Anda di halaman 1dari 8

‘’BAHASA INDONESIA”

RESENSI BUKU NONFIKSI

Nama Kelompok 6 :

ANISA MAIDAWATI
AULIA HADRATI RIZQI
GUSTI NURLAILATUL HIKMAH
SUSTINAWATI NASYIKIN

Kelas XI IPA2 ( Sebelas )

SMA NEGERI 2 MARTAPURA

TAHUN AJARAN 2013 / 2014


Dengan memanjatkan puji syukur kehadhirat Allah swt.Yang telah melimpahkan taufiq dan
hidayah-Nya sehingga selesailah laporan PENELITIAN TENTANG PEDOSPER DAN PROSES
PEMBENTUKANNYA
Dengan menyadari sifat kekurangan manusia ,maka kami mohon adanya teguran dan kritik
dari Bapak guna lebih sempurnanya laporan ini. Dan apabila ada kekurangan atau
kekeliruan yang tidak sengaja , maka kami mohon maaf.

Semoga laporan ini mendapat berkah dan keridhoan dari Allah swt,sehingga dapat
membawa mamfaat bagi para pembaca.

Penulis

Kelompok 4

ISI LAPORAN

A. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
 Cangkul
 Kamera
 Penggaris
 Senter
 Ember

2. Bahan
 Tanah

B. MATERI DAN HASIL PERCOBAAN

1. Proses Pembentukan Tanah

a. Materi

Proses pembentukan tanah adalah perubahan dari bahan induk menjadi lapisan tanah.
Perkembangan tanah dari bahan induk yang padat menjadi bahan induk yang agar lunak, selanjutnya
berangsur-angsur menjadi tanah pada lapisan bawah (subsoil) dan lapisan tanah bagian atas
(topsoil), dalam jangka waktu lama sampai ratusan tahun hingga ribuan tahun. Perubahan-
perubahan dari batuan induk sampai menjadi tanah karena batuan induk mengalami proses
pelapukan, yaitu proses penghancuran karena iklim.

Tahap pertama dari proses pembentukan tanah adalah proses pelapukan. Proses ini terjadi
penghancuran dan pelembutan dari bahan induk tanpa perubahan susunan kimianya. Pelapukan
dipengaruhi oleh faktor iklim yang bersifat merusak. Faktor-faktor iklim yang turut menentukan
adalah sinar matahari, perbedaan temperatur antara siang dan malam, keadaan musim kemarau dan
musim penghujan.
Pada awalnya batuan pecah dalam bentuk pecahan-pecahan batuan dan mineral-mineral
penyusunnya. Selanjutnya oleh adanya air, asam dan senyawa-senyawa yang larut dalam air,
pecahan-pecahan bantuan dan mineral ini menjadi lunak dan terurai ke dalam unsur-unsur
penyusunnya. Dari bahan-bahan sisa penguraian dan senyawa kembali membentuk mineral-mineral
baru.
Pelapukan digolongkan dalam tiga bentuk :
1. Pelapukan fisik sering disebut juga alterasi yakni proses pemecahan dan pelembutan batuan
tanpa mengalami perubahan susunan kimia dan tidak ada pembentukan mineral baru.
2. Pelapukan kimia adalah proses pelapukan dan penguraian pecahan-pecahan batuan dan
mineral-mineral ke dalam unsur-unsur penyusunnya yang biasa disertai dengan pembentukan
mineral-mineral baru.
3. Pelapukan biologis adalah pelapukan yang disebabkan kegiatan tanaman dan hewan, baik yang
tingkat tinggi maupun yang tingkat rendah.

Dalam proses pemecahan batuan induk menjadi tanah terjadi aktivitas hidup organisme. Bakteri
autotrof dan lumut-lumut pada waktu mati menjadi bahan organik bagi kehidupan organisme yang
lain. Tumbuhan tingkat tinggi berperan dengan aktivitas akar-akarnya masuk dicelah-celah retakan
batuan dan seterusnya

2. Batas Horizon Dan Lapisan tanah

Tanah Horizons (lapisan): Tanah terdiri dari lapisan berbeda horisontal, pada lapisan
yang disebut horizons. Mereka mulai dari kaya, organik lapisan atas (humus dan tanah) ke
lapisan yang rocky (lapisan tanah sebelah bawah, dan regolith bedrock).

