Oleh :
KELOMPOK 1
DITHA AFRIDA
NIM. 2032020010
NUR CHAIRIZA AMANDA LUBIS
NIM. 2032020013
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“HUKUM AGRARIA” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pelajaran “Hukum Agraria”.
Selain makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ruang lingkup
hukum agraria bagi para pembaca dan juga penulis. Kami mengucapkan terima kasih
kepada ibu Nur Anshari, M.H selaku dosen Hukum Agraria yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
1.3 Kesimpulan....................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak buku dan jurnal yang sudah mengkaji tentang Hukum Agraria,
namun tidak banyak yang mengkaji bagaimana upaya pemerintah Indonesia
dalam membentuk UUPA, di dalam makalah ini disajikan pengertian agraria
kemudian pengertian hukum agraria dari arti yang sempit sampai pengertian
agraria dalam arti yang sangat luas. Dan tidak hanya itu saja, di dalam tulisan ini
juga menyajikan bagaimana sejarah penyusunan Undang-Undang Pokok Agraria
sehingga terbentuklah UUPA 1960 tersebut.
1.2 Permasalahan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kata agraria itu berasal dari bahasa Belanda yaitu akker, dan dari kata Yunani
yaitu agros yang memiliki arti tanah pertanian. Kemudian juga berasal dari bahasa
Latin yaitu agger yang bermakna tanah atau sebidang tanah, adapun agrarius (Latin)
yaitu berarti persawahan, perladangan, pertanian, dan dari bahasa Inggris adalah
agrarian yang berarti tanah untuk pertanian.1 Dalam Black’s Law Dictionary
disebutkan bahwa arti agrarian adalah relating to land, or to a division or distribution
of land; as an agrarian laws.2
Menurut Andi Hamzah, agraria adalah masalah tanah dan semua yang ada di
dalam dan diatasnya. Menurut Subekti dan R. Tjitrosoedibio, agraria adalah urusan
tanah dan segala apa yang ada di dalam dan diatasnya. Segala apa yang ada di
dalamnya semisal, batu, emas, minyak, batu bara, nikel, dan isi bumi lainnya,
sedangkan yang ada di atas tanah semisal bangunan dan tanaman.3
Pengertian agraria dalam arti sempit yaitu hanyalah meliputi permukaan bumi
saja yang dikenal dengan nama tanah, sedangkan agraria dalam arti yang luas itu
meliputi bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
1 ?
Dr. Urip Santoso, S,H., M.H., Hukum Agraria Kajian Komprehensif, (Jakarta : Kencana,
Kencana : Jakarta, 2012), h. 1.
2 ?
Henry Campbell Black, Black Law Dictionary, West Publishing Co., USA. 1991, h. 43,
dikutip oleh Dr. Urip Santoso, S,H., M.H., Hukum Agraria Kajian Komprehensif, (Jakarta : Kencana,
Kencana : Jakarta, 2012), h. 1.
3 ?
Ibid, h. 1.
2
oleh masyarakat adat setempat dan yang pertumbuhan, perkembangan, serta
berlakunya dipertahannkan oleh masyarakat adat yang bersangkutan.4
Dalam pengertian UUPA Hukum Agraria ini bukan hanya merupakan satu
perangkat bidang hukum saja. Hukum Agraria ini merupakan sebuah kelompok
dalam berbagai bidang hukum, yang dimana mengatur masing-masing hak-hak
penguasaan atas sumber-sumber daya alam tertentu.
a. Hukum tanah, yang mengatur hak-hak penguasaan tanah yang dalam artian
adalah permukaan bumi dan semua yang berkaitan dengan tanah;
b. Hukum air, yang mengatur hak-hak penguasaan atas air, segala yang
berkaitan dengan air;
Pada tanggal 17 Agustus tahun 1945 merupakan hari yang sangat bersejarah
untuk bangsa Indonesia karena saat itulah Proklamasi Kemerdekaan dibacakan dan
disebarluaskan keseluruh penjuru dunia. Proklamasi merupakan suatu tonggak
sejarah sebagai simbol bahwa pada saat itu terbentuklah Negara Kesatuan Republik
4 ?
