Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“SISTEM BIAYA STANDAR


VARIABLE COSTING “

DI SUSUN OLEH :

 ERWIN SAPUTRA ( 17.023.61.201.209 )


 REZA SAPUTRA ( 17.023.61.201.133)
 NINA NIRWANA ( 17.023.61.201.)
 ANDI MARYAM ( 16.023.61.201.)
 ELIZABETH ( 18.023.61.201. )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyanyang.Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat,hidayah,dan inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat menperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu penulis menyapaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu,penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Palopo , Januari 19

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Didalam membebankan harga pokok kepada produk yang dapat digunakan salahsatu
dari dua metode pembebanan harga produk. Yang pertama yaitu metode penentuan harga
pokok penuh ( Full Costing ) atau juga sering disebut dengan metode penentuan harga pokok
diserap ( Absorption Costing ). Yang kedua yaitu metode penentuan harga pokok variable
( Variable Costing ) atau bisa juga disebut metode penentuan harga poko batas ( Marginal
Costing ). Perusahaan bisa menentukan metode mana yang akan digunakan sesuai dengan
kepentingan manajemen.

B.Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian Variable Costing ?


2.      Apa sajakah jenis-jenis dari Variable Costing ?
3.      Apakah tujuan penentuan harga pokok variable ( Variable Costing ) ?
4.      Apa sajakah keunggulan dan kelemahan dari metode Variable Costing ?

C,Tujuan Penulisan

1.      Memahami pengertian Variable Costing


2.      Mengetahui jenis-jenis dari Variable Costing
3.      Mengetahui tujuan penentuan harga pokok variable
4.      Memahami dan mengetahui keunggulan serta kelemahan dari metode Variable Costing.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Variabel Costing

Penentuan harga pokok variabel (variable costing) adalah suatu konsep penentuan
harga pokok yang hanya memasukkan  biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok
produk. Biaya produksi tetap dianggap sebagai biaya periode atau atau biaya waktu (period
cost) yang langsung dibebankan kepada laba-rugi periode terjadinya dan tidak diperlakukan
sebagai biaya produksi.
Metode variable costing merupakan metode alternatif untuk menghitung harga pokok
produksi di samping metode full costing yang diterima secara umum. Dengan dipisahkan
informasi biaya menurut prilaku dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan,
metode variable costing mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen
dalam perencanaan laba jangka pendek, pengendalian biaya tetap yang lebih baik, dan
pengambilan keputusan jangka pendek. Hal ini dimungkinkan karena dalam jangka pendek,
biaya tetap tidak relevan karena tidak terpengaruh oleh pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh manajemen. Jika biaya tetap terpengaruh dalam pengambilan keputusan
jangka pendek, metode variable costing dapat menyajikan dampak keputusan terdebut
terhadap biaya tetap dan laba.
Variable costing adalah metode akuntansi manajemen yang dipakai untuk menghitung
biaya produk. Laporan laba rugi yang dihasilkan oleh system variable costing
memperlihatkan margin kontribusi barang-barang yang dihasilkan, informasi yang sangat
berfaedah dalam pengambilan keputusan. Variable costing kadangkala disebut juga direct
costing (penentuan biaya pokok langsung) atau marginal costing (penentuan biaya pokok
marginal). Dalam metode penentuan biaya pokok variable (variable costing, hanya biaya-
biaya produksi variable saja yang dimasukkan dalam persediaan dan biaya pokok penjualan.
Ketika tingkat aktivitas diukur dalam unit-unit produk yang dihasilkan, maka biaya-biaya
variable biasanya terdiri atas bahan baku langsung, berkaitan dengan kapasitas produktif
pabrik dan umumnya tidak dipengaruhi oleh inti produk yang dipriduksi. Oleh karena itu
dalam metode penentuan biaya pokok variable, biaya overhead pabrikasi tetap tidaklah
diperlukan sebagai biaya produk.
Biaya Overhead Pabrikasi adalah semua biaya pengoperasian pabrik selain dari pada
biaya-biaya bahan baku langsung dan biaya-biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead
pabrikasi meliputi tiga jenis biaya: bahan penolong, tenaga kerja tidak langsung, dan
pabrikasi lain-lain. Biaya bahan penolong adalah biaya bahan baku yang diperlukan untuk
proses produksi namun bukan bagian integral dari produk jadi. Biaya tenaga kerja tidak
langsung adalah biaya personalia yang tidak bekerja secara langsung atas produk, namun
jasanya jasanya diperlukan untuk prose pabrikasi, contoh: karyawan bagian gudang, satpam
pabrik, dan penyelia bagian produksi. Biaya pabrikasi lain-lain adalah biaya pabrikasi yang
bukan bahan baku maupun tenaga kerja, contoh: pajak bumi dan bangunan, listrik, asuransi,
beban penyusutan, dan lain-lain. Tidak astupun dari biaya overhead tadi dapat ditelusuri suatu
produk tertentu, listrik yang menerangi pabrik sebagai seumpama, juga menerangi ruangan
kerja yang tidak bersangkut paut dengan proses produksi, seperti toilet karyawan. Overhead
pabrikasi disebut juga beban pabrik (factory burden) atau biaya produk tidak langsung atau
indirect produk cost.
Biaya overhead pabrikasi tetap diperlukan sebagi biaya periode seperti halnya biaya
penjualan dan administrasi, dan dibebankan seluruhnya terhadap pendapatan dalam periode
tersebut. Metode ini menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan biaya satuan
yang berubah secara berlawanan dengan volume produksi karena biaya overhead pabrikasi
diperhitungkan sebagai biaya periode. Pendekatan variable costing tidak diperkenankan untuk
pelaporan keuangan kepada pihak luar. begitu banyak perusahaan yang memakai variable
costing ini untuk tujuan internal (akuntansi manajemen) dan format full costing untuk tujuan
eksternal.
Diperlukan tiga langkah penerapan penentuan biaya pokok variable:
1. Semua biaya-pabrikasi, penjualan, dan administrative- dianalisis secara cermat guna
mementukan yang mana berperilaku variable dan mana yang berperilaku tetap. Biaya
campuran dipisahkan ke dalam komponen-komponen variable dan tetap dengan
memakai metode estimasi biaya.
2. Biaya pabrikasi variable-bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrikasi varibel- dibebankan sebagai biaya produk. Oleh karena itu, persediaan
barang dalam proses, persediaan barang jadi dan biaya pokok penjualan dibiayakan
dengan berdasarkan pada biaya-biaya pabrikasi yang bervariasi sejalan dengan tingkat
produksi.
3. Semua biaya overhead pabrikasi tetap serta beban penjualan dan administrative
diperlukan sebagai biaya periode dan dibebankan ke laporan laba rugi pada saat
dikeluarkan. Kendatipun demikian, beban penjualan dan administrative variable
dipisahkan dari beban penjualan dan administrative tetap tatkala disajiakan pada
laporan rugi-laba. Beban penjualan dan administrative variable serta biaya pabrikasi
variable dikurangkan dari pendapatan penjualan guna menetukan margin kontribusi
pada periode berjalan. Sebaliknya beban penjualan dan administrative tetap serta
biaya overhead pabrikasi tetap dikurangi dari margin kontribusi guna menentukan
laba bersih selama periode berjalan

