Anda di halaman 1dari 22

Hukum Agraria

Oleh :
Endah Widyastuti
Pengertian Agraria
Dalam Bahasa Umum
 Agraria secara harfiah berasal dari bahasa latin yaitu
“Ager” berarti tanah atau sebidang tanah.
 Kata ager menurunkan kata sifat agrarius yang berarti
“dari atau mengenal perladangan, mengenai persawahan,
pertanian”
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “agraria” berarti
urusan pertanian atau tanah pertanian, juga urusan
pemilikan tanah
Maka sebutan “agraria” diartikan tanah dan dihubungkan
dengan usaha pertanian.
Pengertian Agraria
Di lingkungan Administrasi Pemerintahan
 sebutan “agraria” dipakai dalam arti tanah, baik tanah
pertanian maupun non-pertanian.
 Hukum Agraria di lingkungan Administrasi
Pemerintahan dibatasi pada perangkat peraturan
perundang-undangan yang memberikan landasan
hukum bagi Penguasa dalam melaksanakan
kebijakannya di bidang pertanahan.
Maka perangkat hukum tersebut merupakan bagian dari
Hukum Administrasi Negara
Pengertian Agraria
Dalam UUPA
 pengertian “agraria” dan Hukum Agraria dipakai
dalam arti yang sangat luas, meliputi bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
 Dalam Pasal 48, bahkan meliputi juga ruang angkasa,
yaitu ruang di atas bumi dan air yang mengandung
tenaga dan unsur-unsur yang dapat digunakan untuk
usaha-usaha memelihara dan memperkembangkan
kesuburan bumi, air serta kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dan hal-hal lainnya yang
bersangkutan dengan itu.
Pengertian Agraria
Pengertian bumi meliputi:
 Permukaan bumi (yang disebut tanah)
 tubuh bumi di bawahnya
 serta yang berada di bawah air
(Pasal 1 ayat 4 UUPA)
Dengan demikian pengertian “tanah” meliputi permukaan bumi
yang ada di daratan dan permukaan bumi yang berada di bawah
air, termasuk air laut.
Pengertian air meliputi:
 perairan pedalaman, seperti sungai, danau rawa
 laut wilayah/teritorial Indonesia
(Pasal 1 ayat 5 UUPA)
Pengertian Agraria
Pengertian Kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya meliputi:
 Yang terkandung di dalam bumi, disebut bahan-bahan
galian, yaitu unsur-unsur kimia, mineral-mineral,
bijih-bijih dan segala macam batuan, termasuk
batuan-batuan mulia yang merupakan endapan-
endapan alam.
 Yang terkandung di dalam air, adalah ikan dan lain-
lain kekayaan alam yang berada di dalam perairan
pedalaman dan laut wilayah Indonesia.
Pengertian Hukum Agraria
Dalam UUPA
Hukum Agraria merupakan suatu
kelompok berbagai bidang hukum, yang
masing-masing mengatur hak-hak
penguasaan atas sumber-sumber daya
alam tertentu yang termasuk dalam
pengertian “agraria”.
Pengertian Hukum Agraria
 Dalam arti luas
adalah seperangkat hukum yang mengatur hak
penguasaan atas sumber-sumber alam yang meliputi
bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya termasuk ruang angkasa;
 Dalam arti sempit (Hukum Tanah)
adalah hukum yang mengatur penguasaan atas
permukaan tanah.
Pengertian Hukum Agraria
ASPEK LUAS SEMPIT

