Anda di halaman 1dari 24

Geomorfologi Indonesia

kepulauan nusa tenggara


Kondisi Fisik Nusa Tenggara

Kepulauan Nusa Tenggara terletak di Indonesia bagian tengah yang tersebar sepanjang 2.850
km dari Barat ke Timur (1150 49’BT sampai 1340 54’BT) dan 1.450 km dari Utara ke Selatan
(2036’ LU sampai 110 LS). Nusa Tenggara berada diantara bagian timur Pulau Jawad an
Kepulauan Banda terdiri dari pulau-pulau kecil dan lembah sungai. Secara Fisik, dibagian
utara berbatasan dengan Pulau Jawa, bagian timur dibatasi oleh Laut Flores dan bagian selatan
dibatasi oleh Samudera Hindia terdapat lima pulau besar yaitu Bali, Lombok, Sumbawa,
Flores, dan Sumba. Selain itu terdapat pulau-pulau kecil lainnya.

Kondisi fisik Nusa Tenggara sangat berbeda dengan kawasan lainnya di Indonesia. Kepulauan
ini terdiri dari pulau-pulau vulkanis dan rangkaian terumbu karang yang tersebar di sepanjang
lautan yang terdalam didunia, dan tidak memiliki pulau besar, seperti Jawa dan Sumatera.
 Kepulauan Nusa Tenggara/sunda kecil (kadangkala digunakan dalam peta-peta geografis
dunia), pulau-pulau disebelah timur Pulau Jawa, dari Pulau Bali disebelah Barat, hingga
Pulau Timor disebelah timur. Kepulauan Barat Daya dan Kepulauan Tanimbar yang
merupakan bagian dari wilayah provinsi Maluku secara geologis juga termasuk dalam
Kepulauan Nusa Tenggara.
 Secara administrative, Kepulauan Nusa Tenggara termasuk wilayah negara Indonesia,
kecuali bagian timur Pulau Timor temasuk wilayah negara Timor Leste. Di awal
kemerdekaan Indonesia, Kepulauan ini merupakan wilayah Provinsi Sunda Kecil yang
beribukota di kota Singaraja, kini terdiri atas 3 Provinsi (berturut-turut dari Barat): Bali,
Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Pulau Bali
 Secara geografis Pulau Bali terletak pada 8derajat 3’40”-8derajat 50’48” Lintang Selatan
dan 114derajat 25’53”-115derajat42’40” Bujur Timur. Wilayah Provinsi Bali terdiri dari
daerah dataran rendah pantai, sungai, rawa, danau, dataran vulkanik, serta dataran sedimen
yang berbentuk landai dengan kemiringan 0-5% dan ketinggian berkisar 0-25% m diatas
permukaan laut. Mempunyai tingkat erosi permukaan yang kecil, dan beberapa tempat
merupakan daerah abrasi serta proses pengendapan aktif, terutama didaerah Teluk Benoa,
Singaraja, dan Gilimanuk.
 Pulau Bali terletak di sebelah timur Pulau Jawa dan sebelah barat Pulau Lombok. Titik
tertinggi Pulau Bali adalah Gunung Agung yang memiliki tinggi 3.142 meter. Wilayah Bali
juga terdiri dari pulau-pulau kecil seperti Nusa Penida, Nusa Lembongan, Nusa Ceningan,
Serangan, dan Menjarangan. Mayoritas penduduk Bali adalah beragama Hindu. Pariwisata
menjadi sektor yang paling diandalkan provinsi ini, mulai dari alam hingga seni dan
budayanya. Secara geografis, Bali terbagi menjadi dua, yakni Bali Utara dan Bali Selatan.
 Luas Pulau Bali adalah 5.636,66 km2.
Nusa Tenggara Timur
 Menurut venny (2010) Nusa Tenggara Timur terletak antara 8derajat - 12derajat Lintang
Selatan dan 118derajat – 125derajat Bujur Timur. NTTdi bagi atas 4 pulau yaitu Pulau
Timor, Pulau Flores, Pulau Sumba dan Pulau Alor. Luas wilayah daratan 47.349 km2 dan
luas wilayah lautan 200.000km2. jumlah pulau yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur
566 pulau dimana 42 pulau telah dihuni sedangkan 524 pulau tidak berpenghuni. Adapun
pulau yang telah memiliki nama 246 pulau dan yang belum memiliki nama 320 pulau.
