PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
BAB II
METODE PENULISAN
2.1 Sumber dan Jenis Data
Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan makalah ini berasal dari
berbagai literatur kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
Beberapa jenis referensi utama yang digunakan adalah jurnal ilmiah edisi online,
dan artikel ilmiah yang bersumber dari internet. Jenis data yang diperoleh variatif
dan bersifat kualitatif.
2
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tanah Litosol
Tanah litasol sendiri adalah jenis tanah yang berbatu- batu dengan lapisan
tanah yang tidak terlalu tebal.Yang mana jenis tanah ini pembentukannya dari
bahan batuan beku yang dihasilkan dari serangkaian peristiwa letusan gunung
berapi serta dari batuan sedimen yang dihasilkan dari peristiwa pelapukan kimia
(yang memanfaatkan adanya sebuah dukungan dari organisme hidup) dan fisika
(dengan bantuan sinar matahari dan hujan) yang belum sempurna. Pada dasarnya
tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan
tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan
adanya vulkanisme.
3.2 Susunan Horizon Tanah Litosol
Setiap tanah dicirikan oleh susunan horizon yang berbeda beda sehingga
secara garis besar profil tanah biasanya terdiri atas beberapa horizon yang mana
dibedakan berdasarkan warna, sifat fisik, kimiawi serta sifat morfologi lainnya.
Horizon tanah mineral yang telah mengalami perkembangan lanjutan biasanya
memiliki beberapa horizon yang dikelompokan berdasarkan lapisan tanah untuk
menghindari erosi tanah. Solum terbagi menjadi dua yaitu lapisan atas dan lapisan
bawah, pada lapisan atas atau top soil memiliki dua horizon yaitu horizon O dan
horizon A, lapisan tanah bagian bawah memiliki dua horizon juga yaitu horizon E
dan B. Namun pada profil tanah dengan susuan lengkap memiliki banyak horizon
dengan sifat dan karakteristik yang unik atau khas.
3
Susunan lapisan tanah paling atas hingga paling bawah terdiri atas horizon
O, A, E, B, C dan R sebagi berikut:
a. Horizon O
Terletak bagian paling atas lapisan tanah, merupakan lapisan tanah yang
mengandung bahan organik hasil pelapukan dan hanya mengandung humus.
Horizon ini sangat mudah ditemukan pada hutan hutan alami yang belum terganggu
manusia. Horizon organik merupakan tanah yang mengandung bahan organik lebih
dari 20 persen dari total keseluruhan penampang tanah.
Horizon O terbagi lagi menjadi dua yaitu horizon O1 yang terbentuk dari sisa sia
tanaman yang masih terlihat berupa guguran bunga dan daun ataupun ranting pohon
sedangkan horizon O2 terletak dibawah O1 yang terbentuk dari sisa sisa jasad
bagian tanaman yang sudah tidak terlihat atau berbentuk lagi karena sudah
mengalami pelapukan lanjutan.
b. Horizon A
Merupakan horizon yang masih berada dalam kesatuan top soil yang mengandung
campuran bahan organik hasil pelapukan dan mineral. Horizon A juga disebut
sebagai horizon pencucian bahan organik dan terbagi menjadi 3 bagian lagi
meliputi:
4
c. Horizon E
d. Horizon B
Berbeda dengan fungsi horizon A2 dan B yang merupakan zona pencucian, horizon
B justru merupakan tempat dimana terjadi penimbunan atau pengendapan, oleh
karena itu pada horizon ini terdapat akumulasi dari bahan bahan yang tercuci pada
horizon diatasnya seperti Fe, Al, Mn dan materi organik lainnya.
Ciri atau tanda horizon B yaitu terdapat konsentrasi residu debu kuarsa
(sesquioksida) dan lempung sebagai hasil dari pelarutan karbonat dan garam garam
lainnya, selain itu terdapat perubahan bahan bahan dari kondisi asalnya atau proses
alterasi sehingga terbentuk gumpalan (blocky), butiran (granule) dan dan tiang
(prismatic).
Horizon B juga disebut sebagai horizon pencucian bahan organik dan terbagi
menjadi 3 bagian lagi meliputi:
e. Horizon C
Merupakan lapisan tanah yang bahan utama penyusunnya masih berupa batuan
keras dan belum terjadi perubahan baik secara fisik ataupun struktur kimiawi-nya.
Tidak bisa ditembus oleh akar-akar tanaman dan mengandung bahan organik yang
sangat sedikit. Horizon C ini tidak terbagi lagi karena hanya memiliki satu sifat
yang benar benar berbeda dibandingkan dengan horizon O, A dan B.
