Anda di halaman 1dari 5

HUKUM AGRARIA

Disusun oleh:

I Putu Gede Angga Wiliana Putra

2104551043

B (Reguler Pagi)

Fakultas Hukum

Universitas Udayana

2022/2023
Soal

1. Apa itu Hukum Agraria dan Hukum Tanah?


2. Apakah Hukum Agraria sama dengan Hukum Tanah?

Jawaban

Pengertian Hukum Agraria

Hukum Agraria dalam ilmu hukum sebenarnya memiliki pengertian yang lebih luas.
Dalam bahasa latin, agraria yang sering di sebut dengan ager mempunyai arti tanah atau
sebidang tanah. Dalam bahasa latin pula kata agrarius berarti persawahan atau perladangan atau
bisa juga pertanian. Jika kita buka dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa
“Agraria” berarti urusan pertanahan dan atau tanah pertanahan serta urusan pemilikan atas tanah.
Sedang dalam bahasa inggris istilah agraria atau sering disebut dengan “agrarian” yang berarti
tanah dan sering dihubungkan dengan berbagai usaha pertanian.1

Menurut subekti; hukum agraria adalah keseluruhan ketentuanketentuan hukum, baik


hukum perdata, maupun hukum tata negara maupun pula hukum tata usaha negara yang
mengatur hubungan-hubungan antara orang termasuk badan hukum, dengan bumi, air, dan ruang
angkasa dalam seluruh wilayah negara dan mengatur pula wewenang-wewenang yang bersumber
pada hubungan hubungan tertentu.2

Menurut Soedikno dan R. Tjitrosoedibio, hukum agrarian (Agrarisch recht), adalah


keseluruhan dari ketentuan-ketentuan hukum, baik Hukum Perdata maupun Hukum Tata Negara
(Staatsrecht) maupun pula Hukum Tata Usaha Negara (Administratifrecht) yang mengatur
hubungan antara orang termasuk badan hukum dengan bumi, air, dan ruang angkasa dalam
seluruh wilayah negara dan mengatur pula wewenang-wewenang yang bersumber pada
hubungan-hubungan tersebut. Boedi Harsono menyatakan hukum agraria bukan hanya
merupakan satu perangkat bidang hukum. Hukum agraria merupakan satu kelompok berbagai
bidang hukum yang masing-masing mengatur hak-hak penguasaan atas sumber-sumber daya

1
H. Ali Achmad Chomzah, Hukum Agraria (Pertanahan Indonesia) Jilid 1, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2004 Hlm. 2.
2
Boedi Harsono, hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria, Isi dan
Pelaksanaanya, (Jakarta: Djambatan, 2005), hlm. 5
alam tertentu yang termasuk pengertian agraria. Kelompok berbagai bidang hukum tersebut
terdiri atas :

a. Hukum Tanah yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah dalam arti permukaan bumi.

b. Hukum Air, yang mengatur hak-hak penguasaan air.

c. Hukum Pertambangan, yang mengatur hak-hak penguasaan atas bahanbahan galian yang
dimaksud oleh Undang-Undang pokok pertambangan.

d. Hukum Perikanan, yang mengatur hak-hak penguasaan atas kekayaan alam yang terkandung
didalam air.

e. Hukum Penguasaan Atas Tenaga dan Unsur-unsur dalam ruang angkasa, mengatur hak-hak
penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam ruang angkasa yang dimaksudkan oleh pasal 48
UUPA3.

