch yang masuk di perairan , sebelum
dan sesudah terlihat warna secchii disch.
5. Mengukur panjang tali secchi dicsh yang masuk kedalam peraian.
6. Mencatat hasil pengukuran.
d. Pasang Surut
Adapun prosedur kerja pada pengukuran pasang surut adalah sebagai
berikut:
1. Menyiapkan patok berskala dan selang untuk melakukan pengukuran
pasang surut.
2. Menancapkan patok pada dasar perairan.
3. Mencatat perubahan tinggi pasang surut pada patok berskala dengan
interval 1 jam selama 39 jam.
e. Arus
Adapun prosedur kerja pada pengukuran arus laut antara lain sebagai
berikut:
1. Menyiapkan layangan arus dengan panjang tali 5 meter untuk melakukan
pengukuran arus.
2. Meletakan layangan arus di atas permukaan air bersamaan dengan
hitungan stopwatch, serta mengaktifkan kompas.
3. Mencatat waktu bila tali telah dalam keadaan renggang sempurna.
4. Kecepatan arus dihitung dengan menggunakan rumus: v = S/t.
5. Mencatat hasil pengamatan.
f. Gelombang
Adapun prosedur kerja pada pengukuran gelombang laut antara lain
sebagai berikut:
1. Menyiapkan peralatan berupa mistar bar, roll meter,stopwatch untuk
melakukan pengukuran panjang , tinngi, dan periode gelombang.
2. Untuk mengukur panjang gelombang gunakan patok untuk mengukur
jarak antara dua puncak gelombang, yang berdekatan kemudian mencatat
hasilnya.
3. Untuk mengukur tinggi gelombang, menancapkan patok ke dasar perairan
kemudian menghitung tinggi gelombang dengan menandai pada patok
jarak antara puncak dan lembah gelombang dan mencatat hasilnya.
4. Untuk mengukur periode gelombang, seperti langkah (3) memulai
hitungan stopwatch setelah mendapatkan puncak gelombang berikutnya.
Kemudian mencatat hasilnya.
g. Topografi dan Sedimen
Adapun prosedur pengamatan untuk topografi yakni:
 Untuk topografi
1. Menyiapkan peralatan berupa patok berskala, rool meter.
2. Menancapkan patok pada ke dalaman 25 cm dan mengukur jaraknya
dari garis
3. pantai,lakukan sampai kedalaman 150 cm
4. Mengambil substrat dengan kedalaman 50,100,dan 150 cm
5. Mencatat hasil yang diperoleh
 Untuk sedimen
Setelah mengambil sampel, substrat dibawa ke laboratorium untuk
mengamati teksturnya:
Adapun prosedur pengamatan untuk sedimen yaitu:
1. Menyiapkan substrat yang telah di peroleh dari lokasi
2. Menimbang berat substrat untuk masing-masing substrat berdasarkan
kedalaman
3. Catat data yang diperoleh
4. Menyaring substrat satu persatu kedalam saringan bertingkat (sieve
shaker)
5. Saring selama 5 menit untuk masing-masing substrat yang diperoleh
berdasarkan kedalaman
6. masukkan dalam kotak yang telah disediakan sebelumnya sesuai
dengan ukuran substrat yang di saring
7. Timbang satu persatu hasil saringan substrat tersebut
8. Mencatat hasil yang diperoleh
h. pH
Pengukuran Ph menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus
dicelupkan kedalam air, lalu diamati perubahannya dan dicocokkan
warnanya pada papan skala yang ada di kotak kertas lakmus.
i. Angin
Adapun prosedur pengamatan untuk mengkur angin yaitu:
1. Mencari tau arah datang angina dengan cara menaruh benang diatas
kepala kurang lebih 30 cm.
2. Kemudian menshoot arah angin dengan kompas bidik
3. Kemudian menggunakan alat anemometer untuk mengukur kecepatan
angin dengan cara mengarahkan sensor kearah datang angina.
4. Kemudian lihat dilayar berapa angka yang ditunjukkan, dilakukan
sebanyak tiga kali agar memperoleh kecepatan angina rata-rata.
5. Kemudian catat hasil kecepatan angin rata-rata.
HASIL PENGUKURAN

1. Pasang Surut
Tabel 4.1. Kondisi Pasang Surut Pulau saugi

Posisi MSL
Hmax Hmin ∑HiCi ∑Ci (cm)
Lintang Bujur

4o10’45,8” 119o37’16,71” 274 101,5 6071 39 155,6

Sumber: Hasil Analisis Data Pasang Surut, Pulau saugi

2. Gelombang
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Data Gelombang Pulau saugi

Posisi L
H Hb Arah

H 1/3(tinggi
T(s)(period (cm)(panj
gelomban (cm)(ting
klp Waktu (cm)(tinggi e ang
g gi
Lintang Bujur air) gelombang) gelomban (o )
signifikan gelomban
g)
) g peccah)

S E
17:30 3,43 12,2 N30°E
04°45,923’’ 119°27,651’’

S E
05:30 1,5 4,1 N40°E
04°45,923’’ 119°27,651’’