B.Jenis-Jenis Variable costing

a. Direct Costing
Merupakan biaya yang terjadi dimana penyebab satu-satunya adalah karena ada
sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b. Marginal Costing
Biaya marjinal adalah kenaikan atau penurunan biaya sebagai hasil dari satu lebih
atau kurang satu unit outputbiaya variabel terdiri dari biaya tenaga kerja dan material,
ditambah dengan porsi estimasi biaya tetap (seperti biaya administrasi dan biaya
penjualan). Dalam perusahaan di mana biaya rata-rata cukup konstan, biaya marjinal
biasanya sama dengan biaya rata-rata. Namun, dalam industri yang memerlukan investasi
modal berat (pabrik mobil, maskapai penerbangan, pertambangan) dan memiliki biaya
rata-rata tinggi, relatif sangat rendah. Konsep biaya marjinal adalah sangat penting dalam
alokasi sumber daya karena, untuk hasil yang optimal, manajemen harus memusatkan
sumber daya yang mana kelebihan pendapatan marjinal atas biaya marjinal maksimum.
Juga disebut biaya pilihan, biaya diferensial, atau biaya tambahan.

C.Tujuan Penentuan  Harga Pokok Variabel (Variable Costing)

Penentuan harga pokok variabel ditujukan untuk memenuhi kebutuhan manajemen


dalam memperoleh informasi yang berorientasi  pada pengambilan keputusan jangka pendek,
yaitu:
1. Membantu manajemen untuk mengetahui batas kontribusi (contribution margin) yang
sangat berguna untuk perencanaan laba melalui analisa hubungan biaya-volume-laba (cost-
profit-volume)  dan untuk pengambilan keputusan (decision making) yang berhubungan
dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek.
2. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi-kondisi operasional yang sedang
berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi
tertentu dalam perusahaan.
Jika dihubungkan dengan pihak-pihak yang memakai laporan biaya, maka variabel costing
bertujuan sebagai berikut:
1.      Untuk pihak internal, variabel costing digunakan untuk tujuan-tujuan:
2.      Perencanaan laba
3.      Penentuan harga jual produk
4.      Pengambilan keputusan oleh manajemen
5.      Pengendalian biaya

