Anda di halaman 1dari 37

Morfologi Tanah

Profil Tanah dan Horizonisasi


Profil tanah adalah Dinding / penampang vertikal
dari tanah yang memperlihatkan susunan horison.
Seperti juga tanah, profil tanah berbeda dari satu
tempat ke tempat lainnya.

Profil tanah yang berkembang pada daerah panas


dan kering mempunyai susunan horison yang
berbeda dengan profil tanah pada daerah tropis
dan lembab. Horison genetik utama yang terdapat
di dalam tanah dan dinamakan sebagai horison O,
A, E, B, C dan R.
Profil Tanah dan Horizonisasi
Horison O
merupakan horison yang mengandung kadar bahan
organik tinggi sedangkan fraksi mineralnya sangat
sedikit.
Ketebalan horison O sangat tergantung kepada
adanya akumulasi bahan organik di permukaan
tanah.
Jika terjadi akumulasi bahan organik yang banyak
maka horison O akan tebal dan sebaliknya tipis jika
akumulasi bahan organik sedikit atau bisa saja tidak
terdapat sama sekali horison O.
Pada horison ini terjadi aktivitas biologi yang tinggi.
Profil Tanah dan Horizonisasi
Horison A
adalah horison mineral yang terdapat dibawah
Horison O. Horison A terbentuk akibat akumulasi
bahan organik halus yang telah melapuk dan
bercampur dengan bahan mineral tanah.
Aktivitas biologi dapat diamati dengan jelas dan
banyak dijumpai perakaran kasar, halus dan
sedang.
Profil Tanah dan Horizonisasi
Horison E
(E = Eluviasi) adalah horison yang telah
mengalami pencucian dan kehilangan (eluviasi)
liat, besi, alumunium dan bahan organik sehingga
horison berwarna pucat atau lebih terang bila
dibandingkan dengan horison diatas atau
dibawahnya. Akibat kehilangan liat, Fe, Al atau
bahan organik, maka horison E didominasi oleh
pasir dan debu saja.
Profil Tanah dan Horizonisasi
Horison B
adalah horison bawah-permukaan yang
mempunyai sifat-sifat (salah satu atau lebih)
berikut:
• terjadinya iluviasi (penimbunan) liat, Fe, Al,
humus, karbonat, gipsum atau silika;
• terjadinya penimbuan seskuioksida (Fe2O3 dan
Al2O3) akibat dari pencucian Si;
• berwarna lebih merah;
• struktur tanah gumpal, gumpal bersudut,
prismatik atau tiang;
Profil Tanah dan Horizonisasi
Horison C
adalah horison bahan induk tanah yang
terbentuk akibat pelapukan batuan induk,
mengandung banyak batuan tidak padat,
pecahan batuan. Diantara retakan dan sela-sela
pecahan batuan induk terdapat akar tanaman
halus. Batuan Induk (Rock) merupakan lapisan
batuan keras yang tidak dapat ditembus oleh
akar tanaman dan sulit dipecahkan dengan
cangkul dan alat lain secara manual.
Horizonisasi
Horizonisasi merupakan suatu proses yang menyebabkan bahan induk
terdiferensiasi menjadi profil tanah dengan sejumlah horison.
Berdasarkan letaknya, horison penciri tanah dibagi dua yaitu horison permukaan
tanah bagian atas (epipedon) dan horison bawah permukaan tanah.
Sedangkan berdasarkan bahan penyusunnya, horison tanah dibedakan atas horison
organik tanah (O) dan horison mineral tanah (yang terdiri dari horison A, B, C dan
R)
Horizonisasi
Soil Survey Staff (1999) membagi ketebalan batas horison menjadi empat kelas yaitu :
1. abrupt (mendadak, dengan ketebalan < 2.5 cm);
2. clear, (jelas, ketebalan 2.5 - 6 cm);
3. gradual (berangsur, ketebalan 6.4 - 12.7 cm) dan
4. diffuse (baur, jika ketebalan > 12.7 cm).

