Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

”PENERAPAN DIFERENSIAL PARSIAL


DALAM EKONOMI”

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH MATEMATIKA EKONOMI

Disusun Oleh :
NURHASANAH
NIM. MJ 2201103

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


YAPIS DOMPU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah Penerapan Diferensial Dalam Ekonomi
dengan baik tanpa adanya kendala apapun yang berarti.

Tugas makalah Penerapan Deferensial Dalam Ekonomi ini kami susun agar dapat memenuhi
salah satu tugas pada mata kuliah matematika ekonomi. Tujuan lain penyusunan tugas ini adalah
supaya para pembacanya dapat memahami tentang matematika terapan dalam bisnis dan
ekonomi.

Materi pada makalah ini kami buat dengan menggunakan bahasa yang sederhana supaya dapat
dimengerti oleh pembaca.

Akhirnya, kami ucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan
kontribusinya dalam penyelesaian makalah ini.

Saran dan kritik dari berbagai pihak kami harapkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Demikian, terimakasih

Dompu, Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….……i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………...…ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………2

2.1 Pengertian Diferensial ………………………………………………………..2

2.2 Penerapan Diferensial ………………………………………………………..3

2.2.1 Elastisitas ……………………………………………………………...3

2.2.2 Pendapatan Konsumsi ………………………………………………...5

2.2.3 Pendapatan Tabungan …………………………………………………6

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Diferensial membahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan dengan perubahan
kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Dengan diferensial dapat pula disidik
kedudukan – kedudukan khusus dari fungsi yang sedang dipelajari seperti titik maksimum, titik
belok dan titik minimumnya jika ada. Berdasarkan manfaat

– manfaat inilah konsep diferensial menjadi salah satu alat analisis yang sangat penting dalam
bisnis dan ekonomi. Sebagaimana diketahui, analisis dalam bisnis dan ekonomi sangat akrab
dengan masalah perubahan, penentuan tingkat maksimum dan tingkat minimum.

Pendekatan kalkulus diferensial amat berguna untuk menyidik bentuk gambar suatu fungsi non
linear. Dengan mengetahui besarnya harga dari turunan pertama (first derivative) sebuah fungsi,
akan dapat dikenali bentuk gambar dari fungsi tersebut. Secara berurutan seksi-seksi berikut
akan membahas hubungan antara fungsi non linear dan derivative pertamanya, guna mengetahui
apakah kurvanya menaik atau kan menurun pada kedudukan tertentu; hubungan antara fungsi
parabolic dan derivativenya, guna mengetahui letak dan bentuk titik ekstrimnya (maksimum atau
minimum) serta hubungan antara fungsi kubik dan derivativenya guna mengetahui letak dan
bentuk titik ekstrim serta letak titik beloknya. Akan tetapi sebelum semua itu, marilah kita
perhatikan hubungan secara umum antara sebuah fungsi dan fungsi-fungsi turunannya.

Berdasarkan kaidah deferensi, dapat disimpulkan bahwa turunan dari suatu fungsi berderajat “n”
adalah sebuah fungsi berderajat “n-1”. Dengan perkataan lain, turunan dari fungsi berderajat 3
adalah sebuah fungsi berderajat 2, turunan dari fungsi berderajat 2 adalah sebuah fungsi
berderajat 1, turunan dari fungsi berderajat 1 adalah sebuah fungsi berderajat 0 alias sebuah
konstanta, dan akhirnya turunan dari sebuah konstanta adalah 0.
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Diferensial

dy
Darivatif atau turunan tidak dianggap sebagai suatu hasil bagi atau
dx
pecahan dengan dy sebagai pembilang dan dx sebagai penyebut, melainkan sebagai

Δy
lambang yang menyertakan limit dari Δ x , sewaktu ∆ x mendekati nilai nol

sebagai limit. Akan tetapi untuk dapat memahami masalah – masalah tertentu kadang – kadang
bermanfaat juga untuk menafsirkan dx dan dy secara terpisah. Dalam hubungan ini dx
menyatakan diferensial x dan dy diferensial y. pengertian diferensial berguna sekali, misalnya
dalam aplikasinya pada kalkulus integral dan pada pendekatan perubahan dalam variabel gayut
yang berkaitan dengan perubahan – perubahan kecil dalam variabel bebas.

Jika fَ(x) merupakan derivative dari fungsi f(x) untuk nilai x tertentu dan ∆ x merupakan
kenaikan dalam x, maka diferensial dari f(x), yang dalam hal ini ditulis f(x), terdefinisikan oleh
persamaan.

dy
df (x) = fَ(x) . ∆x
dx

Jika f(x) = x, maka fَ(x) = 1, dan dx = ∆ x . Jadi jika x merupakan variabel bebas,
maka diferensial dx dari x sama dengan ∆x .

Jika y = f(x), maka

dy
dy = fَ(x) dx = dx
dx

Jadi diferensial suatu variabel gayut sama dengan hasil kali turunannya dengan diferensial
variabel bebas.

Secara geometrical perhatikanlah kurva y = f(x) (lihat gambar 9 dibawah ini), dan misalkan
turunannya pada titik P = fَ(x). Maka dx = PQ dan dy = fَ(x) = ( tan α )(PQ) =

PQ
PT
. PQ=QT

Oleh karena itu dy atau df (x) adalah kenaikan ordinat dari tangens yang berpadanan dengan dx.
Argumentasi geometrical ini membawa kita kepada penfsiran derivative sebagai suatu hasil bagi
atau pecahan, jika sembarang kenaikan dari variabel
bebas x pada suatu titik P (x,y) pada kurva y = f(x) dinyatakan dengan dx, maka dalam rumusan
turunannya.

dy
= fَ(x) = ( tan α )
dx

dy menyatakan kenaikan yang berpadan dari koordinat tangens pada P.

Perhatikan, bahwa diferensial dy dan kenaikan ∆y dari fungsi

yang sama, pada


yang berpadan dengan nilai dx = ∆ x

umumnya tidaklah sama. Dalam gambar.9 disamping dy = QT sedang ∆ y = QPَ

Dari gambar itu dapat dilihat dengan jelas, bahwa ∆ y = QP', dan dy = QT kurang lebih sama,
jika ∆ x = PQ sangatlah kecil.

Pada hakekatnya jika variabel bebas kecil sekali perubahannya, maka diferensial fungsi itu
hamper sama dengan kenaikan fungsi. Jika diferensial fungsi dapat dipakai untuk mendekati
perubahannya, apabila perubahan variabel bebas keci sekali.

Penerapan Diferensial Ekonomi

Elastisitas

Elastisitas dari suatu fungsi y=f (x) berkenaan dengan x dapat didefinisikan
sebagai :

∆y
( )
Ey y dy x
η= = lim = .
Ex ∆ x→ 0 (∆ x ) dx y
x

Ini berarti bahwa elastisitas y=f ( x) merupakan limit dari rasio antara perubahan relative dalam y
terhadap perubahan relative dalam x, untuk perubahan x yang sangat kecil atau mendekati nol.
Dengan terminology lain, elastisitas y terhadap x dapat juga dikatakan sebagai rasio antara
persentase perubahan y terhadap perubahan x.

Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan (istilahnya yang lengkap : elastisitas harga permintaan, price elasticity of
demand) ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang
diminta akibat adanya perubahan harga. Jadi, merupakan rasio antara persentase perubahan
jumlah barang yang diminta terhadap persentase perubahan harga. Jika fungsi permintaan
dinyatakan dengan Qd = f(P), maka elastisitas permintaannya :
∆ Qd
∆ Qd E Qd ( Qd ) d Qd P
ηd= = = lim = .
∆P EP ∆ P→0 ∆ P dP Qd
(P )

d Qd
Dimana tak lain adalah Q'd atau f'(P)
dP

Permintaan akan suatu barang dikatakan bersifat elastic apabila |ηd|>1 , elastic
– uniter jika |ηd|=1 , dan inelastic bila |ηd|<1 . Barang yang permintaanya elastic

mengisyaratkan bahwa jika harga barang tersebut berubah sebesar persentase tertentu, maka
permintaan terhadapnya akan berubah (secara berlawanan arah) dengan persentase yang lebih
besar daripada persentase perubahan harganya.

