Disampaikan oleh:
ABDUL WAHID, S.H.I., M.Kn.
Menurut UUPA, agrarian meliputi bumi, air, dan ruang angkasa, termasuk
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Pengertian Hukum Agraria dalam UUPA bukan hanya satu
perangkat bidang hukum, melainkan suatu kelompok berbagai
bidang hukum, yang masing-masing mengatur hak penguasaan
atas sumber-sumber daya alam tertentu yang termasuk pengertian
‘agraria’ sebagai yang diuraikan dalam UUPA.
HUKUM TANAH
LANJUTAN . . .
HPAT & UURA HUKUM AIR
HUKUM HUKUM
PERIKANAN PERTAMBANGAN
Semua bagian dari kelompok hukum agraria itu
adalah hukum yang mengatur hak-hak
penguasaan atas berbagai sumberdaya agraria,
bukan yang mengatur tentang pengelolaan,
LANJUTAN . . . termasuk penatagunaan atas sumberdaya
agraria. Bagi penulis, kelompok hukum yang
mengatur pengelolaan berbagai sumberdaya
agraria itu tunduk pada pengaturan Hukum
Lingkungan.
Hukum agraria dalam arti sempit → tanah
LANJUTAN . . Hukum agraria dalam arti luas → meliputi
bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam
yang terkandung didalamnya.
Keseluruhan kaidah-kaidah hukum, baik yang
Soedikno tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur
agrarian.
Mertokusumo
Kaidah hukum yang tertulis adalah hukum Agraria dalam
bentuk hukum Undangundang dan peraturan-peraturan
yang tertulis lainnya yang dibuat oleh negara Kaidah
Hukum yang tidak tertulis adalah hukum agraria dalam
bentuk Hukum adat Agraria yang dibuat oleh masyarakat
Bachsan adat setempat dan yang pertumbuhan, perkembangan
Mustofa serta berlakunya dipertahankan oleh masyarakat adat yang
bersangkutan.
1. Bahwa tanah harus dikelola dengan sebaik-baiknya untuk
kepentingan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
sesuai dengan perkembangan peradaban dan budaya bangsa
Indonesia.
2. Pengelolaan tanah harus didasarkan kepada pengaturan hukum
yang mampu mempersatukan bangsa Indonesia yang terdiri
atas berbagai latar belakang budaya dan adat istiadat bangsa
Indonesia yang bersifat komunal religius.
3. Untuk itu pengaturan pengelolaan tanah harus sejalan dengan
LANDASAN nilai-nilai demokrasi, termasuk demokrasi ekonomi, yakni
dengan mengakomodasi kepentingan seluruh suku bangsa
FILOSOFIS yang ada.
4. Tanah sebagai sumber daya modal dan sumber daya sosial
dapat dijadikan sebagai sumber kesejahteraan dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
5. Pengaturan di bidang pertanahan juga harus mendukung
terwujudnya tujuan nasional negara sebagaimana tercantum di
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945).
6. Hukum pertanahan Indonesia harus senantiasa berorientasi
kepada kepentingan bangsa dalam rangka melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
7. Perlindungan kepentingan setiap bangsa Indonesia atas tanah
dimaksudkan untuk memajukan kesejahteraan seluruh rakyat
pada umumnya, sehingga kehidupan bangsa Indonesia menjadi
lebih cerdas.
8. Hukum pertanahan Indonesia juga harus mampu menjadi
LANJUTAN . . . instrumen untuk membina hubungan baik dengan negara-
negara asing, sehingga Indonesia dapat ikut serta dalam
menjaga ketertiban dunia.
9. Undang-Undang Pertanahan juga harus menjamin kepentingan
dunia Internasional atas tanah di Indonesia. Hanya saja harus
diingat bahwa kepentingan bangsa Indonesia atas tanah harus
lebih diutamakan daripada kepentingan orang asing.
PASAL 33 AYAT (3) UUD 1945: