Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGERTIAN HUKUM AGRARIA, ASAS-ASAS HUKUM AGRARIA, DAN


MACAM-MACAM HAK ATAS TANAH YANG DIATUR OLEH HUKUM AGRARIA
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Dosen Pengampu: Mustla Sofyan Tasfiq, S.H.I., M.H.

Disusun Oleh :
Alfiyanto 2202026071
Nasimatul Khuzamy 2202026072
Keiko Fathia Salsabila 2202026088

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas rahmat Allah Swt., berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah
dengan berjudul Pengertian Hukum Agraria, Asas-Asas Hukum Agraria, dan Macam-Macam
Hak atas Tanah yang Diatur oleh Hukum Agraria dapat selesai. Selawat serta salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. dan semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di
hari akhir nanti.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas pembuatan makalah dan presentasi
kelompok kelas HPI-C1 dari Ibu Mustla Sofyan Tasfiq, S.H.I., M.H. pada mata kuliah
Pengantar Hukum Indonesia. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca tentang hukum agraria serta ruang lingkupnya.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Mustla Sofyan Tasfiq, S.H.I.,
M.H. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia. Berkat tugas yang
diberikan ini, dapat menambah wawasan kami berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami
juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ................................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
A. Pengertian Hukum Agraria ............................................................................................. 5
B. Asas-Asas Hukum Agraria ............................................................................................. 8
C. Hak-Hak atas Tanah ........................................................................................................ 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberlakuan hukum mencakup seluruh bidang kehidupan, termasuk urusan pertanian atau
tanah pertanian maupun urusan pemilikan tanah. Urusan tersebut diatur di Indonesia dalam
hukum agraria yang disahkan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria (L.N. Tahun 1960 No. 104), yang dikenal sebagai Undang-
Undang Pokok Agraria (UUPA). Sebelum adanya UUPA, berlaku dasar-dasar dan peraturan-
peraturan aturan hukum agraria kolonial dan berakhirnya dualisme dalam hukum agraria dan
terselenggaranya hukum baru yang mengatur agraria.1

Hukum Agraria Indonesia tahun 1960 ini dibuat berdasarkan satu sistem hukum, yakni
hukum adat sebagai hukum asli dari Indonesia. Dengan demikian, maka hukum agraria
termasuk ke dalam jenis hukum tertulis dan tidak tertulis, dimaksud hukum tertulis karena
dituangkan dalam bentuk undang-undang sehingga tertulis dan ditulis oleh pemerintah,
sedangkan kaidah hukum tidak tertulis adalah bahwa hukum agraria ini berbentuk hukum adat.
Isinya peraturan mengenai masalah keagrariaan yang tercipta dari masyarakat adat setempat
yang di mana dalam pertumbuhan dan perkembangan, serta berlakunya dipertahankan oleh
masyarakat adat yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hukum agraria?
2. Apa saja asas-asas hukum agraria?
3. Apa saja macam-macam hak atas tanah yang diatur dalam hukum agraria?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian hukum agraria
2. Mengetahui asas-asas hukum agraria
3. Mengetahui macam-macam hak atas tanah yang diatur dalam hukum agraria

1
C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), hlm. 318.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Agraria


Agraria berasal dari kata akker (Belanda), agros (Yunani) yang berarti tanah pertanian.
Agger (Latin) berarti tanah atau sebidang tanah, agrarius (Latin) berarti perladangan,
persawahan, pertanian, agrarian (Inggris) berarti tanah untuk pertanian. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) agraria adalah urusan pertanian atau tanah pertanian, urusan
pemilikan tanah.

Hukum agraria adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis yang mengatur agraria.2 Bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya
termasuk ke dalam pengertian agraria, bahkan dalam batas-batas yang ditentukan juga di ruang
angkasa ini merujuk pada UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria) Pasal 1 Ayat (2). Pendapat
lain mengatakan bahwa hukum agraria adalah keseluruhan kaidah hukum, norma hukum, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur tentang agraria dan kepengurusannya.3
Kaidah dan norma hukum mengatur tentang hak-hak dan kewajiban-kewajiban subjek hukum,
hubungan-hubungan hukum, perbuatan-perbuatan hukum yang berobjek agraria, akibat
hukum, serta sanksi hukum.

