Anda di halaman 1dari 14

ELASTISITAS

Untuk mengukur besar kecilnya perubahan jumlah yang diminta (ditawarkan) oleh konsumen
terhadap suatu barang ditentukan oleh besarnya koefisien elastisitas. Ada 3 macam elastisitas
yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan jumlah yang diminta, yaitu :
elastisitas harga, elastisitas pendapatan dan elastisitas silang.
A.            Elastisitas Harga
Koefisien elastisitas harga adalah perbandingan antara perbedaan relative dari jumlah
barang yang diminta / ditawarkan dengan perubahan relative harganya.
Secara sistematis :
∆x
Eharga = x ATAU Eharga = ∆x . P → ∆x
. P
∆P X ∆P ∆P x
P
Dimana : x = variable kuantitas
P = variable harga
Elastisitas harga dapat digunakan untuk mengukur derajat kepekaan perubahan jumlah barang
yang diminta /ditawarkan apabila harganya berubah.
1)   Eh > 1 : Suatu barang yang mempunyai elastisitas harga lebih besar dari satu sifat
ELASTIS.
2)   Eh < 1 : Suatu barang yang mempunyai elastisitas harga lebih kecil dari satu sifat IN
ELASTIS
3)   Eh = 1 : Suatu barang yang mempunyai elastisitas harga sama dengan satu sifat UNITER
ELASTICITY (UNITARY ELASTICITY).
Contoh :
1.    Bila harga dari suatu barang naik dari Rp. 100,- menjadi Rp. 150,- maka jumlah yang
diminta turun dari 400 unit menjadi 300 unit. Carilah besarnya koefisien elastisitas harganya.
Jawab :
P1 = Rp. 100,- x1 = 400 unit
P2 = Rp. 150,- x2 = 300 unit
∆P = Rp. 150 – Rp. 100 = Rp 50 ∆x = 300 – 400 = -100
∆x P1
Eharga = .
∆P x1
Eh = -100 . 100 = -0,5
50 400
Eh < 0 maka sifatnya in elastic.
Keterangan :
Dari contoh diatas tanda negative dapat diabaikan. Tanda negative hanya menunjukkan
bahwa hubungan antara perubahan harga dengan perubahan jumlah yang diminta berbanding
terbalik. Elastisitas harga = 0,5 artinya apabila harga naik sebesar 1% maka jumlah yang
diminta turun sebesar 0,5%.
Grafik:

P
150

100 Demand

300 400 x
2.    Fungsi permintaan suatu barang tertentu adalah p = 10 – 2x dimana p adalah variable harga
dan x adalah variable jumlah / kuantitas. Carilah besarnya elastisitas permintaan akan barang
ini pada harga 5.

Jawab :
P = 10 – 2x bila p = 5 dan x = 2,5 maka dx = - 1
5 = 10 – 2x dp 2
5 – 10 = -2x Besarnya elastisitas permintaan akan barang ini adalah :
-5 = -2x E harga = P . dx = 5 . -1 = -5 = -1
X = -5 / -2 x dp 2,5 2 5
X = 2,5
Karena hasil perhitungan Eh = -1 (Eh < 0) maka sifatnya in elastic.
3.    Bila diketahui fungsi permintaan dan penawaran suatu barang adalah D = p = 20 -2x2 dan S =
8 + 2x. Carilah besarnya elastisitas permintaan dan penawaran barang ini pada titik
keseimbangan pasar!.
Jawab :
Keseimbangan pasar diperoleh pada saat fungsi permintaan sama dengan fungsi penawaran
yaitu :
D = S
20 - 2x2 = 8 + 2x
20 - 2x2 - 8 - 2x = 0
-2x2 - 2x + 12 = 0 di sederhanakan dengan membagi -2
x2 + x – 6 = 0 difaktorialkan
(x - 2)(x + 3) =0
x1 = 2 dan x2 = -3 (tidak dipakai)
Kalau x = 2 maka P = 20 -2x2 = 20 – 2(2)2 = 20 – 8 = 12
Jadi titik keseimbangan pasar (2;12)
Elastisitas permintaan pada titik keseimbangan (2;12) adalah =
Dari fungsi Permintaan maka → dx = -4x → dx = - 1
dp dp 4x
Eharga = P . dx = 12 . – 1 = -12 = -0,75
x dp 2 4(2) 16
(Tanda negative dapat diabaikan. Tanda negative hanya menunjukkan bahwa hubungan
antara perubahan harga dengan perubahan jumlah yang diminta berbanding terbalik).
Karena hasilnya Eh = -0,75 (Eh < 0) maka sifatnya in elastic.
Dari fungsi Penawaran maka → dx = 2 → dx = 1
dp dp 2
Eharga = P . dx = 12 . 1 = 12 = 3
x dp 2 2 4
Karena hasilnya Eh = 3 (Eh > 0) maka sifatnya elastic.

