Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi Biaya dapat mencapai tujuan tentang penentuan harga pokok
produk, maka akuntansi biaya mencatat, menggolongkan, dan meringkas biaya-
biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya-biaya yang dikumpulkan
disajikan adalah biaya-biaya yang telah terjadi pada masa lalu atau biaya historis.
Umumnya akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok produk ini untuk
memenuhi kebutuhan pihak luar perusahaan. Oleh karena itu, untuk melayani
kebutuhan pihak luar tersebut, akuntansi biaya untuk penentuan harga pokok
produk tunduk pada prinsip-prinsip akuntansi yang yang lazim.

Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya tidak bisa lepas dari


pengorbanan sumber-sumber ekonomis atau alat-alat produksi untuk
menghasilkan produk-produk yang diinginkan. Bagi perusahaan yang bergerak di
bidang produksi, istilah biaya sangat penting artinya, sebab biaya harus relevan
dengan proses produksi yang sedang dibiayainya. Pada dasarnya biaya diukur
dengan nilai sekarang dari sumber-sumber ekonomi yang dikorbankan untuk
memperoleh barang atau jasa yang akan dipergunakan dalam aktivitas perusahaan.
Barang atau jasa yang dikorbankan merupakan pengurangan atas harta atau
dibebankan sebagai hutang pada saat barang atau jasa itu diperoleh.

Harga pokok proses merupakan cara penentuan harga pokok produk


dimana biaya produksi dibebankan kepada proses selama periode tertentu. Dalam
metode ini tidak ada pembedaan antara biaya langsung dan biaya tidak langsung,
sedangkan biaya overhead pabrik terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan atau
yang terjadi didalam proses produksi yang secara tidak langsung ikut dalam
membuat barang jadi, yaitu selain biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan yang
akan diangkat adalah :
1. Menentukan standar overhead full costing
2. Menjelaskan pengertian metode varian overhead full costing
3. Melakukan analisis varian full costing
4. Menjelaskan sistem biaya standar variabel full costing
5. Menentukan standar bahan baku variabel costing
6. Menentukan standar tenaga kerja variabel costing
7. Melakukan perhitungan terhadap varian bahan baku variabel costing
8. Melakukan perhitungan terhadap varian tenaga kerja variabel costing
9. Menjelaskan metode varian overhead variabel costing
10. Melakuan analisis terhadap varian variabel costing

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


1. Memahami pengertian variabel costing
2. Mengetahui cara perhitungan variabel costing
3. Mengetahui metode variabel costing.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Varian Overhead Full Costing

Full Costing adalah metode penentuan harga pokok produk dengan


memasukkan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok,
overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Di dalam metode full
costing, biaya overhead pabrik yang bersifat variabel maupun tetap dimuka pada
kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya.

Jika perusahaan menggunakan metode full costing di dalam penentuan


harga pokok produksinya, produk akan dibebani biaya overhead pabrik dengan
menggunakan tarif biaya overhead pabrik variabel dan tarif biaya overhead tetap.
Jika perusahaan menggunakan metode variable costing di dalam penentuan harga
pokok produksinya, produk akan dibebani biaya overhead pabrik dengan
menggunakan tarif biaya overhead pabrik variabel saja.

Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead costs) adalah biaya


produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja
langsung. Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-departemen lain
selain departemen produksi maka semua biaya yang terjadi di departemen
pembantu tersebut (termasuk biaya tenaga kerjanya) dikategorikan sebagai biaya
overhead pabrik. Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari biaya-biaya yang
harus dikeluarkan untuk pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tak
langsung, pengawasan mesin produksi, pajak, asuransi, hingga fasilitas-fasilitas
tambahan yang diperlukan dalam proses produksi.

 Metode penentuan tarif biaya overhead pabrik


Untuk menentukan tarif biaya overhead pabrik, perusahaan perlu
memperhatikan jumlah tarif biaya overhead pabrik yang akan digunakan.

3
Terdapat tiga alternatif yang dapat perusahaan digunakan untuk menentukan tarif
biaya overhead pabrik, yaitu:
1. Plantwide Rate / Tarif Tunggal
Perusahaan hanya menggunakan tarif biaya overhead pabrik untuk
pembebanan biaya overhead pabrik ke pesanan maupun produknya dari awal
sampai akhir proses.
2. Departemental Rate / Tarif Departementalisasi
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap tahapan
atau departemen produksi yang ada di perusahaan. Jumlah tarif biaya
overhead pabrik tergantung dari tahapan atau departemen produksi yang ada.
3. Activity Rate / Tarif Setiap Aktivitas
Perusahaan menetapkan tarif biaya overhead pabrik untuk setiap aktivitas
yang terjadi dalam pembuatan produknya. Cara ini dikenal dengan Activity
Based Costing (ABC).

Metode full costing adalah metode penentuan harga pokok produk yang
membebankan seluruh biaya produksi kepada produk. Dalam metode full costing,
semua unsur biaya produksi baik biaya tetap maupun biaya variable dihitung
sebagai harga pokok produksi.

Sedangkan metode variable costing adalah  metode penetuan harga


pokok produk yang hanya membebankan  biaya variable ke produk.