Kelompok bidang hukum yang menjadi golongan dalam hukum agraria adalah:

1. Hukum tanah: Hukum tanah mengatur hak-hak penguasaan atas tanah dalam arti
permukaan bumi;
2. Hukum air: Hukum air mengatur hak-hak penguasaan atas air menurut Undang-Undang
Sumber Daya Air;
3. Hukum pertambangan: Hukum pertambangan mengatur hak-hak penguasaan atas
bahan-bahan galian menurut Undang-Undang Pokok Pertambangan atau Undang-
Undang tentang Pertambangan, Mineral, dan batu bara;
4. Hukum perikanan: Hukum perikanan mengatur hak-hak penguasaan atas kekayaan
alam yang terkandung di dalam air menurut Undang-Undang Perikanan;

2
C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), hlm. 318
3
H.M. Arba, Hukum Agraria Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 2019), hlm. 5
5. Hukum penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam ruang angkasa: Hukum ini
mengatur hak-hak penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam ruang angkasa yang
dimaksud dalam Pasal 48 UUPA

Hukum Agraria di Indonesia disahkan pada tanggal 24 September 1960 di dalam Undang-
Undang No. 5 Tahun 1960 tentang peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dengan Lembar
Negara (LN) Tahun 1960 No. 104 yang merupakan bagian dari Hukum Administrasi Negara
(HAN).
❖ Undang-Undang Pokok Agraria Tahun 1960 (UUPA)
Pada pokoknya UUPA memuat hal-hal yang berikut ini:
1. Tujuan UUPA
a. Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan Hukum Agraria Nasional yang
merupakan alat untuk membawakan kemakmuran, kebahagiaan, keadilan bagi
negara dan rakyat, terutama rakyat tani dalam rangka menuju masyarakat adil
dan makmur.
b. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam
hukum pertahanan.
c. Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak
atas tanah bagi seluruh rakyatnya.
2. Tanah Negara
Menurut UUPA istilah tanah negara adalah:
a. Tanah yang dikuasai langsung oleh negara dan;
b. Tanah yang dikuasai tidak langsung oleh negara.
Dalam pengertian ‘tanah yang dikuasai langsung oleh negara’ ialah tanah-tanah
yang belum ada sesuatu hak di atas tanah tersebut, misalnya saja yang sering disebut
“tanah negara bebas” (Vrijlands domein).
Sedang apa yang disebut ‘tanah yang dikuasai tidak langsung oleh negara’
adalah tanah yang sudah ada sesuatu hak di atasnya, misalnya sudah ada hak
miliknya, hak guna usaha, hak guna bangunan, dan sebagainya.
3. Hak-Hak atas Tanah
Macam-macam hak tanah menurut UUPA adalah:
a. Hak milik
b. Hak guna usaha
c. Hak guna bangunan
d. Hak pakai
e. Hak sewa
f. Hak membuka tanah
g. Hak memungut hasil hutan
h. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut
4. Konversi Tanah
Konversi hak atas tanah ialah perubahan hak-hak atas tanah yang lama ke hak-
hak atas tanah sesuai dengan ketentuan dalam UUPA. Menurut UUPA semua hak-
hak atas tanah yang didasarkan pada peraturan sebelum adanya UUPA maka
terkena ketentuan acara konversi.
5. Tanah dalam UUPA
Sebagian besar struktur kehidupan masyarakat Indonesia termasuk
perekonomiannya bergerak di bidang agraria, maka fungsi bumi (tanah), air, dan
ruang angkasa serta semua yang terkandung di dalamnya amatlah penting sebagai
sarana pokok dalam pembangunan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Dalam pasal 1 ayat 1 dinyatakan seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan
tanah air dari seluruh rakyat Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia.
Dalam ayat 2-nya dinyatakan seluruh bumi air dan ruang angkasa termasuk
kekayaan alam yang terkandung di dalam wilayah Republik Indonesia sebagai
karunia Tuhan yang Maha Esa adalah bumi air dan ruang angkasa bangsa Indonesia
yang merupakan kekayaan nasional
Dalam pasal 4 ayat 1 dijelaskan bahwa atas dasar hak menguasai dari negara
ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi yang disebut tanah
yang dapat diberikan dan dipunyai oleh orang-orang baik sendiri-sendiri maupun
bersama-sama dengan orang lain serta badan hukum
Dalam pengertian tersebut jelas antara pengertian bumi di satu pihak dan air di
lain pihak ada perbedaan di situ dengan tanah dimaksudkan lapisan atau permukaan
bumi yang terbatas.
Hak menguasai tanah oleh negara seperti yang dimaksudkan dalam pasal 4
dapat diartikan memberikan wewenang kepada negara untuk:
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan, dan
pemeliharaan tanah.
b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang dan
tanah.
c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang
perbuatan perbuatan hukum yang mengenai tanah

