Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MITIGASI BENCANA
“BENCANA ALAM AKIBAT TENAGA ENDOGEN”
(Gunungapi dan Lumpur Panas)

OLEH :
KELOMPOK I
1. Susiyanti 1715140003
2. Rannuzu’ama 1715142001
3. Muh. ChaeriAnam 1815140001

DosenPengampun : Dra. Nasiah, M.si

PROGRAM STUDI GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bencana adalah musibahyang besar kejadian yang tiba-tiba atau kejadian
yang tiba-tiba yang menganggu susunan dasar dan fungsi normal dari suatu
masyarakat. Serangkaian kejadian atau satu kejadian yang menimbulkan korban
dan atau kerusakan atau kerugianinfrastruktur, harta benda, pelayanan-pelayanan
yang penting atau sarana kehidupan pada satu skala yang brada diluar kapasitas
normal dari komunitas-komunitas yang terlanda untuk mengatasinya.

Bencana kadang kala juga dapat menggambarkan situasi bencana besar


dimana pola-pola normal kehidupan (atau ekosistim) telah terganggu dan
intervensi-intervensi darurat dan luar biasa diperlukan untuk menyelamatkan dan
mengamankan kehidupan manusia dan atau lingkungan. Bencana-bencana sering
dikategorikan sesuai dengan penyebab-penyebab yang dirasakan dan kecepatan
dampak.
Bencana alam merupakan peristiwa luar biasa yang dapat menimbulkan
penderitaan luar biasa pula bagi yang mengalaminya. Bencana alam juga tidak
hanya menimbulkan luka atau cedera fisik, tetapi juga menimbulkan dampak
psikologis atau kejiwaan. Hilangnya harta benda dan nyawa dari orang-orang
yang dicintainya, membuat sebagian korban bencana alam mengalami stress atau
gangguan kejiwaan. Hal tersebut sangat berbahaya terutama bagi anak-anak yang
dapat terganggu perkembangan jiwanya.
Mengingat dampak yang luar biasa terebut, maka penanggulangan bencana
alam harus dilakukan dengan menggunakan prinsip dan cara yang tepat. Selain
itu, penanggulangan bencana alam juga harus menyeluruh tidak hanya pada saat
terjadi bencana tetapi pencegahan sebelum terjadi bencana dan rehabilitas serta
rekonstruksi setelah terjadi bencana.Seperti bencana gunungapi dan lumpur panas.
Bencana gunungapi dan lumpur panas merupakan salah satu akibat tenaga
endogen. Bencana tersebut memberikan dampak yang besar bagi manusia ataupun

2
sekitarnya dan tidak dapat dihindari maka dari itulah Makala ini membahas
mengenai bagaimana mitigasi bencana pada bencana tersebut.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latarbelakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan


masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan bencana gunungapi dan lumpur panas?
2. Apa faktor penyebab terjadinya bencana gunungapi dan lumpur panas?
3. Bagaimana penyebaran bencana gunungapi dan lumpur panas?
4. Bagaimana cara mitigasi bencana dalam bencana gunungapi dan
lumpur panas?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bencana gunungapi dan lumpur panas
2. Untuk mengetahui cara mitigasi bencana dalam bencana gunungapi
dan lumpur panas

3
BAB II
KAJIAN TEORI

Berbagai peristiwa bencana di dunia terlihat semakin menunjukkan


dampak yang membesar. Dampak-dampak yang lebih tinggi biasanya dialami
oleh manusia seperti kehilangan harta kekayaan, barang maupun nyawa. Dalam
hal ini di perluhkan untuk melakukan pengurangan resiko bencana (Setio, 2012)

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Ruhr Bochum,


Jerman, dan koalisi LSM kemanusiaan Jerman, Development Helps Alliance
terdapat Lima belas negara paling rentan terhadap bencana. Pulau kecil Vanuatu
di Pasifik Selatan menduduki peringkat teratas karena kerentanannya terhadap
peristiwa-peristiwa terkait dengan iklim, termasuk kenaikan permukaan laut
karena dianggap sebagai negara yang paling rentan di dunia, disusul negara
tetangganya, Tonga.Adapun Indonesia ditempatkan di urutan ke-36 dengan indeks
risiko 10,36, di bawah India dan Islandia.

