Anda di halaman 1dari 72

I.

Pedogenesis dan Klasifikasi Tanah


A. Definisi tanah
B. Keberadaan tanah
C. Perlunya mempelajari tanah
D. Pelapukan
E. Faktor pembentuk tanah
F. Proses pembentukan tanah
G. Horizonisasi tanah
H. Morfologi Tanah
I. Klasifikasi Tanah
J. Distribusi tanah
K. Tanah tropika
L. Tanah volkanik
F. Proses pembentukan tanah
(pedogenesis)

Proses pembentukan tanah merupakan


kompleks urutan kejadian pada bahan
induk yang mencakup reaksi yang
kompleks maupun sederhana.
Pembentukan tanah
• Tanah terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan atau
bahan organik dengan dipengaruhi oleh faktor
lingkungan menghasilkan tubuh tanah dengan sifat
yang berbeda dari bahan induknya.
• Proses pembentukan tanah dikenal sebagai
''pedogenesis''.
• Hasil dari pedogenesis berupa tanah sebagai tubuh
alam yang unik terdiri atas lapisan-lapisan yang disebut
horizon tanah.
• Setiap horizon dapat mencerminkan asal dan proses-
proses fisika, kimia dan biologi yang telah dilalui tubuh
tanah tersebut.

3
Dasar khusus dalam proses pedogenik
Ada empat kategri dalam proses pedogenik, yaitu:
1. Penambahan bahan organik dan mineral ke
dalam tanah, sebagai bahan yang berbentuk
padatan, cairan atau gas
2. kehilangan bahan organik dan mineral dari
dalam tanah, sebagai bahan yang berbentuk
padatan, cairan atau gas
3. translokasi bahan-bahan dari satu titik ke titik
yang lain dalam tanah
4. transformasi bahan mineral atau organik dalam
tanah
PERKEMBANGAN TANAH

Penambahan Kehilangan:
1. Gas 1. Evapotranspirasi
2. Udara 2. CO2, CH4, N2O, N2
3. Bahan organik 3. Erosi
4. Unsur
5. sedimen
Translokasi:
1. Lempung Transformasi
2. Garam terlarut 1. Bahan organik
3. Unsur 2. Unsur
3. Perubahan mineral lempung
G. Horizonisasi tanah
Eluviasi dan illuviasi
a. Eluviasi (kategori 3)
merupakan pergerakan bahan keluar dari bagian
satu ke bagian lain dalam tubuh tanah. Misalnya
terbentuknya horizon albik.

b. Illuviasi (kategori 3)
pergerakan bahan masuk ke dalam bagian lain
dalam profil tanah. Misalnya terbentuknya
horizon argilik atau spodik
Horizon Albic

Horizon Spodic
Pelindian (leaching) dan pengayaan
(enrichment)
a. Pelindian (leaching): kategori 2
Merupakan istilah umum untuk pencucian
keluar, atau eluviasi bahan terlarut dari solum.

b. Pengayaan (enrichment): kategori 1


merupakan istilah umum untuk penambahan
bahan ke dalam tubuh tanah
O
Soil Profile
• O horizon A
dark in color as the organic matter
from the litter decomposition.
• A horizon
structures of crumb to blocky and B
the color is lighter than the O
horizon.
• B horizon
Structure angular blocky and the
color of light yellow. C
• C horizon
soft materials as result of
weathering.
• The bedrock (R) R
quarternary sandstone with
inserted clay material.
PEMBENTUKAN TANAH
H. Morfologi Tanah
Horison Dan Lapisan-Lapisan Utama