Perbandingan metode variable costing dan metode full costing

Penentuan harga pokok produksi

Full costing adalah metode penentuan harga pokok produk yang


membebankan seluruh biaya produksi, baik biaya variable maupun biaya tetap ke
produk. Dalam metode ini biaya overhead produk dibebankan dengan
menggunakan tarif  yang telah ditentukan dimuka. Biaya overhead pabrik tetap
dianggap sebagai biaya produksi dan baru akan dilaporkan dalam laporan laba
rugi apabila produk telah terjual.

4
Variable costing  adalah  metode penentuan harga pokok produk yang hanya
memperhitungkan biaya variable, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
biaya overhead pabrik variable. Biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai
biaya produksi tapi dibebankan dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya
(period cost).

Penyajian laporan laba rugi

Pada Metode variable costing, seluruh biaya overhead tetap yang terjadi
dalam periode tersebut dilaporkan dalam laporan laba rugi perode tersebut
sehingga akan mengurangi pendapatan pada periode tersebut.

Sedangkan metode full costing, biaya overhead tetap yang dilaporkan


dalam laporan laba rugi hanya biaya  overhead tetap produk yang telah terjual saja
pada periode tersebut.

2.2 Analisis Terhadap Varian Full Costing

Karena total overhead variabel berubah dalam hubungan langsung


dengan perubahan dalam aktivitas dan overhead terhadap per unit berubah
berbanding terbalik dengan perubahan dalam aktivitas, tingkat kapasitas spesifik
harus dapat dipilih untuk menghitung anggaran biaya overhead dan untuk
menentukan perhitungan tingkat awal overhead (OH). Untuk menghitung tingkat
perhitungan awal OH, manajer Harris Corporation menggunakan tingkat kapasitas
5.000 sepeda gunung atau 48.750 jam tenaga kerja langsung (5.000 sepeda × 9,75
tiap jam). Anggaran biaya overhead variabel pada tingkat jam tenaga kerja
langsung (DLHs) adalah $68.500 dan anggaran tahunan biaya overhead tetap
adalah $120.000.

Manajer Harris Corporation menghitung perhitungan awal tingkat OH


variabel menggunakan DLHs perhitungan awal tingkat OH tetap menggunakan
jumlah sepeda gunung. Dengan demikian, perhitungan awal tingkat OH variabel
dan tetap masing-masing adalah, $14 per DLH ($682.500 ÷48.750) dan $24 per

5
sepeda ($120.000÷5.000).
Karena Harris Corperation menggunakan tingkat aplikasi overhead
variabel dan tetap yang terpisah, harga dan komponen pemakaian yang terpisah
dihitung untuk setiap tipe overhead. Empat pendekatan varians ini memberikan
manajer detail yang terbaik dan dengan fleksibilitas terbaik untuk pengendalian
dan evaluasi kerja.

Metode Full Costing yang diterapkan sesuai dengan kaidah akuntansi


biaya dalam perhitungan suatu produk cukup membantu mengurangi terjadinya
overcosting ataupun undercostingyang diakibatkan oleh terjadinya distorasi dalam
pembebanan biaya. Penghitungan harga pokok produksi dengan mengunakan
metode Full Costing merupakan suatu informasi biaya suatu pabrik pada
umumnya yang sangat dibutuhkan untuk menentukan harga pokok produksi dan
penetapan harga jual.

Biaya produksi merupakan unsur biaya yang besar jumlahnya. Mengingat


pentingnya harga pokok produksi dan harga jual pada pabrik, maka pengelola
pabrik harus bisa mengendalikan biaya produksi untuk menghitung harga jual
yang dinilai wajar oleh konsumen. Serta meminimalkan biaya-biaya yang kiranya
tidak menambahkan nilai.

2.3 Sistem Biaya Standar Variabel Costing

Sistem biaya standar terdiri dari biaya standar dan biaya aktual dalam
suatu catatan akuntansi. Pencatatan rangkap ini memberikan elemen penting dari
pengendalian biaya: memiliki atura-aturan yang berlawanan dimana operasi aktual
akan dapat diperbandingkan. Mengembangkan biaya standar melibatkan penilaian
dan kepraktisan dalam mengidentifikasi jenis bahan baku dan tenaga kerja,
kualitas, dan harga maupun pemahaman jenis overhead organisasi dan bagaimana
mereka berlaku.

Tujuan utama dalam pembuatan suatu produk adalah untuk


meminimalisasi biaya unit ketika mencapai spesifikasi kualitas tertentu hampir
semua produk dapat dibuat dari beragam input alternatif yang akan menghasilkan

6
output serupa dan kualitas. Pilihan input yang diambil akan mengakibatkan suatu
pembentukan standar.Beberapa kombinasi sumber daya input yang mungkin
terjadi tidak terlalu praktis atau efisien.

Sebagai contoh, kemungkinan suatu tim kerja hanya terdiri dari personel
yang tekun atau pekerja ahli, tetapi beberapa tim tidak menguntungkan dalam hal
biaya bila tingkat gaji tenaga ahli dan tidak ahli berbeda secara signifikan. Selain
itu, menyediakan peralatan berteknologi tinggi untuk tenaga kerja tidak ahli
adalah mungkin, tetapi untuk melakukannya akan menjadi suatu penggunaan
sumber daya yang tidak efisien.Setelah keinginan kualitas output dan sumber daya
input yang dibutuhkan untuk mencapai kualitas tersebut diperhitungkan pada
biaya yang masuk akal, maka standar harga dan kuantitsa dapat dikembangkan.

