Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASAS-ASAS HUKUM AGRARIA NASIONAL

Untuk memenuhi tugas mata kuliah : Hukum Agraria

Dosen pembimbing : Dwi Hastuti, MPA

Disusun oleh :

Kelompok 4

Nadifatus Zuhroh S20181129

Dwi Emira Mela Nurlayli S20181131

PROGRAM STUDI AL-AKHWAL AS-SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER


SEPTEMBER, 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan Asas-asas Hukum Agraria
Nasional.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang
maksimum, akan tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman, kemampuan
dan waktu yang kami miliki, kami meyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.

Terselesaikanya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Hukum Agraria dan teman yang telah bekerjasama untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharap kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya makalah ini sehingga
dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jember, 27 september 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
C. Tujuan Makalah................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................2

A. Asas-asas Hukum Agraria Nasional..................................................................................2

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................8

A. Kesimpulan.......................................................................................................................8
B. Saran..................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Asas-asas hukum agraria merupakan wujud dari falsafah hukum tanah yang
hidup dan berkembang pada masa hukum adat yang bersifat Komunalistik Religius. Hal
ini diperkuat dengan ketentuan pasal 1 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Pokok Agraria
(UUPA). Pada ayat 1 menyatakan bahwa “semua tanah dalam wilayah Negara Indonesia
adalah tanah bersama dari seluruh rakyat Indonesia”.

Sedangkan ayat 2 menyatakan bahwa “Seluruh bumi, air dan ruang angkasa,
termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik
Indonesia, sebagai Karunia Tuhan Yang Maha Esa, adalah bumi, air dan ruang angkasa
bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional”. Hal ini mengandung arti adanya
amanat berupa tugas untuk mengelola tanah dengan baik, bukan saja untuk generasi
sekarang, melainkan juga untuk generasi yang akan datang. Pernyataan ini menunjukkan
sifat religius, yang menegaskan bahwa tanah merupakan Karunia Tuhan Yang Maha Esa,
hal ini menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia percaya pada Tuhan Yang Maha Esa.
Selanjutnya dari falsafah/konsepsi komunalistik religius ini lahirlah beberapa asas dari
Hukum Agraria Nasional yang menjadi kaidah atau sebagai dasar, sehingga dengan
sendirinya harus menjiwai pelaksanaan dari Undang-Undang Pokok Agraria dan segenap
peraturan pelaksanaannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja asas-asas hukum agraria nasional ?
C. TUJUAN MAKALAH
Untuk mengetahui apa saja asas-asas hukum agraria nasional

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. ASAS-ASAS HUKUM AGRARIA NASIONAL

Dasar kenasionalan itu diletakkan dalam pasal 1 ayat (1), yang menyatakan,
bahwa : “Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari seluruh rakyat
Indonesia, yang bersatu sebagai bangsa Indonesia”, dan pasal 1 ayat (2) yang berbunyi
bahwa : “Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa,
adalah bumi, air dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan
nasional”1.

Ini berarti bahwa bumi, air dan ruang angkasa dalam wilayah Republik Indonesia
yang kemerdekaannya diperjuangkan oleh bangsa sebagai keseluruhan, menjadi hak pula
dari bangsa Indonesia, jadi tidak semata-mata menjadi hak dari para pemiliknya saja.
Demikian pula tanah-tanah di daerah-daerah dan pulau-pulau tidaklah semata-mata
menjadi hak rakyat asli dari daerah atau pulau yang bersangkutan saja. Dengan
pengertian demikian maka hubungan bangsa Indonesia dengan bumi, air dan ruang
angkasa Indonesia merupakan semacam hubungan hak ulayat yang diangkat pada
tingkatan yang paling atas, yaitu pada tingkatan yang mengenai seluruh wilayah Negara.
Adapun hubungan antara bangsa dan bumi, air serta ruang angkasa Indonesia itu adalah
hubungan yang bersifat abadi (pasal 1 ayat 3). Ini berarti bahwa selama rakyat Indonesia
yang bersatu sebagai bangsa Indonesia masih ada dan selama bumi, air serta ruang
angkasa Indonesia itu masih ada pula, dalam keadaan yang bagaimanapun tidak ada
sesuatu kekuasaan yang akan dapat memutuskan atau meniadakan hubungan tersebut.

Terdapat beberapa asas-asas hukum agraria nasional diantaranya yaitu :


1. Asas Kebangsaan (Pasal 1 UUPA)
1) Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari seluruh rakyat
Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia.
1
Muchsin, konflik sumber daya agraria dan upaya penegakan hukumnya,makalah, seminar pertahanan nasional
2002,pembaruan agraria STPN, yogyakarta 2002

2
2) Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dalam wilayah Republik Indonesia, sebagai karunia Tuhan Yang
Maha Esa adalah bumi, air dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakan
kekayaan nasional
3) Hubungan antara bangsa Indonesia dan bumi, air serta ruang angkasa termaksud
dalam ayat (2) pasal ini adalah hubungan yang bersifat abadi.
4) Dalam pengertian bumi, selain permukaan bumi, termasuk pula tubuh bumi
dibawahnya serta yang berada dibawah air. Dalam pengertian air termasuk baik
perairan pedalaman maupun laut wilayah Indonesia.
5) Yang dimaksud dengan ruang angkasa ialah ruang diatas bumi dan air tersebut
pada ayat (4) dan (5) pasal ini.

2. Asas Hak Menguasai Negara (pasal 2 UUPA)2


1) Atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar dan hal-hal
sebagai yang dimaksud dalam pasal 1, bumi, air dan ruang angkasa, termasuk
kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikuasai
oleh Negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh rakyat.
2) Hak menguasai dari Negara termaksud dalam ayat (1) pasal ini memberi
wewenang untuk :
a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan
pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut;
b. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang
dengan bumi, air dan ruang angkasa,
c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang
dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
3) Wewenang yang bersumber pada hak menguasai dari Negara tersebut pada ayat
(2) pasal ini digunakan untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat, dalam
arti kebahagiaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masyarakat dan Negara
hukum Indonesia yang merdeka berdaulat, adil dan makmur.

2
Boedi Harsono, 1999, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan
Pelaksanaannya, Jilid F, Djambatan, Jakarta, hlm 38

3
4) Hak menguasai dari Negara tersebut diatas pelaksanaannya dapat dikuasakan
kepada daerah-daerah Swatantra dan masyarakat-masyarakat hukum adat,
sekedar diperlukan dan tidak bertentangan dengan kepentingan nasional, menurut
ketentuan-ketentuan Peraturan Pemerintah.
3. Asas pengakuan Hak Ulayat (pasal 3 UUPA)

“Dengan mengingat ketentuan-ketentuan dalam pasal 1 dan 2 pelaksanaan hak


ulayat dan hakhak yang serupa itu dari masyarakat-masyarakat hukum adat,
sepanjang menurut kenyataannya masih ada, harus sedemikian rupa sehingga sesuai
dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa
serta tidak boleh bertentangan dengan undang-undang dan peraturan-peraturan lain
yang lebih tinggi.” Penjelasan umum mengenai hak ulayat ini diatur lebih lanjut pada
penjelasan umum nomor II/3 yakni3: Bertalian dengan hubungan antara bangsa dan
bumi serta air dan kekuasaan Negara sebagai yang disebut dalam pasal 1 dan 2 maka
di dalam pasal 3 diadakan ketentuan mengenai hak ulayat dari kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum, yang dimaksud akan mendudukan hak itu pada tempat yang
sewajarnya di dalam alam bernegara dewasa ini. Pasal 3 itu menentukan, bahwa :
“Pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa itu dari masyarakat-masyarakat
hukum adat, sepanjang menurut kenyata-annya masih ada, harus sedemikian rupa
hingga sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara, yang berdasarkan atas
persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan dengan Undang-undang dan
peraturan-peraturan lain yang lebih tinggi”.