 O Horizon - Bagian atas, lapisan tanah organik, yang


terdiri dari humus daun dan alas (decomposed
masalah organik).
 A Horizon - juga disebut lapisan tanah, yang
ditemui di bawah cakrawala O dan E di atas
cakrawala. Bibit akar tanaman tumbuh dan
berkembang dalam lapisan warna gelap. Itu terdiri
dari humus (decomposed masalah organik)
dicampur dengan partikel mineral
 E Horizon - Ini eluviation (leaching) adalah lapisan
warna terang dalam hal ini adalah lapisan bawah
dan di atas A Horizon B Horizon. Hal ini terdiri dari
pasir dan lumpur, setelah kehilangan sebagian
besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan
melalui air tanah (dalam proses eluviation).
 B Horizon - juga disebut lapisan tanah sebelah
bawah - ini adalah lapisan bawah dan di atas E

Horizon C Horizon. Mengandung tanah liat dan mineral deposit (seperti besi, aluminium
oxides, dan calcium carbonate) yang diterima dari lapisan di atasnya ketika mineralized
bertitisan air dari tanah di atas.
 C Horizon - juga disebut regolith: di lapisan bawah dan di atas Horizon B R Horizon. Terdiri
dari sedikit rusak bedrock-up. Tanaman akar tidak menembus ke dalam lapisan ini, sangat
sedikit bahan organik yang ditemukan di lapisan ini.
 R Horizon - The unweathered batuan (bedrock) yang lapisan bawah semua lapisan lainnya.

b. Hasil Pengamatan
Dari pengamatan kami dapat dilihat pada
gambar disamping hanya dapat mengamati dua
lapisan tanah lapisan atas lapisan tanah organik,
yang terdiri dari humus daun dan alas
(decomposed masalah organik) serta akar dari
pohon yang hidup disekitar pusat penelitian kami
dan lapisan kedua berwarna kecoklatan dari
beberapa pengamat lapisan itu mengandung
humus (decomposed masalah organik) dicampur
dengan partikel mineral

3. Struktur Tanah

a. Materi

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat dari hasil
proses pedogenesis.

Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif
disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik, partikel pasir dan debu
dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil) oleh liat humus dan kalsium.
Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori) membentuk sirkulasi air dan udara
juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan
ruangan kosong yang kecil ( mikropori) memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya
bahwa struktur disebut granular.

Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi secara
langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju
pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi dibandingkan
dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman makanan ternak
yang tumbuh pada tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman
makanan ternak yang tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan
perkembangan akar pada tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu
dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar
pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar
memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori,
dibandiangkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak yang
tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi, sulit
mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori
tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang
padat, sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan
organisme tanah merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah.

Kedalaman atau solum, tekstur, dan struktur tanah menentukan besar kecilnya air
limpasan permukaan dan laju penjenuhan tanah oleh air. Pada tanah bersolum dalam (>90
cm), struktur gembur, dan penutupan lahan rapat, sebagian besar air hujan terinfiltrasi ke
dalam tanah dan hanya sebagian kecil yang menjadi air limpasan permukaan (longsor).
Sebaliknya, pada tanah bersolum dangkal, struktur padat, dan penutupan lahan kurang
rapat, hanya sebagian kecil air hujan yang terinfiltrasi dan sebagian besar menjadi aliran
permukaan (longsor)

b. Hasil Pengamatan

Dari pengamatan kami didalam tanah terdapat gumpalan tanah, butiran pasir dan
kerikil maka dapat disimpulkan bahwa Struktur tanah merupakan cara pengikatan butiran-
butiran tanah yang satu terhadap yang lainnya .

4. Tekstur Tanah

a. Materi

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif (dalam bentuk persentase) fraksi-fraksi pasir,
debu, dan liat. Partikel-partikel pasir memiliki luas permukaan yang kecil dibandingkan debu
dan liat tetapi ukurannya besar. Semakin banyak ruang pori diantara partikel tanah semakin
dapat memperlancar gerakan udara dan air. Luas permukaan debu jauh lebih besar dari
permukaan pasir, dimana tingkat pelapukan dan pembebasan unsur hara untuk diserap akar
lebih besar dari pasir. Tanah yang memiliki kemampuan besar dalam memegang air adalah
Fraksi Liat.

b. Hasil Pengamatan

Dari pengamatan kami tekstur tanah berpasir agak kasar dan basah.

5. Konsisten Tanah

a. Materi

Konsistensi tanah adalah daya kohesi dan adhesi


diantara partikel-partikel tanah dan ketahanan (resistensi)
massa tanah tersebut terhadap perubahan bentuk oleh tekanan
atau berbagai kekuatan yang dapat mempengaruhi.
Konsistensi tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah.

