Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

HUKUM AGRARIA

PENGERTIAN DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

Dosen : M. Yasir M. H.H.

Penyusun ;

Afif Syarif Anwari (11200480000002)

Ainun Najib (11170480000072)

Haikal Basri (11200480000001)

PRODI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


Jl. Ir H. Juanda no. 95, Cemp. Putih, Kec. Ciputat timur., kota Tanggerang
selatan, Banten 15412
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahka
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, Sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tema Pengertian dan Perkembangan Hukum Agraria di
indonesia. Shalawat dan salam marilah kita limpahkan kepada baginda kita
yakni Nabi Besar Muhammad Saw, beserta keluarga dan kerabatnya.

Dengan di susunya makalah ini mudah mudahan dapat membantu dalam


proses belajar mengajar dalam arti bagi kita semuanya Amin.

Akhirnya kami ucapkan terimah kasi kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah serta kami mengharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak agar di jadikan perbaikan pada penyusunan
makalah yang aka datang.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2

BAB 1

1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................... 4


2.1 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................. 6
3.1 TUJUAN PENULISAN.................................................................................................. 6
4.1 METODE PENYUSUNAN ........................................................................................... 7

BAB 2

2.1 TINJAUAN/KAJIAN TEORITIS.................................................................................


2.2 PEMBAHASAN.............................................................................................................. 8
A. PENGERTIAN HUKUM AGRARIA.................................................................. 8
B. RUANG LINGKUP DAN LANDASAN HUKUM AGRARIA....................... 9
C. PERKEMBANGAN DAN SISTEM HUKUM AGRARIA DI
INDONESIA........................................................................................................... 10

BAB 3

3.1 KESIMPULAN............................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

1.1 LATAR BELAKANG


Hukum Agraria di dalamnya memuat himpunan peraturan peraturan
Hukum Tanah Indonesia, yang bersumber pada undang undang No. 5
tahun 1960 tentang peraturan Dasar Pokok pokok Agraria ( yang lebih
di kenal dengan sebutan “Undang Undang Pokok Agraria”). Undang-
Undang Pokok Agraria menggunakan pengertian “Hukum Agraria”
dalam lingkup yang lebih luas, yaitu suatu hmpunan bidang hukum
yang mengatur hak-hak penguasaan atas sumber sumber kkekayaan
alam. Dalam arti yang lebih luas Hukum Agraria meliputi hukum tanah,
Hukum Air, Hukum yang mengatur hak-hak penguasaan atas tenaga dan
unsur unsur tertentu dalam ruang angkasa Indonesia, Hukum
Pertambangan, Hukum Perikanan, dan Hukum Kehutanan.1
sebelum berlakunya Undang Undang Pokok Agraria pada tanggal 21
september 1960 masalah masalah pertanahan di atur di dalam
beberapa Undang Undang di antaranya Agrarische Wet (Stb. 1870-55),
ketentuan ketentuan mengenai Domeinverklaring, dalam buku II
KUHAPERDATA sepanjang mengenai bumi, air serta harta kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya, kecuali mengenai Hipotek yang
masih berlaku setelah berlakunya Undang Undang Pokok Agraria. 2
Dengan di berlakukan Undang Undang Pokok Agraria yang di
sandarkan pada konsepsi Hukum Adat selama tidak bertenyangan
dengan kepentingan nasional dan Negara serta peraturan peraturan
yang tercantum dalam Undang-undang, maka konsepsi hak hak atas
tanah yang di atur dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata
khususnya pada asas perlekatan vertikal menjadi tidak relevan dan
tidak berlaku lagi.3
Dalam Hukum Agraria dalam Negara hukum Indonesia sebagai akibat
atas politik hukum pemerintah jajahan, Hukum tersebut mempunyai
sifat dualisme,4 yaitu dengan berlakunya aturan-aturan hukum-adat di
samping dengan peraturan-peraturan yang di dasrkan atas hukum
1
Boedi Harsono S.H., Hukum Agraria Indonesia Himpunan Peraturan Peraturan Indonesia,
Djambatan, Jakarta, 1973.
2
Kartini Muljadi & Gunawan Widjaja, Seri Hukum Harta Kekayaan Hak Hak Atas Tanah,
Kencana, 2004, hlm 9.
3
Ibid., hlm. 9-10.
4
Dualisme dalam hukum agraria artinya di samping berlakunya hukum agraria adat yang
bersumber pada hukum adat, berlaku pula hukum agraria barat yang bersumber pada
hukum perdata barat.

4
barat.5 Oleh karena hal tersebut maka di butuhkan hukum agraria yang
nasional karena bagi rakyat asli hukum agraria yang masih bersifat
Dualisme tidak menjamin kepastian hukum. Berhubungan dengan itu
maka yang baru itu harus memberi tercapainya fungsi bumi, air dan
ruang angkasa harus sesuai dengan kepentingan rakyat dan negara dan
memenuhi keperluanya sesuai dengan perkembangan zaman dalam
masalah-masalah agraria. Dengan demikian dasar darri hukum agraria
nasional terdapat dalam pasal 1 ayat 1, yang menegaskan bahwa
“seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari seluruh
rakyat Indonesia” kemudian dalam ayat 2 Undang-Undang ini “ seluruh
bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dalam wilayan Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan
Yang Maha Esa adalah bumi, air ruang angkasa bangsa indonesia dan
merupakan kekayaan nasional”, yang berarti bahwa bumi, air dan ruang
angkasa tidak hanya semata mata menjadi hak dari para pemiliknya
saja tetapi menjadi pula hak bangsa indonesia. Demikian pula tanah-
tanah dan pulau-pulau tidak lah semata mata menjadi hak rakyat asli
dari daerah atau pulau yang bersangkutan saja. Berkaitan dengan hal
tersebut maka hubungan bangsa indonesia semacam hubungan hak
ulayat6, yang di angkat pada tingkatan paling atas mengenai seluruh
wilayah Negara.7 Dalam rangka hak ulayat di kenal adanya hak milik
perseorangan dengan demikian masyarakat yang terikat oleh hukum
adat, segala sesuatu yang berkaitan dengan tanah yang berada dalam
lingkungan wilayahnya memiiliki hak kepenguasaan atas tanah itu.
Undang Undang Pokok Agraria bersandar pada pendirian bahwa untuk
mencapai apa yang di tentukan dalam pasal 33 UUD ayat 3 tidak perlu
dan tidaklah pula pada tempatnya, bahwa negara bertindak sebagai
pemilik negara. Hal ini di jelaskan pula dalam KUHPERDATA pasal 520 “
pekarangan dan benda yang tak bergerak lainya yang tidak di pelihara
dan tidak ada pemiliknya, seperti halnya barang seseorang yang
meninggal dunia tanpa ahli waris atau pewarisanya di tinggalkanya,
adalah milik Negara” ini di sebabkan karena hak milik yang paling kuat
atas tanah memberikan kewenangan untuk mengusai oleh pemiliknya
sesuai dengan ketentuan yang di atur dalam Undang Undang Pokok
Agraria.

5
Ibid, hlm. 26.
6
Hak ulayat adalah kewenangan yang menurut hukum adat di punyai oleh masyarakat
hukum tertentu atas wilayah tertentu yang merupakan wilayah lingkungan hidup para
warganya untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam. Definisi ini di dasrkan pada
Peraturan Mentri Agraria/Kepala BPN No. 5 tahun 1999.
7
Ibid, hlm. 28.

5
2.1 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas, maka masalahh yang di kaji dalam
makalah ini adalah :
1. Apa yang di maksud dengan hukum agraria, ruang lingkup serta
landasan hukum di Indonesia ?
2. Bagaimana perkembangan serta sistem dan kondisi hukum agraria di
Indonesia sebelum lahirnya hukum tanah Nasional ?

3.1 TUJUAN PENULISAN


Dari kajian yang akan dii lakukan dalam makalahh ini penyusun
bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian hukum agrari secara umum maupun
berdasarkan pendapat para ahli, ruang lingkup hukum agraria serta
landasan hukum khususnya dalam bidang agria di Indonesia.
2. Mengetahui perkembangan hukum agraria di Indonesia.
3. Memahami kondisi hukum agraria di Indonesia sebelum lahirnya
hukum tanah Nasional.