 Seperti halnya di tempat lain di Indonesia, di Nusa Tenggara Timur dikenal 2 musim yaitu
musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan juni-september arus angina berasal dari
Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau.
Sebaliknya pada bulan Desember-Maret arus banyak mengandung uap air yang berasal
dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Suhunya berkisar sekitar
26,7derajatC.
Nusa Tenggara Barat
 Nusa Tenggara Barat terletak pada 115derajat 46’-119derajat 5’ Bujur Timur dan 8derajat
10’- 9derajat 15’ Lintang Selatan. Provinsi Nusa Tenggara Barat pantar, lomblen, solor,
adonara, flores, rinca, komodo, sumbawa, Lombok dan bali. Sedangkan dibagian selatan
dibentuk oleh Pulau-pulau Timor, rote, sawu, raijua, dan dana. Punggungan geantklinal
tersebut bercabang di daerah sawu. Salah satu cabangnya membentuk sebuah ambang yang
turun ke laut melewati raijua dan dan dana, berakhir ke arah punggungan bawah laut di
Selatan Jawa. Cabang lain merupakan rantai penghubung dengan busur dalam yang
melintasi daerah dekat Sumba.
Peta kepulauan nusa tenggara
 Sesuai dengan teori tektonik lempeng, Nusa Tenggara dapat dibagi menjadi menjadi 4
struktur tektonik yaitu busur belakang yang terletak di laut Flores, busur dalam yang
dibentuk oleh kepulauan vulkanik diantaranya Bali, Lombok, Sumbawa, Cómodo, Rinca,
Flores, Andora, Solor, Lomblen, Pantar, Alor, Kambing dan Wetar. Busur volkanik luar
yang dibentuk oleh kepulauan non-volkanik diantaranya Dana, Raijua, Sawu, Roti, Semau
dan Timor, dan dibagian depan busur dibagi kedalam dua bagian yaitu inner arc (busur
dalam) dan outer arc (busur luar) dan bagian dalam ialah lembah yang dalam diantaranya
lembah (basin) Lombok dan Sawu.
 Nusa Tenggara Bagian Barat
 Struktur Geologi NTB. Kondisi geologi wilayah NTB dengan batuan tertua berumur
Tersier dan yang termuda berumur Kuarter, didominasi oleh Batuan Gunungapi serta
Aluvium (recent). Batuan Tersier di Pulau Lombok terdiri dari perselingan batupasir
kuarsa, batulempung, breksi, lava, tufa dengan lensa-lensa batugamping, batu gamping dan
dasit. Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari lava, breksi, tufa, andesit, batupasir tufaan,
batulempung, dasit, tonalit, tufa dasitan, batugamping berlapis, batugamping tufaan dan
lempung tufaan. Batuan Kuarter di Pulau Lombok terdiri dari perselingan breksi
gampingan dan lava, breksi, lava, tufa, batuapung dan breksi lahar.
 Sedangkan di Pulau Sumbawa terdiri dari terumbu koral terangkat, epiklastik
(konglomerat), hasil gunungapi tanah merah, gunungapi tua, gunungapi Sangeangapi,
gunungapi Tambora, gunungapi muda dan batugamping koral. Aluvium dan endapan
pantai cukup luas terdapat di Pulau Sumbawa dan Lombok.
 Berdasarkan tatanan geologi Indonesia, Wilayah Nusa Tenggara Barat terletak pada
pertemuan dua lempeng besar (Lempeng Hindia-Australia dan Lempeng Eurasia) yang
berinteraksi dan saling berbenturan satu dengan yang lain. Batas kedua lempeng ini
merupakan daerah yang sangat labil ditandai dengan munculnya tiga gunungapi aktif tipe
A (Rinjani, Tambora dan Sangeangapi).
 Struktur geologi yang kita jumpai di Jawa dapat ditelusuri sampai di pulau Flores. Hanya
geantiklinalnya sebagian besar telah mengalami Tektonik Sekunder Dermal meluncur ke
dasar laut di sebelah utaranya. Stutterhein (1922) mengemukakan bahwa berdasarkan
sejarah Hindu, pulau Bali terpisah dari Pulau Jawa pada tahun 280M. Perluasan ke timur
dari busur dalam vulkanis adalah rangkaian pulau-pulau Bali-Lombok-Sumbawa-Flores.