Horizon tanah:
lapisan tanah atau bahan tanah yang mendekati
paralel terhadap permukaan lahan dan berbeda
dari lapisan-lapisan yang berdekatan
berhubungan secara genetis dalam hal sifat fisik,
kimia dan biologi atau sifat-sifat seperti warna,
struktur, tekstur, konsistensi, jenis dan jumlah
organisme, tingkat kemasaman atau alkalinitas,
dsb.
Bukan horizon tetapi penambahan
material (kategori 1)
• Ada tiga macam simbol yang digunakan dalam
menandai horizon atau lapisan:
1. huruf kapital, yang digunakan untuk menandai
horizon atau lapisan utama
2. huruf kecil sebagai akhiran, yang menandai sifat
dari horizon atau lapisan utama, dan
3. angka Arab, sebagai akhiran untuk membagi
secara vertikal dari horiszon, sebagai awalan
menunjukkan diskontinuitas litologi.
Horizon O
Adalah lapisan yang dirajai oleh bahan organik
Horizon A
Horizon mineral yang berada di permukaan
atau di bawah O yang menunjukkan
kehilangan semua atau kebanyakan dari
struktur batuan asal dan
– dicirikan oleh akumulasi BO yang
terhumifikasi dan berikatan erat dengan
fraksi mineral dan tidak didominasi oleh sifat
dari horizon E atau B,
– atau mempunyai sifat hasil dari penanaman,
perumputan atau pengusikan yang mirip.
Horizon E
Horizon mineral dengan kenampakan utama
adalah kehilangan lempung silikat, Fe, Al, atau
gabungannya, meninggalkan peningkatan
mineral kuarsa berukuran pasir dan debu atau
mineral resisten lainnya.
KERAGAMAN TANAH
Horizon B
Horizon yang terbentuk di bawah horizon A, E, atau O yang didomonasi
oleh semua atau kebanyakan struktur batuan asal dan menunjukkan
salah satu atau lebih dari sifat berikut:
– pemekatan lempung silikat, Fe, Al, humus, karbonat, gipsum, atau
silika, sendiri atau gabungannya
– adanya tanda penghilangan karbonat
– pemekatan residual sesquioksida
– pelapisan sesquioksida yang menyebabkan horizon mempunyai
warna mencolok dengan value rendah, kroma tinggi, hue lebih
merah daripada horizon di atasnya atau yang membawahi tanpa
illuviasi Fe.
– perubahan yang membentuk lempung silikat atau pembebasan
oksida atau keduanya dan yang membentuk struktur granuler,
gumpal, atau prismatik jika perubahan volume disertai dengan
perubahan kadar lengas, atau kerapuhan
Horizon C
• Horizon atau lapisan, yang tidak termasuk
batuandasar yang keras, yang sedikit
dipengaruhi oleh proses pedogenesis dan
tidak mempunyai sifat horizon O, A, E, atau B.
Bahan horizon C dapat seperti atau beda
dengan solum yang terbentuk. Horizon C
dapat berupa bahan yang sudah berubah,
tetapi belum mengalami pedogenesis.
Horizon R
• Lapisan yang berupa batuandasar yang cukup
padu, berupa: granit, basalt, quarzite, dan
batugamping atau batupasir keras
Pembedaan dalam horizon atau
lapisan utama:
• Simbul a:
bahan organik yang dengan tingkat dekemposisi tinggi, dengan
kadar serat <1/6 dari volume
• Simbul b:
horizon genetik yang tertimbun
• Simbul c:
konkresi atau nodul dengan sementasi oleh Al, Mn, atau Ti
• Simbul d:
pembatas aktivitas akar secara fisik, baik secara alam maupun
pengaruh manusia seperti lapis olah, plow pan, atau zona
pemampatan secara mekanik
• Simbul e:
bahan organik yang dengan tingkat dekemposisi sedang, dengan
kadar serat 1/6 – 2/5 dari volume
• Simbul f:
tanah dalam horizon atau lapisan yang mengandung es permanen
• Simbul g:
gleisasi sangat kuat sehingga Fe terreduksi dan
tersingkirkan selama pembentukan tanah atau Fe
terawetkan dalam keadaan reduksi karena tanah jenuh
dengan air yang stagnan
• Simbul h
akumulasi BO yang terilluvial dalam bentuk amorf,
kompleks R2O3 – BO yang mudar terdispers
• Simbul I
bahan organik yang dengan tingkat dekemposisi rendah,
dengan kadar serat >2/5 dari volume
• Simbul k
akumulasi karbonat (CO3) pedogenik, biasanya Ca(CO3)
• Simbul m
sementasi yang kontinyu atau agak kontinyu atau pengerasan
matriks tanaholeh karbonat (km), silika (qm), gypsum (ym),
karbonat dan silika (kqm), atau garam yang lebih mudah larut
dari gypsum (zm)
• Simbul n
akumulasi seskuioksida (R2O3) residual, contoh Fe2O3, Al2O3
• Simbul p
pengolahan atau pengusikan lain di lapisan tanah di
permukaan dalam rangka penanaman, perumputan, atau
penggunaan serupa
• Simbul q
akumulasi silika (SiO2) sekunder
• Simbul r
batuan dasar lunak atau terlapuk termasuk saprolit; batupasir,
batulanau, atau serpih lunak yang terkonsolidasi sebagian; till
(bahan deposit yang tidak tersortasi) yang rapat sehingga akar
hanya dapat menembus di bidang joint dan tidak padu sehingga
dapat dipecah dengan cangkul
• Simbul s
akumulasi R2O3 dan BO sehingga membentuk kompleks illuvial BO-
R2O3 yang amorf dan dapat terdispers
• Simbul ss
terdapat slickenside
• Simbul t
akumulasi lempung silikat yang membentuk horizon dan
tertlnslokasi atau telah terpindahkan ke dalamnya oleh illuviasi
• Simbul v
plinthite yang merupakan bahan kaya Fe, miskin humus, berwarna
kemerahan, yang teguh atau sangat teguh ketika lembab dan menjadi
keras secara irreversibel jika terekspose ke atmosfer di bawah proses
pembasahan dan pengeringan
• Simbul w
perkembangan warna atau struktur tetapi dengan sedikit atau tanpa
illuvial akumulasi bahan
• Simbul x
sifat rapuh atau fragipan hasil genetik dari perkembangan keteguhan
(frimness), mudah dipecahkan (brittleness) atau BV tinggi
• Simbul y
akumulasi gypsum
• Simbul z
akumulasi garam yang lebih mudah larut daripada gypsum
Contoh Hasil horizonisasi O1
O2
A
• Horizon O terbagi 1 dan 2 E
• Horizon A
Bh
• Horizon E
• Horizon Bh: horizon B kaya bahan
organik 2A2x