Pentingnya konsistensi tanah ialah untuk menentukan cara penggarapan tanah yang
efisien dan penetrasi akar tanaman di lapisan tanah bawahan. Tanah yang bertekstur pasir
bersifat tidak lengket, tidak liat (non plastic) dan lepas-lepas. Sebaliknya tanah bertekstur
lempung-berat pada keadaan basah berkonsistensi sangat lengket, sangat liat dan bila kering
bersifat sangat teguh (kuat) dan keras.

Tanah bertekstur geluh (loam) mempunyai sifat diantara tekstur pasir dan lempung.
Perekatan partikel tanah membentuk gumpalan agregat dan mempunyai konsistensi keras jika
kering, disebabkan adanya bahan-bahan perekat, yaitu lempung itu sendiri kapur atau
gamping (CaCO3), silika (SiO2), sesquioksida (Al dan Fe oksida) dan humus. Kecuali
lempung semakin basah makin kurang daya rekatnya.

Cara menentukan konsistensi di lapangan ialah dengan cara memijit-mijit tanah,


dalam berbagai keadaan kandungan air seperti keadaan basah (wet), lembab (moisture) atau
kering (dry), biasanya dengan menggunakan ibu jari dengan telunjuk. Pada keadaan basah
diamati plastisitasnya, apakah massa tanah cukup liat untuk dapat dibuat bentuk-bentuk
tertentu tanpa retak-retak atau pecah atau apakah tanah melekat pada jari-jari kita, sehingga
untuk melepaskan antara ibu jari dan telunjuk agak sukar atau mudah sekali.

Keadaan lembab ditentukan dengan mencoba meremukkan massa tanah dengan


telapak tangan atau jari, apakah gembur ataukah antara partikel-partikel tanah cukup saling
melekat dalam gumpalan yang teguh. Keadaan kering dilakukan dengan mencoba
meremukkan atau memecahkan gumpalan tanah kering, apakah lunak ataukah keras.
Berdasarkan keadaan kandungan airnya, struktur tanah dapat digolongkan menjadi:
1)        Keadaan Basah
Keadaan Deskripsi Pengamatan

Tidak lengket Tidak ada adhesi antara tanah dengan jari


Agak lengket Sedikit ada adhesi tanah dengan jari tetapi mudah dilepas lagi
Lengket Ada adhesi tanah pada jari dan kalau dipijit memapar
Sangat Ada adhesi kuat antara tanah dengan jari, ibu jari dan telunjuk
lengket sukar dilepaskan
Tidak liat Tidak dapat membentuk gilingan-gilingan kecil
Agak liat Dapat dibentuk gilingan-gilingan yang kecil dan mudah dirubah
bentuknya
Liat Dapat dibentuk gilingan-gilingan kecil dan bentuk-bentuk
tertentu yang hanya dapat dirubah dengan tekanan
Sangat liat Dapat dibentuk gilingan-gilingan kecil dan hanya dapat dirubah
bentuknya dengan pijikan kuat
2)        Keadaan Lembab
Keadaan Deskripsi Pengamatan
Lepas-lepas Tidak ada adhesi antara butir-butir tanah
Sangat gembur Dipijit sedikit saja mudah hancur
Gembur Dipijit kuat baru hancur
Teguh Dipijit sukar hancur
Sangat teguh Ditekan kuat dengan tangan sampai terasa sakit baru hancur
Luar biasa teguh Pijitan yang sangat kuat baru hancur

3)      Keadaan Kering


Keadaan Deskripsi Pengamatan
Lepas-lepas Tidak ada daya kohesi antara butir-butir tanah
Lunak Massa tanah mempunyai kohesi yang sangat lemah,
sehingga ditekan sedikit saja sudah hancur
Agak keras Sedikit tahan terhadap pijitan tangan
Keras Baru dapat pecah dengan pijitan keras atau kuat
Sangat keras Tidak dapat pecah hanya dengan jari
Luar biasa keras Hanya dapat dipecahkan dengan alat yang keras

b. Hasil Pengamatan

Dari pengamatan konsistensi tanah agak gembur, lunak, dan mudah dibuat kerajinan
berbahan dasar tanah. Warna tanah jika terkena cahaya terlihat pori – pori dan butiran –
butiran merah

6. Resapan Air

Kami melakukan percobaan dengan memasukkan air kedalam tanah dengan kedalaman
15 cm proses peresapan air agak cepat, terbentuk pori – pori besar. Setelah tanah tadi
selesai menyerap air tanah menjadi lebih lembek dan pori – porinya lebih terlihat.

Anda mungkin juga menyukai