B.             Elastisitas Pendapatan


 Elastisitas pendapatan adalah : pengukuran tentang derajat kepekaan relative dari jumlah
barang yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan pendapatan. Besarnya derajat
kepekaan dari hubungan tersebut ditunjukkan oleh koefisien elastisitas pendapatan.
 Koefisien elastisitas pendapatan adalah perbandingan antara perubahan relative dari jumlah
barang yang diminta dengan perubahan relative pendapatannya.
Secara sistematis :
∆x
E income = x ATAU E income = ∆x . y
∆y ∆y x
y
Dimana : x = variable kuantitas
y = variable pendapatan / income
 Elastisitas pendapatan dapat digunakan untuk mengetahui jenis dari suatu barang. Apabila
koefisien elastisitas pendapatan barang a lebih besar dari satu (Eincome > 1) maka barang
tersebut termasuk barang mewah. Sedangkan apabila pendapatan barang a positif tapi lebih
kecil dari satu (Eincome + < 1) maka barang a tersebut barang kebutuhan pokok. Dan
apabila koefisien elastisitas pendapatan negative (Eincome < 0) maka barang a termasuk
barang inferior.
Contoh :
1.    Pendapatan masyarakat disuatu daerah pada suatu waktu adalah sebesar Rp. 400.000.000,-
dan jumlah yang diminta akan barang A sebesar 200.000 unit. Pada saat berikutnya
pendapatan masyarakat itu meningkat menjadi Rp. 500.000.000,- dengan jumlah yang
diminta akan barang adalah sebesar 400.000 unit.
Carilah besarnya elastisitas pendapatannya!.
Jawab :
Y1 = Rp. 400.000.000 x1 = 200.000 unit
Y2 = Rp. 500.000.000 x2 = 400.000 unit
∆y = Rp. 500.000.000 – Rp. 400.000.000 ∆x = 400.000 unit – 200.000 unit
= Rp. 100.000.000 = 200.000 unit

E income = ∆x . y = 200.000 . 400.000.000 = 4


∆y x 100.000 200.000.000
Karena hasil Eincome = 4 (Eincome > 1) maka barang tersebut termasuk barang
mewah.

2.    Pola hubungan fungsional antara tingkat pendapatan masyarakat dengan jumlah yang diminta
akan suatu barang pada suatu daerah tertentu adalah y = 2x2 + 2, dimana x adalah jumlah atau
kuantitas barang itu dalam ribuan unit dan y adalah besarnya pendapatan (income)
masyarakat tersebut dalam jutaan rupiah. Carilah besarnya elastisitas pendapatan terhadap
permintaan barang tersebut pada tingkat pendapatan sebesar 10 juta rupiah.
Jawab :
Y = 2x2 + 2 Jadi bila y = 10 maka x = 2
10 = 2x2 + 2 Y = 2x2 + 2
10 – 2 = 2x2 dy = 4x
8 = 2x2 dx
2
x = 8/2 = 4 dy = 1
x = √4 = 2 dx 4x
Eincome = y . dy = 10 . 1= 10 . 1 = 10 = 0,625
x dx 2 4x 2 4.2 16
Karena hasil Eincome = 0,625 (Eincome < 1 tapi hasilnya positif) maka barang tersebut
termasuk barang kebutuhan pokok.

C.             Elastisitas Silang


 Elastisitas silang adalah pengukuran tentang derajat kepekaan relative dari jumlah barang
yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan tingkat harga barang lain yang
berhubungan dengan barang tersebut.
 Besarnya kepekaan dari hubungan tersebut ditunjukkan oleh koefisien elastisitas silangnya.
 Koefisien elastisitas silang adalah perbandingan antara perubahan relative dari jumlah barang
yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan relative dari harga barang lain yang
berhubungan dengan barang tersebut.

