Anda di halaman 1dari 11

MINI RISET

PENERAPAN DIFFERENSIAL PADA BISNIS DAN EKONOMI


MATEMATIKA EKONOMI
Dosen Pengampu: Dr. M.YUSUF.,M.Si

Oleh :

KELOMPOK

M. Firmansyah 7182220003
MHD. Faldian Affan 7183220031
Hanifah Nabilah Ginting 7183220030
Nadila Cantika 7183220050
Khairunisa Mira Ardina 7183520046
Wahyu Nafis Azmi 7183520017
Arif Wahyudi 7183520035
Alvia Wardi Batubara 7183220033
Rinaldi Mangunsong 7183220060
Maudi Sulastri Simbolon 7183520015
Margaret Cahyuni Nanggolan 7183520016

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Desember 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas berkat dan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan Mini Riset ini dengan judul Matematika Ekonomi.
Adapun penulisan Mini Riset ini dibuat sebagai tugas dari mata kuliah Matematika Ekonomi.
Mini Riset ini tidak akan mungkin bisa terselesaikan tanpa adanya bantuan dari Dosen kami
yang mengajar Matematika Ekonomi di kelas Mandiri program studi Pendidikan Ekonomi
tahun 2016 Juga tak ketinggalan kepada orang tua kami, terimakasih karena sudah senantiasa
memberi dukungan, semangat, serta doa yang tak pernah habis-habisnya kepada penulis.

Kami menyadari bahwa penulisan Mini Riset ini tidak lepas dari kekurangan. Untuk
itu kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi pembuatan Mini Riset yang
lebih baik di masa yang akan datang. Semoga Mini Riset ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan kepada siapa saja yang membutuhkan penulisan Mini Riset ini.

Medan, Desember 2018

penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

 Latar Belakang
Diferensial membahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi sehubungan denganperubahan kecil
dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Dengan diferensialdapat pula disidik
kedudukan – kedudukan khusus dari fungsi yang sedang dipelajariseperti titik maksimum, titik belok dan titik
minimumnya jika ada. Berdasarkan manfaat – manfaat inilah konsep diferensial menjadi salah satu alat
analisis yang sangat penting dalam bisnis dan ekonomi. Sebagaimana diketahui, analisis dalam bisnis dan
ekonomi sangat akrab dengan masalah perubahan, penentuan tingkat maksimum dan tingkat
minimum.Pendekatan kalkulus diferensial amat berguna untuk menyidik bentuk gambarsuatu fungsi non
linear. Dengan mengetahui besarnya harga dari turunan pertama ( first derivative) sebuah fungsi, akan
dapat dikenali bentuk gambar dari fungsi tersebut. Secaraberurutan seksi-seksi berikut akan membahas
hubungan antara fungsi non linear danderivative pertamanya, guna mengetahui apakah kurvanya menaik atau
kan menurunpada kedudukan tertentu; hubungan antara fungsi parabolic dan derivativenya, guna mengetahui
letak dan bentuk titik ekstrimnya (maksimum atau minimum) serta hubunganantara fungsi kubik dan
derivativenya guna mengetahui letak dan bentuk titik ekstrimserta letak titik beloknya. Akan tetapi sebelum
semua itu, marilah kita perhatikanhubungan secara umum antara sebuah fungsi dan fungsi-fungsi turunannya.
Berdasarkan kaidah deferensi, dapat disimpulkan bahwa turunan dari suatu fungsi berderajat “n” adalah
sebuah fungsi berderajat “n-1”. Dengan perkataan lain, turunan dari fungsi berderajat 3 adalah
sebuah fungsi berderajat 2, turunan dari fungsi berderajat 2adalah sebuah fungsi berderajat 1, turunan dari
fungsi berderajat 1 adalah sebuah fungsiberderajat 0 alias sebuah konstanta, dan akhirnya turunan dari sebuah
konstanta adalah 0.

 Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian diferensial ?
2. Bagaimana penerapan diferensial pada bisnis dan ekonomi ?
3. Jelaskan macam-macam diferensial ?