5
f. Horizon R
Merupakan lapisan terdalam yang masih berbentuk batuan induk yang sangat keras,
tidak ada aktivitas organik didalamnya. Tidak terdapat tanah lagi dibawah horizon
R ini yang ada hanyalah jenis jenis air tanah dalam atau artesis jika terus mengebor
menembus batuan induk ini. Namun lambat laun seiring berjalannya waktu batuan
induk yang ada di horizon R ini akan berangsur angsur menjadi tanah, namun
memerlukan waktu ribuan hingga jutaan tahun,
Profil tanah terdiri atas beberapa horizon, diantara horizon tersebut ada batasan
batasan yang pengelompokan-nya terbagi menjadi 4 batas peralihan jika dilihat
secara visual jika seandainya penampang tanah dipotong secara vertikal yang
penjelasan-nya sebagai berikut.
• Batas horizon secara nyata jika area peralihan memiliki ketebalan dibawah 2.5 cm
• Batas horizon jelas apabila area peralihan memiliki jarak atau ketebalan antara 2.5
cm hingga 6.5 cm.
• Batas horizon berangsur apabila zona peralihan yang terjadi pada suatu lapisan
tanah dengan jarak berkisar antara 6.5 cm hingga 12.5 cm
• Batas horizon baur jika area peralihan terjadi pada jarak diatas 12.5 cm dan biasanya
sudah sulit membedakan diantara dua buah horizon karena batas yang samar.
a. Tanah dibasahi dengan air dan dibentuk bola. Apabila bola rusak, maka
tanah termasuk berpasir dan kasar.
b. Apabila bola tanah tidak rusak, tanah diletakkan diantara jari telunjuk dan
jempol, lalu dipilin hingga membentuk pasta tanah. Selama dipilin, dapat
dirasakan tekstur tanah. Rasa kasar menunjukkan tanah berpasir, lengket
mengindikasikan adanya klei, sedangkan rasa licin menunjukkan adanya
debu.
6
2. Penentuan warna tanah
a. Pasta tanah dipilin diantara ibu jari dan telunjuk. Kemudian, kedua jari
dipisahkan. Banyaknya tanah yang melekat pada jari menjadi indikator
kelekatan.
b. Pasta tanah dipilin dan dibentuk pita. Apabila pita dapat dibentuk tanpa
mematahkan strukturnya, maka tanah termasuk plastis. Tetapi, apabila tidak
dapat dibentuk pita, maka tanah termasuk tidak plastis.
Adapun beberapa ciri/karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh tanah
litosol antara lain adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai lapisan bumi yang tidak terlalu tebal, yaitu hanya mencapai 45 cm
saja
2. Merupakan jenis tanah baru. Dikatakan sebagai anak baru karena tanah ini
terbentuk ketika batuan belum sempurna mengalami pelapukan.
3. Mempunyai penampang yang besar, berbentuk kerikil, pasir, dan bebatuan kecil
7
7. Memiliki tekstur tanah yang bervariasi
Beberapa tanaman yang dapat hidup di tanah litosol antara lain adalah
sebagai berikut a. Rumput-rumputan
b. Jagung
c. Bungan edelweis
Tanah litosol memiliki ciri khas butiran kasar berupa kerikil. Tanah ini
sangat miskin unsur hara sehingga tidak subur dan kurang baik untuk pertanian.
Karena sifat tanahnya yang kurang subur, tanah ini hanya cocok untuk ditanami
pohon besar di hutan. Tanah litosol banyak ditemukan di daerah Pulau Sumatera,
Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Maluku Selatan dan Papua.
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tanah litosol merupakan jenis tanah yang terbentuk dari batuan beku yang
berasal dari proses meletusnya gunung berapi dan juga sedimen keras dengan
proses pelapukan kimia (dengan menggunakan bantuan organisme hidup) dan fisika
(dengan bantuan sinar matahari dan hujan) yang belum sempurna. Susunan lapisan
tanah paling atas hingga paling bawah terdiri atas horizon O, A, E, B, C dan R. Pengamatan
tanah dapat dilakungan dengan cara Penentuan tekstur tanah dilakukan dengan
metode perasaan, Penentuan warna tanah, Penentuan konsistensi basah. Sifat tanah
latosol yaitu memiliki sifat basa atau ultrabasa dan memiliki ciri dengan kandungan
unsur hara yang sedikit sekali. Tanah litosol banyak ditemukan di daerah Pulau
Sumatera, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Maluku Selatan dan Papua.
4.2 Saran