• Horizon 2A2X, kaya dengan sifat


rapuh, angka 2 di depan A 2Btx
menunjukkan diskontinuitas
litologi
• Horizon 2Btx, dengan kaya
lempung dan sifat rapuh
C
I. Klasifikasi Tanah
• Klasifikasi tanah adalah suatu cara pengelompokan tanah
berdasarkan sifat dan ciri tanah yang sama atau hampir
sama, kemudian diberi nama agar mudah dikenal, diingat,
dipahami dan dibedakan dengan tanah-tanah lainnya.
• Setiap Jenis Tanah memiliki sifat dan ciri tertentu dan
berbeda dengan jenis tanah lainnya.
• Setiap jenis tanah memiliki sifat, ciri, potensi dan kendala
tertentu sehingga memerlukan teknologi pengelolaan
tanah yang spesifik untuk dapat memberikan kemanfaatan
yang optimal.
• Berdasarkan bahan pembentukannya, tanah dibedakan
atas tanah organik dan tanah mineral.
Tujuan klasifikasi tanah adalah:
1. Mengorganisasi (menata) pengetahuan
kita tentang tanah.
2. Untuk mengetahui hubungan masing-
masing individu tanah satu sama lain.
3. Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah.
Tujuan mengelompokkan tanah:
1. Menaksir sifat-sifatnya
2. Menentukan lahan-lahan terbaik (prime
land)
3. Menaksir produktivitasnya
4. Menetukan areal-areal untuk penelitian,
5. Melakukan ekstrapolasi hasil penelitian di
suatu tempat
Istilah teknik dalam klasifikasi
• Kelas: kelompok individu yang mempunyaI kesamaan
sifat-sifat tertentu
• Takson (Taksa): suatu kelas pada tingkat taksonomi
(pengelompokan tertentu. Atau kelas pada kategori
tertentu.
• Kategori: Tingkatan klasifikasi dengan maing-masing
taksa dibedakan berdasar atas sifat-sifat tertentu
sesuai dengan tingkat klasifikasi tersebut. Atau
merupakan suatu susunan taksa berdasar perbedaan
sifat pada masing-masing tingkat klasifikasi, dan terdiri
dari semua kelas, sehingga kategori merupakan
kumpulan dari kelas
• Sifat-sifat Pembeda: Sifat-sifat tanah yang digunakan
sebagai pembeda dalam klasifikasi tanah untuk untuk
mengelompokkan individu-individu tanah.
• Sifat Kategori Multipel: Sistem banyak kategori yang
disusun secara hierarkis. Kategori tertinggi mempunyai
kelas-kelas yang lebih sedikit dan dibedakan atas dasar
sifat-sifat yang lebih umum dan lebih sedikit jumlahnya.
Kategori rendah seperti seri tanah terdiri dari lebih banyak
kelas yang masing-masing dibedakan atas dasar sifat-sifat
yang lebih specific dan lebih banyak jumlahnya.
• Menurut Pusat Penelitian Tanah Bogor, yang dimaksudkan
dengan klasifikasi tanah ialah satuan tanah (Soil Unit)
KLASIFIKASI TANAH
SUPRAPTOHARDJO
Determinasi Tanah Berdasarkan Klasifikasi Tanah
Soepraptohardjo (1961)
No Pertanyaan dan Jawaban No/Klasifikasi
(1) Apakah ada diferensiasi horizon dalam profil tanah?
a. Tanpa diferensiasi horizon (2)
b. Dengan diferensiasi horizon (5)