B. Asas-Asas Hukum Agraria


Di dalam undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria
yang dikenal dengan UUPA memuat beberapa asas pokok sebagai berikut:

1. Asas kenasionalan, asas ini tecermin dalam ketentuan Pasal 1 UUPA yang menentukan:
“bahwa seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari seluruh rakyat
Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia.”
2. Asas kekuasaan negara, asas ini tecermin dalam ketentuan Pasal 2 ayat (1), (2), dan (3)
UUPA yaitu antara lain dikatakan: “bahwa negara tidak perlu dan tidak pada tempatnya
sebagai pemilik tanah, negara sebagai organisasi kekuasaan dari seluruh rakyat
(bangsa) pada tingkatan yang tertinggi untuk mencapai sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat Indonesia.”
3. Asas pengakuan terhadap hak ulayat, asas ini tecermin di dalam ketentuan Pasal 3
UUPA yang menentukan: “bahwa hak ulayat dari ketentuan-ketentuan hukum adat
akan menundukkan hak pada tempat yang sewajarnya dengan syarat, bahwa hak ulayat
tersebut sepanjang kenyataannya masih ada Dan harus sesuai dengan kepentingan
nasional dan negara serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan lain yang lebih tinggi.”
4. Asas semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial, asas ini tecermin dalam ketentuan
Pasal 6 UUPA yang menentukan: “bahwa semua hak atas tanah berfungsi sosial”. Dari
ketentuan ini bahwa hak atas tanah apapun yang ada pada seseorang tidaklah dapat
dibenarkan. Misalnya, penggunaan tanah untuk kepentingan pribadi yang menimbulkan
kerugian bagi masyarakat. Penggunaan tanah harus sesuai dengan keadaannya dan sifat
dari haknya sehingga bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan negara.
5. Asas kebangsaan, asas ini tecermin dalam ketentuan Pasal 21 ayat (1) dinyatakan:
“bahwa hanya warga negara Indonesia saja yang dapat mempunyai hak milik atas
tanah.” Selanjutnya dalam Pasal 26 ayat (2) dinyatakan bahwa perpindahan hak milik
kepada orang asing dilarang namun kepada orang asing tersebut dapat mempunyai
tanah dengan hak pakai (Pasal 42)
6. Asas persamaan hak, asas ini tecermin dalam pasal 9 ayat (2) UUPA. dalam UUPA
tidak membedakan antara hak kaum pria dan wanita. Pasal 9 ayat (2) menyatakan:
“bahwa tiap-tiap warga negara Indonesia baik pria maupun wanita mempunyai
kesempatan untuk memperoleh sesuatu hak atas tanah serta untuk mendapat manfaat
dan hasilnya baik bagi diri sendiri maupun keluarganya”.
7. Asas perlindungan bagi golongan warga negara yang lemah, diatur dalam beberapa
ketentuan antara lain:
a. Dalam Pasal 11 ayat (1) mengenai hubungan hukum antara orang/badan hukum
dengan bumi, air, dan ruang angkasa serta wewenangnya agar dicegah penguasaan
atas penghidupan dan pekerjaan orang lain yang melampaui batas. Sedangkan
dalam ayat (3) jelas dinyatakan adanya perlindungan terhadap kepentingan
golongan yang ekonominya rendah.
b. Dalam Pasal 13 dinyatakan bahwa usaha-usaha yang bersifat monopoli dalam
lapangan agraria hanya dapat dilakukan oleh pemerintah dan berdasarkan undang-
undang
8. Asas bahwa tanah pertanian harus dikerjakan atau diusahakan secara aktif oleh
pemiliknya sendiri, asas ini tercermin dalam ketentuan Pasal 17 UUPA ditentukan batas
minimum dan maksimum kepemilikan atau penguasaan tanah pertanian. Ketentuan ini
dijabarkan lagi dalam aturan pelaksanaannya yaitu UU Nomor 56 tahun 1960.
Ketentuan-ketentuan tersebut bertujuan dalam rangka mencapai maksud dari asas
tersebut.
9. Asas perencanaan, asas mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan bangsa dan negara
maka diatur dalam Pasal 14 yaitu diperlukan adanya rencana mengenai peruntukan,
penggunaan, dan persediaan bumi, air, dan ruang angkasa untuk berbagai kepentingan
hidup rakyat dan negara.