Ahli dalam bidang akuntansi biaya, teknik industri, personel, pemrosesan


data, pembelian, dan manajemen berkontribusi dalam informasi dan keahlian
terhadap pengembangan standar. Untuk memastikan kredibilitas pembentukan
standar dari manajer dan pekerja dengan kinerja yang akan dibandungkan pada
standar adalah penting.

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan


jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk
atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi,
efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu.

Biaya standar merupakan pedoman di dalam pengeluaran biaya yang


sesungguhya terjadi. Sistem biaya standar dapat membantu manajemen dalam
mendeteksi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang dari
biaya standar.Sistem biaya standar ini mencatat biaya-biaya yang seharusnya
dikeluarkan dan biaya yang sesungguhnya terjadi, dan menyajikan perbandingan
antara biaya standar dan biaya sesungguhnya terjadi serta menyajikan analisis
penyimpangan-penyimpangannya.

Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi


yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel kedalam

7
harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langung dan biaya overhead pabrik variabel. (Mulyadi,99)

2.4 Standar Bahan Baku Variabel Costing

Pengembangan standar bahan baku adalah untuk mengenali dan mencatat


secara spesifik bahan baku langsung yang digunakan untuk membuat suatu
produk hal ini sering terdapat pada dokumen spesifikasi produk yang disiapkan
oleh departemen pekerjaan sebelumnya untuk memulai produksi. Tanpa
dokumentasi tersebut, spesifikasi bahan baku dapat ditentukan dengan menjajaki
area produksi, bertanya pada personel produksi, memeriksa kebutuhan bahan baku
dan mengevaluasi akun biaya yang berhubungan dengan produk. Yang perlu
diketahui mengenai input bahan baku: tipe, kuantitas, kualitas, dan harga. Bahan
baku langsung yang digunakan dalam memproduksi sarung tangan baseball
adalah kulit lembu yang diawetkan dan dikeringkan; bahan baku tidak langsung
diantaranya benang nilon dan plastik kecil penguat pada dasar bagian jari kecil
dan jempol. Setiap kulit lembu menyediakan kecukupan kulit untuk tiga atau
empat sarung tangan.

Kualitas lebih tinggi dan waktu pembuatan yang lebih pendek dapat
dicapai dengan menggunakan kulit kangguru. Usaha telah dilakukan untuk
menggunakan beragam bahan baku buatan untuk pembuatan sarung tangan
baseball, tetapi hal ini tidak dapat menghasilkan kekuatan, kelenturan, atau “rasa”
kulit asli.Dalam pembuatan keputusan kualitas, manajer harus ingat bahwa saat
tingkat bahan baku naik, maka secara umum harga juga akan naik; keputusan
mengenai input bahan baku selalu bertujuan untuk menyeimbangkan hubungan
dalam harga, kualitas, dan proyeksi harga jual dengan tujuan perusahaan.

Hasil dari penjualan menyebabkan pencampuran bahan baku, hasil bahan


baku, kualitas dan kuantitas produk jadi, biaya keseluruhan produk dan daya jual
produk. Dengan demikian, peramalan biayadan kuantitas menjadi fungsi langsung
dalam keputusan kualitas. Penyamakan atau penjemuran sangat penting dalam
pembuatan sarung tangan karena proses tersebut menemukan fleksibilitas dan

8
daya tahan sarung tangan. Bila kulit tidak dimasak dengan tepat, sarung tangan
akan menjadi cepat retak dan mengelupas. Karena kualitas dipilih untuk setiap
komponen, perkiraan kuantitsa fisik dari berat, ukuran, volume, atau ukuran
lainnya yang dapat dibuat. Perkiraan ini berdasarkan hasil dari uji teknis pendapat
manajer dan pekerja dalam menggunakan bahan baku, daftar permintaan bahan
baku terdahulu, dan evaluasi dalam akun biaya.
Tidak seperti sarung tangan baseball kebanyakan produk membutuhkan
input bahan baku yg beragam. Spesifikasi untuk bahan baku, termasuk kualitas
dan kuantitas, disusun dalam nota bahan baku (bill of materials); seperti contoh
dibawah ini menunjukan nota bahan baku untuk satu jenis sepeda gunung yang
dibuat oleh Haris Corporation. Bahkan perusahaan tanpa sistem standar biaya
resmi mengembangkan nota bahan baku untuk produk sebagai panduan untuk
aktivitas produksi.