Topografi batas horison dibagi menjadi empat kelas yaitu:


5. rata, jika batas horison hampir datar,
6. berombak, jika batas horison membentuk lengkungan berulang dan teratur,
7. tidak teratur, batas horison membentuk lengkuangan berulang yang tidak teratur, sedangkan.
8. patah, jika batas horison terputus atau memotong horison lainnya yang di atas atau di bawah.
Epipedon Penciri
Epipedon adalah horison diagnostik yang
terbentuk di permukaan tanah dan struktur
batuannya telah hancur.
Epipedon berwarna cukup gelap akibat
dekomposisi bahan organik ataupun telah
mengalami eluviasi.
Epipedon bukan merupakan horizon A saja tetapi
dapat juga meliputi horizon B-iluvial jika tanah
masih berwarna gelap oleh bahan organik.
Epipedon penciri yang dapat dijumpai pada tanah
dapat berupa epipedon antropik, folistik, histik,
melanik, mollik, okrik, plaggen dan umbrik

Pada Gambar dapat dilihat perbedaan morfologi dari epipedon penciri tersebut.
Epipedon Penciri
Epipedon Antropik
mempunyai persamaan dalam hal warna, struktur
dan kandungan C organik dengan epipedon molik
tetapi kandungan P2O5 lebih tinggi ( > 1500 ppm
P2O5 larut dalam asam sitrat).
Epipedon ini terbentuk akibat pengaruh
penggunaan tanah yang terus menerus oleh
manusia baik sebagai tempat tinggal ataupun
untuk bercocok tanam.
Limbah tulang belulang meningkatkan kadar Ca
dan P tanah. Tingginya kadar P pada epipedon ini
tidak berbanding lurus dengan peningkatan
persentase kejenuhan basa tanah.
Pada Gambar dapat dilihat perbedaan morfologi dari epipedon penciri tersebut.
Epipedon Penciri
Epipedon folistik
adalah horison permukaan tanah yang tersusun
oleh bahan organik baik yang telah dibajak
maupun yang tidak. Jika tanah telah dibajak, maka
kriteria C organik lebih rendah. Epipedon folistik
biasanya ditemui pada daerah yang sejuk dan
basah. Epipedon folistik digunakan hanya pada
tanah mineral yang jenuh air < 30 hari, sedangkan
horison histik adalah untuk tanah organik dan
tergenang lebih dari 30 hari.

Pada Gambar dapat dilihat perbedaan morfologi dari epipedon penciri tersebut.
Epipedon Penciri
Epipedon histik
terbentuk dalam tanah yang jenuh air selama 
30 hari dan terjadi proses reduksi atau drainase
buatan.

Epipedon melanik
adalah horison yang tebal (≥ 30 cm), hitam, bahan
organik tinggi dan dijumpai pada tanah berbahan
induk vulkanis. Epipedon melanik sedalam  30
cm

Pada Gambar dapat dilihat perbedaan morfologi dari epipedon penciri tersebut.
Epipedon Penciri
Epipedon ochrik
adalah horison permukaan yang tidak
memenuhi kriteria-kriteria penciri
epipedon diagnostik lainnya. Epipedon
ochrik belum berkembang dan biasa
terdapat dibawah vegetasi hutan

Pada Gambar dapat dilihat perbedaan morfologi dari epipedon penciri tersebut.
Epipedon Penciri
Epipedon plaggen
adalah horison permukaan berwarna yang
dibuat oleh manusia dan mempunyai warna
gelap yang tebal lebih dari 50 cm sebagai
akibat pemupukan dengan pupuk kandang
atau organik secara terus menerus selama
bertahun-tahun. Kadar C organik berkisar
antara 1.5 sampai 4% dan warna Munsell
value antara 1 dan 4 sedangkan chroma  2.