Secara sistematis :
∆x1
E silang = x1 ATAU E silang = ∆x1 . P2
∆P2 ∆P2 x1
P2
Dimana : x = kuantitas barang pertama
P = harga barang kedua

 Koefisien silang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan dari kedua barang.
1)   Apabila koefisien elastisitas silang lebih besar dari nol (E>0), maka kedua barang tersebut
mempunyai hubungan substitusi.
2)   Bila elastisitas silang lebih kecil dari nol (E<0) maka barang tersebut memiliki hubungan
komplementer.
3)   Jika elastisitas silang sama dengan nol (E = 0) maka kedua barang tersebut tidak memiliki
hubungan sama sekali.
Contoh :
Harga gula pada suatu ketika adalah Rp. 1.500,- per kilogramnya, dan kemudian naik
menjadi Rp. 2.000,- perkilogramnya. Akibatnya permintaan kopi menjadi turun dari 100 unit
menjadi 50 unit. Carilah besarnya koefisien elastisitas silang antara gula dan kopi, dan apa
hubungan antara gula dan kopi.
Jawab :
Gula Kopi
P0 = Rp. 1.500/kg x0 = 100 unit
P1 = Rp. 2.000/kg x1 = 50 unit
∆P = Rp. 2.000 – Rp. 1.500 = Rp. 500 ∆x = 50 unit – 100unit = - 50 unit.

Elastisitas gula-kopi = ∆xkopi . Pgula = -50 . 1.500 = - 1,5


∆Pgula xkopi 500 100
Jadi, koefisien elastisitas silang antara gula dan kopi = -1,5 (E < 0) maka hubungan antara
gula dan kopi adalah komplementer.

BIAYA (COST)

 Pengertian Biaya adalah pengorbanan atau pengeluaran yang tidak dapat dihindarkan untuk
menghasilkan / memprodusir dan atau memasarkannya.
 Biaya total (Total Cost / TC) adalah sejumlah biaya yang dibutuhkan untuk memprodusir
dan atau memasarkan sejumlah barang atau jasa.

→ Jika x merupakan jumlah / kuantitas dari barang / jasa yang diprodusir atau
dipasarkan, dan TC merupakan biaya total (Total Cost), maka pola fungsional antara variable
biaya total dan kuantitas adalah :

→ Dalam hal ini besar kecilnya biaya total ditentukan oleh besar kecilnya kuantitas / jumlah
yang diprodusir (Sofyan Assauri halm. 266).
 Biaya rata – rata (Average Cost / AC) adalah biaya per unit yang dibutuhkan untuk
memprodusir suatu barang / jasa pada tingkat produksi tertentu.
→ Biaya rata – rata ini kemungkinan berbeda – beda besarnya pada berbagai tingkat produksi.
Tingkat produksi yang mempunyai rata – rata yang terendah disebut tingkat produksi
optimal. Besarnya biaya rata – rata dapat diperoleh dari hasil bagi biaya total dengan jumlah /
kuantitas yang diprodusir.

→ Bila AC adalah biaya rata – rata, maka :

 Biaya marjinal (Marginal Cost / MC) adalah besarnya pertambahan biaya total yang
dibutuhkan akibat pertambahan hasil produksi satu unit pada suatu tingkat produksi tertentu.
 Besarnya biaya marjinal berbeda – beda pada berbagai tingkat produksi, tergantung dari
bentuk fungsi atau kurve biaya totalnya.
 Besarnya biaya marjinal dapat diperoleh dari hasil bagi pertambahan biaya total dengan
pertambahan jumlah / kuantitas yang diprodusir.
 Bila MC atau TC adalah biaya marginal dan ∆TC merupakan pertambahan biaya total serta
∆x merupakan pertambahan jumlah / kuantitas yang diprodusir, maka :
 
 Biaya marjinal merupakan derivative dari fungsi biaya total.
Dalam pembahasan biaya total dan biaya rata – rata perlu diperhatikan bahwa variable
kuantitas tidak mungkin negative, jadi harus lebih besar atau sama dengan nol, sehingga :

 Pola hubungan variable biaya total dengan variable hasil produksi dapat berbentuk garis lurus
yaitu fungsi linier, dan dapat berbentuk garis tidak lurus yaitu fungsi non linear, antara lain
fungsi kuadrat dan fungsi pangkat tiga (Sofyan Assauri hal. 267)

