Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah Penerapan Diferensial
Dalam Ekonomi dengan baik tanpa adanya kendala apapun yang berarti.

Tugas makalah Penerapan Deferensial Dalam Ekonomi ini kami susun agar dapat
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah matematika ekonomi. Tujuan lain
penyusunan tugas ini adalah supaya para pembacanya dapat memahami tentang
matematika terapan dalam bisnis dan ekonomi.

Materi pada makalah ini kami buat dengan menggunakan bahasa yang sederhana
supaya dapat dimengerti oleh pembaca.

Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan
kontribusinya dalam penyelesaian makalah ini.

Saran dan kritik dari berbagai pihak kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah ini.

Demikian, terimakasih

Cirebon, Oktober 2010

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….……i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...…ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………2

2.1 Pengertian Diferensial ………………………………………………………..2

2.2 Penerapan Diferensial ………………………………………………………..3

2.2.1 Elastisitas ……………………………………………………………...3

2.2.2 Pendapatan Konsumsi ………………………………………………...5

2.2.3 Pendapatan Tabungan …………………………………………………6

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Diferensial membahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan dengan


perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Dengan diferensial
dapat pula disidik kedudukan – kedudukan khusus dari fungsi yang sedang dipelajari
seperti titik maksimum, titik belok dan titik minimumnya jika ada. Berdasarkan manfaat
– manfaat inilah konsep diferensial menjadi salah satu alat analisis yang sangat penting
dalam bisnis dan ekonomi. Sebagaimana diketahui, analisis dalam bisnis dan ekonomi
sangat akrab dengan masalah perubahan, penentuan tingkat maksimum dan tingkat
minimum.

Pendekatan kalkulus diferensial amat berguna untuk menyidik bentuk gambar


suatu fungsi non linear. Dengan mengetahui besarnya harga dari turunan pertama (first
derivative) sebuah fungsi, akan dapat dikenali bentuk gambar dari fungsi tersebut. Secara
berurutan seksi-seksi berikut akan membahas hubungan antara fungsi non linear dan
derivative pertamanya, guna mengetahui apakah kurvanya menaik atau kan menurun
pada kedudukan tertentu; hubungan antara fungsi parabolic dan derivativenya, guna
mengetahui letak dan bentuk titik ekstrimnya (maksimum atau minimum) serta hubungan
antara fungsi kubik dan derivativenya guna mengetahui letak dan bentuk titik ekstrim
serta letak titik beloknya. Akan tetapi sebelum semua itu, marilah kita perhatikan
hubungan secara umum antara sebuah fungsi dan fungsi-fungsi turunannya.

Berdasarkan kaidah deferensi, dapat disimpulkan bahwa turunan dari suatu fungsi
berderajat “n” adalah sebuah fungsi berderajat “n-1”. Dengan perkataan lain, turunan dari
fungsi berderajat 3 adalah sebuah fungsi berderajat 2, turunan dari fungsi berderajat 2
adalah sebuah fungsi berderajat 1, turunan dari fungsi berderajat 1 adalah sebuah fungsi
berderajat 0 alias sebuah konstanta, dan akhirnya turunan dari sebuah konstanta adalah 0.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Diferensial

𝑑𝑦
Darivatif atau turunan tidak dianggap sebagai suatu hasil bagi atau pecahan
𝑑𝑥

dengan 𝑑𝑦 sebagai pembilang dan dx sebagai penyebut, melainkan sebagai lambang yang
Δ𝑦
menyertakan limit dari , sewaktu ∆𝑥 mendekati nilai nol sebagai limit. Akan tetapi
Δ𝑥

untuk dapat memahami masalah – masalah tertentu kadang – kadang bermanfaat juga
untuk menafsirkan dx dan dy secara terpisah. Dalam hubungan ini dx menyatakan
diferensial x dan dy diferensial y. pengertian diferensial berguna sekali, misalnya dalam
aplikasinya pada kalkulus integral dan pada pendekatan perubahan dalam variabel gayut
yang berkaitan dengan perubahan – perubahan kecil dalam variabel bebas.

Jika fَ (x) merupakan derivative dari fungsi f(x) untuk nilai x tertentu dan ∆𝑥
merupakan kenaikan dalam x, maka diferensial dari f(x), yang dalam hal ini ditulis f(x),
terdefinisikan oleh persamaan.

𝑑𝑦
df (x) = fَ (x) . 𝑑𝑥 ∆𝑥

Jika f(x) = x, maka fَ (x) = 1, dan dx = ∆𝑥. Jadi jika x merupakan variabel bebas, maka
diferensial dx dari x sama dengan ∆𝑥.