Contoh 1

KUANTITAS
ID
YANG KETERANGAN KOMENTAR
KOMPONEN
DIBUTUHKAN

Roda depan, ban


WF-05 1 Tonggak pelompat
& jeruji

Roda belakang.
WR-05 1 Tonggak pelompat
Ban & jeruji

Termasuk penahan,
Rem depan
B-05 2 pengungkit, dan
&belakang
jangka

HB-05 1 Stang dan Batang Stainless steel

Termasuk sekrup dan


B-21 16 Baut 2.5” x 5/16”
pembersih

9
S-18 12 Klem 3” Stainless steel

Penyangga dan
SPS-05 1 Nilon dan hitam
tempat duduk

P-05 2 Pedal Karet hitam

F-05 1 Rangka Fiberglass

Ketika mengubah kuantitas dari nota bahan baku kedalam biaya,


perusahaan sering membuat kelonggaran terhadap limbah normal komponen.
Setelah standar kuantitas dikembangkan, komponen harga yang mencerminkan
kuantitas diskon dan biaya pengangkutan/penerimaan yang diperbolehkan
harus diperhitungkan. Ketika seluruh informasi kuantitas dan harga telah tersedia
kuantitas komponen dikalikan dengan unit harga untuk memperoleh total biaya
dari setiap komponen. Jumlah ini dihitung untuk menentukan total biaya bahan
baku standar dari satu unit produk.
Standard cost atau biaya standard adalah biaya yang telah ditetapkan
(diawal) untuk memproduksi sebuah atau beberapa unit barang di dalam kurun
waktu tertentu. Dan, biaya ini adalah suatu biaya yang sudah direncanakan dan
diharapkan akan terjadi di kurun waktu tersebut. Meskipun pada kenyataanya
sering berbeda dengan biaya aktual yang terjadi. Dimana perbedaan itu nantinya
akan dikenal sebagai variance.
Biaya Standar dijadikan acuan atau batasan dalam perhitungan biaya.
Acuan seperti ini lazimnya digunakan pada biaya produksi yang meliputi biaya
standar bahan langsung, biaya standar tenaga kerja langsung dan biaya standar
overhead pabrik variabel.
Ada dua standar yang dikembangkan untuk biaya bahan baku, yaitu
standar harga bahan baku dan standar kuantitas bahan baku (penggunaan bahan
baku). Jika harga actual yang dibayarkan lebih besar atau lebih kecil dari standar,
maka terjadi varians harga. Jika varians harga dicatat ketika bahan baku dibeli,
maka varians tersebut disebut varians harga pembelian bahan baku. Jika dicatat

10
kemudian ketikan bahan baku dikeluarkan ke pabrik, maka varians tersebut
disebut varians harga penggunaan bahan baku.

2.5 Standar Tenaga Kerja Variabel Costing

Mengembangkan standar tenaga kerja membutuhkan prosedur dasar yang


sama dengan yang digunakan untuk bahun baku. Setiap operasi produksi yang
dijalankan oleh pekerja (seperti pembentukkan, pembentangan, pengangkatan,
pemindahaan bahan baku dan pengemasan) atau dengan mesin (seperti
pengeboran, pemasakan,dan perakitan) harus dapat di identifikasi. Dalam
menetapkan operasi dan pergerakkan, aktivitas seperti pembersihan,
pembentukkan dan pengerjaan kembali harus benar-benar dipertimbangkan.
Seluruh pergerakkan yang tidak penting dari pekerja dan bahan bakuharus
diabaikan ketika standar waktu di rancang.

Membangun standar yang efektif, perusahaan harus mendapatkan


informasi kuantitas untuk setiap operasi produksi. Informasi tersebut dapat dapat
dikumpulkan dari metode teknik industri, mempelajari waktu penyimpanan dan
pergerakkan , atau data historis. Metode pengukuran waktu (MTM; methods-time
measurement) adalah proses teknik industri yang menganalisis tugas perkerjaan
untuk menentukan waktu pelatihan pekerja yang di butuhkan untuk menjalankan
operasi yang diberikan pada tingkat yang dapat memungkinkan dalam delapan
jam hari kerja. Kajian dalam rumah dapat menyebabkan keinginan pekerja yang
melakukan taktik “lamban”ketika mereka sedang dalam pengawasan untuk
membuat waktu yang lebih lama seperti standar, yang membuat pekerja menjadi
efisien ketika hasil actual di ukur.

Kelambanan juga dapat terjadi karena pekerja,mengetahui bahwa mereka


sedang diperhatikan, ingin memastikan bahwa mereka menjalankan tugas dengan
benar. Dibandingkan memonitor jalannya tugas, waktu rata-rata yang dibutuhkan
untuk membuat produk selama tahun sebelumnya dapat dihitung dari lembar
waktu tenaga kerja dan digunakan untuk menetapkan standar waktu yang sedang

11
berlangsung. Masalah dengan metode ini adalah bahwa data historis dapat
menjadi tidak efisien. Untuk megompensasi prasangka yang timbul dalam
perkiraan internal, pihak manajemen dan supervisor biasanya menyesuaikan
standar untuk kelambanan atau ketidakefisienan yang terjadi sebelumnya dengan
membuat penyesuaian subjektif kepada setiap informasi internal yang terkumpul.

Setelah seluruh tugas pekerja selesai dianalisis,perusahaan


mempersiapkan dokumen arus operasi (operations flow document) yang mencatat
seluruh tugas penting untuk mebuat satu unit produk atau menjalankan jasa yang
spesifik. Ketika produk dibuat secara individual, dokumen arus operasi
menunjukkan waktu yang dibutuhkan membuat satu unit. Dalam proses yang
memproduksi barang dalam kumpulan waktu individual tidak dapat ditentukan
secara akurat dan waktu yang ditentukan adalah untuk kumpulan.