Pada Gambar dapat dilihat perbedaan morfologi dari epipedon penciri tersebut.
Horizon bawah-permukaan penciri
Horison-horison ini terbentuk di bawah
permukaan tanah. Horison bawah-permukaan
ini dapat digolongkan sebagai horizon agrik,
albik, argillik, kalsik, kambik, duripan,
fragipan, glossik, gypsik, natrik, orstein, oksik,
petrokalsik, petrogypsik, placik, salik, sombrik,
dan spodik

Pada Gambar dapat dilihat perbedaan morfologi dari epipedon penciri tersebut.
Horizon bawah-permukaan penciri
Horison agrik
adalah horison bawah-permukaan yang
terbentuk akibat pengolahan tanah dan
mengandung akumulasi debu, liat dan humus.
Setelah tanah diolah dalam waktu yang lama,
perobahan-perobahan horison dibawah lapisan
olah menjadi jelas dan berpengaruh dalam
pengklasifikasikan tanah. Horison agrik terletak
langsung setelah lapisan olah dan mempunyai
ketebalan  10 cm.
Horizon bawah-permukaan penciri
Horison albik
adalah horison berwarna putih, mengalami
proses pelindihan yang intensif, kehilangan liat
dan oksida serta bertekstur lebih kasar.

Horizon argillik
adalah horison akumulasi (penumpukan /
iluvial) liat silikat. Kadar mineral liat silikat lebih
tinggi dibandingkan dengan horison diatasnya.

Horison Kalsik
Horison illuviasi dari kalsium karbonat sekunder
yang cukup tebal. CaCO3 ini dapat berasal dari
air tanah atau dari debu yang jatuh ke tanah
dan mengendap.
Horizon bawah-permukaan penciri
Horison Kandik
Horison illuviasi liat aktivitas rendah dengan KTK < 16 cmolc
kg-1 liat.

Horison kambik
adalah horison hasil perubahan secara fisika, pelapukan kimia
minimal ataupun perpindahan partikel-partikel tanah.

Duripan
adalah horison bawah-permukaan tersementasi oleh silika dan
tidak mudah hancur oleh air atau HCl.
Morfologi dan cirinya
Morfologi tanah adalah ilmu yang mengamati sifat tanah dalam
berbagai lapisan tanah dan susunannya di dalam lapisan tersebut.
Morfologi tanah memiliki peran untuk mengetahui tingkat
perkembangan tanah, dasar melakukan klasifikasi tanah serta sebagai
acuan untuk mengetahui kemampuan lahan.
Adapun parameter yang digunakan untuk mengetahui morfologi tanah
ada 6, tekstur, struktur, konsistensi, pH dan bentukan istimewa.
warna Tekstur pH

Struktur Bentukan
Konsistensi
Istimewa
Warna Tanah
Warna tanah adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan.
Walaupun warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kegunaan
tanah, tetapi kadang-kadang dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat
khusus dari tanah tersebut dan menunjukan jenis serta kadar bahan
organik.

Warna tanah ditentukan dengan cara membandingkan dengan


warna baku yang terdapat  pada “Munsell Soil Color Chart”. Penentuan ini
meliputi penetapan warna dasar tanah (matriks), warna bidang struktur
dan selaput liat, warna karatan dan konkresi, warna plintit dan warna
humus.
Warna Tanah
Warna tanah dinyatakan dalam tiga satuan, yaitu:

Kilap (hue): menunjukkan warna spectrum yang paling sesuai dengan


panjang gelombangnya.
Nilai (value): menunjukkan gelap terangnya warna sesuai dengan
banyaknya sinar yang dipantulkan
Kroma (chroma): menunjukkan kemurnian atau kekuatan warna
spektrum. Kroma kadang-kadang disebut kejenuhan, yaitu kemurnian
spectrum dari spectrum warna.
Warna Tanah
Kegunaan warna tanah:
• Menunjukkan jenis dan kadar bahan organik di dalam tanah tersebut, semakin
banyak bahan organiknya, maka semakin hitam warna tanahnya.
• Menunjukkan kadar air di dalam tanah tersebut, semakin gelap warnanya maka
tanah tersebut memiliki kandungan air yang banyak.
• Menunjukkan perkembangan tanah, semakin gelap warna tanahnya maka
menunjukkan tanah tersebut telah mengalami perkembangan, begitu pula
sebaliknya, semakin cerah warna tanahnya berarti tanah tersebut belum
mengalami perkembangan yang signifikan.
• Menunjukkan kadar kandungan mineralnya.
• Menunjukkan drainase tanah.
Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi
karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu
dan liat yang terkandung pada tanah