PENGERTIAN Seperangkat hukum yang Seperangkat hukum yang


mengatur Hak Penguasaan mengatur Hak Penguasaan
atas Sumber Alam atas Tanah

OBYEK Hak Penguasaan atas Hak Penguasaan Atas


Sumber-sumber Alam Tanah

RUANG LINGKUP - Hukum Tanah Hukum Tanah


- Hukum Air
- Hukum Perikanan
- Hukum Kehutanan
- Hukum atas Tenaga dan
Unsur-unsur dalam
Ruang Angkasa (bukan
Space Law)
Pengertian Hukum Agraria
Menurut Subekti/Tjitrosoedibjo
Hukum Agraria adalah keseluruhan daripada ketentuan-
ketentuan hukum, baik hukum perdata maupun HTN
maupun pula hukum TUN yang mengatur hubungan-
hubungan antara orang termasuk badan hukum, dengan
bumi, air dan ruang angkasa dalam seluruh wilayah
negara dan mengatur pula wewenang-wewenang yang
bersumber pada hubungan-hubungan tersebut.
Ruang Lingkup Hukum Agraria
 Hukum Agraria (konteks UUPA)
mempunyai pengertian dan cakupan
yang sangat luas
 Hukum Agraria (bukan satu
perangkat bidang hukum saja), tetapi
merupakan berbagai bidang hukum
(mengatur hak-hak pengusaan atas
SDA dan sumber daya agraria)
Ruang Lingkup Hukum Agraria
Kelompok tersebut terdiri dari:
1. Hukum Tanah, yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah,
dalam arti permukaan bumi
2. Hukum Air, yang mengatur hak-hak penguasaan atas air
3. Hukum Pertambangan, yang mengatur hak-hak penguasaan atas
bahan-bahan galian yang dimaksud oleh UU Pokok Pertambangan
4. Hukum Perikanan, yang mengatur hak-hak penguasaan atas
kekayaan alam yang terkandung di dalam air
5. Hukum Penguasaan atas Tenaga dan Unsur unsur dalam Ruang
Angkasa (bukan ”space Law”), yang mengatur hak-hak
penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam ruang angkasa yang
dimaksud oleh Pasal 48 UUPA.
Dasar hukum agraria
Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
(UUPA)
Pasal 33 ayat (3) UUD 1945
“ Bumi, air dan kekayaan alam yg
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat (hak menguasai negara)
Tujuan hukum agraria
Tujuan daripada hukum agraria itu sendiri adalah :
1. Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum
agraria nasional yang merupakan alat untuk
membawa kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan
bagi negara dan rakyat terutama rakyat tani dalam
rangka masyarakat adil dan makmur
2. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan
dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan
3. Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian
hukum mengenai hal-hal atas tanah bagi rakyat
seluruhnya.
Asas-asas hukum agraria
Asas nasionalisme, yaitu suatu asas yang menyatakan bahwa
hanya WNI yang mempunyai hak milik atas tanah atau yg
boleh mempunyai hubungan dengan bumi dan ruang angkasa
dengan tidak membedakan antara laki-laki dengan wanita
serta sesama warga negara baik asli maupun keturunan.
Asas dikuasai oleh negara, yaitu bumi, air dan ruang angkasa
termasuk kekayaan alam yg terkandung di dalamnya pada
tingkat tertinggi dikuasai oleh negara sebagai organisasi
kekuasaan seluruh rakyat ( pasal 2 ayat (1) UUPA).
Asas hukum adat yang disaneer,yaitu bahwa hukum adat yg
digunakan sebagai dasar hukum agraria adalah hukum adat
yang sudah dibersihkan dari segi2 negatifnya.
Asas fungsi sosial, yaitu suatu asas yang menyatakan
bahwa penggunaan tanah tidak boleh bertentangan
dengan hak-hak orang lain, dan kepentingan umum,
kesusilaan serta keagamaan (pasal 6 UUPA).
Asas kebangsaan, yaitu suatu asas yang menyatakan
bahwa setiap WNI baik asli maupun keturunan berhak
memiliki hak atas tanah.
Asas non diskriminasi, yaitu asas yang melandasi
hukum agraria (UUPA). UUPA tidak membedakanan
antara WNI asli ataupun keturunan, WNI memiliki hak
atas tanah.
Asas gotong royong, yaitu segala usaha bersama dalam
lapangan agraria didasarkan atas kepentingan bersama
dalam rangka kepentingan nasional dalam bentuk
koperasi atau dalam bentuk gotong royong lainnya,
negara dapat bersama-sama dengan pihak lain
menyelenggarakan usaha bersama dalam lapangan
agraria.
Asas unifikasi, hukum agraria disatukan bersama
dalam satu undang-undang yang diberlakukan bagi
seluruh WNI yaitu UUPA
Hak Menguasai Negara
Negara sebagai organisasi kekuasaan dari bangsa
Indonesia menguasai bumi, air, dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dan ruang angkasa pada
tingkatan tertinggi mempunyai wewenang :
1. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
penggunaan, persediaan dan pemeliharaannya
2. Menentukan dan mengatur hak-hak yang dapat di
punyai atas bagian dari bumi, air dan ruang angkasa
3. Menetukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum
antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum
yang mengenai bumi, air, dan ruang angkasa
Asas Pemisahan Horizontal
Asas pemisahan horizontal, yaitu suatu asas yang
memisahkan antara pemilikan hak atas tanah dengan
benda-benda atau bangunan-bangunan yang ada
diatasnya. Asas ini merupakan kebalikan dari asas
vertical atau asas pelekatan yaitu suatu asas yang
menyatakan bahwa segala apa yang melekat pada
suatu benda atau yang merupakan satu tubuh dengan
kebendaan itu dianggap menjadi satu dengan benda
itu.
Hak pemisahan horizontal
Dalam ketentuan hukum Indonesia tanah memiliki hubungan
yang terpisah dengan bangunan, yang dikenal dengan asas
pemisahan horizontal.
Hal ini menetukan bahwa pemilik tanah tidak dengan sendirinya
menjadi pemilik bangunan yang didirikan diatas tanah tersebut
Suatu bangunan dapat saja di bangun diatas tanah orang lain,
biasanya sesuai dengan perjanjian yang dibuat antara pemilik
tanah dengan pemilik bangunan
Asas pemisahan horizontal membuat pemilik tanah dapat berbeda
dengan pemilik bangunan. Konsekuensi dari hal ini adalah bahwa
pemilik tanah dapat dialihkan kepada pihak lain tanpa diikuti oleh
peralihan pemilikan bangunan demikian pula sebaliknya.
Jenis-jenis hak atas tanah
Hak atas tanah
 Hak milik
 Hak guna usaha (ut usaha pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan)
 Hak guna bangunan ( ut mendirikan bangunan, perumahan perkantoran dll)
 Hak pakai (ut keperluan intansi pemerintah, keperluan khusus, dll)
 Hak sewa
 Hak membukatanah
 Hak memungut hasil hutan
• Hak atas air dan ruang angkasa
 Hak guna air
 Hak pemeliharaan dan penangkapan ikan
 Hak guna ruang angkasa
Sekian dan
Terimakasih….

Anda mungkin juga menyukai