C. Hak-Hak atas Tanah


Hak-hak atas tanah menurut Pasal 16 ayat (1) UUPA, hak-hak tanah yang dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) ialah:

a. Hak milik, hak untuk melakukan atau memakai bidang tanah yang bersangkutan untuk
kepentingan apapun. Bukan hanya bersifat kepemilikan, tetapi juga sifat psikologis-
emosional. Hak ini hanya untuk orang dengan kewarganegaraan tunggal Indonesia.
Tanah dengan hak milik adalah satu-satunya tanah yang dapat diwakafkan, hak milik
adalah hak atas tanah yang terkuat dan terpenuh.
b. Hak guna-usaha, hak untuk mengusahakan langsung tanah yang dikuasai negara untuk
usaha, baik di bidang pertanian, perikanan, maupun peternakan.
c. Hak guna-bangunan, berdasarkan Pasal 35 UUPA hak guna bangunan adalah hak untuk
mempunyai maupun mendirikan bangunan di atas tanah dalam jangka waktu tertentu
yang mana bangunan di atas tanah tersebut bukan miliknya sendiri.
d. Hak pakai, hak pakai menurut Pasal 41 ayat (1) adalah hak untuk menggunakan dan
memungut hasil dari suatu tanah yang langsung dikuasai oleh beberapa negara atau
tanah milik orang lain.
e. Hak sewa, seseorang atau badan hukum mempunyai hak sew ajika ia berhak
mempergunakan tanah milik orang lain untuk keperluan bangunan, dengan membayar
kepada pemiliknya sejumlah uang sebagai sewa.
f. Hak membuka tanah, diatur dalam Peraturan pemerintah.
g. Hak memungut-hasil hutan, diatur dalam Peraturan Pemerintah, dengan
mempergunakan hak memungut hasil hutan secara sah tidak dengan sendirinya
diperoleh hak milik atas tanah itu.
h. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut di atas yang akan ditetapkan
dengan Undang-Undang serta hak-hak yang sifatnya sementara sebagaimana yang
disebutkan dalam pasal 53.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum agraria adalah keseluruhan kaidah-kaidah hukum, baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis yang mengatur agraria.4 Bumi, air, dan kekayaan yang terkandung di dalamnya
termasuk ke dalam pengertian agraria, bahkan dalam batas-batas yang ditentukan juga di ruang
angkasa ini merujuk pada UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria) Pasal 1 Ayat (2).

Hukum Agraria di Indonesia disahkan pada tanggal 24 September 1960 di dalam Undang-
Undang No. 5 Tahun 1960 tentang peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dengan Lembar
Negara (LN) Tahun 1960 No. 104 yang merupakan bagian dari Hukum Administrasi Negara
(HAN). Yang termasuk ke dalam pembahasan hukum agraria adalah: hukum tanah, hukum air,
hukum pertambangan, hukum perikanan, hukum penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur
dalam ruang angkasa.
Asas-asas dalam hukum agraria adalah asas kenasionalan, asas kekuasaan negara, asas
pengakuan terhadap hak ulayat, asas semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial, asas
kebangsaan, asas persamaan hak, asas perlindungan bagi golongan warga negara yang lemah,
asas tanah pertanian harus dikerjakan atau diusahakan secara aktif oleh pemiliknya sendiri, dan
asas perencanaan
Macam-macam hak tanah menurut UUPA adalah: hak milik, hak guna usaha, hak guna
bangunan, hak pakai, hak sewa, hak membuka tanah, hak memungut hasil hutan, dan hak-hak
lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut.

4
C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), hlm. 318
DAFTAR PUSTAKA

Arba, H. (2019). Hukum Agraria Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.


Kansil, C. (1986). Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Ramadhani, R. (2018). Buku Ajar Hukum Agraria (Suatu Pengantar). Medan: UMSU Press.

Anda mungkin juga menyukai