Pengujian dan penerapan tekstur tanah diterapkan di lapangan maupun


di laboratorium. Kualitas tekstur tanah yang didapatkan bisa digunakan
untuk berbagai penerapan, misal komoditas pertanian yang cocok
untuk ditanam hingga kondisi dan perubahan lingkungan.
Tekstur Tanah
Pembagian Ukuran Fraksi-Fraksi Tanah ( Tekstur) Menurut Sistem Departemen Pertanian Amerika
Serikat (USDA) Tahun 1938:
Partikel Diameter fraksi (mm)

Pasir sangat kasar (Very coarse sand) 2,00 – 1,00

Pasir kasar (Coarse sand) 1,00 – 0,50

Pasir sedang (medium sand) 0,50 – 0,25

Pasir halus (fine sand) 0,25 – 0,10

Pasir sangat halus (very fine sand) 0,10 – 0,05

Debu (silt) 0,05 – 0,002

Liat (Clay) Kurang dari 0,002


Tekstur Tanah
Klasifikasi tekstur tanah:
1. Pasir (sand) 7. Debu (silt)

2. Pasir berlempung (loamy sand) 8. Lempung liat berpasir (sandy clay loam)

3. Lempung berpasir (sandy loam) 9. Lempung liat berdebu (silty clay loam)

4. Lempung (loam) 10. Liat berdebu (silty clay)

5. Lempung berdebu (silt loam) 11. Liat berpasir (sandy clay)

6. Lempung berliat (clay loam) 12. Liat (clay)


Struktur Tanah
Struktur tanah adalah susunan ikatan antar partikel tanah secara alami
menjadi berbagai kelompok partikel yang satu sama lain berbeda dalam
ukuran dan bentuknya dan dibatasi oleh bidang-bidang. Struktur tanah
terbentuk karena penggabungan butir-butir primer tanah oleh pengikat
koloid tanah menjadi agregat primer. Sekelompok tanah terdiri dari
gumpalan-gumpalan kecil beraneka bentuk yang disebut agregat
sekunder tanah. Bagian-bagian ini terbentuk dari penggabungan butir-
butir lebih kecil yang disebut agregat primer.
Struktur Tanah
Struktur tanah yang baik adalah mengandung udara dan air dalam
jumlah cukup dan seimbang serta mantap. Struktur seperti ini hanya
terdapat pada ruang pori-pori besar dengan perbandingan yang sama
antara pori-pori makro dan mikro serta tahan terhadap kekuatan
tetesan air hujan. Selain itu struktur yang baik mempunyai
perbandingan antara padatan, air dan udara yang sama.
Struktur Tanah
Struktur tanah dibedakan menjadi:
• Struktur Lempeng (platy)
• Struktur Primatic (prismatic)
• Struktur Tiang (columnar)
• Struktur Gumpal Bersudut (angula blocky)
• Struktur Gumbal Membulat (subangular blocky)
• Struktur Granular
• Struktur Remah (cumb)
• Struktur pejal (massive)
Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi antarpartikel dan
ketahanan (resistensi) massa tanah terhadap berbagai tekanan yang
dapat mempengaruhi bentuk tanah. Tanah yang memiliki konsistensi
yang baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat
pengolah tanah. Oleh karena tanah dapat ditemukan dalam keadaan
lembab, basah atau kering maka penyifatan konsistensi tanah harus
disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut.
Konsistensi Tanah
Penyifatan Konsistensi Tanah Lembab
• Tanah lembab dibagi menjadi dua, yaitu gembur (mudah diolah) dan
teguh (agak sulit dicangkul);
• Cara penyifatannya dengan cara diremas, dengan ciri-ciri: bila mudah
hancur dikatakan konsistensi gembur, bila sukar hancur dikatakan
konsistensi teguh.
Konsistensi Tanah
Penyifatan Konsistensi Tanah Basah
• Tanah basah dibagi dibedakan berdasarkan plastisitasnya (perubahan
bentuk) dan kelekatannya, yakni dari plastis sampai tidak pastis dan
lekat sampai tidak lekat.
• Cara penyifatannya: ditentukan mudah tidaknya melekat pada jari
(melekat atau tidak melekat) atau mudah tidaknya membentuk