 TABEL FUNGSI CURVA BIAYA TOTAL GARIS LURUS, KUADRAT DAN PANGKAT
TIGA
Jenis Biaya Fungsi Linear Fungsi Kuadrat Fungsi Matematika
2
TC = ax + b TC = Ax + Bx + TC = Ax2 + Bx2 + Cx +
C D
TC = biaya total TC = biaya total TC = biaya total
a = koefisien A,B = koefisien A,B,C = koefisien
x = var.bebas x = var.bebas x = var.bebas
b = konstanta C = konstanta D = konstanta
2
Biaya Total TC = ax + b TC = ax + bx + c TC = ax2 + bx2 + cx + d
(TC)
Biaya Rata – AC = ax + b AC = ax2 + bx + c AC = ax2 + bx2 + cx + d
Rata (AV) x x x
AC = a + b AC = ax b + c AC = ax + b + c
x x x
Biaya Marjinal MC atau TC’ = a MC atau TC’ = 2a MC atau TC’ = 3ax2 +
(MC) atau +b 2bx + c
(TC’)
Grafik TC, AC, MC TC, AC, MC

TC,
AC, MC

TC TC
TC MC TC1

AC

MC MC
AC AC
x
x x

CONTOH :
1.             Bila diketahui fungsi biaya total suatu barang adalah TC = 4x + 6 dimana TC merupakan
variable biaya total dan x merupakan variable kuantitas. Carilah fungsi biaya rata – rata dan
biaya marginalnya serta gambarkan grafik fungsinya atau curvenya!
JAWAB :
TC = 4x + 6
AC = 4 + 6
X
MC / TC’ = 4

Grafik

TC, AC, MC

TC
6
AC
4 MC
x

2.             Jika diketahui fungsi biaya total dari suatu barang tertentu adalah TC = ¼ X2 – ½ x + 9/4 ,
dimana TC merupakan variable biaya total dan x merupakan kuantitas. Carilah fungsi biaya
rata – rata dan biaya marjinalnya serta gambarkan grafik fungsinya atau curvenya!
JAWAB :
TC = ¼ X2 – ½ x + 9/4
AC = ¼ X2 – ½ x + 9/4
x
= ¼ X – ½ + 9/4 x
MC = TC’ = 2. ¼ x - ½
TC’ = ½ x - ½ atau kalau disederhanakan TC’ = ½ (x - 1)
→ TC’’ = ½
Grafik

TC, AC, MC

TC MC

2 AC
1                                        X
Biaya total minimum :
TC’ = 0 →1/2 x – ½ = 0
→½x=½
→ x = ½ = 1, maka titik pada x = 1 dan TC = 2 adalah titik minimum.
½
Mencari besarnya TC yang merupakan titik minimum dengan memasukkan fungsi awal TC
dengan mengganti x = 1 :
TC = ¼ X2 – ½ x + 9/4
TC = ¼ (1)2 – ½ (1) + 9/4
TC = 0,25 – 0,5 + 2,25
TC = 2

3.             Bila diketahui fungsi biaya total dari suatu barang tertentu adalah TC = x 3 – 3x2 + 15x + 27
dimana TC merupakan variable biaya total dan x merupakan variable kuantitas. Carilah
fungsi biaya rata – rata dan biaya marginalnya serta gambarkan grafik fungsinya atau
curvenya!.
JAWAB :
TC = x3 – 3x2 + 15x + 27
AC = x3 – 3x2 + 15x + 27
X
2
AC = x – 3x + 15 + 27
X
MC atau TC’ →TC = x3 – 3x2 + 15x + 27
TC’ = 3x2 - 6x + 15

Untuk menggambar grafik fungsi atau curve biaya total (TC) , biaya rata – rata (AC) dan
biaya marginal (MC) tersebut digunakan bantuan table dengan memasukkan rumusnya :
X TC AC MC TC1
0 27 ∞ 15 28
1 40 40 12 40
2 53 26½ 15 52
3 72 24 24 64
4 103 25 3/4 39 76
5 152 30 2/5 60 88
6 225 37½ 87 100
Grafik

TC, AC, MC
70

60 TC TC1

50 MC

40

30
AC
20

10
1 2 3 4 5 6

Dari gambar di atas terlihat titik belok (inflection point) dari curve biaya totalnya pada x = 1,
TC = 40
Jika 0 < x < 1 curvenya cekung ke bawah dan bila x > 1 curvenya cekung ke atas.