Secara geografis Indonesia di apit oleh dua Samudra yaitu (Samudra


hindia dan Samudra pasifik) dan dua benua (benua Asia dan benua Australia) dan
terdapat 3 pertemuan lempeng terbesar di dunia yaitu lempeng Indo-Australia,
lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik serta di lalui oleh jalur cincin api (Ring Of
Fire)sehingga Indonesia di kenal sangat rawan terhadap bencana alam seperti
gunungapi dan lumpur panas (Alfiatus & Nafi 2019).
Gunungapi terbentuk dari lempeng tektonik ketika bagian dari kerak bumi
bergerak, roboh dan tenggelam. Teori bergeraknya tektonik ini di telah di
kemukakan oleh Alfred Lothar Wegener tahun 1912 kemudian teori tersebut di
buktikan oleh Arthur Holmes pada tahun 1920” bagian kerak ini kemungkinan
ada di bawah laut” dan terbukti pula adanya arus konveksi di dalam mantel bumi
adalah kekuatan penggeraknya (Dadan, 2018). Selain gunungapi. Tektonik bisa

4
menyebabkan lumpur panasbisanya di sebabkan karena adanya adanya Mud
Volcano (Nasiah & ichsan, 2016)

Mitigasi bencana merupakan cara agar mengurangi dampak yang di


timbulkan oleh bencana itu sediri, baik bencana akibat tenaga endogen maupun
tenaga eksogen. Mitigasi saat ini sudah di atur dalam undang-undang.Mitigasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf c dilakukan untuk mengurangi risiko
bencana bagi masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana. (UU No 24
Tahun 2007 Pasal 47 ayat (1)Mitigasi bencana sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 15 huruf c dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak yang diakibatkan
oleh bencana terhadap masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana (PP
No 21 Tahun 2008 Pasal 20 ayat 1) baik bencana alam, bencana ulah manusia
maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau
masyarakat(Suhardjo,2011).

5
BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Gunungapi
2.1.1 Pengertian Gunungapi
Menurut Dadan (2018) Gunung merupakan suatu bentuk permukaan tanah
yang letaknya jauh lebih tinggi daripada tanah-tanah di sekitarnya. Pada
kenampakannya gunung memang sangat tinggi dan memiliki lereng yang
bervariasi di alam. Dalam satu gunung biasanya memiliki dua iklim, berbagai
jenis tumbuhan dan makhluk hidup. Menurut KBBI Gunung merupakan bukit
yang tinggi dan besar (biasanya lebih dari 600 meter). Gunung terdapat 3 jenis
salah satunya yaitu gunungapi yang di akibatkan oleh tenaga endogen terbentuk
oleh lempeng tektonik.
Gunungapi adalah tempat munculnya batuan lelehan dan rempah
gunungapi yang berasal dari dalam bumi dengan bentuktimbunan di permukaan
bumi (Nasiah & ichsan, 2016)
2.1.2 Faktor penyebab Gunungapi
Gunung berapi terbentuk dari magma berupa batuan cair yang terdalam di
dalam bumi yang meleleh akibat panasnya suhu tinggi dalam bumi. Saat batuan
meleleh menghasilkan gas-gas yang bercampur dengan magma. Magma terbentuk
pada kedalaman 60 sampai 160 km di bawah permukaan bumi dan adapula yang
terbentuk pada kedalaman 24 sampai 48 km di bawah permukaan laut(Nasiah &
ichsan, 2016)
Magma yang mengandung gas sedikit demi sedikit naik ke permukaan
bumi karena massa magma tersebut lebih ringan daripada batu-batuan padat di
sekitarnya. Lelehan batuan akibat magma yang naik terbentuklah kabin magma
(magma chamber) atau Gudang (reservoir) darimana letusan material-material
vulkanik berasal pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan (Nasiah & ichsan,
2016)
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi
di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilingnya. Tekanan ini

6
menyebabkan magma Meletus atau melelehkan conduit(saluran) pada bagian
batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju
ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya
terlepas. Gas dan magma ini Bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang
disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik
lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan
berhenti, kawah (creater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada
bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah
tersebut. Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada
letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma
naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui
saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran tersebut mungkin tetap
berada di bawah permukaan atau mungkin keluar melalui lubang lain yang
terbentuk di sisi gunung (Nasiah & ichsan, 2016)
2.1.3 Penyebaran Gunungapi
Persebaran gunungapi dunia yang merupakan pertemuan lempeng-
lempeng dunia dan menjadi pusat jalur gunung berap di dunia

Gambar 3.1 peta persebaran gunungapi di dunia(www.researchgate.net)

7
Gambar 3.2 peta persebaran gunungapi di
Indonesia(geospasial.bnpb.go.id)

Gambar 3.3 gunungapi di Indonesia(https://steemit.com/indo-stem)