Ketentuan ini pertama-tama berpangkal pada pengakuan adanya hak ulayat itu
dalam hukum agraria yang baru. Sebagaimana diketahui biarpun menurut
kenyataannya hak ulayat itu ada dan berlaku serta diperhatikan pula di dalam
keputusan-keputusan hakim, belum pernah hak tersebut diakui secara resmi di dalam
undang-undang, dengan akibat bahwa di dalam melaksanakan peraturan-peraturan
agraria hak ulayat itu pada zaman penjajahan dulu sering kali diabaikan. Berhubung
dengan disebutnya hak ulayat di dalam Undang-Undang Pokok Agraria, yang pada
hakekatnya berarti pula pengakuan hak itu, maka pada dasarnya hak ulayat itu akan
diperhatikan, sepanjang hak tersebut menurut kenyataannya memang masih ada pada
3
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1960/5TAHUN~1960UUPENJEL.htm diakses 27 september 2020 pukul 19:58

4
masyarakat hukum yang bersangkutan. Misalnya di dalam pemberian sesuatu hak atas
tanah (umpamanya hak guna usaha) masyarakat hukum yang bersangkutan
sebelumnya akan didengar pendapatnya dan akan diberi “recognitie”, yang memang
ia berhak menerimanya selaku pemegang hak ulayat itu.

4. Asas Hukum Agraria Nasional berdasar hukum adat (pasal 5 UUPA)

“Hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah hukum
adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan Negara, yang
berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan
peraturan-peraturan yang tercantum dalam Undang-undang ini dan dengan peraturan
perundangan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkan unsur-unsur yang
bersandar pada hukum agama”.

5. Asas Fungsi Sosial (pasal 6 UUPA)

“Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial.” Lebih lanjut memiliki
pengertian sebagaimana yang ada di penjelasan umum no II/4 yakni: hak atas tanah
apapun yang ada pada seseorang tidaklah dapat dibenarkan, bahwa tanahnya itu akan
dipergunakan (atau tidak dipergunakan) semata-mata untuk kepentingan pribadinya,
apalagi kalau hal itu menimbulkan kerugian bagi masyarakat 4. Penggunaan tanah
harus disesuaikan dengan keadaannya dan sifat daripada haknya, hingga bermanfaat
baik bagi kesejahteraan dan kebahagiaan yang mempunyainya maupun bermanfaat
pula bagi masyarakat dan Negara. Tetapi dalam pada itu ketentuan tersebut tidak
berarti, bahwa kepentingan perseorangan akan terdesak sama sekali oleh kepentingan
umum (masyarakat).

Undang-Undang Pokok Agraria memperhatikan pula kepentingan-


kepentingan perseorangan. Kepentingan masyarakat dan kepentingan perseorangan
haruslah saling mengimbangi, hingga pada akhirnya akan tercapailah tujuan pokok :
kemakmuran, keadilan dan kebahagiaan bagi rakyat seluruhnya (pasal 2 ayat 3).
Berhubung dengan fungsi sosialnya, maka adalah suatu hal yang sewajarnya bahwa
tanah itu harus dipelihara baik-baik, agar bertambah kesuburannya serta dicegah

4
https://jurnal.uns.ac.id/yustisia/article/download/8744/7830 diakses 27 september 2020 pukul 20:00

5
kerusakannya. Kewajiban memelihara tanah ini tidak saja dibebankan kepada
pemiliknya atau pemegang haknya yang bersangkutan, melainkan menjadi beban pula
dari setiap orang, badan hukum atau instansi yang mempunyai suatu hubungan
hukum dengan tanah itu (pasal 15). Dalam melaksanakan ketentuan ini akan
diperhatikan kepentingan fihak yang ekonomi lemah.

6. Asas Landreform (pasal 7, 10 dan 17 UUPA)

Landreform adalah suatu asas yang menjadi dasar dari perubahan-perubahan


dalam struktur pertanahan hampir di seluruh dunia termasuk Indonesia. Asas itu
adalah bahwa “Tanah pertanian harus dikerjakan atau diusahakan secara aktif oleh
pemiliknya sendiri”. Landreform bermaksud mengadakan suatu perubahan sistem
pemilikan dan penguasaan atas tanah yang lampau ke arah sistem pemilikan dan
penguasaan atas tanah yang baru yang disesuaikan dengan perubahan dan
perkembangan masyarakat yang sedang giat melaksanakan pembangunan ekonomi
sesuai dengan cita-cita Pasal 33 ayat (3) UUD 19455.