  Slope dari curve biaya total pada x = 1 adalah :


TC’ (1) = 12 atau MC = 3x2 - 6x + 15
MC = 3 (1)2 – 6(1) + 15
MC = 12
  Persamaan garis tangent perbelokan diperoleh sebagai berikut :
Bentuk persamaan TC1 = 12 x + b karena garis ini melalui titik (1;40) maka
40 = 12(1) + b → 40 = 12 + b → 40 – 12 = b → b = 28
Jadi garisnya adalah TC1 = 12x + 28 adalah suatu pendekatan yang baik untuk fungsi biaya
total pada interval 0 ≤ x ≤ 2 (Sofyan Assauri hal.272).

HASIL PENERIMAAN PENJUALAN (REVENUE)

Untuk memperhitungkan keuntungan (laba) yang diperoleh suatu perusahaan, kita perlu
menghitung besarnya penerimaan penjualan (revenue) dari produk yang diprodusir. Kita
harus mempertimbangkan dan melihat hasil penerimaan dari : Total Penjualan (Total
Revenue / TR), Penjualan Rata – Rata (Average Revenue / AR) dan Penjualan Marjinal
(Marginal Revenue / MR).
1.    Total Revenue (TR)
      Total Revenue (TR) adalah besarnya hasil penerimaan total yang diterima oleh perusahaan /
produsen dari penjualan sejumlah produk yang diproduksinya.
      Besarnya hasil penerimaan total (Total Revenue) merupakan hasil perkalian antara jumlah /
kuantitas produk dengan harga yang terjadi karena adanya permintaan (Demand). Atau TR
merupakan hasil penerimaan dari penjualan produk dalam jumlah tersebut.
Formula hasil penerimaan total :
 

TR = x. p = x. f(x) ATAU TR = p.x


 
2.    Average Revenue (AR)
      Penerimaan rata – rata (average revenue) adalah hasil penerimaan per unit yang diperoleh
dari penjualan suatu barang / jasa pada jumlah / kuantitas tertentu.
      Average Revenue ini kemungkinan berbeda – beda besarnya pada berbagai tingkat kuantitas
tergantung bentuk fungsi atau curva total revenuenya.
      Fungsi average revenue diperoleh dari total revenue dibagi jumlah / kuantitas yang dijual (x)
adalah merupakan fungsi permintaan yaitu :
 

AR =TR=p.x= p
x x
Dimana p merupakan harga permintaan dari
barang tersebut.
 
3.    Marginal Revenue (MR)
      Penerimaan Marginal (marginal revenue) adalah besarnya besarnya hasil pertambahan
penerimaan (revenue) yang diperoleh akibat pertambahan penjualan suatu barang / jasa satu
unit pada suatu tingkat jumlah / kuantitas tertentu.
      Besarnya Marginal Revenue ini kemungkinan berbeda – beda besarnya pada berbagai tingkat
kuantitas tergantung bentuk fungsi atau curva total revenuenya. Besarnya marginal revenue
dapat diperoleh dari hasil bagi pertambahan total revenue dengan pertambahan jumlah /
kuantitas yang dijual. Bila TR’ adalah marginal revenue dan ∆TR merupakan pertambahan
total revenue serta ∆x merupakan pertambahan jumlah / kuantitas yang dijual, maka :
 

TR’ atau MR =∆TRatau bila limt ∆x → 0maka TR’ =dTR


∆x dx
     
 
Didalam pembahasan total revenue dan average revenue perlu diperhatikan bahwa variable
total revenue (TR), average revenue (AR) dan variable kuantitas tidak mungkin negative, jadi
TR ≥ 0, AR ≥ 0 dan x ≥ 0.

CONTOH :
1.    Jika diketahui fungsi permintaan suatu barang adalah : p = 12 – x 2, maka carilah besarnya
TR, AR dan MR serta gambar grafiknya.
Jawab :
D = p = 12 – x2
TR = p.x
TR = (12 – x2).x
TR = 12x – x3
AR = TR = 12x - x3 = 12 – x2
X x
MR = TR’
MR = TR = 12x – x3
MR = TR’ = 12 – 3x2
Untuk menggambarkan grafiknya diperlukan table berikut :
X AR = p = 12 – x2 TR = 12x – x3 MR = TR’ = 12 – 3x2
0 12 0 12
1 11 11 9
2 8 16 (max) 0
3 3 9 -15, dst…

Grafik :
 