S E
1 08:30 1,63 4,7 N163°S
04°45,923’’ 119°27,651’’

S E
14:30 1,83 12,5 N130°E
04°45,923’’ 119°27,651’’

S E
17:30 1,4 24,3 N130°E
04°45,923’’ 119°27,651’’

17:30 4o45’50’ 116o27’42’’ 7,96 11,8 N 100o E

2 05:30 4o46’28’’ 119o29’5’’ 3,4 2,87 4,8 N 230o E

08:30 4o45’52’’ 119o29’18’’ 3,3 2,13 4,6 N 140o E


11:30 4o45’45’’ 119o25’28’’ 5,36 3,23 7,4 N 320o E

14:30 4o45’52’’ 119o29’18’’ 6,26 4,23 8,5 N 62o E

17:30 4o45’42’’ 119o29’22’’ 4,3 3,4 5,4 N 125o E

17:30

05:30

3 08:30

14:30

17:30

S E
17:30 3,53 5,5 N315°W
4°45’58’’ 119°27’51’’

S E
05:30 3,097 5,2 N265°W
4°45’58’’ 119°27’51’’

S E
4 08:30 3,83 6,4 N150°S
4°45’58’’ 119°27’51’’

S E
14:30 122,91 10,4 N170°E
4°45’58’’ 119°27’51’’

S E
17:30 2,2 11,2 N165°S
4°45’58’’ 119°27’51’’

S 04°45,58’’ E 119°27,51’’ N130°S


17:30 3,67 6,2

5 E 119°27,51’’
05:30 S 04°45,58’’ 4,567 8,1 N60°E

08:30 S 04°45,58’’ E 119°27,51’’ 3 6,6 N204°W


E 119°27,51’’
14:30 S 04°45,58’’ 0,467 10 N165°S

E 119°27,51’’
17:30 S 04°45,58’’ 3,8 9,3 N140°S

E 119°27,51’’
17:30 S 04°45,58’’ 0,467 10 N165°S

E 119°27,51’’
05:30 S 04°45,58’’ 3,8 9,3 N140°S

E
S
08:30 119°27’45,31 6,1 2,7 8
6 04°46’3,91’’
2’’

E
S
14:30 119°27’45,31 3,5 2,4 4,6
04°46’3,91’’
2’’

E
S
17:30 119°27’45,31 - - -
04°46’3,91’’
2’’

E
S
17:30 119°27’45,31 5,9 2,4 7,8 N335°E
04°46’3,91’’
2’’

E
S
05:30 119°27’45,31 10,2 2,1 12,4 N305°E
04°46’3,91’’
2’’
7
E N95oE
S
08:30 08:30 119°27’43, - - -
04°46’4,38’’
94’’

E N110oE
S
14:30 14:30 119°27’44, 131,86 1,73 134,3
04°46’3,48’’
04’’
E N130oE
S
17:30 17:30 119°27’44, 132 2,16 134,25
04°46’3,44’’
21’’

S E
17:30
448’56” 19930’45”

S E
05:30
448’56” 19930’45”

S E
8 08:30
448’56” 19930’45”

S E
14:30
448’56” 19930’45”

S E
17:30
448’56” 19930’45”

Sumber: Hasil Analisis Data Gelombang, Pulau saugi 7-9 Desember 2018

3. Arus
Adapun data pengkuran arus Di pulau saugi pangkep yakni:

1. Pengukuran 1

`Tabel 4.3. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi

Titik Waktu Kecepatan Jarak Arah Arus


(m/s)

I 17:30 0.023 m/s 5m 228°

II 17.30 0,01 5m 60o


III 17.30

IV 17.30 1,48 m/s 5m 120°

139o
V 17.30 0,02 5m

90°
VI 17.30 0,010 7m

228°
VII 17.30 0,020 m/s 5m

94
VII 17.30 0,01466m/s 5m

Sumber : Hasil Analisis Data Arus, Pulau saugi, 7-9 Desember 2018

2. Pengukuran 2

Tabel 4.4 Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi

Titik Waktu Kecepatan Jarak Arah Arus


(m/s)

I 05:30 0.023 5m 190°

II 05:30 0,04 5m 120o

III 05:30

IV 05:30 0,05 5m 135°

V 05:30 0,106 5m 3100

VI 05:30 0,025 5m 130°

VII 05:30 0,00079 5m 305°

VIII 05:30 0,024m/s 5m 115°

Sumber : Hasil Analisis Data Arus, Pulau saugi, 7-9 Desember 2018
3. Pengukuran 3
Tabel 4.5. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi

Titik Waktu Kecepatan Jarak Arah Arus


(m/s)

I 08:30 - 5m -

II 08:30 - 5m 140o

III 08:30

IV 08:30 0,052 m/s 5m 105°

V 08:30 0,09 5m
310o
VI 08:30 0,026 4,48m
30°
VII 08:30 0,00047 5m
147°
VIII 08:30 0,714 5m 138