Tingkat standar tenaga kerja harus mencerminkan gaji pekerja dan biaya
yang berhubungan dengan tenaga kerja untuk sisi manfaat, FICA (keamanan
Sosial),dan pajak pengangguran. Dalam situasi paling sederhana,seluruh personel
departemen dibayar dengan gaji yang sama, contohnya ketika gaji adalah
berdasarkan tugas spesifik atau terikat dengan kontrak tenaga kerja. Bila pekerja
yang menjalankan tugas yang sama atau serupa dibayar dengan tingkat gaji yang
berbeda, tingkat rata-rata tertimbang (total biaya gaji perjam dibagi dengan jumlah
pekerja) harus dihitung dan dipergunakan sebagai standar. Perbedaan dalam
tingkat dapat disebabkan oleh jarak pekerjaan atau tingkat keahlian.

Ketika seluruh informasi waktu dan tingkatan tersedia, waktu tugas


pekerjaan dikalikan dengan tingkat gaji untuk mendapatkan total biaya dari setiap
operasi. Total ini dihitung untuk menetapkan biaya-biaya tenaga kerja standar dari
satu unit produk. (kinney,2011:334)

2.6 Perhitungan Terhadap Varian Bahan Baku Variabel Costing

Secara umum, suatu perusahaan dalam mengatur keuangannya


membutuhkan suatu sistem yang bisa menggambarkan kondisi keuangan yang

12
sebenarnya. Akuntansi merupakan sistem yang digunakan perusahaan untuk dapat
mendeskripsikan keadaan keuangan internal perusahaan tersebut.Akuntansi biaya
adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk dan jasa, dengan cara-cara tertentu serta
penafsiran terhadapnya. Objek akuntansi biaya adalah biaya. Mulyadi (2009:1)

Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan ekonomi yang diukur dalam
satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu. Mulyadi (2002:8). Sedangkan Henry Simamora (2002:39)
mengemukakan, Biaya sebagai pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan
barang atau jasa.

Jadi dapat disimpulkan dari dua definisi diatas, biaya adalah pengorbanan
ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau mungkin akan
terjadi yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa.

 Penggolongan Biaya

Tujuan akhir akuntansi biaya adalah menyediakan informasi tentang biaya


untuk manajemen guna membantu mereka dalam mengelola perusahaan atau
departemennya. Dalam mengelola perusahaan manajemen membutuhkan biaya
yang akurat.

Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara.


Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak
dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal
dengan konsep “different costs for different purpose”, biaya yang berbeda untuk
tujuan yang berbeda, (Mulyadi:2009:13)

Penggolongan biaya yang dimaksud antara lain adalah :

1. Berdasarkan hubungan dengan produk


a. Biaya Produksi

13
Yakni biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan produksi dari
suatu produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan diperiode
dimana produk itu dijual. Biaya ini terdiri atas biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya produksi yang
terdiri dari bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik terbagi
lagi dalam dua kategori, yaitu :
 Biaya Utama (Prime Cost) adalah biaya yang terdiri dari bahan
baku dan upah langsung yang berhubungan langsung dengan
produksi.
 Biaya Konversi (Conversion Cost) adalah biaya yang berkaitan
dengan pengendalian bahan baku menjadi produk jadi. Biaya ini
terdiri dari biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik.
b. Biaya Periodik
Yaitu biaya-biaya yang berhubungan dengan waktu dibanding dari
unit yang diproduksi. Seluruh biaya ini dibebankan kepada penghasilan
diperiode dimana biaya tersebut terjadi. Biaya periodic ini disebut juga
biaya komersil. Contoh dari biaya ini adalah biaya administrasi dana
umum, biaya pemasaran (biaya iklan dan promosi, biaya upah sales).
Khusus biaya pemasaran seperti biaya iklan sering ditunda
pembebanannya karena masih dianggap bermanfaat untuk mendapatkan
keuntungan dimasa yang akan datang.
2. Berdasarkan periode akuntansi atau pembukuan
a. Pengeluaran modal (Capital Expenditure)
Yaitu biaya yang dikelurakan yang manfaatnya dapat dinikmati lebih
dari satu periode akuntansi. Pengeluaran ini membentuk cost (harga
pokok).
b. Pengeluaran penghasilan
Yaitu biaya yang dikeluarkan yang bermanfaat hanya dalam satu
periode akuntansi (kurang atau sama dengan satu tahun). Pengeluaran ini
menjadi expense (biaya) diperiode saat terjadi biaya itu.
3. Berdasarkan hubungannya dengan volume produksi/kegiatan perusahaan

14
a. Biaya Variable
Yaitu biaya yang selalu berubah secara proposional (sebanding) sesuai
dengan perbandingan volume kegiatan perusahaan.
b. Biaya Semi Variable atau semi tetap
Yaitu biaya yang selalu berubah tetapi perubahannya tidak
proposional (sebanding) dengan perubahan kegiatan atau volume kegiatan
perusahaan.
c. Biaya tetap
Yaitu biaya yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
volume kegiatan perusahaan.
4. Berdasarkan hubungannya untuk tujuan pengawasan
a. Biaya standar
Yaitu biaya yang telah ditentukan terlebih dahulu (diperkirakan akan
terjadi) dan apabila terjadi penyimpangan terhadapnya, maka biaya
standar ini dianggap benar.
b. Biaya Taksiran
Yaitu biaya yang ditaksir terlebih dahilu (diperkirakan akan terjadi)
dan apabila terjadi penyimpangan terhadapnya maka yang dianggap benar
adalah adalah biaya sesungguhnya.
c. Biaya sesungguhnya
Yaitu biaya yang sungguh-sungguh terjadi atau biaya yang
dibebankan.
5. Berdasarkan dalam hubungannya dengan departemen produksi
a. Biaya Departemen Produksi
Yaitu biaya yang dibebankan atas perhitungan pada bagian atau
departemen yang secara langsung menangani pembuatan barang atau
produk.
b. Biaya Departemen Pembantu
Yaitu biaya yang dibebankan kepada departemen yang menyediakan
fasilitas memberikan service untuk departemen lain (dengan departemen
produksi atau departemen pembantu lain).

15
c. Biaya Tidak Langsung Departemen
Yaitu biaya yang diperhitungkan terhadap suatu departemen karena
departemen tersebut menggunakan fasilitas lain.
6. Berdasarkan hubungannya dengan fungsi-fungsi yang ada diperusahaan
a. Biaya Produksi
Yaitu biaya total bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik dalam rangka memproduksi suatu produk.
b. Biaya Pemasaran
Yaitu biaya yang dikelurkan dalam rangka memasarkan produk yang
dihasilkan.
c. Biaya Administrasi dan Umum
Yaitu biaya yang dikelurkan dalam rangka mengarahkan,
mengendalikan dan mengopersikan perusahaan.
d. Biaya Keuangan
Yaitu biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendapatkan dana untuk
operasi perusahaan.
7. Berdasarkan dalam hubungannya dengan pengendalian biaya
a. Biaya Terkendali (Controllable Cost)
Yaitu Biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh seorang
pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
b. Biaya Tak Terkendali
Yaitu biaya ynag tidak dapat dipengaruhi oleh seorang pemimpin atau
jabatan tertentu berdasrkan wewenang yang dia miliki atau tidak dapat
dipengaruhi oleh seorang pejabat dalam waktu tertentu.

Biaya standar produksi untuk 400 sepeda gunung (kuantitas aktual yang
dibuat oleh Haris Corporation pada Januari 2008), seperti contoh di bawah ini:

Contoh 2

Data Biaya dan Aktual untuk Haris Corporation Januari 2008 Produksi
400 Sepeda Gunung

16
BIAYA STANDAR UNTUK 400 SEPEDA GUNUNG

ID Komponen Biaya Total


Kuantitas
Bahan Baku Langsung Unit Biaya

WF-05 400 $20,00 $8.000

WR-05 400 25,00 10.000

B-05 800 20,00 16.000

HB-05 400 23,00 9.200

B-21 6.400 0,75 4.800

S-18 4.800 1,25 6.000

SPS-05 400 17,00 6.800

P-05 800 14,00 11.200

F-05 400 200,00 80.000

Total biaya standar bahan baku langsung $152.000

BIAYA AKTUAL BULAN JANUARI UNTUK 400 SEPEDA GUNUNG

ID Komponen Biaya Total Biaya


Kuantitas
Bahan Baku Langsung Unit

WF-05 413 $19,00 $7.847

WR-05 400 24,00 9.600

B-05 810 20,00 16.200

HB-05 400 24,00 9.600

B-21 6.700 0,74 4.985

17
S-18 4.850 1,20 5.820

SPS-05 400 18,00 7.200

P-05 800 15,00 12.000

F-05 400 197,00 78.800

Total biaya aktual bahan baku $152.025


langsung

2.7 Perhitungan Terhadap Varian Tenaga Kerja Variabel Costing

Contoh soal sama seperti di atas

BIAYA STANDAR UNTUK 400 SEPEDA GUNUNG

Total Total
Departemen Tenaga Kerja Langsung Tingkat
Jam Biaya

Pengecatan 1.200 $12,00 $14.400

Perakitan 2.000 15,00 30.000

Peminyakan 400 8,00 3.200

Percobaan 200 20,00 4.000

Pengemasan 100 8,00 800

Total standar biaya & jam tenaga kerja 3.900 $52.400


kerja langsung

Overhead variabel $54.600

18
Overhead tetap 10.000

Total biaya overhead standar $64.600

BIAYA AKTUAL BULAN JANUARI UNTUK 400 SEPEDA GUNUNG

Total
Departemen Tenaga Kerja Langsung Total Jam Tingkat
Biaya

Pengecatan 1.100 $12,00 $13.200

Perakitan 1.900 16,00 30.400

Peminyakan 390 7,90 3.081

Percobaan 200 19,50 3.900

Pengemasan 90 8,00 720

Total biaya & jam tenaga kerja


3.680 $ 50.301
langsung aktual

Overhead variabel $ 50.784

Overhead tetap 8.480

Total biaya overhead aktual $59.264

2.8 Standar Overhead Variabel Costing


Standar overhead adalah hanya berupa tingkat perhitungan awal tinggat
overhead manufaktur perusahaan.untuk menetapkan informasi perhitungan biaya
yang paling cocok,overhead harus ditempatkan untuk memisahkan kumpulan
biaya berdasarkan pada pemicu biaya, dan alokasi pada produk harus dibuat
menggunakan pemicu aktivitas yang berbeda.