 Tujuan
1. Memahami dan dapat menggunakan pemahaman diferensial pada biaya rata-rata
minimum untuk menyelesaikan persoalan dalam bisnis dan ekonomi.
2. Untuk mengetahui cara perhitungan diferensial pada biaya rata-rata minimum.
3. Untuk mengetahui macam-macam diferensial.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Diferensial
Persamaan diferensial adalah persamaanmatematikauntuk fungsisatuvariabelatau lebih, yang
menghubungkan nilai fungsi itu sendiri danturunannyadalam berbagaiorde. Persamaan diferensial
memegang peranan penting dalam rekayasa,fisika,ilmu ekonomi dan berbagai macam disiplin ilmu lain.

dy
Darivatif atau turunan tidak dianggap sebagai suatu hasil bagi atau pecahandengan dy sebagai
dx

Δy
pembilang dan dx sebagai penyebut, melainkan sebagai lambang yangmenyertakan limit dari , sewaktu
Δx
∆ xmendekati nilai nol sebagai limit. Akan tetapi untuk dapat memahami masalah – masalah tertentu
kadang – kadang bermanfaat juga untuk menafsirkan dx dan dy secara terpisah. Dalam hubungan ini dx
menyatakandiferensial x dan dy diferensial y. pengertian diferensial berguna sekali, misalnya dalam
aplikasinya pada kalkulus integral dan pada pendekatan perubahan dalam variabel gayutyang berkaitan
dengan perubahan –  perubahan kecil dalam variabel bebas.

Jika fσ (x) merupakan derivative dari fungsi f(x) untuk nilai x tertentu dan∆ x  merupakan kenaikan dalam
x, maka diferensial dari f(x), yang dalam hal ini ditulis f(x),terdefinisikan oleh persamaan.

dy
df (x) = f σ (x) .  ∆ x
dx

Jika f(x) = x, maka f σ (x) = 1, dan dx =. Jadi jika x merupakan variabel bebas, makadiferensial dx dari x sama
dengan ∆ x

dy
.Jika y = f(x), maka dy = fσ  (x) dx = dx Jadi diferensial suatu variabel gayut sama dengan hasil kali
dx
turunannya dengandiferensial variabel bebas.

Secara geometrical perhatikanlah kurva y = f(x) (lihat gambar 9 dibawah ini), danmisalkan turunannya pada

pt
titik P = f σ x. Maka dx = PQ dan dy = f σ (x) = (tanα)(PQ) = . PQ = QT.
pq
Oleh karena itu dy atau df (x) adalah kenaikan ordinat dari tangens yangberpadanan dengan dx.
Argumentasi geometrical ini membawa kita kepada penfsiranderivative sebagai suatu hasil bagi atau pecahan,
jika sembarang kenaikan dari variabelbebas x pada suatu titik P (x,y) pada kurva y = f(x) dinyatakan dengan
dx, maka dalam rumusan turunannya.
dy
= f σ x = tanα
dx
 Dy menyatakan kenaikan yang berpadan dari koordinat tangens pada P

2.2 Penerapan Diferensial Ekonomi

2.2.1 Elastisitas

Untuk mengukur besar kecilnya perubahan jumlah yang diminta (ditawarkan) oleh
konsumen terhadap suatu barang ditentukan oleh besarnya koefisien elastisitas. Ada 3 macam
elastisitas yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat perubahan jumlah yang diminta,
yaitu : elastisitas harga, elastisitas pendapatan dan elastisitas silang.