Dapat disimpulkan bahwa Hukum agraria merupakan salah satu hukum yang digunakan
untuk mengatur penggunaan dan pemanfaatan hasil dari alam. Dalam UUPA (Undang-undang
Pokok Agraria) di jelaskan pengertian agraria meliputi bumi, air, dan ruang angkasa serta
kekayaan alam yang tergantung di dalamnya (pasal 1 ayat 2). Sementara itu perngertian bumi
meliputi permukaan bumi (yang di sebut tanah), tubuh bumi di bawahnya serta yang berada
dibawah air (pasal 1 ayat 4) jo. Pasal 4 ayat 1.4

Pengertian Hukum Tanah

Dalam ruang lingkup agraria, tanah merupakan bagian dari bumi, yang disebut
permukaan bumi.Tanah yang dimaksud di sini bukan mengatur tanah dalam segala aspeknya,
melainkan hanya mengatur salah satu aspeknya, yaitu tanah dalam pengertian yuridis yang
disebut hak. Tanah sebagai bagian dari bumi disebut dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA, yaitu “Atas
dasar hak menguasai dari negara sebagai yang dimaksud dalam Pasal 2 ditentukan adanya
macam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang dapat diberikan kepada dan
dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain serta
badan-badan hukum”. Dengan demikian jelaslah bahwa tanah dalam pengertian yuridis adalah

3
Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian Komprehensif, h.5-6
4
Supriadi, Hukum Agraria, (jakart: Sinar Grafika, 2007), h. 1
permukaan bumi, sedangkan hak atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu permukaan bumi,
yang terbatas, berdimensi dua dengan ukuran panjang dan lebar.5

Tanah yang dimaksud disini adalah hanya mengatur tentang haknya saja, yaitu hak atas
tanah tersebut yang sesuai dengan Undang- Undang Pokok Agraria Pasal 4 ayat (1). Dimana
hak-hak atas tanah/hak atas permukaan bumi terdiri dari beberapa macam, yang dapat didapat
dimiliki dan dikuasai oleh seseorang atau lebih dan badan-badan hukum.

Effendi Perangin menyatakan bahwa Hukum Tanah adalah keseluruhan peraturan-


peratuuran hukum baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur hak-hak penguasaan
atas tanah yang merupakan lembaga-lembaga hukum dan hubungan-hubungan hukum yang
konkret.

Atas pernyataan dari Effendi Peranginan diatas, dapat disimpulkan bahwa hukum tanah
ialah himpunan peraturan-peraturan yang tertulis atau tidak tertulis serta mengatur tentang hak-
hak Penguasaan atas tanah. Dan yang menjadi objek Hukum Tanah adalah hak penguasaan atas
tanah yang dibagi menjadi 2 (dua), yaitu:

a. Hak penguasaan atas tanah sebagai lembaga hukum; dan

b. Hak penguasaan atas tanah sebagai hubungan hukum yang konkret.

Ketentuan-ketentuan Hukum Tanah yang tertulis bersumber pada UUPA dan peraturan
pelaksanaannya yang secara khusus berkaitan dengan tanah sebagai sumber hukum utamanya,
sedangkan ketentuan- ketentuan Hukum Tanah yang tidak tertulis bersumber pada Hukum Adat
tentang tanah dan yurisprudensi tentang tanah sebagai sumber hukum pelengkapnya.

Hubungan Hukum Agraria dengan Hukum Tanah

Hukum Agraria dan Hukum Tanah mempunyai sifat yang sama yakni samasama
mengatur tentang hak penguasaan (tenure) yakni hak untuk berbuat sesuatu. Perbedaan hanya
berada pada lingkup objek yang diaturnya itu. Hukum Agraria mengatur hak penguasaan atas
bumi, air, dan ruang angkasa yang terkandung di dalamnya; sedangkan Hukum Tanah mengatur
Hak Penguasaan Atas Tanah (HPAT).

DAFTAR PUSTAKA
5
Urip Santoso, Hukum Agraria, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 9-10.
H. Ali Achmad Chomzah. 2004. Hukum Agraria (Pertanahan Indonesia) Jilid 1. Jakarta: Prestasi
Pustaka.

Boedi Harsono. 2005. Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok
Agraria, Isi dan Pelaksanaanya. Jakarta: Djambatan.

Muwahid. (2016). Pokok-Pokok Hukum Agraria di Indonesia. Surabaya: UIN Sunan Ampel
Press.

Isnaini. 2012. Diktat Hukum Agraria, Fakultas Hukum Univertas Medan Area.

Anda mungkin juga menyukai