D.Keunggulan Dan Kelemahan Metode Variable Costing

Keunggulan:
Dapat digunakan untuk pengendalian biaya karena dengan menyajikan semua biaya
tetap dalam satu kelompok tersendiri, manajemen dapat memusatkan perhatian pada perilaku
biaya tetap ini.Variable costing bermanfaat untuk penentuan harga jula jangka pendek.
Kelemahan:
Pemisahan biaya-biaya ke dalam biaya variabel dan tetap sebenarnya sulit
dilaksanakan , karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atau benar-benar tetap.
Penggolongan biaya sebagai suatu biaya variabel dengan asumsi :
1.      Bahwa harga barang atau jasa tidak berubah
2.      Bahwa metode dan prosedur produksi tidak berubah-ubah
3.      Bahwa tingkat efisiensi tidak berfluktuasi
Sedangkan biaya tetap dibagi menjadi dua kelompok :
Biaya tetap yang dalam jangka pendek dapat berubah, misalnya gaji manajer produksi,
pemasaran, keuangan, serta gaji manajer akuntansi.
Biaya tetap yang dalam jangka panjang konstan, misalnya depresiasi dan sewa kantor yang
dikontrakkan untuk jangka panjang. Namun dalam jangka yang panjang semua biaya adalah
berprilaku variabel.
Metode variabel costing dianggap tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim, sehingga
laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan masyarakat umum harus dibuat atas dasar
metode full costing, jika biaya overhead pabrik tetap tidak diperhitungkan dalam harga pokok
persediaan dan harga pokok penjualan akan menghasilkan informasi harga pokok produk
yang tidak wajar. Biaya overhead pabrik tetap, seperti halnya dengan biaya overhead pabrik
variabel diperlukan untuk memproduksi dan oleh karena itu menurut metode full costing
memang lebih ditunjukkan untuk memenuhi informasi bagi kepentingan intern perusahaan.
Kelemahan ini dapat diatasi dengan mudah oleh metode variable costing dengan cara
mengubah laporan rugi-laba variable costing ke dalam laporan rugi-laba full costing seperti
telah diuraikan di muka.
Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan-
perubahan dalam penjualannya. Untuk perusahaan yang kegiatan usahanya bersifat musiman,
variabel costing akan menyajikan kerugian yang berlebih-lebihan dalam periode-periode
tertentu, sedangkan dalam periode lainnya akan menyajikan laba yang tidak normal. Laporan
rugi-laba bulanan yang disajikan berdasarkan metode variable costing diragukan manfaatnya
bila dibandingkan dengan laporan rugi-laba yang disusun atas dasar metode full costing.
Tidak diperhitungkannya biaya Overhead Pabrik tetap dalam persediaan dan harga pokok
persediaan dan harga pokok persediaan akan mengakibatkan nilai persediaan lebih rendah,
sehingga akan mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk tujuan-tujuan analisis
keuangan.
CONTOH BIAYA STANDAR METODE VARIABLE COSTING

pada tahun 200A, PT Sejahtera Bersama memproduksi sebanyak 1.000


unit produk A. Berikut data biaya produksi untuk memproduksi produk A
pada Diketahui PT Sejahtera Bersama:

– Biaya Bahan Baku                          Rp200/unit

– Biaya Tenaga Kerja Langsung        Rp150/unit

– Biaya Overhead Variabel               Rp400/unit

– Biaya Overhead Tetap                   Rp100.000

– Biaya Pemasaran Variabel            Rp300/unit

– Biaya Pemasaran Tetap                 Rp150.000

– Biaya adm. & umum Tetap            Rp200.000

Produk A dijual dengan harga Rp2.000/unit. Dan produk A terjual 1.000


unit.
 

Hitunglah Harga Pokok Produksi menggunakan metode variable costing


dan buat laporan laba/rugi.
 

Penyelesaian :

Biaya Bahan Baku (Rp200 x 1.000) Rp200.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp150 x 1.000) Rp150.000

Biaya Overhead Variabel (Rp400 x 1.000) Rp400.000

Harga Pokok Produksi Rp750.000


 

PT. Sejahtera Bersama


Laporan Laba/Rugi

Untuk periode yang berakhir 200A

Penjualan (Rp2.000 x 1.000) Rp2.000.000

Dikurangi biaya-biaya variabel:

Harga Pokok Produksi Rp750.000

Biaya pemasaran variabel (Rp300 x 1.000) Rp300.000

Rp1.050.000

Kontribusi Marjin Rp950.000

Dikurangi Biaya-biaya tetap :

  Biaya overhead tetap Rp150.000

  Biaya pemasaran tetap Rp100.000

  Biaya adm. & umum tetap Rp200.000

  Rp450.000

Laba/Rugi Bersih Rp500.000


BAB III

PENUTUP

A.Simpulan

1. Biaya Variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya berubah secara sebanding
dengan perubahan volume kegiatan atau aktivitas.
2. Variable costing adalah metode penentuan harga pokok yang hanya membebankan biaya-
biaya produksi variabel saja ke dalam harga pokok produk.
3. Metode variable costing mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen
dalam perencanaan laba jangka pendek, pengendalian biaya tetap yang lebih baik, dan
pengambilan keputusan jangka pendek.
4. Dalam metode variable costing, naik turunnya laba dihubungkan dengan perubahan-
perubahan dalam penjualannya.

B.Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna ,kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas sumber-sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
     Mahfudz. 2010. Makalah Variabel Costing. http://www.mahfudz.info/.
  Setiawan. 2009. Analisis Perilaku Biaya. http://datakuliah.blogspot.com/.

       http://shevalina13.blogspot.com/2013/08/variabel-costing.html

Anda mungkin juga menyukai