4.1 KERANGKA TEORI


Secara umum Undang-Undang tidak memberikan defini baku mengenai
hukum agrari Undang-undang hanya menjelaskan bagian-bagian yang
termasuk dalam ruang lingkup hukum agraria hal ini dapat di lihat pada
Bab 1 pasal 1 ayat (2, 4 dan 5) mengenai Dasar-Dasar dan Ketentuan
Pokok Undang-Undang No. 5/1960 di jelaskan sebagai berikut :
(2) Seluruh bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang
terkandung di dalamya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai
karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah bumi, air dan ruang angkasa
bangsa Indonesia merupakan harta kekayaan nasional.
(4) Dalam pengertian bumi, selain permukaan bumi, termasuk pula
tubuh bumiyang di bawahnya serta berada di bawah air.
(5) dalam pengertian air baik perairan pedalam maupun lauit wilayah
Indonesia.
Dengan demikian hukum agraria adalah keseluruhan hukum yang
mengatur tentang hak dan kewajiban Negara dan tiap tiap warga Negara
dan kaida hukum yang yang mengatur mengenai agraria secara lebih luas
yang tidak hanya mengenai tanah saja, misalnya masalah jaminan tanah
hutang, seperti kredit atau kerdit untuk panen, sewa nyanyian antar
golongan, mempersembahkan izin untuk lagu hak hak atas tanah dan
barang tetap dan sebagainya.

6
Secara bahasa istilah agraria berasal dari bahasa Latin ‘’Ager” yang
berarti lapangan, pedusunan, wilayah atau tanah Negara. Sejalan
dengan kata itu, “Agger” yang berarti tanggul penanahan, pematangan,
tanggul sungai, reruntuhan tanah, bukit. Dari istilah ini “agraria” tidak
hanya mencakupi tanah atau pertanian melainkan juga hal-hal yang
lebih luas yaitu pedusunan, wilayah, bukit yang terdapat tanaman, air,
sungai, hewan, mineral bahan tambang dan komunitas manusia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia agraria berarti urusan
pertanian atau tanah pertanian juga urusan pemilik tanah. 8 Dari urain
tersebut maka penyusun menuangkan kajian tentang pengertian, ruang
lingkup, landasan hukum, dan kondisi hukum agraria di Indonesia
sebelum lahirnya hukum tanah nasional, (Undang-Undang Pokok
Agraria).

5.1 METODE PENULISAN

Penyusunan makalah ini menggunakan pendekatan kualitatif dan


metode kajian pustaka. Teknik kajian pengambilan data di lakukan
dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber baik dari buku,
jurnal, artikel yang relevan dengan tema penyusunan makalah ini.
Setelah data terkumpul penulis memberikan penjelasan secukupnya di
tinjau dari berbagai teori yang berkaitan dengan tema makalah ini.

BAB 2

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN LANDASAN HUKUM AGRARIA

8
Aal Lukmanul Hakim, Sejarah Hukum Agraria, Bogor.

7
Untuk memulai pembahasan tentang hukum Agraria Nasional, terlebih
dahulu akan di singgung mengenai penmgertian agraria dan pengertian
hukum agraria, sebab kedua pengertian tersebut memilik makna dan
pokok pembahasan yang berlainan. Hal ini merupakan dasar untuk
mempelajari hhukum agraria dan pemahaman dasar tentang Hukum
Agraria Nasional dapat di pahami secara konprehensif. 9

A. PENGERTIAN HUKUM AGRARIA

Penyebutan agraria tidak selalu di pakai dalam arti yang sama, secara
etimologi agraria berasal dari bahasa latin “Ager” berarti tanah atau
sebidang tanah dan agrarius berarti perladangan, persawahan,
pertanian,10 dan agrarian (Inggris) yang berarti tanah untuk pertanian.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia agraria berarti urusan


pertanian atau tanah pertanian. Dalam bahasa inggris agrarian selalu di
artikan tanah dan di hubungkan dengan pertanian. Pengertian hukum
agraria adalah seperangkat peraturan hidup manusia atau kaida hukum
yang mengatur masalah agraria. Menurut hukum positif dalam Undang-
Undang Pokok Agraria dalam Bab 1 pasal 1 ayat (4-6) mengenai Dasar-
Dasar dan Ketentuan Pokok Undang-Undang No. 5/1960 di jelaskan
sebagai berikut :

 Dalalm pengertian bumi, selain permukaan bumi, termasuk pula


tubuh bumi di bawahnya serta yang berada di bawah air.
 Dalam pengertian air termasuk baik perairan pedalaman maupun
laut wilayah Indonesia.
 Yang di maksud dengan ruang angkasa ialah ruang di atas bumi dan
air tersebut ayat 4 dan 5.

