PAREPARE
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat,
makalah ini guna melengkapi tugas yang dibebankan oleh dosen, yaitu Dosen
Pembimbing Hukum Adat di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (Stih) Amsir Parepare.
Di samping itu, saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
Adat.Di samping itu juga dapat bermanfaat untuk para pembaca guna
kekurangan makalah ini, karena kami tahu makalah yang kami buat ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap kritikan, saran, dan
Penulis
i
Daftar Isi
Sampul
Kata pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi.....................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang................................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................
C. Tujuan penulisan............................................................................................
BAB II Pembahasan
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
Daftar pustaka............................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
nya.Keunikan itu juga terletak pada Hukum Adat yang menjadi salah satu sumber
Hukum di Indonesia.
Jika bertanya apa itu Hukum adat,Hukum Adat ialah kaidah-kaidah, ketentuan-
ketentuan dan peraturan-peraturan yang tidak tertulis(Ius non scriptum) yang mengatur
ketertiban di suatu masyrakat adat yang telah disepakati dalam sebuah mufakat.
Tetapi istilah Hukum adat pertama kali di perkenal kan oleh Prof.Dr.Christian
yang kemudian diikuti oleh Prof.Mr.Cornelis Van Vollen Hoven dalam bukunya yang
Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas Hak Tanah dalam masyarakat
Hukum Adat atau Hak ulayat yang didalam nya akan di bahas dalam rumusan masalah
B. Rumusan masalah
1
C. Tujuan
1. agar mengetahui dan memahami bagaimana Eksistensis Hak Ulayat Tanah Hukum
Adat
2. agar mengetahui dan memahami bagaimana Hak persekutuan dan perorangan Hak
ulayat Adat
2
BAB II
PENDAHULUAN
Hak ulayat Tanah Adat adalah nama yang diberikan oleh undang-undang
dan para ahli hukum pada lembaga hukum dan hubungan hukum antara
suatu masyarakat hukum adat tertentu dengan suatu wilayah tertentu, yang
lembaga tersebut. Dalam hukum adat yang dikenal adalah sebutan tanahnya
wewenang dan kewajiban suatu masyarakat hukum adat tertentu atas suatu
hak ulayat adalah persekutuan yang dipunyai oleh masyarakat adat tertentu
atas suatu wilayah tertentu yang merupakan lingkungan hidup para warganya,
yang meliputi hak untuk memanfaatkan tanah,hutan, dan air serta isinya
3
Hukum tanah nasional mengakui adanya hak ulayat sebagaimana
oleh UUPA merupakan hal yang wajar, karena hak ulayat beserta
bahwa hak ulayat itu diakui dengan pembatasan tertentu, yakni mengenai
4
menurut Ter Haar, mencakup luas kewenangan masyarakat hukum adat
hubungan hukum dengan tanahnya saja. Hak ulayat sebagai istilah teknis
mengatur tanah seisinya dengan daya laku kedalam maupun keluar .Hak
ulayat itu sendiri bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat hukum
adat. Sehubungan dengan kedudukan tanah dalam hukum adat, ada dua
dalam hukum adat, yaitu karena “sifat” dan “faktor” dari tanah itu sendiri.
karena dilanda banjir, tanah setelah air surut menjadi lebih subur. Dengan
adanya hukum tanah dalam hukum adat kemudian timbulah hak-hak yang
berkenaan dengan tanah tersebut yang dalam hukum adat dibagi dua
5
Hak persekutuan atas tanah adalah hak persekutuan (hak masyarakat
umum) dalam hukum adat terhadap tanah tersebut; misalnya hak untuk
hidup di atas tanah itu.Hak atas tanah ini disebut juga “hak ulayat” atau
“beschikkingkring” .
hukum geneologis hak ulayat ini tidak ada. Di banyak tempat tanah menjadi
tidak hanya antara individu yang bersangkutan saja, tetapi juga antara
adanya hak bersama para anggota masyarakat hukum adat atas tanah,
6
kekuatan gaib atau peninggalan nenek moyang kepada kelompok yang
juga oleh hak persekutuan dengan teori yang disebutnya teori bola.