Sumber : Hasil Analisis Data Arus, Pulau saugi, 7-9 December 2018

4. Pengukuran 4
Tabel 4.5. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi

Titik Waktu Kecepatan Jarak Arah Arus


(m/s)

I 14:30 0,87 5m 190°

II 14:30 0,039 5m 62o

III 14:30

IV 14:30 0,034 5m 260°

V 14:30 0,071 5m 325o

VI 14:30 0,126 5m 115°

VII 14:30 - - -
VIII 14:30 0,038m/s 5m 151

Sumber : Hasil Analisis Data Arus, Pulau saugi, 7-9 December 2018

5. Pengukuran 5
Tabel 4.5. Hasil Pengolahan Data Arus di Pesisir Pulau saugi

Titik Waktu Kecepatan Jarak Arah Arus


(m/s)

I 17:30 0,87 5m 190°

II 17:30 0,045 5m 60o

III 17:30

IV 17:30 2,65 m/s 5m 131o

V 17:30 0,76 5m 115°

VI 17:30 0,060 5m 130°

VII 17:30 0,046 5m -

VIII 17:30 0,038m/s 5m 151

Sumber : Hasil Analisis Data Arus, Pulau saugi, 7-9 December 2018

4. Angin
a. Pengukuran 1
Tabel 4.6. Hasil Pengolahan Data Angin Pesisir Pulau saugi

Titik Kecepatan Arah angin

I 1,16 m/s 92°

II 1,9 knot 60o

III

IV 0,06 m/s 150°

V 0,1028 m/s 130o

VI 1.4 m/s 65°


VII 0,58 m/s 227°

VIII 1,08,5m/s 92°

Sumber : Hasil Analisis Data Angin, Pulau saugi, 7-9 December 2018
b. Pengukuran 2
Tabel 4.7. Hasil Pengolahan Data Angin Pesisir Pulau saugi

Titik Kecepatan Arah angin

I 1,8 m/s 320°

II 4,9 knot 120o

III

IV 1,12 m/s 2,65°

V 1.42 m/s 600

VI 0,9 m/s 260°

VII 0,56 m/s 305°

VIII 25,3 m/s 288°

Sumber : Hasil Analisis Data Angin, Pulau saugi, 7-9 December 2018
c. pengukuran 3

Tabel 4.8. Hasil Pengolahan Data Angin Pesisir Pulau saugi

Titik Kecepatan Arah angin

I 1,6 m/s 163°

II 3,4 knot 140o

III

IV 4,73 m/s 150°

V 1,78 m/s 2040

VI 0,5 m/s 110°

VII 0,51 m/s 147°

VIII - -
d. pengukuran 4

Tabel 4.8. Hasil Pengolahan Data Angin Pesisir Pulau saugi

Titik Kecepatan Arah angin

I 4.2 m/s 130°

II 6,3 knot 62o

III

IV 1,533 m/s 135°

V 0,49 m/s 165°

VI 1,5 m/s -

VII 2,26 m/s 110°

VIII - -

e. pengukuran 5

Tabel 4.8. Hasil Pengolahan Data Angin Pesisir Pulau saugi

Titik Kecepatan Arah angin

I 4,2 m/s 130°

II 6,9 knot 60o

III

IV 6,94 m/s 165°

V 1,23 m/s 1400

VI 1,9 m/s 280°

VII 2,06 m/s 120°

VIII - -

Sumber : Hasil Analisis Data Angin, Pulau saugi, 7-9 December 2018
5. Tingkat Keasaman (pH)
Tabel 4.9. Hasil Pengolahan Data pH di Pesisir Pulau saugi

Titik Pengukuran ke pH indikator

1 1 8
2 8
3 8
4 8
5 8

2 1 7
2 7
3 7
4 8
5 7
7

3 1
2
3
4
5
4 1 8
2
3 8
4 7
5
8

5 1 8
2 8
3 8
4 8
5 8

6 1 7
2 7
3 7
4 7
5 7
7
7 1 8
2 8
3 8
4 8
5 8

8 1 Tidak ada datanya


2
3
4
5
Sumber : Hasil Analisis Data Ph, Pulau saugi, 7-9 December 2018

6. Salinitas
Tabel 4.10. Hasil Pengolahan Data salinitas di Pesisir Pulau saugi

Titik Pengukuran ke handrefraktometer

1 1 35‰
2 34‰
3 34‰
4 35‰
5 35‰

2 1 35‰
2 35‰
3 35‰
4 35‰
5 35‰
35‰

3 1
2
3
4
5
4 1 35‰
2
3 36‰
4 34‰
5
35‰

35‰
5 1 34‰
2
3 36‰
4 35‰
5
35‰

35‰

6 1 35‰
2 31‰
3 35‰
4 34‰
5 35‰

7 1 35%
2 35%
3 36%
4 34%
5 35%

8 1 35 ‰
2 36 ‰
3 34 ‰
4 35 ‰
5 30 ‰

7. Kecerahann, Kedalaman dan Suhu


Tabel 4.11. Hasil Pengolahan Data Kedalaman, Kecerahan dan suhu Pesisir Pulau
saugi