Bachsan Musthofa, Hukum Agraria dalam Perspektif, (Bandung: Remaja Karya, 1986), h.
11, dikutip oleh Dr. Muwahid, SH., M.Hum, Pokok-Pokok Hukum Agraria, (Surabaya : UIN SA
Press, 2016), h. 8.
5 ?
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok
Agraria, cet. Ke-12 (Jakarta: Djamban, 2008), dikutip oleh Rahmat Ramadhani, S.H., M.H, HUKUM
AGRARIA (Suatu Pengantar), (Medan : UMSU Press), 2018, 10. h.
3
Indonesia yang telah merdeka dan berdaulat. Secara yuridis, proklamasi tersebut
bermakna terputusnya atau tidak lagi berlakunya hukum kolonial dan pada saat mulai
berlakunya hukum nasional, sedangkan secara politis, proklamasi kemerdekaaan
tersebut mengandung arti bahwasannya bangsa Indonesia sudah terlepas dari
penajajahan dan menjadi bangsa yang sudah merdeka.
Dengan Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 tersebut, maka segala badan
maupun peraturan yang ditetapkan dan merupakan produk kolonial dinyatakan masih
tetap berlaku selama hal tersebut belum di diubah, dicabut ataupun diganti dengan
hukum yang baru.
Dasar politik hukum agraria nasional itu dinyatakan di dalam Pasal 33 ayat
(3) UUD 1945 yang menyebutkan :
6 ?
Yulianta Saputra, Sejarah Undang-undang Dasar Negara
RepublikIndonesia Tahun 1945 Sebagai Konstitusi di Indonesia,”
https://vivajusticia.law.ugm.ac.id/ (26 Februari 2018)
4
“Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara,
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.
7
(dengan Undang-Undang Nomor 76 Tahun 1957 izinnya dari Menteri
Agraria).
Canon adalah uang yang wajib dibayar oleh pemegang hak erfacht
setiap tahunnya kepada negara, sedangkan cijn adalah uang yang wajib
dibayar oleh pemegang konsesi perusahaan perkebunan besar. Pada
umumnya, canon dan cijn dulu tidak besar jumlahnya, karena terutama
8
dianggap sebagai tanfa pengakuan hak pemilik tanah yang dikuasainya
dengan hak erfacht atau konsesi.
Peraturan perjanjian bagi hasil. Perjanjian bagi hasi adalah salah satu
bentuk perjanjian antara pemili tanah dengan pihak lain sebagai penggarap, di
mana penggarap diperkenankan untuk mengusahakan tanah itu dengan
9
pembagaian hasilnya menurut imbagan yang telah disetujui oleh kedua belah
pihak. Perjanjian bagai hasil semula diatur menurut hukum adat setempat.
Imbangan pembagian hasilnya ditetapkan atas persetujuan kedua belah pihak.
Pada umumnya, pembagian hasil tersebut tidak menguntungka pihak
penggarap, karena tanah yang tersedia untuk dibagihasilkan tidak seimbang
dengan jumlah petani yang memerlukan tanah garapan. Mengingat bahwa
golongan penggarap bagi hasil itu biasanya golongan ekonomi lemah dan
selalu dirugikan, maka dalam rangka melindungi mereka, dikeluarkan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil.
Undang-undanga ini mengharuskan agar pihak-pihak yang membuat
perjanjian bagi hasil dibuat secara tertulis, dengan maksud agar mudah
mengawasi dan mengadakan tindakan-tindakan terhadap mperjanjian bagi
hasil yang merugikan penggarapnya.
9 ?
Dr. Urip Santoso, S,H., M.H., Hukum Agraria Kajian Komprehensif, (Jakarta : Kencana,
Kencana : Jakarta, 2012), h. 32-38.