(2) Apa sebabnya tanpa diferensiasi horizon?


a. Terhalang perkembangannya oleh dan/atau bahan organik ORGANOSOL
b Memang masih muda atau belum berkembang (3)

(3) Berapa dalam letak batuan induknya?


a. Dangkal (kurang dari 30 cm) atau bahkan di permukaan LITOSOL
tanah
b. Kurang jelas, atau berasal dari lain tempat (4)

(4) Apakah ada ciri-ciri spesifik dan bagaimana ciri-ciri itu?


a. Ada lapisan-lapisan/lembaran-lembaran aluviasi yang ALUVIAL
bukan horizon
b. Homogen atau hampir homogen seluruh profil REGOSOL

(5) Apakah ada gejala gley?


Tidak ada ayau kurang jelas mencirikan (6)
Tampak jelas mencirikan (15)
(6) Bagaimana susunan horizon profil tanah?
a. Horizon A C (7)
a. Horizon A B C (8)

(7) Bagaimana ciri horizon?


a. Warna kelabu cerah, struktur gumpal, konsistensi teguh GRUMUSOL
a. Warna kelabu kelam, struktur remah/berbutir, konsistensi gembur RENDZINA

(8) Bagaimana warna tanah umum yang tampak?


a. Kelabu hitam (9)
a. Merah-coklat-kuning (10)

(9) Bagaimana ciri spesifiknya?


a. Selalu ada horizon A2 yang pucat, struktur berbutir dan konsistensi PODZOL
gembur, horizon B2 coklat sampai hitam, struktur pejal dan
konsistensi teguh
a. Seringkali tanpa horizon A2 dengan struktur remah, horizon B2 ANDOSOL
latosolik berwarna merah, struktur remah/berbutir, konsistensi
gembur

(10) Bagaimana profil pada lapisan permukaan tanah?


a. Horizon A2 kelabu kelam, kadang-kadang ada horizon A2 PODZOLIK
berwarna kelabu pucat, tetapi profil umumnya berwarna merah MERAH
kuning KUNING
a. Seluruh atau hampir seluruh profil berwarna merah kuning coklat (11)
(11) Bagaiman struktur tanah pada umumnya?
a. Tidak beragregat (berbutir tunggal atau pejal), konsistensi LATERIT MERAH
teguh, profil tanah biasanya dangkal KUNING
a. Beragregat dengan struktur remah, konsistensi gembur (12)

(12) Bagaimana ciri hoeizon B2?


a. Struktur remah, konsisensi gembur, warna merah kuning (13)
coklat
a. Struktur gumpal, konsistensi teguh (14)