Di setiap pulau tersebut dijumpai Zone-zone seperti di Jawa Timur misalnya zone Solo
yang terisi vulkan kuarter menempati bagian utara Pulau Bali (G. Batur, G Agung), bagian
utara pulau Lombok (G. Rinjani), mulai tidak nampak di Pulau Sumbawa karena
geantiklinalnya tenggelam di dasar laut membentuk teluk Sholeh, di P. Flores bekas
geantiklinalnya masih nampak Di pulau Komodo dan P. Rinca dan juga Teluk Maumere di
Flores Timur. Busur luar non vulkanisnya berupa punggungan dasar laut sebelah selatan
deretan pulau-pulau tersebut.
Nusa Tenggara Bagian Timur
 Berdasarkan penyebarannya, maka prosentasi jenis-jenis tanah di wilayah Nusa Tenggara Timur
antara lain terdiri dari tanah Mediteran 51%; tanah-tanah kompleks 32,25%; Latosol 9,72%;
Grumusol 3,25%; Andosol 1,93%; Regosol 0,19% dan jenis tanah Aluvial 1,66% (Sumber
Rencana Umum Kehutanan Propinsi Dati I Nusa Tenggara Timur tahun 1987).
 Pemanfaatan lahan untuk pengembangan potensi wilayah kepulauan Nusa Tenggara berbeda-
beda. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kondisi fisik lahan yang bervariasi dalam hal
topografi, kelerengan, kesuburan tanah dan pasang surut air. Adapun pemanfaatan lahan di Nusa
Tenggara antara lain untuk pertanian, perhutanan, pertambangan, perkebunan, perternakan,
perikanan, dan pariwisata.
 Bagian timur Nusa Tenggara mulai dari Alor-Kambing-Wetar-Romang, disebut orogene timor
dengan pusat undasi di L. Flores. Evolusi orogenik daerah Nusa Tenggara bagian timur ini agak
kompleks karena pada masa Mesozoikum muda terjadi penggelombangan yang termasuk sirkum
Australia menghasilkan busur dalam dari P. Sumba kearah timur laut dan busur luar melalui P.
Sawu ke timur laut, Namun memasuki periode tertier daerah ini mengalami penggelombangan
dengan pusat undasi di Laut Flores sebagai bagian dari sitem Pegunungan Sunda. Keganjilan-
keganjilan yang nampak seperti posisi pulau sumba di interdeep, garis arah busur luar Rote-
Timor ke arah timur laut nndan sebagiannya, menurut Van Bemmelen adalah warisan dari
evolusi Geologis terdahulu yang tidak dapat dikaitkan dengan sistem penggelombangan masa
tertier dari pegunungan Sunda.
Adapun daerah undasi di Orogene Timor sebagai berikut:

 Busur dalam: Alor-Kambing-Wetar-Romang, tidak memperlihatkan tanda-tanda vulkanis.


 Palung Antara: Pulau Sumba-L. Sawu
 Busur Luar: Dana-Raijua-Sawu-Rote-Semau-Timor.
 Backdeep: Punggungan Batutaza
 Brouwer (1917) mengemukakan absenya aktivitas vulakanisme didaerah ini karena jalan keluarnya
magma tersubat sebagai akibat dari pergeseran lempeng Australia ke utara. Pendapat Brouwer ini
mendapat tantangan dari para ahli belakangan ini termasuk Van Bemmelen karena tidak ada tanda-
tanda yang menunjukkan adanya pergeseran secara lateral ke utara disekitar P. Bantar-P. Alor, tempat
mulai absenya aktivitas vulkanisme kearah timur. Juga tidak ada perubahan arah struktural pada busur
luar yang menandakan pengaruh tekanan blok Australia, padahal busur luar inilah yang akan terlebih
dahulu tenderita tekanan tersebut. Lebih jauh, Van Bemmelen mengemukakan alasannya bahwa bila
ditelusuri terus ke timur maka deretan busur dalam yang tidak vulkanis ini tidak bersambung dengan
deretan busur dalam Damar-Banda yang vulkanis, tetapi dengan zona Ambon yang tidak vulkanis.