Titik Pengukuran ke kecerahan kedalaman suhu

1 1 100% 33°c
2 100% 31°c
3 100% 31°c
4 80% 37°c
5 80% 37°c

2 1 66,67% 31
2 7,57%
3 100% 30
4 100%
5 - 34

34

3 1
2
3
4
5
4 1 0,92% 150 cm 32°c
2
3 100% 100 cm 30°c
4 100% 100 cm 30°c
5
100% 100 cm 35°c

100% 100 cm 36°c

5 1 100% 158 31°c


2 100% 144 32°c
3 100% 142 31°c
4 100% 140 34°c
5 100% 146 35°c

6 1 - - 32°C
2 100 - 32°C
3 100 - 34°C
4 - - -
5 - - 33°C
- - 33°C

7 1 100% 33°
2 100% 32°
3 100% 33°
4 100% 35°
5 100% 33°

8 1 100% 33c
2 100% 31c
3 100% 31c
4 100% 33c
5 100%
Sumber: Hasil Analisis Data Kedalaman, Kecerahan dan suhu, Pulau saugi, 7-
9 December 2018

8. Data pengukuran pasang surut di dermaga pulau saugi


Tabel 4.12. Hasil pengukuran data pasang surut

Tinggi Suhu
No Waktu Rata-rata
Puncak Lembah udara

1 17:30 237 234 235,5 31o C

2 18:30 236 232 234 30o C

3 19:30 227 222 224,5 30o C

4 20:30 204 119 201,5 30oC

5 21:30 186 182 184 30o C

6 22:30 176 172 174 29o C

7 23:30 165 161 163

8 0:30 159 157 158 28o C

9 1:30 154 152 153 28o C

10 2:30 150 147 153 28o C

11 3:30 157 152 154,5 29o C

12 4:30 187 187 188 30o C

13 5:30 165 179 147 30o C

14 6:30 137 135 136 29o C

15 7:30 117 114,5 114,5 24o C

16 8:30 109 107 108 30o C

17 9:30 102 101 101,5 31o C

18 10:30 108 106 107 30o C

19 11:30 111 107 109 32o C


20 12:30 211 207 209 29o C

21 13:30 198 250 274 31o C

22 14:30 140 134 137 31o C

23 15:30 212 208 210 31o C

24 16:30 230 215 222,5 30o C

25 17:30 250 237 243,5 30o C

26 18:30 237 234 235,5 29o C

27 19:30 236 227 231 25o C

28 20:30 273 270 271,5 26o C

29 21:30 196 191 193,5 23o C

30 22:30 181 177 179 24o C

31 23:30 166 162 164 20o C

32 0:30 157 154 155,5 24o C

33 1:30 152 149 150,5 26o C

34 2:30 150 147 148,5 28o C

∑ H = 6.071

Analisis Data

Tabel 2. Kondisi Pasang Surut Pulau Saugi

Posisi MSL
Hmax Hmin ∑Hi ∑Ci
Lintang Bujur (cm)

4o10’45,8” 119o37’16,71” 274 101,5 6071 39 155,6


9. Pengukuran di Perahu
Tabel 4.13. Data Arah Angin, Suhu Udara dan pH Perairan Pulau saugi

Titik Koordinat Kedalaman Arah datang angin pH Suhu

1 4˚45'59,9" 12,3 M

119˚27'55,2"

2 4˚45'54,2" 9,9 M

119˚27'53"

3 4˚45'49,1" 8,70 M N306°W 3,3°

119˚27'25,9"

4 4˚45'49,1" 9,58 M N320°W 32,2°

119˚27'25,9"

5 4˚46'22,5" 13,75 M N303°W 31,9°

119˚27'35,4"

6 4˚46'11,1" 7,81 M N320°W 32,2°

119˚27'28,8"

7 4˚45'30" 13,10 M N335°W 31,7°

119˚27'11,1"

8 4˚45'48,9" 9,50 M N360° 32°

119˚27'44,5"
9 4˚46'02,3" 8,48 M N275°W 31,6°

119˚27'50"

10. Pemetaan garis Pantai


Arah-arah titik garis pantai:

Titik 1 :

1. Patok 0 – 1
 Arah : 50°
 Panjang : 14 meter
2. Patok 1 – 2
 Arah : 63°
 Panjang : 21,2 meter
3. Patok 2 – 3
 Arah : 75°
 Panjang : 31,1 meter
4. Patok 3 – 4
 Arah : 340°
 Panjang : 6,5 meter
5. Patok 4 – 5
 Arah : 70°
 Panjang : 14,9 meter
6. Patok 0 – 1
 Arah : N105°NE
 Panjang : 8,5 meter

Titik 2 :

11. Kemiringan lereng Pulau saugi


Titik 1 :

Titik 2 :

Titik 3 :
Titik 4 :

Titik 5 :

Titik 6 :

Titik 7 :