(13) Apakah ciri-ciri khusus lainnya?


a. Profil tanah dalam terutama B2, pH masam LATOSOL
a. Profil dangkal, memunyai fragmen/konkresi kapur, makin BROWN FOREST
kebawah alkalin atau basa SOIL

(14) Apakah ciri-ciri khusus lainnya?


a. Struktur gumpal, kadang-kadang ada lapisan Ca sebagai MEDITERAN
horizon C atau horizon R MERAH KUNING
a. Struktur gumpal sampai prismatik, di bawahnya ada NON CACLCIC
lapisan padas silika atau padas BROWN SOIL

(15) Bagaimana horizonnya?


a. Horizon A C (16)
a. Horizon A B C (17)
(16) Bagaimana ciri horizon A1?
Tebal, berkadar humus lebih dari 3%, warna lebih kelam TANAH GLEY
struktur remah HUMIK
Titpis, berkadar humus kurang dari 3%, warna lebih cerah, TANAH GLEY
struktur gumpal atau pejal HUMIK RENDAH

(17) Bagaimana tampaknya peralihan horizon?


a. Nyata dan mudah diamati (18)
a. Kurang jelas dan sukar diamati (19)

(18) Bagaimana ciri-ciri khusus peralihan horizon?


a. Peralihan tekstur geluh di horizon A ke lempung di PLANOSOL
horizon B
a. Peralihan warna, horizon A2 kelabu pucat, horizon B2 PODZOLIK AIR
akumulasi Fe dan atau humus dengan struktur pejal TANAH

(19) Apakah ciri-ciri khusus lainnya?


Warna umum kelabu dengan konkresi Fe dan/atau Mn TANAH
sebagai lapisan atau terbesar dalam profil HIDROMORFIK
KELABU
Warna umum merah-kelabu terutama horizon-horizon B TANAH LATERIT AIR
dengan struktur remah, konsistensi gembur dan di bawahnya TANAH
terdapat padas besi
USDA Soil Taxonomy
Dalam USDA Soil Taxonomy ada 12
Order yaitu:
1. Alfisols : mempunyai horizon argilik (kaya
lempung)
2. Andisols : tanah dengan material andik (tanah
pegunungan)
3. Aridisols : tanah di daerah kering
4. Entisols : tanah masih baru/sangat muda
(recent)
5. Gelisols : tanah yang mengalami permafrost
(pembekuan)
6. Histosols : “histos” = jaringan, tanah gambut
7. Inceptisols : “inceptum” = awal berkembang
8. Mollisols : mempunyai horison molik (gembur,
hitam, CaCO3)
9. Oxisols : kaya oksida besi (Fe) dan Al
10.Spodosols: mempunyai horison spodik
11.Ultisols : “ultis” = tua, tanah tua dengan
kejenuhan basa rendah
12.Vertisols: banyak retakan,tanah dengan lempung
kembang kerut
Contoh

Order Entisols => ent dan sol


Suborder: Fluvents
Great Group: Torrifluvents
Subgroup: Typic Torrifluvents
Family: Fine-loamy, mixed, superactive, calcareous,
Typic Torrifluvents
Series: Jocity, Youngston

Order Alfisols
Suborder: Xeralfs
Great Group: Durixeralfs
Subgroup: Abruptic Durixeralfs
Family: Fine, Mixed, Active, thermic Abruptic Durixeralfs
Series: San Joaquin (soil)
WORLD REFFERENCE BASE (WRB) FOR
SOIL RESOURCES 2006