Menurut teori ini, hubungan antara hak persekutuan dan hak individual
adalah bersifat timbal balik, yang berarti semakin kuat hak individu atas
sebidang tanah, semakin lemah hak persekutuan atas tanah itu dan
pimpinan ulayat, obyek dari hak ulayat, batas wilayah hak ulayat dan
ulayat berlapis satu dan hak ulayat berlapis dua.Hak ulayat berlapis satu
memiliki daya laku kedalam dan daya laku keluar. Daya laku kedalam
memberi arti bahwa hak ulayat ini menjamin kehidupan dari para
berhak untuk mengambil hasil dari tanah, dan binatang serta tumbuhan
Dalam hak ulayat yang berdaya laku kedalam menentukan juga bahwa
7
terhadap sebidang tanah ataupun pohon yang ada di atasnya, maka orang
itu pada prinsipnya telah memiliki hubungan dengan tanah atau pohon
persekutuan masih tetap meliputi hak perseorangan tadi telah hilang atau
hapus, maka hak dari anggota persekutuan yang lain terhadap obyek tadi
atas sebidang tanah atau pohon itu misalnya, haruslah terlebih dahulu
memberi tanda pada tanah atau pohon tersebut. Apabila sebidang tanah
telah memiliki tanda, maka orang lain tidak boleh mengambilnya. Dengan
tanah tersebut.
dengan tanah yang dihadiahkan oleh raja zaman dahulu kala kepada
8
“dusun dari raja” dan di Bali disebut “bukti” Berlakunya hak ulayat kedalam
Daya laku keluar, hak ulayat memberi arti bahwa hak ulayat dapat juga
yang dilakukan oleh siapapun, baik oleh anggota persekutuan maupun oleh
Menurut Djaren Saragih, dapat disimpulkan bahwa isi dari hak ulayat
terdiri dari:
9
Apabila anggota-anggota ulayat mengadakan hubungan hukum dengan
tanah tersebut atau dengan isi tanah ulayat, maka dengan sendirinya
ulayat seperti yang juga telah dijelaskan di atas. Hubungan tertentu ini
dapat berupa hak-hak atas tanah, jika yang mengadakan hubungan hukum
atas tanah itu. Hak-hak perseorangan yang diberikan atas tanah ataupun
a) Hak sewa.
d) Hak terdahulu.
g) Hak pakai.
h) Hak gadai
Menurut Budi Harsono dalam (Urip Santoso 2005: 80), hak masyarakat
10
b) Masih adanya wilayah yang merupakan ulayat masyarakat hukum adat
c) Masih adanya penguasa adat yang pada kenyataannya dan diakui oleh
penguasaan tanah yang tertinggi adalah hak ulayat, yang mengandung dua
ulayat adalah Hak Kepala Adat dan para Tetua Adat, yang sebagai petugas
Ada berbagai hak-hak atas tanah yang dikuasai oleh para warga
ataupun tidak langsung bersumber pada hak ulayat sebagai hak bersama
11
a) Hak ulayat masyarakat hukum adat, sebagai hak penguasaan tertinggi,
b) Hak kepala adat dan para Tetua adat, yang bersumber pada hak ulayat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hak ulayat Tanah Adat adalah nama yang diberikan oleh Undang-undang dan
para ahli hukum pada lembaga hukum dan hubungan hukum antara suatu
12
masyarakat hukum adat tertentu dengan suatu wilayah tertentu, yang merupakan
Pengakuan eksistensi hak ulayat oleh UUPA merupakan hal yang wajar, karena hak
ulayat beserta masyarakat hukum adat telah ada sebelum terbentuknya Negara
2. Hak persekutuan Hak ulaya adalah Hak persekutuan atas tanah adalah hak
persekutuan (hak masyarakat umum) dalam hukum adat terhadap tanah tersebut;
misalnya hak untuk menguasai tanah, memanfaatkan tanah itu, memungut hasil
hidup di atas tanah itu sedangkan Hak perseorangan Hak Ulayat ialah hak
individual masyarakat Hukum Adat Atas tanah yang sesuai dengan Aturan dalam
B. Saran
membaca beberapa Buku dan mengambil serta menetapkan Kesimpulan dari hasil
Perorangan atas Tanah Ulayat maka kita juga harus melihat berbagai sumber buku
13
14
Daftar pustaka
AtasTanah.Alumni,Bandung
15
CATATAN PERBAIKAN :
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................1
BAB. II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak Ulayat Tanah Adat.........................................................3
B. Hak Persekutuan dan perseorangan tanah ulayat adat.............................5
BAB. III. PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................12
B. Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
3. Pada Tujuan Penulisan, kata ‘Agar’ lebih tepat digunakan dipertengahan kalimat
16
7. Kurangi penggunaan tanda sambung (-) yang hampir ada di tiap paragraf pada
8. Perhatikan penggunaan huruf kapital.
9. Perhatikan spasi di dalam paragraf
BAB III
PENUTUP
10. Hapus kata yang di coret
11. Pada Halaman DAFTAR PUSTAKA, perlu dirapihkan lagi. Dan diurut sesuai
abjad.
17