10
Dalam upaya perancangan penyusunan UUPA melewati perjalanan yang
sangat panjang yang dilakukaan oleh Lima Panitia rancangan, yaitu Panitia Agraria
Yogyakarta, Panitia Agraria Jakarta, Panitia Rancangan Soewahjo, Panitia
Rancangan Soenarjo dan Panitian Rancangan Sadjarwo.
a. Dasar Hukum
11
4) Perlu diadakan penetapan luas minimum pemilikan tanah bagi
apra petani kecil untuk dapat hidup layak untuk Jawa 2 hektar;
c. Keanggotaan Panitia
2. Panitia Jakarta
a. Dasar Hukum.
b. Keanggotaan.
2) Pejabat-pejabat kementrian;
3) Pertanian rakyat hanya dimiliki oleh warga negara Indonesia dan tidak
dibedakan antara warga negara asli dan bukan asli. Badan hukum
tidak dapat mengerjakan tanah rakyat;
4) Bagunan hukum untuk pertanian rakyat ialah hakl milik, hak usaha,
hak sewa, dan hak pakai;
3. Panitia Soewahjo
a. Dasar Hukum.
13
b. Rancangan Undang-Undang.
4) Hak-hak atas tanah : hak milik sebagai hak yang terkuat yang
berfungsi sosial kemudian ada hak usaha, hak bangunan dan hak
pakai;
5) Hak milik hanya boleh dipunyai oleh warga negara Indonesia yang
tidak diadakan pembedaan antara waraga negara asli dan tidak asli.
Badan-badan hukum pada asasnya tidak boleh mempunyai hak milik
atas tanah;
14
4. Rancangan Soenarjo
Anggota-anggota : Notosoekardjo
K.H. Muslich
Soepeno
Hadisiwojo
I.J. Kasimo
5. Rancangan Sadjarwo
15
Universitas Gadjah Mada yang diwakili oleh Prof. Mr. Drs. Notonagoro dan
Drs. Imam Sutigyo.
UUPA mempunyai dua substansi dari segi berlakunya, yaitu pertama, tidak
memberlakukan lagi atau mencabut hukum agraria kolonial, dan kedua, membangun
hukum agraria nasional. Menurut Boedi Harsono, dengan berlakunya UUPA, maka
terjadilah perubahan yang fundamental pada hukum agraria di Indonesia, terutama
hukum di bidang pertanahan. Perubahan yang fundamental ini mengenai struktur
perangkat hukum, konsepsi yang mendasari maupun isinya.
5) Perncanaan persediaan dan peruntukan bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya serta penggunaan secara terencana, sesuai dengan
daya dukung dan kemampuannya.
2) Sederhana;
3) Dibentuk di Indonesia;
11 ?
Aal Lukmanul Hakim, “Sejarah Hukum Agraria”, Acedemia, h. 47-48.
12 ?
Dr. Urip Santoso, S,H., M.H., Hukum Agraria Kajian Komprehensif, (Jakarta : Kencana,
Kencana : Jakarta, 2012), h. 49.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Asal kata dari agraria yaitu berasal dari Belanda, Yunani, Latin, dan Inggris.
Agraria memiliki arti sempit dan arti luasnya, yang dimana arti sempitnya agraria
hanyalah meliputi permukaan bumi atau yang kita kenal dengan tanah. Kemudian
agraria dalam arti luasnya yaitu meliputi bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya. Hukum agraria mengatur masing-masing hak-hak atas
penguasaan sumber daya alam tertentu, yaitu ada Hukum Tanah, Hukum Air, Hukum
Pertambangan, Hukum Perikanan dan Hukum Penguasaan atas tenaga dan unsur-
unsur dalam ruang angkasa.
19
DAFTAR PUSTAKA
Black, Henry Campbell, Black Law Dictionary, West Publishing Co, USA, 1991, h.
43. Dikuti oleh Dr. Urip Santoso. Hukum Agraria Kajian Komprehensif,
Jakarta: Kencana : 2012.
20