Jika y = f(x), maka

𝑑𝑦
dy = fَ (x) dx = 𝑑𝑥 dx

Jadi diferensial suatu variabel gayut sama dengan hasil kali turunannya dengan
diferensial variabel bebas.
Secara geometrical perhatikanlah kurva y = f(x) (lihat gambar 9 dibawah ini), dan
misalkan turunannya pada titik P = fَ (x). Maka dx = PQ dan dy = fَ (x) = (tan 𝛼)(PQ) =
𝑃𝑇
. 𝑃𝑄 = 𝑄𝑇
𝑃𝑄

Oleh karena itu dy atau df (x) adalah kenaikan ordinat dari tangens yang
berpadanan dengan dx. Argumentasi geometrical ini membawa kita kepada penfsiran
derivative sebagai suatu hasil bagi atau pecahan, jika sembarang kenaikan dari variabel
bebas x pada suatu titik P (x,y) pada kurva y = f(x) dinyatakan dengan dx, maka dalam
rumusan turunannya.

𝑑𝑦
= fَ (x) = (tan 𝛼)
𝑑𝑥

dy menyatakan kenaikan yang berpadan dari koordinat tangens pada P.

Perhatikan, bahwa diferensial dy dan kenaikan ∆𝑦 dari fungsi


yang berpadan dengan nilai dx = ∆𝑥 yang sama, pada umumnya
tidaklah sama. Dalam gambar.9 disamping dy = QT sedang ∆𝑦 =
QPَ

Dari gambar itu dapat dilihat dengan jelas, bahwa ∆𝑦 = QP', dan
dy = QT kurang lebih sama, jika ∆𝑥 = PQ sangatlah kecil. Pada
hakekatnya jika variabel bebas kecil sekali perubahannya, maka diferensial fungsi itu
hamper sama dengan kenaikan fungsi. Jika diferensial fungsi dapat dipakai untuk
mendekati perubahannya, apabila perubahan variabel bebas keci sekali.

2.2 Penerapan Diferensial Ekonomi

2.2.1 Elastisitas

Elastisitas dari suatu fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥) berkenaan dengan x dapat didefinisikan


sebagai :

∆𝑦
𝐸𝑦 (𝑦) 𝑑𝑦 𝑥
𝜂= = lim = .
𝐸𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥 𝑑𝑥 𝑦
(𝑥)

Ini berarti bahwa elastisitas 𝑦 = 𝑓(𝑥) merupakan limit dari rasio antara perubahan
relative dalam y terhadap perubahan relative dalam x, untuk perubahan x yang sangat
kecil atau mendekati nol. Dengan terminology lain, elastisitas y terhadap x dapat juga
dikatakan sebagai rasio antara persentase perubahan y terhadap perubahan x.

a) Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (istilahnya yang lengkap : elastisitas harga permintaan,
price elasticity of demand) ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan
jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga. Jadi, merupakan rasio antara
persentase perubahan jumlah barang yang diminta terhadap persentase perubahan harga.
Jika fungsi permintaan dinyatakan dengan Qd = f(P), maka elastisitas permintaannya :

∆𝑄
%∆𝑄𝑑 𝐸𝑄𝑑 ( 𝑄 𝑑) 𝑑𝑄𝑑 𝑃
𝑑
𝜂𝑑 = = = lim = .
%∆𝑃 𝐸𝑃 ∆𝑃→0 ∆𝑃 𝑑𝑃 𝑄𝑑
(𝑃)

𝑑𝑄𝑑
Dimana tak lain adalah Q'd atau f'(P)
𝑑𝑃

Permintaan akan suatu barang dikatakan bersifat elastic apabila |𝜂𝑑| > 1, elastic
– uniter jika |𝜂𝑑| = 1, dan inelastic bila |𝜂𝑑| < 1. Barang yang permintaanya elastic
mengisyaratkan bahwa jika harga barang tersebut berubah sebesar persentase tertentu,
maka permintaan terhadapnya akan berubah (secara berlawanan arah) dengan persentase
yang lebih besar daripada persentase perubahan harganya.

Contoh kasus:

Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukan oleh persamaan Qd = 25 – 3 P2 .


tentukan elastisitas permintaannya pada tingkat harga P = 5.