A.            Elastisitas Harga
Koefisien elastisitas harga adalah perbandingan antara perbedaan relative dari jumlah
barang yang diminta / ditawarkan dengan perubahan relative harganya.
Secara sistematis :
                                 ∆x                                               
              Eharga  =    x             ATA
U     Eharga   =  ∆x   .   P        → ∆x    .    P                          
                                 ∆P                                           X         ∆P          ∆P         x
                                  P
              Dimana : x = variable kuantitas
                              P = variable harga
Elastisitas harga dapat digunakan untuk mengukur derajat kepekaan perubahan jumlah barang
yang diminta /ditawarkan apabila harganya berubah.
1)   Eh > 1 : Suatu barang yang mempunyai elastisitas harga lebih besar dari satu
sifat ELASTIS.
2)   Eh < 1 : Suatu barang yang mempunyai elastisitas harga lebih kecil dari satu sifat  IN
ELASTIS
3)   Eh = 1 : Suatu barang yang mempunyai elastisitas harga sama dengan satu
sifat  UNITER ELASTICITY (UNITARY ELASTICITY).

3.    Bila diketahui fungsi permintaan dan penawaran suatu barang adalah D = p = 20 -2x 2 dan
S = 8 + 2x. Carilah besarnya elastisitas permintaan dan penawaran barang ini pada titik
keseimbangan pasar!.
Jawab :
Keseimbangan pasar diperoleh pada saat fungsi permintaan sama dengan fungsi penawaran
yaitu :
          D     =    S
     20 - 2x2 =  8 + 2x
    20 - 2x2 - 8  - 2x = 0
   -2x2  - 2x + 12 = 0 di sederhanakan dengan membagi -2
    x2 + x – 6 = 0 difaktorialkan
  (x - 2)(x + 3) =0
  x1 = 2 dan x2 = -3 (tidak dipakai)
  Kalau  x = 2 maka P = 20 -2x2 = 20 – 2(2)2 = 20 – 8 = 12
  Jadi titik keseimbangan pasar (2;12)
Elastisitas permintaan pada titik keseimbangan (2;12) adalah =
Dari fungsi Permintaan maka  → dx  = -4x → dx  = - 1
                                                                     dp               dp       4x
Eharga = P . dx  = 12 . – 1 =  -12 = -0,75
                                                                x   dp      2      4(2)  16
(Tanda negative dapat diabaikan. Tanda negative hanya menunjukkan bahwa hubungan
antara perubahan harga dengan perubahan jumlah yang diminta berbanding terbalik).
Karena hasilnya Eh = -0,75 (Eh < 0) maka sifatnya in elastic.
Dari fungsi Penawaran maka  → dx  = 2 → dx  =  1
                                                                   dp             dp      2
Eharga = P . dx  = 12 . 1 =  12 = 3
                                                                x   dp      2    2     4
Karena hasilnya Eh = 3  (Eh > 0) maka sifatnya  elastic.

B.             Elastisitas Pendapatan
v Elastisitas pendapatan adalah : pengukuran tentang derajat kepekaan relative dari jumlah
barang yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan pendapatan. Besarnya derajat
kepekaan dari hubungan tersebut ditunjukkan oleh koefisien elastisitas pendapatan.
v Koefisien elastisitas pendapatan adalah perbandingan antara perubahan relative dari jumlah
barang yang diminta dengan perubahan relative pendapatannya.
Secara sistematis :
                                    ∆x                                               
              E income =     x         ATAU     E income
=  ∆x   .   y                          
                                    ∆y                                          ∆y       x        
                                     y
              Dimana : x = variable kuantitas
                              y = variable pendapatan / income
v Elastisitas pendapatan dapat digunakan untuk mengetahui jenis dari suatu barang. Apabila
koefisien elastisitas pendapatan barang a lebih besar  dari satu (Eincome > 1) maka barang
tersebut termasuk barang mewah. Sedangkan apabila pendapatan barang a positif tapi lebih
kecil dari satu (Eincome + < 1) maka barang a tersebut barang kebutuhan pokok. Dan
apabila koefisien elastisitas pendapatan negative (Eincome < 0) maka barang a termasuk
barang inferior.
Contoh :
1.    Pendapatan masyarakat disuatu daerah pada suatu waktu adalah sebesar Rp.
400.000.000,- dan jumlah yang diminta akan barang A sebesar 200.000 unit. Pada saat
berikutnya pendapatan masyarakat itu meningkat menjadi Rp. 500.000.000,- dengan jumlah
yang diminta akan barang adalah sebesar 400.000 unit.
Carilah besarnya elastisitas pendapatannya!.
Jawab :
Y1 = Rp. 400.000.000                                                x1 = 200.000 unit
Y2 = Rp. 500.000.000                                                x2 = 400.000 unit
∆y = Rp. 500.000.000 – Rp. 400.000.000                 ∆x = 400.000 unit – 200.000 unit
     = Rp. 100.000.000                                                     = 200.000 unit
                                                                                  