Dibuat Oleh FAO Unesco


1 Soils with thick organic layers: 1 Histosols
2 Soils with strong human influence
1. Soils with long and intensive agricultural use: 2 Anthrosols
2. Soils containing many artefacts: 3 Technosols
3 Soils with limited rooting due to shallow
permafrost or stoniness
1. Ice-affected soils: 4 Cryosols
2. Shallow or extremely gravelly soils: 5 Leptosols
4 Soils influenced by water
1. Alternating wet-dry conditions, rich in swelling 6 Vertisols
clays:
2. Floodplains, tidal marshes: 7 Fluvisols
3. Alkaline soils: 8 Solonetz
4. Salt enrichment upon evaporation: 9 Solonchaks
5. Groundwater affected soils: 10 Gleysols
5 Soils set by Fe/Al chemistry
1. Allophanes or Al-humus complexes: 11 Andosols
2. Cheluviation and chilluviation: 12 Podzols
3. Accumulation of Fe under hydromorphic 13 Plinthosols
conditions:
4. Low-activity clay, P fixation, strongly 14 Nitisols
structured:
5. Dominance of kaolinite and sesquioxides: 15 Ferralsols
6 Soils with stagnating water
1. Abrupt textural discontinuity: 16 Planosols
2. Structural or moderate textural discontinuity: 17 Stagnosols
7 Accumulation of organic matter,
high base status
1. Typically mollic: 18 Chernozems
2. Transition to drier climate: 19 Kastanozems

3. Transition to more humid 20 Phaeozems


climate:
8 Accumulation of less soluble salts
or non-saline substances
1. Gypsum: 21 Gypsisols
2. Silica: 22 Durisols
3. Calcium carbonate: 23 Calcisols
9 Soils with a clay-enriched subsoil
1. Albeluvic tonguing: 24 Albeluvisols
2. Low base status, high-activity clay: 25 Alisols
3. Low base status, low-activity clay: 26 Acrisols
4. High base status, high-activity clay: 27 Luvisol
5. High base status, low-activity clay: 28 Lixisols
10 Relatively young soils or soils with
little or no profile development
With an acidic dark topsoil: 29 Umbrisols
Coarse textural soils: 30 Arenosols
Moderately developed soils: 31 Cambisols
Soils with no significant profile 32 Regosols
development:
J. Distribusi tanah
Peta Tanah berdasarkan jenis bahan
induk secara global
PETA TANAH INDONESIA
K. Tanah tropika
Faktor dominan pembentuk tanah di
Indonesia
• Iklim tropika basah
Suhu, kelembaban dan curah hujan tinggi menyebabkan
tingginya intensitas pelapukan dan perkembangan tanah
• Keanekaragaman landform
Cekungan, cembungan dan lereng memberikan pengaruh
perkembangan tanah
• Hutan hujan tropika
Keanekaragaman dan populasi vegetasi tinggi sebagai
sumber bahan organik
• Aktivitas volkanisme
Volkanisme di ring of fire memberikan bahan induk
material baru secara periodik
• Perkembangan tanah di wilayah tropika yang
berdrainase baik menghasilkan tanah-tanah
dengan perkembangan lanjut
• Tanah berkembang lanjut dicirikan kaya oksida
Fe dan Al, dan disebut tanah Ferrallitic
Tanah Ferrallitic
Tanah
Ferralitic

Tanah
Ferralitic

Tanah
Ferralitic
• Perkembangan tanah di wilayah tropika yang
berdrainase buruk dan atau tergenang
menghasilkan tanah-tanah gambut
• Tanah berkembang tidak lanjut dicirikan
lapisan bahan organik yang tebal dan disebut
tanah gambut (peat soil)
Tanah Gambut

Tanah
Tanah Gambut
Gambut
L. Tanah volkanik
• Ring of fire di Indonesia bermula dari Pulau
Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara ke Sulawesi
• Aktivitas volkanisem memberikan material baru
di atas tanah yang sudah berkembang.
• Material volkanik dapat ini dapat meremajakan
kembali tanah yang sudah berkembang atau yang
sudah tua, disebut proses soil rejuvenation
• Tanah volkanik dicirikan oleh material amorfus
Silika dan alumina, yang kemudian dengan
proses perkembangan tanah material ini menjadi
mineral lempung.
Tanah Volkanik
Profil tanah volkanik menunjukkan pengulangan proses
yang dicirikan perlapisan dengan warna berbeda

Tanah
Volkanik
• Terjadi pengulangan pemaparan material
volkanik -> pelapukan -> pembentukan tanah -
> pertumbuhan vegetasi -> deposisi bahan
organik -> pemaparan material volkanik baru
............... dan seterusnya

Anda mungkin juga menyukai