7. Asas Tata Guna Tanah (pasal 13, 14 dan 15 UUPA)


Mengenai asas-asas tata guna tanah biasanya dibedakan dalam 2 kelompok
yaitu asas tata guna tanah untuk daerah pedesaan (rural land use planning) dan daerah
perkotaan (urban land use planning), adanya perbedaan asas antara daerah pedesaan
dengan daerah perkotaan disebabkan adanya perbedaan mengenai titik berat
penggunaan tanah antara keduanya. Penggunaan tanah dipedesaan lebih dititik
beratkan pada kegiatan usaha-usaha pertanian, sedangkan penggunaan tanah di daerah
perkotaan lebih dititik beratkan kepada kegiatan non pertanian yaitu pemukiman,
perkantoran, pertokoan, insdustri dan lain-lainnya. Faktor lain yang menentukan
perbedaan asas adalah ciri-ciri kehidupan yang tradisional, dinamika kehidupan
masyarakat pedesaan lebih rendah jika dibandingkan dengan kehidupan masyarakat
kota yang berciri modern, disamping itu penduduk perkotaan lebih banyak dari
penduduk pedesaan.

8. Asas Kepentingan Umum (pasal 18 UUPA)

5
http://nandikaagung.blogspot.com/2015/04/asas-landreform.html diakses 27 september 2020 pukul 20:00

6
“Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan Negara serta
kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut, dengan memberi
ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur dengan Undang-undang.

9. Asas Pendaftaran Tanah (pasal 19 UUPA)


1) Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran
tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan
yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2) Pendaftaran tersebut dalam ayat (1) pasal ini meliputi:
a. pengukuran perpetaan dan pembukuan tanah;
b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak tersebut;
c. pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat.
3) Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan Negara dan
masyarakat, keperluan lalu-lintas sosial ekonomi serta kemungkinan
penyelenggaraannya, menurut pertimbangan Menteri Agraria.
4) Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang bersangkutan dengan
pendaftaran termaksud dalam ayat (1) diatas, dengan ketentuan bahwa rakyat
yang tidak mampu dibebaskan dari pembayaran biaya-biaya tersebut.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dasar kenasionalan itu diletakkan dalam pasal 1 ayat (1), yang menyatakan,
bahwa : “Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air dari seluruh rakyat
Indonesia, yang bersatu sebagai bangsa Indonesia”, dan pasal 1 ayat (2) yang berbunyi
bahwa : “Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa,
adalah bumi, air dan ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional”

Terdapat beberapa asas-asas hukum agraria nasional diantaranya yaitu :


1. Asas Kebangsaan (Pasal 1 UUPA)
2. Asas Hak Menguasai Negara (pasal 2 UUPA)
3. Asas pengakuan Hak Ulayat (pasal 3 UUPA)
4. Asas Hukum Agraria Nasional berdasar hukum adat (pasal 5 UUPA)
5. Asas Fungsi Sosial (pasal 6 UUPA)
6. Asas Landreform (pasal 7, 10 dan 17 UUPA)
7. Asas Tata Guna Tanah (pasal 13, 14 dan 15 UUPA)
8. Asas Kepentingan Umum (pasal 18 UUPA)
9. Asas Pendaftaran Tanah (pasal 19 UUPA)
B. SARAN

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan


tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok


Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jilid F, Djambatan, Jakarta 1999.

Soeprapto, Undang-undang pokok Agraria dalam peraktek, Universitas Indonesia perss, jarkarta
1986.

Muchsin, konflik sumber daya agraria dan upaya penegakan hukumnya,makalah, seminar
pertahanan nasional 2002,pembaruan agraria STPN, yogyakarta 2002

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1960/5TAHUN~1960UUPENJEL.htm diakses 27 september


2020 pukul 19:58

https://jurnal.uns.ac.id/yustisia/article/download/8744/7830 diakses 27 september 2020 pukul


20:00

http://nandikaagung.blogspot.com/2015/04/asas-landreform.html diakses 27 september 2020


pukul 20:00

Anda mungkin juga menyukai