Titik 8 :
PEMBAHASAN
1. Pasang Surut

Grafik Pasang Surut Perairan Pulau Suagi


250

200
Tinggi Muka Air (cm)

150

100

50

Pukul

Gambar 9. Grafik Pasang Surut Pulau saugi

Pasang surut adalah perubahan atau perbedaan permukaan laut yang


terjadi secara berulang dengan periode tertentu karena adanya gerakan dari
benda-benda angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan
mengelilingi bumi dan peredaran bulan mengelilingi matahari. Air pada
bagian ujung pantai yang berbatasan dengan lautan tidak pernah diam pada
suatu kegiatan yang tetap, tetapi mereka ini selalu bergerak naik dan turun
sesuai dengan siklus pasang. Permukaan air laut perlahan-lahan naik sampai
pada ketinggian maksimum, peristiwa ini dinamakan pasang naik (high
water), setelah itu kemudian turun sampai kepada suatu ketinggian
minimum yang disebut pasang surut (low water). Dari sini permukaan air
laut air akan bergerak naik lagi. Perbedan ketinggian permukaan antara
pasang tinggi dan pasang rendah dikenal sebagai tinggi pasang (tidal range).
Berdasarkan data yang diperoleh dilapangan pada saat pengukuran
pasang surut yang dimulai pada pukul 17.00 WITA pada hari jumat dan
berakhir pada pukul 10.00 WITA pada hari minggu yang dilakukan selama
39 jam pengamatan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pasang
tertinggi terjadi pada jam 19.00 WITA hari sabtu dengan ketinggian
mencapai 287 cm yang terjadi pada waktu bulan dan matahari terletak pada
satu garis terhadap bumi dan gaya gravitasi yang ditimbulkan oleh mereka
mempunyai arah yang sama. Selain itu, variasi pasang juga dipengaruhi oleh
keadaan wilayah setempat.
Surut terendah terjadi pada jam 10.00 WITA hari sabtu dengan
ketinggian 133 cm. Keadaan tersebut dipengaruhi oleh pada waktu
pengukuran tidak dipengaruhi oleh angin, selain itu juga disebabkan karena
posisi bulan yang terletak pada posisi yang membentuk sudut siku-siku
sehingga pada saat ini gaya tarik gravitasi bersifat melemahkan gaya tarik
bulan. Sehingga, tipe pasang surut ini beradasarkan kedudukan bumi
terhadap bulan dan matahari adalah pasang surut perbani (neap tide).
Berdasarkan grafik pengamatan tinggi muka air di perairan pulau
saugi, diketahui bahwa tipe pasut yang terjadi merupakan tipe pasang surut
campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal). Ini
di karenakan dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut
dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Tipe pasut ini memang
terjadi pada sebagian besar di perairan Indonesia bagian timur.
2. Gelombang
Dari data pengukuran gelombang yang diperoleh di lapangan, dapat
dinyataan bahwa, kondisi gelombang pulau saugi pada pagi hari pada setiap
stasiun tergolong lemah, yang disebabkan karena rendahnya kecepatan
angin pada saat itu serta kondisi permukaan air laut yang sedang mengalami
surut. Pada siang hari kondisi gelombang menjadi agak tinggi dibandingkan
dengan pagi hari, sedangkan pada sore hari tinggi gelombang signifikan
perairan pulau saugi semakin tinggi karena permukaan laut menjelang
pasang naik dengan kecepataan angin yang agak besar.
Pada stasiun 1, tinggi gelombang signifikannya adalah 5,0 cm dan
tinggi gelombang pecah sebesar 31,2 cm pada pagi hari. Pada siang hari
tinggi gelombang signifikannya adalah 8,1cm dengan tinggi gelombang
pecah sebesar 18,24 cm. Sedangkan pada sore hari tinggi gelombang
signifikannya adalah 6,2 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 11,6
cm.
Pada stasiun 2, tinggi gelombang signifikan pada pagi hari sebesar
9,0 cm, pada siang hari tinggi gelombang signifikannya sebesar 12,0 cm,
sedangkan pada sore hari, tinggi gelombang signifikannya menurun yakni
sebesar 8,6 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 7,2 cm. Selanjutnya
pada stasiun pengamatan 3, pada pagi hari, tinggi gelombang signifikannya
adalah sebesar 8 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 5,63 cm. pada
siang hari tinggi gelombang signifikannya sebesar 16 cm, sedangkan pada
sore hari didapatkan tinggi gelombang signifikan sebesar 16,5 cm dengan