Hal ini di ketemukan dalam membaca peraturan dan pasal-pasal yang


terdapat dalam Peraturan Undang-Undang Pokok Agraria. Hukum
agraria hukum agraria mempunyai arti yang luas adalah sekumpulan
bidang hukum yang mengatur hak hak kepemilikan atas tanah
(permukaan tanah), hak hak yang mengatur atas air (hukum
air/pengairan), pertambangan, kehutanan, perikanan, dan hukum
penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur ruang dalam ruang angkasa
yaitu bidang hukum yang mengatur hak-hak penguasaan atas tenaga dan
unsur-unsur dalam ruang angkasa. 11 Sebutan hukum agraria sering kali
di pergunakan dalam mengarahkan pada perangkat peraturan-peraturan
9
Rahmat Ramadani, 2019, Dasar Dasar Hukum Agraria, Medan, Puatsaka Prima, hlm. 1
10
Boedi Harsono, 2013, Hukum Agraria Indonesia, Jakarta, Universitas Trisakti, hlm.4
11
Wibowo T. Sunardy, Pengertian Hukum Agraria, Jurnal Hukum, 2012.
https://www.jurnalhukum.com/pengertian-hukum-agraria/

8
hukum yang bertujuan untuk mengadakan pembagian tanah yang luias
dalam rangka meratakan penguasaan dan pemerataanya.

Beberapa ahli hukum juga memberikan pendapat mengenai pengertian


hukum agraria di antaranya seperti, Subekti memberikan gambaran
pengertian hukum agraria yaitu keseluruhan ketentuan ketentuan
hukum baik hukum perdata, maupun tata usaha negara yang mengatur
hubungan antar orang dengan bumi tanah, air, udara dan ruang angkasa
dalalm seluruh wilayah negara dan mengatur pula wewenang-wewenang
yang bersumber pada hubungan-hubungan tersebut.12

Dengan demikian perumusan dari pengertian hukum agraria yang di


dasarkan dalam rumusan Undang Undang Pokok Agraria No. 5/1960,
serta definisi oleh para ahli menjelaskan hukum agraria adalah
Gouwgiokssiong dalam buku Agrarian Law 1972, menjelaskan bahwa
merupakan hukum yang identik dengan tanah serta penguasaan atas
sumber daya alam tertentu yang termasuk di dalam definisi agraria.

B. RUANG LINGKUP DAN LANDASAN HUKUM AGRARIA


Bertalian dengan hubungan antara bangsa dan bumi, air serta udara
maka hukum agraria tidak hanya terbatas pada tanah, hal ini sejalan
dengan apa yang di kemukakan oleh Yan Pramada Puspa bahwa hukum
agraria sebagai ketentuan ketentuan keseluruhan dari hukum perdata,
hukum tata negara, dan hukum administrasi negara yang mengatur
hubungan hubungan antar orang termasuk badan hukum, dengan bumi
air dan ruang angkasa di seluruh wilayah wilayah negara yang mengatur
pula wewenangnya.13 Meskipun demikian hukum agraria yang di artikan
sebagai suatu perangkat hukum yang mengatur hubungan manusia
dengan bumi secara luas, namun dalam pelaksaannya Undang-Undang
Pokok Agararia sebagai peraturan ke agrarian di Indonesia yang di telah
di singgung bukanlah tentang hukum tanah dalam segala aspek, tetapi
hanya mengatur tanah dalam aspek yuridis yang berisikan tentang hak
hak penguasaan atas tanah.14 Selain itu hukum tanah indonesia di atur
dalam berbagai macam bidang hukum tanah yaitu hukum tanah adat
dan hukum tanah barat sebagai aturan pokok yang kemudian lahir
beberapa peraturan pelengkap, seperti ;
 Hukum tanah antar golongan
 Hukum tanah adminitrasi
 Hukum tanah swapraja

12
www.jurnalhukum.com/pengertian-hukum-agraria/
13
Rahamat Ramadhani,
14
Ibid, hlm. 8

9
Keseluruhan sumber hukum tanah baik yang bersumber pada Undang
Undang Pokok Agraria maupun yang bersumber pada hukum adat
mempunyai hubungan hukum yang kongkrit, beraspek privat dan publik,
di susun secara sistematis untuk memberikan kepastian hukum
mengenai hak dan kewajiban tanah bagi rakyat seluruhnya.