2.1.4 Mitigasi bencana Gunungapi


Menurut Romsiyatin (2012) Mitigasi bencana gunungapi yang dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

8
1. Pemantauanaktivitas gunungapi dipantau selama 24 jam menggunakan alat
pencatat gempa (seismograf).
2. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi.
3. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan
Geokimia. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah
serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi.
Menurut nasiah & ichsan (2016) mitigasi bencana gunungapi sebagai berikut:
1. Pemetaan daerah rawan gunungapi
2. Membuat bangunan yang bisa menahan beban berat
3. Membuat bangunan tahan terhadap suhu panas

2.2 Lumpur Panas


2.2.1 Pengertian Lumpur Panas
Lumpur merupakan campuran air dan partikel endapan lumpur dan tanah
liat (Nasiah & ichsan, 2016). Lumpur panas merupakan lumpur yang keluar dari
dalam bumi berbetnuk lumpur cair berwarna hitam keabuan yang mirip dengan
proses keluarnya magma dari kepundan gunung api yang akan meletus.
Karenanya, keluarnya biasanya juga disertai ledakan akibat pembakaran gas hidro
karbon yang kerap berbunyi nyaring. Bedanya dengan semburan dari magma,
lumpur ini tidak membawa bebatuan dan lahar yang sangat panas. (Mangunjaya,
2008)
Sebutan banjir lumpur panas atau kubah lumpur merupakan formasi yang
dibuat oleh cairan dan gas di dalam bumi, meskipun terdapat beberapa proses
berbeda yang dapat menyebabkan aktivitas ini. Temperaturnya lebih dingin
daripada proses pembentukannya. Struktur terbesar memiliki diameter 10 km dan
mencapai tinggi 700 meter. Sekitar 86% gas yang dilepaskan berupa metana,
dengan sedikit karbon dioksida dan nitrogen. Bahan yang dikeluarkan sering
berupa tanah yang mengendap dalam cairan yang dapat meliputi air (biasanya
asam atau asin) dan cairan hidrokarbon. (Wikipedia)
2.2.2 Faktor Penyebab

9
Munculnya lumpur panas di dunia biasanya disebabkan faktor alam dan
faktor manusia. Oleh faktor alam disebabkan karena adanya adanya Mud Volcano.
Mud volcano adalah endapan lumpur yang mempunyai massa jenis lebih ringan
dari batuan disekitarnya, mempunyai mobilitas tinggi, dan naik ke permukaan
melalui bidang lemah sebagai konduit, baik berupa sesar ataupun rekahan-rekahan
yang berbentuk kerucut seperti gunung api dengan ketinggian 17-30 meter. Selain
itu dapat pula disebabkan oleh pergerakan lempeng, seperti misalnya pada
gerakan lempeng tektonik Indo-Australia yang menyusup kebawah Pulau
Sumatera ketika terjadi gempa Tektonik di Bengkulu, sehingga semen penyumbat
sumur retak dan mengakibatkan terjadinya semburan lumpur (Nasiah & ichsan,
2016)
Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi munculnya lumpur panas dapat
disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti pengeboran sumur yang dilakukan
untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping) di Sidoarjo, Jawa Timur.
Adapula yang terjadi akibat eksploitasi minyak bumi yang berlebihan seperti yang
terjadi pada kemunculan lumpur panas di Muara Enim (Nasiah & ichsan, 2016)
2.2.3 Penyebaran
Penyebaran
Banjir lumpur panas biasanya terjadi di Eropa, yaitu ditemui di
Semenanjung Taman di Rusia dan Semenanjung Kerch di Tenggara Ukraina. Di
Italia, banjir lumpur panas sangat umum di bagian utara Pegunungan Apennina
dan di Sisilia. Tempat lainnya dimana banjir lumpur panas ditemukan di Eropa
adalah banjir lumpur panas Berca dekat Berca di Buzau Country, Rumania, dekat
pegunungan Carpathian.
Banjir lumpur juga banyak terjadi di tepi pantai Laut Hitam dan Laut
Kaspia. Dorongan tektonik dan deposit tanah di sekitarnya telah menyebabkan
terjadinya banjir lumpur, sebagian diantaranya melepaskan metana dan
hidrokarbon lainnya. Iran dan Pakistan juga memiliki banjir lumpur di gugusan
pegunungan Makran di Selatan kedua negara. Cina pun memiliki sejumlah banjir
lumpur panas di Xinjiang. Terdapat pula banjir lumpur di Arakan, Myanmar, serta
pernah pula terjadi di Brunei Darussalam dan Taiwan Selatan.