tinggi gelombang pecah sebesar 63,19 cm.
Pada stasiun pengamatan 4, tinggi gelombang sigifikan pada pagi
hari adalah sebesar 28 cm dengan tinggi gelombang pecah sebesar 19,7.
Pada siang hari, tinggi gelombang signifikannya sebesar 22 cm dengan
tinggi gelombang pecah sebesar 23,49 cm, sedangkan tinggi gelombang
signifikan pada sore hari adalah 32,6 cm dengan tinggi gelombang pecah
sebesar 30,5 cm.
Dari keempat stasiun pengamatan gelombang di waktu pagi, siang
dan sore, didapatkan bahwa tinggi gelombang signifikan dan tinggi
gelombang pecah yang paling tinggi berturut-turut sebesar 15,975 dan
56,245 rata-rata terjadi pada sore hari. Hal ini disebabkan oleh factor angin
yang menjadi pembangkit gelombang, serta adanya pasang surut air laut.
Gelombang menjadi lebih tinggi ketika permukaan laut menuju pasang naik
di malam malam hari. Dan begitupula sebaliknya.
3. Arus
Berdasaran hasil pengukuran yang telah dilakukan di lapangan
didapati bahwa arus yang terjadi di perairan pulau saugi adalah arus yang
tergolong lemah yakni berada pada rentang 0,007 m/s hingga 0,062 m/s
yang dirincikan sebagai berikut, pada stasiun 1 kecepatan arus yang paling
besar terjadi padasiang hari, yakni 0,02 m/s dengan arah 340 o, stasiun 2
mempunyai kecepatan arus 0,027 m/s, sementara stasiun 3 mempunyai
kecepatan arus 0,05 m/s sedangkan distasiun 4 mempunyai kecepatan arus
0,06 m/s. Pengukuran arus juga dilakukan di perairan pulau saugi dan
didapat hasil bahwa di titik I dan II mempunyai kecepatan arus berturut-
turut sebagai berikut 0,08 m/s dan 0,1 m/s. sementara di titik IV, V dan VI
mempunyai kecepatan arus berturut-turut sebagai berikut 0,23 m/s, 0,5 m/s
dan 0,04 m/s. serta di titik VII dan VIII mempunyai kecepatan arus sebagai
berikut 0,25 m/s dan 0,08 m/s.
Berdasarkan teori, kecepatan arus dipengaruhi oleh kecepatan angin
dan adanya pengaruh arus pasang dan surut air laut. Serta, kecepatan arus
disebabkan adanya perbedaan densitas air laut sehingga sirkulasi masa air
laut di dalam kolom perairan mampu membangkitkan arus perairan.
Sehingga, dari data hasil pengamatan ini didapatkan bahwa rata-rata
kecepatan arus laut berbanding lurus dengan tingkat densitas air laut di
perairan Suagi.ini dapat dibuktikan dengan suhu rata-rata perairan laut
Suagi berkisar 250C hingga 320C, sedangkan densitas air laut akan
maksimal pada suhu antara 39,80C - 400C, sehingga densitas dan kecepeatan
arus laut rendah. Adapun kecepatan arus di perairan Suagi kurang di
pengaruhi oleh kecepatan angin karena pada data hasil pengukuran di
dapatkan bahwa kecepatan arus laut kurang dipengaruh terhadap kecepatan
angin.
4. Angin
Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi
dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara (tekanan tinggi ke tekanan
rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara
yang tinggi. Angin merupakan salah satu unsur meteorologi yang sangat
penting diperhatikan dalam masalah kelautan. Angin sangat menentukan
proses dan intensitas gelombang dan arus laut.
Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan dan arah angin yang terdapat
dilapangan, maka didapatkan hasil bahwa kecepatan angin di pulau saugi
berkisar antara 0,8 m/s hingga yang paling tinggi yaitu 2,6 m/s.
5. Kedalaman Perairan
Kedalaman perairan menunjukkan jarak antara dasar laut dengan
permukaan air laut secara vertikal. Kedalaman perairan pada lokasi praktek,
diukur dengan menggunakan alat ecosounder, dan didapatkan bahwa lokasi
sampel pengambilan data kedalaman Perairan Pulau saugi berada pada
kisaran kedalaman 3,3 m hingga 34,4 sehingga terdapat variasi pada tingkat
kecerahan air laut. Dari titik I, II dan III didapatkan nilai kedalaman berturut
turut 13,4; 23,76 dan 3,3 meter, sedangkan di titik IV V dan VI didapatkan
nilai kedalaman 41; 17,2; dan 13,4 meter. Sedangkan di titik VII dan VIII
di dapatkan nilai kedalaman sebesar 13,7 m dan 34,4 m.
Hal ini disebabkan karena topografi dasar laut perairan pulau saugi
berfluktuasi dari perairan laut dangkal hingga continental slope sebagai
habitat terumbu karang (peta terlampir).
6. Suhu

