“PERTAMBANGAN DI INDONESIA”
DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH
PENDIDIKAN GEOGRAFI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih dan Maha
penyayang, Kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Drs.
Sumargana, M.Si selaku dosen yang telah membimbing dalam menyelesaikan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka untuk menerima segala masukan dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga kami dapat melakukan
perbaikan terhadap makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Daftar Isi
BAB II
PEMBAHASAN
Pada masa sebelum Belanda datang ke negeri ini, yaitu pada zaman
Majapahit dan Sriwijaya, bentuk “Perijinan” Pengusahaan Pertambangan
yang diberikan oleh Raja atau Pembesar kerajaan lainnya. Kemungkinan
diberikan dalam bentuk Lisan saja, sebagaimana yang berlaku secara umum
dalam masyarakat hukum adat di negeri ini.
4. Pertambangan batuan
10 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
2.3 Hukum Pertambangan di Indonesia
11 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
peraturan pertambangan (Mijnreglement) yang pertama kali oleh
Pemerintah Belanda. Di dalamnya dijelaskan tentang pemberian hak
penambangan kepada pihak Swasta warga negara Belanda.
12 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
Kemudian terjadilah amandemen sebanyak dua kali, yaitu di
tahun 1910 dan 1918. Melalui amandemen ini mulai nampak
perubahan yang signifikan terhadap posisi Swasta dalam kaitannya hak
penambangan mineral.
13 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
b. Masa Orde Lama (1950-an)
14 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
Setelah terjadi pengeboman di Hiroshima dan Nagasaki pada
tahun 1945 oleh Amerika, akhirnya Jepang menyerah kepada sekutu.
Pada tahun 1945 ini pula menandai berakhirnya masa penjajahan
Jepang di Indonesia, yang kemudian mengembalikan penguasaan
kepada Belanda dan sekutu.
15 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
itu sepanjang program Nasionalisasi hingga tahun 1960 masih tersisa 3
perusahaan minyak milik Swasta, yaitu Stanvac, Caltex dan Shell.
16 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
Di dalam Ketetapan MPRS tersebut menyatakan bahwa potensi
modal, teknologi, dan keahlian dari luar negeri dapat dimanfaatkan
untuk mengolah potensi kekayaan alam demi pembangunan Indonesia.
17 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
pembukaan tambang yang dilakukan oleh Freeport menyebabkan
kerusakan lingkungan yang berskala sangat besar. Hutan yang belum
pernah terjamah oleh industrialisasi, kini menjadi tempat eksploitasi
tambang dan permukiman penambang. Sungai yang dahulu menjadi
sumber penghidupan masyarakat adat Papua, kini mulai tercemar oleh
limbah tailing dari proses pertambangan sebanyak 300 ribu ton/hari.
18 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
bersangkutan diwajibkan mengembalikan tanah sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan bahaya penyakit atau bahaya lainnya.”
19 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
Undang-Undang Pertambangan dengan sangat jelas
mengesampingkan hak-hak rakyat atas bahan tambang yang ada di
wilayahnya, hal ini tertuang dalam pasal 32 ayat 2 Undang-Undang
No. 11 Tahun 1967 yang berbunyi: “Dihukum dengan hukuman
selama-lamanya tiga bulan dan/atau dengan denda setinggi-tingginya
sepuluh ribu rupiah, barang siapa yang berhak atas tanah merintangi
atau mengganggu usaha pertambangan yang sah.”
20 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
(menghapuskan UU No.11 Tahun 1967), yang kemudian disebut
dengan UU Minerba. Melalui UU Minerba yang menjadi acuan baru
dalam pelaksanaan aktifitas pertambangan mineral dan batu bara,
rezim orde baru yang menganut sistem kontrak pada UU sebelumnya,
diganti dengan rezim perijinan.
21 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
ketentuan peralihan UU Minerba ini dijelaskan bahwa pemegang
Kontrak Karya yang sudah berproduksi saat UU Minerba diberlakukan,
wajib untuk melakukan pemurnian selambatnya lima tahun sejak UU
Minerba ini diberlakukan.
22 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
2.4 Dampak Positif dan Negatif Pertambangan di Indonesia
Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam, salah satunya hasil
tambang (batubara, minyak bumi, gas alam, timah). Di era globalisasi ini, setiap
negara membangun perekonomiannya melalui kegiatan industri dengan mengolah
sumber daya alam yang ada di negaranya. Hal ini dilakukan agar dapat bersaing
dengan negara lain dan memajukan perekonomiannya. Oleh karena itu, banyak
perusahaan dari sektor privat maupun sektor swasta yang mengolah hasil tambang
untuk diproduksi.
23 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pertambangan memiliki arti kegiatan pengambilan bahan tambang
berharga dan bernilai ekonomis tinggi dari dalam perut bumi, pada
permukaan bumi, di bawah permukaan bumi, dan di bawah permukaan air
baik secara manual maupun secara mekanis atau dengan menggunakan
alat-alat yang berteknologi tinggi, seperti pertambangan pasir besi, minyak
dan gas bumi, biji nikel, batu bara, emas, perak, biji tembaga emas, biji
bauksit, dan sebagainnya
2. Menurut UU No. 4/2009, Usaha pertambangan dikelompokkan atas
pertambangan mineral, dan pertambangan batubara.
3. Masa Kolonialisme Belanda (1850-an) hukum pertambangan diatur
dibawah Besluit (keputusan) Pemerintah Kolonial No. 45, yang
mengatur tentang “larangan memberikan izin penggalian tanah yang
mengandung bahan tambang kepada pihak selain orang Belanda”
Pada tahun 1852 dibuatlah peraturan pertambangan
(Mijnreglement) yang pertama kali oleh Pemerintah Belanda. Di
dalamnya dijelaskan tentang pemberian hak penambangan kepada
pihak Swasta warga negara Belanda.
24 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A
Pasca Orde Baru (2004) Perizinan pertambangan diatur oleh UU
Minerba, diantaranya yakni: Ijin Usaha Pertambangan (IUP) yang
berlaku untuk jenis badan usaha, koperasi dan perorangan. Kemudian
ada Ijin Pertambangan Rakyat (IUP) yang diberikan kepada penduduk
setempat, baik perorangan, kelompok maupun koperasi, dengan luasan
tertentu. Dan yang terakhir adalah Ijin Usaha Pertambangan Khusus
(IUPK), yang berlaku untuk badan usaha sepertu BUMN, BUMD serta
perusahaan swasta.
Kerusakan Lingkungan
Gangguan Kesehatan
Konflik Sosial
25 | G E O G R A F I R E G I O N A L I N D O N E S I A