10
Gambar 3.4 Persebaran Lumpur Panas di Dunia
Sumber: https://mud-volcanoes.weebly.com/a-world-tour.html

Beberapa kejadian bencana lumpur panas yang terkenal di dunia, antara lain:

a. Lumpur Sidoarjo (LUSI), Indonesia


b. Boyuk Khanizadagh, Azerbaijan
c. Anglais Point, Trinidad and Tobago
d. El Totumo, Columbia
e. Mud Volcanoes Of Salton Sea, California, United Sates Of America
f. Yellowstone Mud Volcano, Wyoming, United Sates Of America
g. Batarang Island Mud Volcano, India

Diantara lumpur panas yang tercatat paling luas dampaknya di dunia adalah
lumpur panas yang terjadi di Boyuk Khanizadak dan Turaghai, Azerbaijan. Dalam
kasus di Azerbaijan, lumpur gunung yang keluar dari perut bumi itu panasnya
masih dapat ditolerir bahkan ada juga yang dingin. Lumpur Sidoarjo memberikan
karakteristik yang mirip, dan munculnya tidak terduga. Jika gunung berapi seperti
Gunung Merapi di Yogyakarta yang secara terus menerus menunjukkan aktivitas
konstan didalam kubahnya atau berupa kawah yang terus menggelegak.
(Mangunjaya, 2008).

11
2.2.4 Mitigasi
Dalam menghadapi bencana lumpur panas ada dua hal yang dapat
dilakukan, yaitu mitigasi struktural dan non struktural. Mitigasi struktural yang
dapat dilakukan adalah dengan membangun tanggul di sekitar wilayah yang
berpotensi terjadinya lumpur panas, sehingga jika lumpur panas terjadi maka tidak
akan menyebar ke wilayah pemukiman warga. Selain itu juga dapat dengan
merelokasi warga yang terdapat di daerah yang berpotensi terjadi bencana lumpur
panas ke tempat yang lebih aman. Sedangkan mitigasi non struktural yang dapat
dilakukan adalah dengan membuat kebijakan kepada para pemilik perusahaan
minyak agar tidak melakukan eksploitasi tanah yang berlebihan.

12
BAB IV

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1. Gunungapi adalah tempat munculnya batuan lelehan dan rempah
gunungapi yang berasal dari dalam bumi dengan bentuk timbunan di
permukaan bumi. Dan Lumpur panas merupakan lumpur yang keluar dari
dalam bumi berbetnuk lumpur cair berwarna hitam keabuan yang mirip
dengan proses keluarnya magma dari kepundan gunung api yang akan
Meletus
2. Cara mitigasi bencana gunungapi yaitu melakukan Pemetaan daerah
rawan gunungapi, Membuat bangunan yang bisa menahan beban berat,
Membuat bangunan tahan terhadap suhu panas. Dan dalam menghadapi
bencana lumpur panas ada dua hal yang dapat dilakukan, yaitu mitigasi
struktural dan non struktural.
1.2 Saran
Dalam mitigasi bencana sebaiknya dilakukan dengan kerja sama yang baik
antara pihak pemerintah dan pihak masyarakat agar semua pihak tidak
kesulitan/menderita pada saat terjadi bencana.

13
DAFTAR PUSTAKA

HH, Setio. B. (2012). Komunikasi bencana: Aspek sistem (koordinasi, informasi


dan kerjasama). Jurnal Aspikom, 1(4), 362-372.

Mangunjaya, M. Fachruddin. 2008. Bertahan di Bumi: Gaya Hidup Menghadapi


Perubahan Iklim. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Nasiah, dan Ichsan Invanni. 2016. Mitigasi Bencana (Disaster Mitigation).


Makassar: CV. Agus Corp.

Romsiyatin, A. B. (2012). PENENTUAN SEBARAN HIPOSENTER


GUNUNGAPI MERAPI BERDASARKAN DATA GEMPA VULKANIK
TAHUN 2006. Jurnal Neutrino: Jurnal Fisika dan Aplikasinya.

Suhardjo, D. (2011). Arti penting pendidikan mitigasi bencana dalam mengurangi


resiko bencana. Jurnal Cakrawala Pendidikan, (2).

Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/Banjir_lumpur_panas. Diakses pada


tanggal 20 Februari 2020.

Zulfa, A., & Firmansyah, N. A. (2019). Tingkat Pengetahuan Mitigasi Bencana


(Hidrologis dan Geologi) dalam Lingkup Masyarakat di Kecamatan Gambiran
Kabupaten Banyuwangi. Seminar Nasional GEOTIK 2019.

1.

14

Anda mungkin juga menyukai