C. PERKEMBANGAN DAN SISTEM HUKUM AGRARIA DI INDONESIA


Perkembangan hukum agraria di Indonesia mempnuyai sejarah yang
panjang mulai dari masa pra kolonial, masa kolonial Hindia Belandan,
sampai masa era kemerdekaan. Pada masa awal kerajaan pola
pembagian tanah kedalam beragam penguasaan yang di berikan ke
tangan pejabat yang di tugaskan oleh raja yang berwenang. Pada akhir
masa kerajaan Mataram, penguasaan tanah oleh para pejabat di bagi atas
dasar sistem apange yaitu bentuk kepemilikan atas tanah di berikan
kepada para pejabat dengan syarat harus membayar upeti kepada
penguasa pusat berupa sebagian hasil bumi yang di kumpulkan dari para
petani.
Pada masa VOC (Verenigde Oost Compagnie) sekitar tahun 1692-1799
mendapat actori atas nama Staten General di beri kekuasaan untuk
mengadakan perjanjian dengan para raja yang berkuasa pada saat itu,
bertujuan untuk menanamkan pengaruh dalam rangka menjamin hasil
perdaganganya. Selain itu VOC juga memberlakukan atururan-aturan
hukum pertanahan barat dengan mengabaikan hukum komunal yang
telah di pegang oleh rakyat dan penguasa lokal saat itu.
Terjadinya penyerahan kekuasaan oleh Voc kepada Bataviasche Republik
yang mulai berkuasa pada Januari 1800, yang menandai pergantian
pergantian kekuasaan dari kalangan pedagang kepada pemerintahan
yang politis, dengan di tingkatkan sistem kerja rodi dan tanam paksa
yang di bebankan kepada rakyat bpribumi oleh Herman Willem
Daendels. Pada tahun 1811-1816 di bawah pemerintahan Govermeur
General Thomas Stamford Raffles dengan asas fisikal dengan pertama
kalinya di terapkan sistem landrete15 yang di terapkan besarnya jumlah
pajak tanah. Pengaruh sistem landrate sangat besar terhadap
perkembangan struktur pertanahan di Indonesia yaitu dengan timbulnya
tanah-tanah partikelir yang di anggap sebagai tonggak sejarah
keagrarian yang pertama di indonesia. Pada masa kemerdekaan
aturan-aturan yang berkaitan dengan pertanahan yang di
keluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda masih di
berlakukan sampai di keluarkanya Undang-Undang No. 5 tahun
15
Sistem landrate (land rent sistem) adalah sistem sewa tanah atau pajak tanah yang di
cetuskan oleh Thomas Stamford Raffles terkait pandanganya mengenai status tanah sebagai
faktor produksi.

10
1960 tentang ketentuan pokok-pokok agraria yang di sesuaikan
dengan susunan kehidupan rakyatnya termasuk perekonomianya
yyang masih bercorak agraris bumi, air dan ruang angkasa sebagai
karunia Tuhan Yang Maha Esa dengan tujuan untuk membangun
masyarakat makmur yang di sandarkan pada asas kerohanian
Negara dan cita cita bangsa yaitu masyarakat yang berkeTuhanan
Yang Maha Esa, kemanusia, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan
sosial maka di susunlah ketentuan-ketentuan Pokok agraria/UUPA
dengan tujuan meletakan dasar-dasar bagi penyusun hukum agraia
nasioanal yang merupakan alat untuk membawa kemakmuuran,
kebahagian dan keadilan bagi negara dan rakyat, terutama rakyat
tani, dalam rangka masyarakat yang adil dan makmur. Meletakan
dasar dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan hukum
dalam hukum pertanahan. Meletakan dasar-dasar untuk memberikan
kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat.

BAB 3
3.1 KESIMPULAN
Hukum agraria dalam perumusan dari pengertian hukum agraria yang
di dasarkan dalam rumusan Undang Undang Pokok Agraria No. 5/1960,
serta definisi oleh para ahli menjelaskan hukum agraria adalah