bulatan dan kemampuannya mempertahankan bentuk tersebut
(plastis atau tidak plastis).
Konsistensi Tanah
• Penyifaan Konsistensi Tanah Kering
• Tanah kering dibagi menjadi dua, yakni konsistensi lunak sampai keras
• Cara penyifatannya dengan diremas, dengan ciri-ciri: bila mudah
hancur dikatakan konsistensi lunak, bila sukar hancur dikatakan
konsistensi keras.
Konsistensi Tanah
Sifat–sifat tanah yang berhubungan dengan angka Atterberg tersebut adalah:
• Batas Cair (Batas Mengalir/Liquid Limit): jumlah air terbanyak yang dapat ditahan tanah.
• Batas Lekat (Batas Melekat): kadar air di mana tanah mulai tidak dapat melekat pada benda lain. Bila kadar
air lebih rendah dari batas melekat, maka tanah tidak dapat melekat, tetapi bila kadar air lebih tinggi dari
batas melekat, maka tanah akan mudah melekat pada benda lain.
• Batas Gulung (Batas Menggolek): kadar air dimana gulungan tanah mulai tidak dapat digolek–golekkan lagi.
Kalau digolek–golekkan tanah akan pecah–pecah ke segala jurusan.
• Batas Berubah Warna (Batas Kerut): kadar kelembaban tanah pada batas antara konsistensi sentengah padat
dan padat. Batas Berubah Warna adalah pucak kohesi di mana pada batas ini tanah mulai mongering, udara
mulai mengisi pori-pori yang semula terisi air dan mendadak terjadi perubahan warna ke warna yang kebih
muda dan tanah tidak dapat mengerut lebih jauh lagi.
• Indek Plastisitas (Plasticity Index): indek yang menunjukkan perbedaan kadar air pada batas mengalir dengan
batas menggolek. Tanah–tanah liat umumnya mempunyai indeks plastisitas yang tinggi sedang tanah–tanah
pasir mempunyai indeks plastisitas yang rendah.
• Jangka Olah: indek yang menunjukkan besarnya perbedaan kandungan air pada batas menggolek dengan
melekat. Tanah dengan jangka olah yang rendah merupakan tanah yang lebih sukar diolah daripada tanah
yang memilki jangka olah yang tinggi. Bila jangka olahnya sama, tanah lebih sukar diolah bila indeks
plastisitasnya rendah.
pH
pH (potential of Hydrogen) tanah adalah derajat keasamaan tanah.
Atau tingkat keasamaan suatu benda yang diukur dengan skala pH
antara 0 hingga 14. Suatu benda dikatakan asam jika angka skala pH
kurang dari 7 dan dikatakan basa jika skala lebih dari tujuh, jika skala
pHnya hanya 7, maka tanah tersebut dikatakan netral yang sangat
bagus untuk bercocok tanam.
pH
Ada beberapa alasan nilai pH tanah sangat penting, yakni:
• Menentukan rendah tidaknya ion unsur-unsur hara diserap oleh
tanaman, umumnya unsur hara mudah diserah pada tanah dengan
skala pH netral atau asam antara 5 – 6.
• Menentukan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi
tanaman. Pada tanah asam banyak ditemukan mineral alumunium
yang bersifat racun dan mengikat phosphor sehingga tidak bisa
diserap tanaman.
• Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada
pH 5-5,7 bakteri dan jamur pengurai bahan organik dapat
berkembang dengan baik.
Bentukan Istimewa
Bentukan istimewa dapat digunakan sebagai acuan untuk mengetahui
karakteristik tanah secara cepat karena itu sangat berpengaruh dalam
rencana pengunaan tanah, terutama menunjukkan kualitas tanah yang
tidak langsung dapat diamati di lapangan. Bentukan istimewa meliputi:
zona perakaran, batuan padas, kandungan bahan organik di dalam
tanah, konkresi (pembentukan), krotovinas (lubang dalam tanah) dan
efflorescences (proses pelepasan air).

Anda mungkin juga menyukai