 Menurut Van Bemmelen absennya aktivitas vulkanisme dari alor ke timur dan juga zona Ambon terjadi
karena berbatasan dengan dangkalan sahul.
 Faktor lokal lainnya yang mungkin berpengaruh adalah:
 Gaya endogen dari lapisan tektonosfer telah habis
 Puncak asthenolithnya mungkin mengalami pembekuan sehingga saluran magma yang keluar
tersumbat.
 Sumbu geantiklin di Nusa Tenggara makin ke timur makin tenggelam. Hal ini dapat dilihat dari selat-
selat antar pulau yang makin ke timur makin dalam (di sebelah barat pulau Tampar rata-rata kurang
dari 200 meter, sedang sebelah timurnya makin dalam yaitu antara Pantar-Alor = 1140m, Alor-
Kambing=1260m, Kambing=1040 m, Wetar-Roman=lebih 2000 m, sebelah timur Roman kira-kira
4000 m).
 P. Rote, tersusun dari sedimen-sedimen yang telah mengalami pelipatan kuat, tertutup dengan karang
kuarter sampai ketinggian 430 m.
 P. Sawu, terdiri dari batuan praterrier, dikelilingi oleh karang koral setinggi 300 m.
 P. Timur, puncak genatiklinalnya mengalami depresi memanjang mulai dari teluk Kupang sampai
dengan sungai Lois. Brouwer (1935) mengemukakan bahwa menurut cerita penduduk asli Timor,
dahulu hampir seluruh pulau merupakan laut. G. Lakaan 1525 m dahulu merupakan pulau saja. Ini
berarti pengangkatan P. Timor telah terjadi Belum lama ini. Adanya pengangkatan tersebut didukung
oleh bukti-bukti ditemukannya sisa-sisa karang pada ketinggian 1000 m lebih. Pulau ini banyak
mengalami over thrust, batuan intrusi banyak yang tersingkap di permukaan bumi. Bahan galian seperti
emas, tembaga, chromium, dan uranium ditemukan di sana namun dalam jumlah yang tidak ekonomis.
Morfologi dan Bentuk Lahan Pulau Nusa
Tenggara
 Secara terperinci, jenis tanah di Nusa Tenggara Barat terdiri atas tanah latosol, aluvial coklat,
mediteran atau campuran antara jenis-jenis itu. Secara morfologi, ada tanah dataran, lipatan maupun
gabungan keduanya dengan permukaan yang datar, berbukit, juga bergunung-gunung. Jenis tanah di
Pulau Lombok bagian tengah dan utara umumnya aluvial coklat, dan di bagian selatan latosol.
Bagian tengah pulau berupa tanah datar, di utara berbukit dan di selatan bergunung-gunung.
 Jenis tanah yang ada di wilayah kota Mataram sebagian besar dari jenis tanah liat, tanah liat berpasir
dan tufa. Ini akibat endapan kuarter yang berasal dari hasil pengikisan atas lereng gunung atau sungai
yang banyak terdapat di daerah ini, kemudian diendapkan di wilayah yang letaknya relatif lebih
rendah.
 Jenis tanah ini mempunyai karakteristik daya penyerapan air yang lambat akibat kondisi
permeabilitas yang rendah. Kondisi ini sebenarnya baik bagi pengembangan wilayah saluran
pertanian atau irigasi, sehingga tanah di kota Mataram berpotensi sebagai daerah pertanian. Tetapi
apabila curah hujan tinggi, kondisi tanah dan topografi kota Mataram mempunyai potensi sebagai
daerah banjir dan genangan.
 Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal, yang merupakan
perluasan busur Banda di sebelah barat. Geantiklinal yang membujur dari timur sampai
pulau-pulau Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Lomblen, Solor, Adonara, Flores,
Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali. Sedangkan dibagian selatan dibentuk oleh
pulau-pulau Timor, Roti, Sawu, Raijua dan Dana. Punggungan geantiklinal tersebut
bercabang di daerah Sawu. Salah satu cabangnya membentuk sebuah ambang yang turun
ke laut melewati Raijua dan Dana, berakhir ke arah punggungan bawah laut di selatan
Jawa. Cabang lain merupakan rantai penghubung dengan busur dalam yang melintasi
daerah dekat Sunda.