16 Titik Maksimal ada
pada x = 2
14 TR

12
10
8
6
4
2 AR = p
MR
x
1 2 3

ANALISIS KEUNTUNGAN MAKSIMUM PADA PASAR PERSAINGAN


MURNI DAN MONOPOLI
1.    Keuntungan Maksimum Pada Pasar Persaingan Murni
a.    Suatu pasar dikatakan sebagai pasar persaingan murni apabila mempunyai cirri – cirri
sebagai berikut:
 Penjualnya banyak
 Barang yang dijual bersifat homogeny
 Barang yang dijual oleh seorang penjual merupakan bagian kecil dari seluruh barang yang ada
dipasar.
b.    Curve permintaan pasar persaingan murni adalah mendatar (horizontal). Secara grafik fungsi
permintaan, fungsi biaya rata – rata (average cost) dan fungsi biaya marginal (marginal cost)
dapat dilihat sebagai berikut :
MC AC Demand = p = AR = MR
p A B

x0 x1 x
c.    Bila p adalah harga dan x adalah kuantitas hasil (output), maka p adalah tetap tertentu
(sebesar konstanta) pada pasar persaingan murni. Jadi p = c dimana c = konstanta, maka :
 

TR = p.x atau TR = c.x


MR adalah TR’ = dTR= p + xdp
dx x
TR’ =dTR= p atau TR’ =dTR= c
dx dx

 
Sehingga dalam gambar terlihat curve permintaan bertindih dengan curve marginal revenue
dan average revenue atau TR’ = P = AR.
d.    Bila TC adalah biaya total (total cost) maka besarnya laba / keuntungan (profit) yaitu :
∏=TR – TC dimana TR = f(x) dan TC = g(x). Laba maksimum (keuntungan maksimum)
diperoleh bila :
1). ∏ = d∏ = 0
dx
∏” = d∏ = dTR – dTC = 0 ATAU ∏’ = TR’ – TC’ = 0
dx dx dx
Ini berarti MR – MC = 0 atau MR = MC jadi TR’ = TC’

2). ∏” = d2∏ < 0


dx2
∏” = d∏ = dTR – dTC < 0 ATAU ∏’ = TR” – TC” < 0 atau TR” < TC”
dx dx dx

SOAL :
Apabila diketahui fungsi permintaan adalah p = 10 dan biaya rata – rata dari barang adalah
AC = x2 - 6x + 12. Maka carilah besarnya kuantitas yang memberikan laba maksimum dan
berapa besarnya laba maksimum tersebut. Gambar juga grafiknya!.

2.    Keuntungan Maksimum Pada Pasar Persaingan Monopoli


a.    Yang dimaksud dengan pasar monopoli adalah suatu pasar yang mempunyai ciri – ciri
sebagai berikut :
 Hanya terdapat satu penjual
 Tidak ada penjual lain yang dapat menjual output pengganti bagi output yang dijual
monopolis tersebut
 Ada halangan, baik bersifat alami maupun buatan, bagi perusahaan lain memasuki pasar
tersebut.
 Seorang monopolis dapat menentukan harga jual dipasar produk yang dihasilkannya sesuai
dengan tingkat keuntungan yang diharapkan.
### jika menginginkan jumlah output yang terjual lebih banyak, maka ia harus menurunkan
harga jualnya.
### jika menginginkan harga jualnya tinggi, maka jumlah output yang terjual lebih sedikit.
 Kurve permintaan pasar bagi produk seorang monopolis mempunyai kemiringan negative
seperti berikut :
 
p
   
AR

MR D x
b.    Seorang monopolis yang rasional akan selalu menghasilkan output dan kemudian
menjualnya pada tingkat optimal. Artinya pada tingkat output yang akan mendatangkan laba
maksimum atau rugi minimum bagi seorang monopolis adalah apabila terpenuhi syarat
sebagai berikut :
1). ∏’ = 0
∏’ = TR’ – TC’
TR’ = TC’
Atau laba maksimum dapat diperoleh bila MR = MC
2). ∏” < 0
∏” = TR” – TC” < 0
TR’ = TC’
SOAL
Bila diketahui fungsi permintaan adalah x = 14 – p, dan fungsi biaya rata – rata adalah 2x –
16 + 35 ,

X
Carilah besarnya kuantitas yang memberikan laba maksimum dan berapa besarnya laba
maksimum serta gambarkan grafiknya!.

Anda mungkin juga menyukai