11
Gouwgiokssiong dalam buku Agrarian Law 1972, menjelaskan bahwa
merupakan hukum yang identik dengan tanah serta penguasaan atas
sumber daya alam tertentu yang termasuk di dalam definisi agraria.
Secara bahasa istilah agraria berasal dari kata Ager, Agros, Agrius dan
Agrian yang berarti sebidang tanah, atau tanah untuk pertanian.
Soedigno Mertakusumo memberika rumusan hukum agraria adalah
keseluruhan kaidah-kaidah hukum baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis yang mengatur agraria. Agraria secara umum tidak hanya
menyangkut tanah akan tetapi memiliki ruang lingkup yang luas,
dalam undang undang pokok agraria di jelaskan sebagai berikut
 Bumi, dalam pasal 1 ayat (4) UUPA adalah permukaan bumi,
termasuk pula tubuh bumi di bawahnya serta berada di bawah
air.
 Air, pengertian air menurut pasal (1) ayat 5 UUPA adalah air
yang berada di perairan pedalaman maupun laut wilayah
Indonesia.
 Ruang ankasa, pengertian ruang angkasa dalam pasal (1) ayat 6
UUPA adalah ruang di atas bumi Indonesia selanjutnya di
jelaskan dalam pasal (48) UUPA yang meliputi ruang di atas bumi
mengandum tenaga dan unsur unsur yang dapat di gunakan
untuk usaha-usaha memelihara dan memperkembangkan
kesuburan bumi, air serta kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya.

Bertalian dengan hubungan antara bangsa dan bumi, air serta udara maka
hukum agraria tidak hanya terbatas pada tanah, hal ini sejalan dengan apa
yang di kemukakan oleh Yan Pramada Puspa bahwa hukum agraria sebagai
ketentuan ketentuan keseluruhan dari hukum perdata, hukum tata negara,
dan hukum administrasi negara yang mengatur hubungan hubungan antar
orang termasuk badan hukum, dengan bumi air dan ruang angkasa di
seluruh wilayah wilayah negara yang mengatur pula wewenangnya.

Secara garis besar hukum agraria setelah berlakunya Undang Undang


Pokok Agraria No. 5 tahun 1965 di bagii menjadi dua bidang yaitu :

1. Hukum Agraria Perdata adalah ketentuan-ketentuan hukum yang


bersumber pada hak-hak perseroan dan badan hukum yang
memperbolehkan, mewajibkan, atau melarang di perlukan hukum yang
berhubungan dengan tanah.
2. Hukum Agraria Administrasi adalah keseluruhan dari ketentutuan
memberi wewenang dalam menjalankan praktek hukum negara dan

12
mengambil tidakan dari masalah maslah agraria dan mengambil
tindakan tindakan dari masalah agraria yang timbul.

Sebelum berlakunya UUPA, hukum agraria di indonesia terdiri dari


lima perangkat hukum yaitu, hukum agraria adat, hukum agraria barat,
hukum agraria administratif, hukum agrariia swapraja, dan hukum
agraria antargolongan. Karena hukum agraria berlaku sebelum UUPA No. 5
tahun 1960 sebagian berlaku sebagian besar masih tersusun atas tujuan dan
sendi sendi dari pemerintah jajahan, oleh karena akibat politik hukum
pemerintah jajahan itu hukum agraria tersebut mempunyai sifat
dualisme, berhubungan dengan itu dengan diadakan hukum agraria nasional
yang tidak lagi bersifat dualisme, menjadikan hukum tanah menjadi
sederhana dan menjamin kepastian hukum bagi seluruh rakyat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

13
- Boedi Harsono S.H. 1973, Jakarta, Hukum Agraria Indonesia Himpunan
Peraturan Peraturan Indonesia, Djambatan.
- Kartini Muljadi&Gunawan Widjaja, 2004, Seri Hukum Harta Kekayaan
Hak Hak Atas Tanah, Jakarta, Kencana Prenamedia Grop.
- Rujukan artikel web
Wibowo T. Sunardi, Pengertian Hukum Agraria, Jurnal Hukum, 2012, di
kutip pada 4 september 2021.
https://www.jurnalhukum.com/pengertian-hukum-agraria/
- Subhan Zein, Reformasi Agraria Dari Dulu Hingga Sekarang DI
Indonesia, Media Online, di kutip pada 4 september 2021.
file:///C:/Users/Admi/Documents/garuda1648257.pdf
- Herdian Nuryadin, Pengertian Hukum Agraria Dan Hukum Tanah, Law
Oficce Indonenesia, 2018, di kutip pada 6 september 2021.
https://lawofficeindonesia.com/2018/04/10/pengertian-hukum-
agraria-dan-hukum-tanah/

14

Anda mungkin juga menyukai