Contoh kasus:

Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukan oleh persamaan Qd = 25 – 3 P2 .

tentukan elastisitas permintaannya pada tingkat harga P = 5.

d Qd P P
Qd = 25 – 3 P 2
ηd= . Q =−6P. .
dP d 25−3 P2

dQd 5

Q'd = =−6 P ¿− 6 (5). =3 (elastik)


dp 25−75

ηd = 3 berarti bahwa apabila, dari kedudukan P = 5, harga naik (turun) sebesar 1 persen maka
jumlah barang yang diminta akan berkurang (bertambah) sebanyak 3 persen.

Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran (istilahnya yang lengkap : elastisitas harga penawaran, price elasticity of
supply) ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang
ditawarkan berkenaan adanya perubahan harga. Jadi, merupakan rasio antara persentase
perubahan harga. Jika fungsi penawaran dinyatakan dengan Qs = f(P), maka elastisitas
penawarannya :

∆ Qs
∆ Qs E Qs ( Qs ) d Qs P
ηs= = = lim = .
∆P EP ∆ P→0 ∆ P dP Qs
(P )
Dimana tak lain adalah Q's atau
d Qs f'(P).
dP
Penawaran suatu barang dikatakan bersifat elastic apabila ηs >1 , elastic – uniter jika ηs =1 dan
inelastic bila ηs <1 . Barang yang penawarannya inelastic mengisyaratkan bahwa jika harga
barang tersebut (secara searah) dengan persentase yang lebih kecil daripada persentase
perubahan harganya.

Contoh kasus :

Fungsi penawaran suatu barang dicerminkan oleh Qs = -200 + 7 P 2. Berapa elastisitas


penawarannya pada tingkat harga P = 10 dan P = 15 ?

d Qs P P
Qs = -200 + 7 P2 ηs= . =14P.
dP Qs −200+7 P2

Q’s = dQs / dP = 14 P

10
Pada P = 10, ηs=140 . −200+700 =2,8

15
Pada P = 15, ηs=210 . =2,3
−200+1575

ηs =2,8 berarti bahwa apabila dari kedudukan P = 10, harga naik (turun) sebesar 1 % maka
jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah (berkurang) sebanyak 2,8% dan berarti bahwa
apabila dari kedudukan P = 15, harga naik (turun) sebesar b1% maka jumlah barang yang
ditawarkan akan bertambah (berkurang) sebanyak 2,3%.

Elastisitas Produksi

Elastisitas produksi ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah keluaran
(output) yang dihasilkan akibat adanya perubahan jumlah masukan (input) yang digunakan. Jadi,
merupakan rasio antara persentase perubahan jumlah keluaran terhadap persentase perubahan
jumlah masukan. Jika P melambangkan jumlah produk yang dihasilkan sedangkan X
melambangkan jumlah factor produksi yang digunakan, dan fungsi produksi dinyatakan dengan
P = f(X), maka efisiensi produksinya :

∆P
( )
∆P EP P dP X
ηp= = = lim = .
∆X EX ∆X dX P
∆X→0 ( )
X

dP adalah produk marjinal dari X [P' atau f'


Dimana (X)].
dX
Contoh kasus :
Fungsi produksi suatu barang ditunjukan oleh persamaan P = 6 X 2 – X3. Hitunglah elastisitas
produksinya pada tingkat penggunaan factor produksi sebanyak 3 unit dan 7 unit.

P = 6 X2 – X3 P’ = dP / dX = 12 X – 3 X2

dP X X
ηp= . =(12X−3 X2).
dX P (6 X2− X3)

ηp=(36−27 ) . 3
=1

Pada X = 3, (54−27)

ηp=(84−147) . 7 =9

Pada X = 7, 294−343)
p=1 berarti bahwa, dari kedudukan X = 3, maka jika jumlah input dinaikkan (diturunkan) sebesar
1% maka jumlah output akan bertambah (berkurang) sebanyak 1 %

Dan berarti bahwa, dari kedudukan X = 7, maka jika jumlah input dinaikkan

(diturunkan) sebesar 1% maka jumlah output akan bertambah (berkurang) sebanyak 9 %.