19
Setelah ukuran nota bahan baku, dokumen arus operasi, dan perhitungan
awal tingkat OH (Overhead) per aktivitas di buat, kemudian kartu standar biaya
(standard cost card) disiapkan sebagai ringkasan mengenai kuantitas standar biaya
yang di perlukan untuk memproduksi unit.
Untuk memudahka hanya memggunakan dua perhitungan awal tingkat
overhead saja,yaitu:
1. Untuk biaya variabel pembuatan
2. Untuk biaya tetap pembuatan
Kedua biaya standard an actual di catat dalam sistem biaya standar.
Namun standar biaya(berdasarkan pada kartu standar biaya), bila dibandikan
dengan biaya actual,biasanya muncul dalam akun bahan baku mentah (langsung),
barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Beberapa perbedaan antara
biaya standard dan actual. (kinney,2011:339)

Manfaat sistem biaya standar dalam pengendalian biaya


Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya
standar merupakan alat yang penting didalam penilaian pelaksanaan kebijakan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan dengan realistis,
hal ini akan merangsang pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya dengan
efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana pekerjaan seharusnya
dilaksanakan, dan pada tingkat berapa pekerjaan tersebut seharusnya
dilaksanakan. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen
untuk mengetahui berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan
kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka untuk melakukan pengurangan
biaya dengan cara perbaikan metode produksi,pemilihan tenaga kerja dan kegiatan
lain.
Kelemahan biaya standar
Tingkat keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan
tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang dibutuhkan
oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam

20
perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran yang relative
sama.
Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak
fleksibel,meskipun dalam jangka waktu yang pendek. Keadaan produksi selalu
mengalami perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang sekali dilakukan.
Perubahan standar menimbulkan masalah persediaan. Jika standar sering sekali
diperbaiki. Hal ini mengakibatkan kurang efektifnya standar tersebut sebagai alat
ukur pelaksana. Tetapi jika tidak dilakukan perbaikan standar, padahal telah
terjadi perubahan dalam produksi, maka akan terjadi pengukuran pelaksanaan
yang tidak tepat dan tidak realistis.

2.9 Menjelaskan metode varian overhead variable costing

Biaya VOH actual didebit keakun Pengendalian Overhead Variabel


Manufaktur dengan kredit yang sesuai dengan bermacam akun. VOH yang
diterapkan didebit ke Persediaan Barang dalam Proses dan dikredit pada
Pengendalian Overhead Variabel Manufaktur. VOH yang diterapkan menjelaskan
tingkat perhitungan awal OH standar dikalikan dengan kuantitas standar aktivitas
untuk output actual tiap periode.

Neraca untuk varians total VOH adalah pada Pengendalian Overhead


Variabel Manufaktur pada akhir periode dan sama dengan jumah di bawah atau di
atas pembebanan VOH.Perbedaan antara VOH actual dan VOH anggaran
berdasarkan pada jam actual disebut varians penggunaan overhead variable
(variable overhead spending variance).

Varians penggunaan VOH disebabkan oleh perbedaan harga maupun


volume. Sebagai contoh, varians penggunaan overhead variable yang tidak
menguntungkan dapat disebabkan oleh membayar harga yang lebih tinggi atau
menggunakan bahan baku langsung diatas standar yang diperbolehkan. Varians
penggunaan overhead variable berhubungan dengan perbedaan harga yang dapat

21
terjadi karena, dari waktu ke waktu, perubahan dalam harga VOH tidak termasuk
dalam tingkat standar.

Sebagai contoh, rata – rata tingkat upah tenaga kerja tidak langsung atau
tingkat penggunaan dapat berubah sejak perhitungan awal tingkat VOH dihitung.

Manajer biasanya memiliki pengendalian atas harga yang dibebankan


oleh pihak eksternal dan tidak harus bertanggung jawab untuk varians yang timbul
karena peubahan harga tersebut. Pada contoh ini, tingkat standar harus
disesuaikan. Varian penggunaan penggunaan overhead variable berhubungan
dengan perbedaan kuantitas yang dapat disebabkan oleh limbah atau penyusutan
input produksi (contohnya bahan baku langsung). Sebagai contoh, kemerosotan
bahan baku selama penyimpanan atau kurangnya penanganan yang tepat yang
hanya dapat diketahui setelah bahan baku ditempatkan dalam produksi.

Beberapa kejadian juga memiliki sedikit hubungan dengan input basis


aktivitas yang digunakan, namun mereka memengaruhi varians penggunaan VOH,
manajer harus bertanggung jawab dan mendorong pelaksanaan pengendalian yang
lebih efektif. Perbedaan antara VOH untuk jam actual dan VOH yang diterapkan
disebut varians efisiensi overhead variable (variable overhead efficiency
variance).