  E income =  ∆x     .   y       = 200.000  .  400.000.000   = 4                  
                                   ∆y          x          100.000     200.000.000        
              Karena hasil Eincome = 4 (Eincome > 1) maka barang tersebut termasuk barang
mewah.
             
2.    Pola hubungan fungsional antara tingkat pendapatan masyarakat dengan jumlah yang
diminta akan suatu barang pada suatu daerah tertentu adalah y = 2x 2 + 2, dimana x adalah
jumlah atau kuantitas barang itu dalam ribuan unit dan y adalah besarnya pendapatan
(income) masyarakat tersebut dalam jutaan rupiah. Carilah besarnya elastisitas pendapatan
terhadap permintaan barang tersebut pada tingkat pendapatan sebesar 10 juta rupiah.
Jawab :
      Y   = 2x2 + 2                     Jadi bila y = 10 maka x = 2
10       = 2x2 + 2                     Y   = 2x2 + 2
10 – 2 = 2x2                                                      dy  = 4x
8         = 2x2                                                      dx
 x2        = 8/2 = 4                       dy  =  1
 x         = √4 = 2                          dx     4x
 Eincome =  y . dy  = 10 . 1  =  10 .  1   = 10 = 0,625
                                              x   dx      2    4x     2    4.2    16             
Karena hasil Eincome = 0,625 (Eincome < 1 tapi hasilnya positif) maka barang tersebut
termasuk barang kebutuhan pokok.

C.             Elastisitas Silang
v Elastisitas silang adalah pengukuran tentang derajat kepekaan relative dari jumlah barang yang
diminta sebagai akibat dari adanya perubahan tingkat harga barang lain yang berhubungan
dengan barang tersebut.
v Besarnya kepekaan dari hubungan tersebut ditunjukkan oleh koefisien elastisitas silangnya.
v Koefisien elastisitas silang adalah perbandingan antara perubahan relative dari jumlah barang
yang diminta sebagai akibat dari adanya perubahan relative dari harga barang lain yang
berhubungan dengan barang tersebut.
Secara sistematis :
                                    ∆x1                                               
              E silang =       x1        ATAU     E
silang   =  ∆x1   .   P2                          
                                    ∆P2                                        ∆P2       x1        
                                     P2
              Dimana : x = kuantitas barang pertama
                              P = harga barang kedua
Koefisien silang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan dari kedua barang.
1)   Apabila koefisien elastisitas silang lebih besar dari nol (E>0), maka kedua barang tersebut
mempunyai hubungan substitusi.
2)   Bila elastisitas silang lebih kecil dari nol (E<0) maka barang tersebut memiliki hubungan
komplementer.
3)   Jika elastisitas silang sama dengan nol (E = 0) maka kedua barang tersebut tidak memiliki
hubungan sama sekali.

HASIL PENERIMAAN PENJUALAN (REVENUE)

Untuk memperhitungkan keuntungan (laba) yang diperoleh suatu perusahaan, kita perlu
menghitung besarnya penerimaan penjualan (revenue) dari produk yang diprodusir. Kita
harus mempertimbangkan dan melihat hasil penerimaan dari : Total Penjualan (Total
Revenue / TR), Penjualan Rata – Rata (Average Revenue / AR) dan Penjualan Marjinal
(Marginal Revenue / MR).

1.    Total Revenue (TR)
·     Total Revenue (TR) adalah besarnya hasil penerimaan total yang diterima oleh
perusahaan / produsen dari penjualan sejumlah produk yang diproduksinya.
Besarnya hasil penerimaan total (Total Revenue) merupakan hasil perkalian antara jumlah /
kuantitas produk dengan harga yang terjadi karena adanya permintaan (Demand). Atau TR
merupakan hasil penerimaan dari penjualan produk dalam jumlah tersebut.
Formula hasil penerimaan total :
 
TR = x. p = x. f(x) ATAU TR =
p.x
 

2.    Average Revenue (AR)
·      Penerimaan rata – rata (average revenue) adalah hasil penerimaan per unit yang diperoleh
dari penjualan suatu barang / jasa pada jumlah / kuantitas tertentu.
·      Average Revenue ini kemungkinan berbeda – beda besarnya pada berbagai tingkat kuantitas
tergantung bentuk fungsi atau curva total revenuenya.
·      Fungsi average revenue diperoleh dari total revenue dibagi jumlah / kuantitas yang dijual
(x) adalah merupakan fungsi permintaan yaitu :
 
AR = TR = p.x =
p
x       x

Dimana p merupakan harga permintaan dari


  barang tersebut.

3.    Marginal Revenue (MR)
·    Penerimaan Marginal (marginal revenue) adalah besarnya besarnya hasil
pertambahan penerimaan  (revenue) yang diperoleh akibat pertambahan penjualan suatu
barang / jasa satu unit pada suatu tingkat jumlah / kuantitas tertentu.
·    Besarnya Marginal Revenue ini kemungkinan berbeda – beda besarnya pada berbagai
tingkat kuantitas tergantung bentuk fungsi atau curva total revenuenya. Besarnya marginal
revenue dapat diperoleh dari hasil bagi pertambahan total revenue dengan pertambahan
jumlah / kuantitas yang dijual. Bila TR’ adalah marginal revenue dan ∆TR merupakan
pertambahan total revenue serta ∆x merupakan pertambahan jumlah / kuantitas yang dijual,
maka :
  
TR’ atau MR = ∆TR atau bila limt ∆x → 0 maka TR’ = dTR
                            ∆x                                                                 dx ·    
 
Didalam pembahasan total revenue dan average revenue perlu diperhatikan bahwa  variable
total revenue (TR), average revenue (AR) dan variable kuantitas tidak mungkin negative, jadi
TR ≥ 0, AR ≥ 0 dan x ≥ 0.
BAB III
PENUTUP

Diferensial membahas tentang tingkat perubahan suatu fungsi sehubunganperubahan kecil dalam variabel
bebas fungsi yang bersangkutan. Derivasi adalah hasilyang diperoleh dari proses diferensiasi.

Dalam ekonomi makro, pendapatan masyarakat suatu negara secara keseluruhan(pendapatan nasional)
dialokasikan ke dua kategori penggunaan, yakni dikonsumsi danditabung. Jika pendapatan dilambang dengan
Y, sedangkan konsumsi dan tabungan masing – masing dilambangkan dengan C dan S, maka kita dapat
merumuskan persamaan:
Y = C + S 
Semakin besar pendapatan nasional maka konsumsi dan tabungan akan semakinbesar pula. Sebaliknya
apabila pendapatan berkurang, konsumsi dan tabungan pun akanberkurang pula, sehingga :
DY =∂C +∂S diferensial S = S (Y,i), dimana S adalah tabungan (savings). Y adalah pendapatan
nasional(national income), dan i adalah suku bunga (interes rate).
 
 
δs
Demikian juga jika perubahan dalam i, di kita dapat sebagai aproksimasi untuk menentukan perubahan
δi
∂s ∂s
S  yang dihasilkan. Jadi perubahan total dalam S  diaproksimsi dengan diferensial d S = dY+ di.
∂y ∂i
DAFTAR PUSTAKA

Dumairy, “Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi”, edisi kedua, BPFE,Yogyakarta, 1991

https://www.scribd.com/doc/102557132/Diferensial-Dalam-Peranan-Ekonomi

http://martono-groub.blogspot.co.id/2014/12/matematika-ekonomi-aplikasi-diferensial.html

Anda mungkin juga menyukai