 Palung Belakang
 Di sebelah timur Flores dibentuk oleh bagian barat basin Banda selatan. Di sebelah utara
Flores dan Sumbawa terbentang laut Flores, yang dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu:
 Laut Flores Barat laut, berupa dataran (platform) yang luas dan dangkal, yang
menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan dangkalan Sunda.
 Basin Flores Tengah, berbentuk segitiga dengan puncak terletak di sebelah selatan volkan
Lompobatang, yang berhubungan dengan depresi Walanae. Sedangkan dasarnya terletak di
sepanjang pantai utara Flores, yang merupakan bagian terdalam (-5140).
 Laut Flores Timur terdiri dari punggungan dan palung diantaranya, yang menghubungkan
lengan selatan Sulawesi dengan punggungan bawah laut Batu Tara.
 Di sebelah utara Bali dan Lombok palung belakang ini dibentuk oleh Laut Bali (lebar 100
km dan dalam 1500 m) ke arah barat dasarnya berangsur-angsur terangkat sampai
bersambung dengan laut dangkal di selat Madura.
 Busur Dalam
 Busur dalam Nusa Tenggara merupakan kelanjutan dari Jawa menuju Busur Dalam Banda.
Di Nusa Tenggara merupakan punggungan geantiklinal. Selat diantara pulau di bagian
barat dangkal dan menjadi lebih dalam ke arah timur.
 Struktur umum Lombok di sebelah utara merupakan zone volkanis dengan volkan aktif
Rinjani (zone Solo), dataran rendah Mataram (subzone Blitar). Di selatan berupa
pegunungan selatan dengan materi kapur Tertier dan breksi volkanis
 Bali dipisahkan oleh selat Bali terhadap Jawa. Zone di Bali sama dengan Jawa. Bagian
utara merupakan bagian terluas terdiri dari volkan-volkan. Kuarter yang masih aktif,
menunjukkan kelanjutan kompleks volkan muda di Jawa. Dataran Denpasar yang
membentang pada kaki selatan volkan termasuk sub zone Blitar di Jawa. Dataran ini
dihubungkan oleh tanah genting yang menyempit dengan bukit-bukit kapur Tertier Ulu
Watu (213 m) yang dapat dibandingkan dengan semenanjung Blambangan. Pulau Nusa
Panida (529 m) antara Bali dan Lombok juga terdiri dari kapur Tertier ini.
 Fisiografi Sumbawa yang khas adalah adanya depresi yang memisahkan geantiklinal
menjadi beberapa bagian, diantaranya berupa teluk di bagian timur. Teluk tersebut
dipisahkan dari laut oleh pulau Mojo yang memberikan sifat khas dari depresi antar
pegunungan pada puncak geantiklinal. Sisi utara ditumbuhi oleh beberapa volkan muda.
Volkan Ngenges, Tambora dan Soromandi menghasilkan batuan leucit. Sedimen tertier dan
batuan kapur alkali disebarkan secara luas di pulau Sumbawa. Hal ini memberikan
gambaran bahwa zone pegunungan Selatan Jawa terdapat di seluruh pulau Sumbawa dan
depresi menengah yang disebut zone Solo. Teluk Saleh merupakan sebuah depressi
terpencil dari zone Solo.
 Pulau Flores dipisahkan dari Sumba oleh selat Sape. Komodo dan Rinca termasuk ke
dalam puncak geantiklinal Flores Tengah, yang terdiri dari batuan volkanis lebih tua
(Tertier) dan intrusi magmatis yang dapat dibandingkan dengan Pegunungan Selatan Jawa.
Volkan-volkan yang lebih muda muncul di sepanjang pantai selatan Flores Barat.
 Flores Timur geantiklinal itu berupa sumbu yang tenggelam sehingga batuan volkanis yang
lebih tua dan intrusi granodiorit tidak begitu banyak, serta hanya terdapat volkan muda
yang muncul dibagian puncaknya. Geantiklinal itu bersambung disepanjang Solor,
Adonara, Lomblen dan Pantar, dimana pulau-pulau tersebut terdiri dari volkan yang aktif.
Sumbu itu kemudian melalui Alor, Kambing, Wetar dan Romang. Di bagian ini busur
dalam tidak memiliki volkan aktif. Pulau-pulau tersebut tersusun dari endapan volkanis
Tertier akhir yang sebagian terdapat di bawah permukaan laut.