𝑑𝑄𝑑 𝑃 𝑃
Qd = 25 – 3 P2 𝜂𝑑 = . 𝑄 = −6𝑃 . 25−3𝑃2 .
𝑑𝑃 𝑑

𝑑𝑄𝑑 5
𝑄′𝑑 = = −6𝑃 = −6 (5). 25−75 = 3 (𝑒𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑘)
𝑑𝑝

ηd = 3 berarti bahwa apabila, dari kedudukan P = 5, harga naik (turun) sebesar 1 persen
maka jumlah barang yang diminta akan berkurang (bertambah) sebanyak 3 persen.

b) Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaran (istilahnya yang lengkap : elastisitas harga penawaran, price
elasticity of supply) ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah
barang yang ditawarkan berkenaan adanya perubahan harga. Jadi, merupakan rasio antara
persentase perubahan harga. Jika fungsi penawaran dinyatakan dengan Qs = f(P), maka
elastisitas penawarannya :

∆𝑄
%∆𝑄𝑠 𝐸𝑄𝑠 ( 𝑄 𝑠) 𝑑𝑄𝑠 𝑃
𝑠
𝜂𝑠 = = = lim = .
%∆𝑃 𝐸𝑃 ∆𝑃→0 ∆𝑃 𝑑𝑃 𝑄𝑠
(𝑃)

𝑑𝑄𝑠
Dimana tak lain adalah Q's atau f'(P).
𝑑𝑃
Penawaran suatu barang dikatakan bersifat

elastic apabila 𝜂𝑠 > 1, elastic – uniter jika 𝜂𝑠 = 1 dan inelastic bila 𝜂𝑠 < 1. Barang yang
penawarannya inelastic mengisyaratkan bahwa jika harga barang tersebut (secara searah)
dengan persentase yang lebih kecil daripada persentase perubahan harganya.

Contoh kasus :

Fungsi penawaran suatu barang dicerminkan oleh Qs = -200 + 7 P2. Berapa elastisitas
penawarannya pada tingkat harga P = 10 dan P = 15 ?

𝑑𝑄𝑠 𝑃 𝑃
Qs = -200 + 7 P2 𝜂𝑠 = . 𝑄 = 14𝑃 .
𝑑𝑃 𝑠 −200+7𝑃 2

Q’s = dQs / dP = 14 P

10
Pada P = 10, 𝜂𝑠 = 140 . = 2,8
−200+700

15
Pada P = 15, 𝜂𝑠 = 210 . = 2,3
−200+1575

𝜂𝑠 = 2,8 berarti bahwa apabila dari kedudukan P = 10, harga naik (turun) sebesar 1 %
maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah (berkurang) sebanyak 2,8%

Dan 𝜂𝑠 = 2,3 berarti bahwa apabila dari kedudukan P = 15, harga naik (turun) sebesar
1% maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah (berkurang) sebanyak 2,3%

c) Elastisitas Produksi
Elastisitas produksi ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan
jumlah keluaran (output) yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah masukan
(input) yang digunakan. Jadi, merupakan rasio antara persentase perubahan jumlah
keluaran terhadap persentase perubahan jumlah masukan. Jika P melambangkan jumlah
produk yang dihasilkan sedangkan X melambangkan jumlah factor produksi yang
digunakan, dan fungsi produksi dinyatakan dengan P = f(X), maka efisiensi produksinya :

∆𝑃
%∆𝑃 𝐸𝑃 (𝑃) 𝑑𝑃 𝑋
𝜂𝑝 = = = lim = .
%∆𝑋 𝐸𝑋 ∆𝑋→0 (∆𝑋) 𝑑𝑋 𝑃
𝑋

𝑑𝑃
Dimana 𝑑𝑋 adalah produk marjinal dari X [P' atau f' (X)].

Contoh kasus :
Fungsi produksi suatu barang ditunjukan oleh persamaan P = 6 X2 – X3. Hitunglah
elastisitas produksinya pada tingkat penggunaan factor produksi sebanyak 3 unit dan 7
unit.

P = 6 X2 – X3 P’ = dP / dX = 12 X – 3 X2

𝑑𝑃 𝑋 𝑋
𝜂𝑝 = . 𝑃 = (12 𝑋 − 3 𝑋 2 ). (6 𝑋 2 − 𝑋 3 )
𝑑𝑋

3
Pada X = 3, 𝜂𝑝 = (36 − 27) . =1
(54−27)

7
Pada X = 7, 𝜂𝑝 = (84 − 147) . =9
(294−343)

𝜂𝑝 = 1 berarti bahwa, dari kedudukan X = 3, maka jika jumlah input dinaikkan


(diturunkan) sebesar 1% maka jumlah output akan bertambah (berkurang) sebanyak 1 %

Dan 𝜂𝑝 = 9 berarti bahwa, dari kedudukan X = 7, maka jika jumlah input dinaikkan
(diturunkan) sebesar 1% maka jumlah output akan bertambah (berkurang) sebanyak 9 %

2.2.2 Pendapatan Konsumsi

Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan


(pendapatan nasional) dialokasikan ke dua kategori penggunaan, yakni dikonsumsi dan
ditabung. Jika pendapatan dilambang dengan Y, sedangkan konsumsi dan tabungan
masing – masing dilambangkan dengan C dan S, maka kita dapat merumuskan
persamaan:

Y=C+S

Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional pada umumnya dilambangkan


sebagai fungsi linear dari pendapatan nasional. Keduanya berbanding lurus dengan
pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan nasional maka konsumsi dan tabungan
akan semakin besar pula. Sebaliknya apabila pendapatan berkurang, konsumsi dan
tabungan pun akan berkurang pula, sehingga :

DY = C + S  diferensial

Karena C + S = dY  dY/dY = C/dY + S/dY  derivasi

C/dY = MPC (Marginal Propensity to Consume)

S/dY = MPS (Marginal Propensity to Save)

Sehingga terbukti bahwa MPC + MPS = 1


2.2.3 Pendapatan Tabungan

Konsep diferensial dengan mudah dapat diperluas menjadi fungsi yang terdiri dari
dua atau lebih variabel bebas. Perhatikan fungsi tabungan berikut ini :

S = S (Y,i)

Dimana S adalah tabungan (savings). Y adalah pendapatan nasional (national income),


dan i adalah suku bunga (interes rate). Fungsi ini kita asumsikan seperti semua fungsi
yang akan kita gunakan disini diasumsikan kontinu dan memiliki derivative (parsial)
kontinu, atau secara simbolis, f Є C'. Derivatif parsial 𝛿𝑆/𝛿𝑌 mengukur kecenderungan
marginal (marginal propensity to save). Jadi, untuk semua perubahan dalam Y, dY,
𝛿𝑆
perubahan S hasilnya dapat diaproksima dengan kuantitas (𝛿𝑌) 𝑑𝑌. Demikian juga jika
𝛿𝑆
perubahan dalam i, di kita dapat ( 𝛿𝑖 ) 𝑑𝑖 sebagai aproksimasi untuk menentukan

perubahan S yang dihasilkan. Jadi perubahan total dalam S diaproksimsi dengan


diferensial

𝜕𝑆 𝜕𝑆
𝑑𝑆 = ( ) 𝑑𝑌 + ( ) 𝑑𝑖
𝜕𝑌 𝜕𝑖

Atau dengan menggunakan notasi yang lain,

𝑑𝑆 = 𝑆𝑌 𝑑𝑌 + 𝑆𝑖 𝑑𝑖

Perhatikan bahwa kedua derivative parsial S y dan Si kembali menaikan peran sebagai
“pengubah” yang masing – masing mengubah dY dan di menjadi dS yang bersesuaian.
Pernyataan dS, yang merupakan jumlah perubahan – perubahan hasil aproksimasi dari
kedua sumber, disebut diferensial total dari fungsi tabungan. Dan proses untuk mencari
diferensial total ini disebut diferensiasi total (total differentiation), sebaliknya kedua
komponen yang ditambahkan di ruas kanan disebut sebagai diferensial parsial dari fungsi
tabungan.

Tentu saja ada kemungkinan dimana Y dapat berubah sedangkan i konstan.


Dalam hal ini di = 0 dan diferensial total akan disederhanakan menjadi diferensial parsial:
𝛿𝑆
𝑑𝑆 = (𝛿𝑌) 𝑑𝑌. Dengan membagi kedua sisi persamaan dengan dY diperoleh

𝛿𝑆 𝑑𝑆
(𝛿𝑌) = (𝑑𝑌)i konstan
BAB III

PENUTUP

Diferensial membahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan


perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Derivasi adalah hasil
yang diperoleh dari proses diferensiasi.

Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan


(pendapatan nasional) dialokasikan ke dua kategori penggunaan, yakni dikonsumsi dan
ditabung. Jika pendapatan dilambang dengan Y, sedangkan konsumsi dan tabungan
masing – masing dilambangkan dengan C dan S, maka kita dapat merumuskan
persamaan: Y = C + S

Semakin besar pendapatan nasional maka konsumsi dan tabungan akan semakin
besar pula. Sebaliknya apabila pendapatan berkurang, konsumsi dan tabungan pun akan
berkurang pula, sehingga : DY = C + S  diferensial

S = S (Y,i), dimana S adalah tabungan (savings). Y adalah pendapatan nasional


(national income), dan i adalah suku bunga (interes rate).

𝛿𝑆
Demikian juga jika perubahan dalam i, di kita dapat ( 𝛿𝑖 ) 𝑑𝑖 sebagai aproksimasi

untuk menentukan perubahan S yang dihasilkan. Jadi perubahan total dalam S


diaproksimsi dengan diferensial

𝜕𝑆 𝜕𝑆
𝑑𝑆 = ( ) 𝑑𝑌 + ( ) 𝑑𝑖
𝜕𝑌 𝜕𝑖
DAFTAR PUSTAKA

Dumairy, “Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi”, edisi kedua, BPFE,
Yogyakarta, 1991

http://books.google.co.id/books?id=_atldTGGzNQC&printsec=frontcover

Anda mungkin juga menyukai