Suhu Air Laut pada stasiun pengukuran pasut


60

50

40
suhu (0C)

30

20

10

waktu (jam)

Gambar 10. Grafik Suhu Air Laut Pulau saugi


suhu udara pada stasiun pengukuran pasut
35
30
25
suhu (0C)

20
15
10
5
0

waktu

Gambar 11. Grafik Suhu Udara Pulau saugi

Suhu menggambarkan derajat panas suatu benda, baik itu benda padat,
cair maupun gas. Suhu perairan pulau saugi di ukur dengan menggunakan
thermometer di dua belas titik yang berbeda.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, terdapat rentang suhu
perairan pulau saugi berkisar antara 25o C hingga 33o C dengan rata-rata
suhu senilai 30o C. Perbedaan suhu perairan ini dapat disebabkan oleh
banyak sedikitnya penyinaran dan penyerapan cahaya matahari oleh
permukaan laut, serta kedalaman laut. Semakin banyak penyerapan sinar
matahari dan semakin dalam suatu perairan, maka semakin tinggi suhunya,
serta sebaliknya.
Pada suhu perairan stasiun pengukuran pasut, di dapatkan suhu
tertinngi yakni 41,2 o C pada pukul 04.00 minggu dini hari sedangkan suhu
terendah yakni 1,3 o C pada pukul 21.00 sabtu malam. Dan pada suhu udara
mencapai level tertinggi pada pukul 10.00 - 12.00 yakni 32 o C. Sedangkan
pada suhu terendah yakni 22 o C pada pukul 23.00 sabtu malam.
Namun, kondisi suhu perairan pulau saugi ini, dapat dikatakan hampir
homogen, karena memiliki perolehan suhu yang hampir sama. Hal ini
disebabkan oleh cuaca cerah pada saat pengambilan data.
7. Salinitas
Salinitas atau kadar garam ialah banyaknya garam-garaman (dalam
gram) yang terdapat dalam 1 Kg (1000 gr) air laut, yang dinyatakan dengan
‰ atau perseribu. Yang dimaksud salinitas tidak termasuk partikel –partikel
suspensi atau material padat yang berhubungan langsung dengan air sebab
material – material tersebut tidak larut dalam air.Air laut memiliki salinitas
sekitar 3,5 %, yakni sekitar 220 kali salinitas air tawar. Salinitas seringkali
di ekspresikan dengan satuan part per milion (‰) sehingga angka salinitas
air laut menjadi 35 ‰. Artinya, dalam 1000 gram air laut mengandung 35
gram garam.
Dari hasil pengambilan data di lapangan, ditemukan bahwa dari kedua
belas titik pengambilan data, rata-rata salinitas air laut berkisar 14 ppm
hingga 15 ppm. Salinitas yang diperoleh tergolong sangat rendah dari angka
salinitas air laut normal pada daerah berlintang rendah pada umumya yakni
35 ppm. Padahal, pada saat pengukuran di lakuakn tidak terjadi hujan.
Sehingga, pengukuran tersebut menghasilkan data yang tidak akurat dan ini
di karenakan pada alat pengukuran salinitas yakni handrefractometer dan
salinometer menagalami kerusakan.
8. Kecerahan
Kecerahan air laut dapat dikatakan sebagai intensitas kejernihan air
laut, yang dipengaruhi oleh banyak tidaknya sampah dan zat pencemar air
yang terkontaminasi di laut. Pengukuran kecerahan pada kegiatan
pengambilan data di lapangan menggunakan alat seichi disk. Kedalaman
alat dibandingkan dengan kedalaman laut pada titik itu kemudian di kalikan
dengan 100% sehingga menghasilkan data persentase kecerahan.
Dari hasil pengambilan data di lapangan, ditemukan bahwa tingkat
kecerahan laut perairan pulau saugi adalah berkisar antara 19,51 % hingga
nilai persentase kecerahan yang paling tinggi, yaitu 100 %. Nilai parameter
kcerahan yang terendah diperoleh di titik 4 dengan kedalaman perairan 41
meter, sedangkan nilai kecerahan yang paling besar diperoleh di titik 3 dan
6 dengan nilai kedalaman berturut-turut sebesar 13,4 meter dan 33 meter.
Tingginya tingkat kecerahan perairan di pulau saugi di karenakan keadaan
perairan yang cukup bersih sehingga terdapatnya biota laut terumbu karang,
warna air laut yang cerah yang berasal dari pantulan warna terumbu karang,
tingkat kekeruhan, musim dan lain-lain.
9. pH
pH merupakan tingkat keasaman atau kebasaan air laut yang di
pengaruhi oleh tingkat salinitas air laut. Pada hasil pengukuran di perairan
pulau saugi baik dengan menggunakan indicator universal maupun pH
meter di dapatkan pH yang berkisar antara 6 hingga 7,2 dan merupakan
perairan yang tergolong netral dan sangat baik sebagai habitat biota laut di
sekitarnya.
10. DO (Dissolved Oxygen) / Oksigen Terlarut

Grafik Nilai D.O


14
12
10
nilai DO (mg/l)

8
6
4
2
0
24.00
22.00

02.00
04.00
06.00
08.00
10.00
12.00
14.00
16.00
18.00
20.00
22.00
24.00
02.00
04.00
06.00
16.00
18.00
20.00