Kuantitas varians ini adalah efek penggunaan aktivitas atau sumber daya
yang lebih banyak atau sedikit yang berdasar pada aplikasi overhead variable.
Sebagai contoh, Harris Corporation menerapkan overhead variable pada sepeda
gunung menggunakan jam tenaga kerja langsung. Bila Harris menggunakan jam
tenaga kerja langsung yang tidak efisien, satu akibat dari ketidakefisienan adalah
biaya overhead variable yang lebih tinggi. Ketika input a

2.10 Analisis Terhadap Varian Variabel Costing


Variable Costing merupakan suatu metode penentuan harga pokok
produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi variabel saja. Dikenal juga
dengan istilah direct costing. (Rodes: 2008).Perhitungan Harga Pokok Produksi
dengan metode variable costing:

22
Biaya bahan baku                                              Rp.  xxx.xxx

Biaya tenaga kerja langsung                              Rp.  xxx.xxx

Biaya overhead pabrik variabel                          Rp.  xxx.xxx +

Harga Pokok Produk                                          Rp.  xxx.xxx

Dengan menggunakan Metode Variable Costing, akan mengakibatkan:

1. Biaya Overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan
sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap
dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.
2. Dalam kaitannya dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak
melekat pada persediaan tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya
dalam periode terjadinya.
3. Penundaan pembebanan suatu biaya hanya bermanfaat jika dengan
penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama
periode yang akan datang
Laporan Laba-Rugi dengan Metode Variable Costing

Hasil penjualan                                                                           Rp.  500.000

Dikurangi Biaya-biaya Variabel:

Biaya produksi variabel              Rp.  150.000

Biaya pemasaran variabel           Rp.    50.000

Biaya adm. & umum variabel      Rp.    30.000 +

Total biaya variable                                                                     Rp.  230.000-

23
Laba kontribusi                                                                            Rp.  270.000

Dikurangi Biaya Tetap

Biaya produksi tetap                    Rp.    100.000

Biaya pemasaran tetap                 Rp.      25.000

Biaya Adm & umum tetap           Rp.      20.000 +

Total biaya tetap                                                                           Rp.  145.000 -

Laba Bersih Usaha                                                                       Rp   125.000

Manfaat informasi bagi manajemen yang dihasilkan dalam laporan keuangan


dengan metode variable costing adalah sebagai:
1. Perencanaan laba jangka pendek
Dalam jangka pendek, biaya tetap tidak berubah dengan adanya
perubahan volume kegiatan, sehingga hanya biaya variabel yang perlu
dipertimbangkan oleh manajemen. Laporan laba rugi yang memisahkan
biaya tetap dan variabel (metode variable costing), memungkinkan juga
manajemen melakukan analisis hubungan biaya, volume dan laba.
2. Pengendalian Biaya
Biaya tetap dalam variable costing dapat dikelompokkan ke dalam dua
golongan yakni : discretionary fixed cost dan committed fixed cost.
 Discretionary Fixed Cost merupakan biaya yang berperila- ku tetap
karena kebijakan manajemen. Dalam jangka pendek biaya ini dapat
dikendalikan oleh manajemen.
 Committed Fixed cost merupakan biaya yang timbul dari pemilikan
pabrik, ekuipmen dan organisasis pokok. Dalam jangka pendek biaya
tersebut tidak dapat dikendalikan oleh manajemen.
3. Pengambilan Keputusan

24
Pihak manajemen dengan menggunakan metode variable costing
dapat menentukan pengambilan keputusan misal dalam hal pesanan khusus.
 Perhitungan Rugi/Laba menurut metode Variable Costing
 Pengumpulan biaya dalam metode Variable Costing
 Manfaat Informasi yang dihasilkan oleh metode Variabel Costing
 Kelemahan metode Variable Costing
 Variable Costing dengan metode Harga Pokok Pesanan
 Variable Costing dengan metode Harga Pokok Proses

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah secara sebanding dengan perubahan volume kegiatan atau
aktivitas.
2. Variable costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya
membebankan biaya-biaya produksi variabel saja ke dalam harga
pokok produk.
3. Metode variable costing mampu menghasilkan informasi yang
bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek,
pengendalian biaya tetap yang lebih baik, dan pengambilan keputusan
jangka pendek.
4. Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan
dengan perubahan-perubahan dalam penjualannya.

3.2 Saran

Adapun saran yang kami berikan kepada pembaca adalah bahwa didalam
mempelajari ilmu akutansi biaya itu dibutuhkan kesabaran dan ketekunan di
dalam mempelajari segala pembelajaran dan ilmu yang ada, kemudian lebih dari
pada itu bahwa setiap dari kita di tuntut menjadi seseorang yang kritis akan
sebuah ilmu, oleh kami selaku penulis, berharap ada kritik dan saran yang
membangun yang dapat diberikan,demi perbaikan pembuatan karya ilmiah kami
selanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Cecily A. Raiborn, Michael R. Kinney. (2011).Akuntansi Biaya: Dasar dan


Perkembangan Edisi Ketujuh Jakarta: Salemba Empat Jakarta.
Hansen, Don. R and Mowen, marryanne. M, 2004, Akuntansi
Manajemen,edisi 7,
Jilid , Alih bahasa Dewi F. Deni Arnos K, Jakarta: Salemba empat
Sholihin, Mahfud.2004.Akuntansi Manajemen. Edisi 2004/2005.
Yogyakarta :Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah
Mada.
https://www.scribd.com/doc/96156914/Penentuan-Harga-Pokok-
Variabel( Diakses pada tanggal 17 Maret 2018)
http://alfiqrimawaddah.blogspot.co.id/2015/10/makalah-tentang-variabel-
costing.html( Diakses pada tanggal 17 Maret 2018)
https://manajemenakuntansi.wordpress.com/2012/05/15/full-costing-variable-
costing/( Diakses pada tanggal 17 Maret 2018)

27

Anda mungkin juga menyukai