Palung Antara dengan Sumba

 Palung ini berada di antara busur dalam volkanis Jawa-Bali-Lombok dan punggungan
dasar laut sebelah selatan Jawa. Bagian terdalam terdapat di selatan Lombok, bercabang
dua ke arah timur menjadi dua cabang yaitu sebelah utara dan selatan Sumba. Cabang-
cabang ini merupakan penghubung antara palung sebelah selatan Jawa dan Basin Sawu
antara Flores timur dan Roti. Lereng yang curam pada Wetar dan basin Sawu serta dasar
laut yang datar menunjukkan adanya penurunan permukaan bumi. Sedangkan ujung timur
dan baratnya dibatasi oleh pengangkatan seperti sembul (horst) di Kisar dan Sumba. Kedua
pulau tersebut secara morfologis termasuk zone palung antara.
1) Busur Luar
Pulau-pulau di nusa tenggara yang termasuk busur luar adalah: Dana, Raijua,
Sawu, Roti, Seman dan Timor. Punggungan dasar laut dari selatan Jawa muncul
sampai 1200 m dibawah permukaan laut, selanjutnya turun ke arah timur sampai
4000 m. Palung antara tersebut sebagian terangkat. Selanjutnya sumbu geantiklinal
itu naik lagi sampai ke pulau-pulau Sawu, Dana, Raijua, dan Sawu.
Palung Depan

 Antar pulau Chrismast dan punggungan bawah laut di selatan Jawa terdapat cekungan
dalam utama yang membujur arah timur-barat, kedalamannya 7450 m. Palung depan Jawa
dari sistem pegunungan Sunda itu membentang ke arah timur. Sampai di Sumba
kedalamannya berkurang dan di sebelah selatan Sawu melengkung ke timur laut sejajar
dengan Timor. Sampai di pulau Roti dipisahkan oleh punggungan (1940 m) terhadap
palung Timor. Palung di selatan Jawa itu di bagian selatan dibatasi oleh pengangkatan
dasar laut yang tidak jelas batasnya melalui Pulau Chrismast menuju dasar laut yang
dalamnya 3000-4000 m. bagian timur palung Timor ini dibatasi oleh dangkalan Australia
atau dangkalan Sahul.
 Provinsi Kepulauan Nusa Tenggara merupakan sebuah provinsi yang terletak dibelahan
selatan Indonesia dan berdampingan dengan Benua Australia. Provinsi nusa tenggara ini
merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau besar, seperti pulau
Lombok, flores, sumba, timor, alor, dan lebih dari 500 pulau kecil yang letaknya tersebar
membentang dari ujung barat sampai ujung timur. Dilihat dari sudut pandang tektoniksme,
busur kepulauan bali dan nusa tenggara merupakan salah satu daerah dengan tingkat
kegempaan yang tinggi di Indonesia.
 Keaktifan ini disebabkan wilayah ini berada di antara zona benturan lempeng indo-
australia dengan Eurasia diselatan dan patahan naik busur belakang bali-flores (bali-flores
back arc thrusting) di utara. Kenyataan ini akan memberi gambaran yang cukup jelas
bahwa seolah daerah ini hampir tidak akan pernah aman dari bencana kebumian, seperti
gempa bumi, tsunami, tanah longsor, letusan gunung api.
 Catatan sejarah gempa besar dan merusak di jalur busur-nusa tenggara tersebut, sedikitnya
dikawasan ini sudah terjadi 16 kali gempa kuat dan merusak yang menelan ribuan korban
jiwa. Terlepas dari ancaman bancana mengancam, adanya beberapa gunung api itu juga
memberi dampak positif. Secara tidak langsung daerah yang dekat dengan pegunungan
tersebut cenderung lebih subur disbanding dengan yang lainnya.
 Adanya perbedaan iklim, cuaca, kondisi geologi menghasilkan adanya perbedaan jenis
tanah yang terdapat di wilayah propinsi nusa tenggara. Dengah anugerah kondisi fisik yang
bervariasi menjadikan propinsi nusa tenggara memiliki begitu banyaknya potensi fisik
yang patut dan beragam.
Sekian terimakasih

Anda mungkin juga menyukai