Pendapatan Konsumsi

Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan (pendapatan
nasional) dialokasikan ke dua kategori penggunaan, yakni dikonsumsi dan ditabung. Jika
pendapatan dilambang dengan Y, sedangkan konsumsi dan tabungan masing – masing
dilambangkan dengan C dan S, maka kita dapat merumuskan persamaan:

Y=C+S

Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional pada umumnya dilambangkan sebagai fungsi
linear dari pendapatan nasional. Keduanya berbanding lurus dengan pendapatan nasional.
Semakin besar pendapatan nasional maka konsumsi dan tabungan akan semakin besar pula.
Sebaliknya apabila pendapatan berkurang, konsumsi dan tabungan pun akan berkurang pula,
sehingga :

DY = C + S à diferensial
Karena C + S = dY à dY/dY = C/dY + S/dY à derivasi
C/dY = MPC (Marginal Propensity to Consume)
S/dY = MPS (Marginal Propensity to Save) δS/δY

0ehingga terbukti bahwa MPC + MPS = 1 Pendapatan Tabungan Konsep diferensial dengan
mudah dapat diperluas menjadi fungsi yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas. Perhatikan
fungsi tabungan berikut ini :

S = S (Y,i)
Dimana S adalah tabungan (savings). Y adalah pendapatan nasional (national income), dan i
adalah suku bunga (interes rate). Fungsi ini kita asumsikan seperti semua fungsi yang akan kita
gunakan disini diasumsikan kontinu dan memiliki derivative (parsial) kontinu, atau secara
simbolis, f Є C'. Derivatif parsial mengukur kecenderungan marginal (marginal
propensity to save). Jadi, untuk semua perubahan dalam Y, dY, perubahan S hasilnya dapat
diaproksima dengan kuantitas(δYδS )dY .

Demikian juga jika perubahan dalam i, di kita dapat (δSδi )di sebagai aproksimasi untuk
menentukan perubahan S yang dihasilkan. Jadi perubahan total dalam S diaproksimsi dengan
diferensial dS=(∂∂YS )dY +(∂∂Si )di Atau dengan menggunakan notasi yang lain, dS=SY dY +Si di
Perhatikan bahwa kedua derivative parsial Sy dan Si kembali menaikan peran sebagai “pengubah”
yang masing – masing mengubah dY dan di menjadi dS yang bersesuaian. Pernyataan dS, yang
merupakan jumlah perubahan – perubahan hasil aproksimasi dari kedua sumber, disebut
diferensial total dari fungsi tabungan. Dan proses untuk mencari diferensial total ini disebut
diferensiasi total (total differentiation), sebaliknya kedua komponen yang ditambahkan di ruas
kanan disebut sebagai diferensial parsial dari fungsi tabungan.

Tentu saja ada kemungkinan dimana Y dapat berubah sedangkan i konstan. Dalam hal ini
di = 0 dan diferensial total akan disederhanakan menjadi diferensial parsial :

dS=(δYδS )dY . Dengan membagi kedua sisi persamaan dengan dY diperoleh

dS
dY
)i
(δYδS )=¿ konstan

BAB III
PENUTUP

Diferensial membahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan perubahan kecil dalam
variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Derivasi adalah hasil yang diperoleh dari proses
diferensiasi.
Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan (pendapatan
nasional) dialokasikan ke dua kategori penggunaan, yakni dikonsumsi dan ditabung. Jika
pendapatan dilambang dengan Y, sedangkan konsumsi dan tabungan masing – masing
dilambangkan dengan C dan S, maka kita dapat merumuskan persamaan: Y = C + S
Semakin besar pendapatan nasional maka konsumsi dan tabungan akan semakin besar pula.
Sebaliknya apabila pendapatan berkurang, konsumsi dan tabungan pun akan berkurang pula,
sehingga : DY = C + S à diferensial

S = S (Y,i), dimana S adalah tabungan (savings). Y adalah pendapatan nasional (national income),
dan i adalah suku bunga (interes rate).

Demikian juga jika perubahan dalam i, di kita dapat (δSδi )di sebagai

aproksimasi untuk menentukan perubahan S yang dihasilkan. Jadi perubahan total dalam S
diaproksimsi dengan diferensial

dS=(∂∂YS )dY +(∂∂Si )di


DAFTAR PUSTAKA

Dumairy, “Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi”, edisi kedua, BPFE, Yogyakarta,
1991

http://books.google.co.id/books?id=_atldTGGzNQC&printsec=frontcover

Anda mungkin juga menyukai