pukul

Gambar 12. Grafik Nilai DO Pulau saugi

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga


disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu
parameter penting dalam analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya
diukur dalam bentuk konsentrasi ini menunjukan jumlah oksigen (O2) yang
tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar nilai DO pada air,
mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus. Dan begitupula
sebaliknya. Kemampuan air dalam melarutkan oksigen sangat tergantung
pada suhu air, tekanan gas oksigen dan kemurnian air. Adapun kandungan
oksigen yang terlarut dalam air laut juga dapat di pengaruhi oleh
gelombang air laut.
Pada hasil pengukuran tingkat DO pada air laut, didapatkan nilai
yang selalu berubah-ubah tiap waktu berdasarkan perubahan suhu yang
terdapat di perairan laut Suagi, ini di tunjukkan pada data pukul 24.00
hingga pukul 06.00 hari minggu dengan suhu berturut-turut sebesar 38,6 o
C, 41 o C, 43 o C, dan 48 o C serta nilai DO pada waktu yang sama berturut–
turut sebesar 7,6 mg/l, 3,1 mg/l, 3,8 mg/l dan 2,2 mg/l. Berdasarkan data
yang dipaparkan dapat di ketahui bahwa nilai DO pada perairan Suagi
berdasarkan teori bahwa setiap kenaikan suhu air laut, maka tingkat
konsumsi oksigen semakin besar yang berakibat pada menurunnya nilai
DO benar adanya.
11. Sedimen
Sedimen adalah pecahan, mineral, atau material organik yang
ditransformasikan dari berbagai sumber dan diendapkan oleh agen
transportasi seperti udara, angin, es, atau oleh air dan juga termasuk
didalamnya material yang diendapakan dari material yang melayang dalam
air atau dalam bentuk larutan kimia. Dihubungkan dengan proses
pengambilan data di lapangan, sedimen dasar laut diperoleh dengan alat
Grab Sampler Sedimen.
Dari hasil analisis laboratorium untuk jenis sedimen di kedua belas
titik pengamatan, didapatkan hasil sebagai berikut :
Pada titik I dan II yang memiliki kedalaman berturut-turut 13,4 m dan
25,76 m, merupakan sedimen yang berupa pasir setengah kasar, sementara
pada titik 1, 2 dan 3 pada pengukuran pantai didapatkan sample sedimen
secara berturut-turut berupa pasir kasar dan pasir setengah kasar.
Sehingga, berdasarkan analisis yang telah dilakukan, di perairan
pulau saugi sedimentasinya berupa Dilihat dari perolehan tersebut, dapat
dikatakan bahwa sedimentasi di perairan pulau saugi berupa pasir kasar
dan setengah kasar. Hal ini dapat disebebkan oleh karena tingkat
kedalaman perairan yang tidak terlalu besar dan factor energy gelombang
perairan Suagi yang cukup besar sehingga ukuran sedimen yang
tertransportasi cukup besar.
Adapun sedimen ini di dominasi oleh Biogeneuose sediment yaitu
sediment sedimen yang bersumber dari sisa-sisa organisme yang hidup
seperti cangkang dan rangka biota laut serta bahan-bahan organik yang
mengalami dekomposisi yakni sisa-sisa dari karang terumbu.
12. Kemiringan/Topografi pantai
Dari hasil analisa data kemiringan pantai di sekeliling garis pantai
Pulau saugi, didapatkan hasil bahwa persentase kemiringan pantai berkisar
antara 11 % hingga 83 %. Hal ini menunjukkan bahwa topografi garis
pantai pulau saugi bervariasi. Di stasiun 1 berupa garis pantai yang berpasir
kasar, sehingga merupakan lereng yang curam, tetapi di titik ke-3 dan ke-
4, merupakan pantai dengan bebatuan besar yang bersal dari aktivitas
vulkanisme masa lalu.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum oseanografi tentang pengukuran parameter
fisika dan parameter kimia. Pada parameter fisika meliputi kecepatan arus,
kecerahan dan sifat optis air, suhu, pasang surut, dan gelombang.
Sedangkan pada parameter kimia meliputi PH, salinitas yang telah
dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan bahwa:
 Suhu air laut tidak mudah panas dan tidak mudah dingin. Pada
kedalaman tertentu suhu air bersifat homogen.
 Arus permukaan dipengaruhi oleh angin. Semakin kencang angin
maka arus semakin kuat, sedangkan arus di kedalaman disebabkan
perbedaan densitas.
 Tingkat kecerahan dipengaruhi oleh: zat terlarut di air, endapan,
kedalaman dasar laut dan mikroorganisme yang hidup di lautan.
 Gelombang merupakan pergerakan massa air secara horizontal di
perairan yang disebabkan angin dan peristiwa pasang surut.
 Pasang surut dipengaruhi oleh gaya grafitasi benda langit, yang paling
mempengaruhi adalah bulan kemudian matahari.
 Derajat keasaman merupakan salah satu parameter penentu
produktivitas suatu perairan.
 Salinitas dapat berkurang diakhibatkan oleh bercampurnya air tawar
dan air laut dan melelehnya es dan salju.
4.2 4.2 Saran
Untuk praktek lapang selanjutnya diharapkan ketersediaan alat sehingga
praktek lapang oseanografi dapat berjalan dengan lancer dan data yang
dihasilkan dapat terjamin kevalidannya.
REFERENSI
https://www.google.com/amp/s/anggitap.wordpress.com/2013/11/14/laporan-
praktikum-oseanografi/amp/
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.unila.ac.i
d/1008/8/BAB%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiHsIT5sqHfAhXJrY8KHdgHDU
QQFjAAegQIAhAB&usg=A0vVaw38vBmxFih5YktgQS2MaD7H
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai