Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bandarlampung, 2 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ......................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
A. FUNGSI ....................................................................................................... 3
a. FUNGSI DAN HUBUNGAN ............................................................. 3
b. Variabel bebas dan Terikat ............................................................... 3
B. Fungsi Linier .............................................................................................. 4
a. Kemiringan Dan Titik Potong Sumbu .............................................. 4
b. Bentuk Umum Fungsi Linier ............................................................. 4
c. MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS ........................................... 4
d. HUBUNGAN DUA GARIS LURUS ................................................. 5
C. SISTEM PERSAMAAN LINIER ............................................................. 6
PERSAMAAN KETERGANTUNGAN LINIER DAN
KETIDAKKONSISTENAN ......................................................................... 7
D. PENERAPAN FUNGSI LINIER .............................................................. 9
a. FUNGSI PERMINTAAN ................................................................... 9
b. FUNGSI PENAWARAN .................................................................. 10
c. KESEIMBANGAN PASAR SATU MACAM PRODUK ................. 11
d. KESEIMBANGAN PASAR DUA MACAM PRODUK................ 12
e. SURPLUS KONSUMEN, PRODUSEN, DAN TOTAL.................... 14
f. PENGARUH PAJAK TEHADAP KESEJAHTERAAN .................. 16
E. Fungsi Non-Linear ................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori ekonomi biasanya dinyatakan dalam bentuk kualitatif. Misalnya,


jika harga suatu produk naik (turun) maka jumlah yang diminta dari barang
tersebut akan berkurang (bertambah), dengan asumsi variabel-variabel yang
memengaruhi jumlah barang yang diminta adalah konstan. Jadi teori ekonomi
hanya menyatakan hubungan yan negatif antara variabel harga dengan jumlah
yang diminta. Teori ekonomi sendiri tidak memberikan suatu ukuran angka
(numerik) yang jelas mengenai hubungan di antara kedua variabel tersebut.
Dengan kata lain, teori ekonomi tidak mengatakan berapa banyak jumlah
permintaan produk tersebut akibat adanya perubahan tertentu dari harga barang
tadi.
Selanjutnya, teori ekonomi ini dapat disederhanakan oleh ahli
matematika ekonomi menjadi bentuk matematis berupa fungsi Q = f(P) dan
kemudian diperjelas lagi menjadi persamaan linier, yaitu Q = 𝑎 − 𝑏𝑃. Jadi, ahli
matematika ekonomi menyederhanakan teori ekonomi yang bersifat kualitatif
menjadi bentuk kuantitatif. Jika, di dalam teori ekonomi menyatakan hubungan
negatif (terbalik) antara kedua variabel tersebut, maka dalam bentuk matematis
dinyatakan oleh parameter b yang bernilai negatif.
Kemudian besaran nilai a dan b dari parameter a dan b yang disebutkan
dalam persamaan diatas, dapat ditaksir (estimated) oleh ahli ekonometrika.
Tentu dalam penaksirannya, ahli ekonometrika harus mengikuti teori ekonomi di
atas. Tetapi dalam proses pencarian nilai-nilai parameter a dan b, ia harus
menggunakan operasi-operasi dan aturan-aturan matematika ekonomi.
Di pihak lain, seorang ahli ekonometri tentu membutuhkan data dalam
proses penaksiran nilai-nilai parameter a dan b, baik dari variabel harga maupun
variabel jumlah produk yang diminta. Data kedua variabel ini harus dicari atau
dilakukan oleh seorang ahli statika ekonomi karena pekerjaan utamanya
berkenaan dengan pengumpulan, pemrosesan, dan penyajian data ekonomi dalam
bentuk tabel atau grafik. Bagi seorang ahli statika ekonomi, dalam hal pemrosesan
dan penyajian data ekonomi dalam bentuk tabel dan grafik harus mempunyai
pengetahuan matematika ekonomi.
Jadi, walaupun ekonometrika, statistika ekonomi, dan matematika
ekonomi dipelajari secara terpisah, namun semuanya mempunyai keterkaitan yang
erata antara satu dengan yang lainnya. Namun, perlu diingat bahwa matematika
ekonomi merupakan faktor utama. Sebab untuk memahami ekonometrika dan
statistika ekonomin kita harus menggunakan operasi atau aturan matematika
ekonomi atau matematika murni. Dengan demikian, bila kita memahami ketiga
bidang studi ini kita akan dapat membuktikan secara empiris teori ekonomi dan
selanjutnya mengembangkan teori ekonomi tersebut.
B. Tujuan
Dalam dunia nyata suatu perekonomian hubungan antara variabel-variabel
ekonomi yang satu dengan yang lainnya sangat kompleks. Oleh sebab itu, untuk

1
memudahkan hubungan antarvariabel ini maka cara terbaik adalah memilih dari
sekian banyak variabel ekonomi yang sesuai dengan permasalahan ekonomi,
kemudian kita hubungkan sedemekian rupa sehingga hubungan antara variabel
ekonomi menjadi suatu bentuk hubungan yang sederhana dan relevan dengan
keadaan ekonomi yang ada.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan matematika dalam ekonomi?


2. Bagaimana penerapan fungsi linier dan non linier?
3. Bagaimana menentukan grafik setiap fungsi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. FUNGSI

a. FUNGSI DAN HUBUNGAN


Hubungan diantara variabel X dan Y mengartikan bahwa sesuatu nilai X
tertentu akan selalu berhubungan dengan satu atau lebih nilai Y. Namun, hal ini
tidak selalu dapat terjadi. Jika untuk setiap nilai X tertentu yang berhubungan
dengan satu dan hanya satu nilai Y, maka nilai Y dikatakan fungsi dari X.
Hubungan fungsional ini dapat dinyatakan dengan Y = f(X).

Fungsi adalah hubungan dimana setiap elemen dari wilayah (domain)


saling berhubungan dengan satu dan hanya satu elemen dari jangkauan.
Fungsi adalah suatu hubungan sedangkan hubungan (relasi) belum tentu
fungsi.
Suatu fungsi juga dapat disebut “pemetaan” atau “transformasi”
𝑦 = 𝑓(𝑥) menjadi 𝑓: 𝑥 → 𝑦.

Fungsi terbagi menjadi dua macam, yaitu: fungsi linier dan fungsi
nonlinier.

b. Variabel bebas dan Terikat


 Variabel bebas adalah variabel yang mewakili nilai-nilai
domain (dapat ditentukan secara bebas)
 Variabel terikat adalah variabel yang mewakili nilai-nilai
range.

Misal:
P: Harga
Q: Permintaan
P dianggap mempengaruhi variabel Q sehingga P dianggap sebagai variabe bebas
dan dapat dinyatakan dengan 𝑄 = 𝑓(𝑃) atau sebaliknya Q dianggap

3
mempengaruhi P, maka Q dianggap sebagai variabel bebas dinyatakan dengan
𝑃 = 𝑓(𝑄)
B. Fungsi Linier

a. Kemiringan Dan Titik Potong Sumbu


Suatu fungsi linier bila digambarkan dalam bidang Cartesius, maka
grafiknya merupakan suatu garis lurus. Kemiringan pada setiap titik yang terletak
pada garis lurus tersebut adalah sama. Hal ini ditunjukan oleh keofisien 𝑎1 pada
persamaan Y= 𝑎0 + 𝑎1 X. Koefisien 𝑎1 ini untuk mengukur perubahan nilai
variabel terikat (dependent) Y sebagai akibat dari perubahan variabel bebas
(independent) X sebesar satu unit.
Kemiringan (slope) dari fungsi linier dengan satu variabel bebas X adalah
sama dengan perubahan dalam variabel terikat (dependent) dibagi dengan
perubahan dalam variabel bebas (independent). Dan biasanya dilambangkan
dengan huruf m jadi,
Δ𝑦 𝑦 −𝑦
Kemiringan =m=Δ𝑥 atau 𝑥2 𝑥 1
2 1

b. Bentuk Umum Fungsi Linier

Suatu fungsi linier yang mencakup satu variabel bebas dan satu variabel
terikat mempunyai bentuk umum
Y= 𝑎0 + 𝑎1 X
Dimana 𝑎1 tidak sama dengan nol.
Bentuk ini disebut sebagai bentuk kemiringan titik potong( slope-
intercept). Bentuk seperti ini bila dilihat dari letak kedua variabel X dan Y, maka
bentuk ini dapat disebut sebagai bentuk eksplisit. Karena variabel bebas X dan
variabel terikat Y saling Terpisah oleh tanda sama dengan (=).
Untuk fungsi linier bentuk seperti ini nilai kemiringannya adalah a dan
nilai tidak potong sumbu Y adalah (0,𝑎0 ). Sebagai contoh, Y= 5+3X ,maka nilai
kemiringannya adalah 3 dan titik potong dengan sumbu Y adalah (0,5).
Akan tetapi, fungsi linier dapat juga berbentuk implist,yaitu kedua variabel
X dan variabel Y berada pada satu ruas (kiri) dan ruas kanan dijadikan nol.

c. MENENTUKAN PERSAMAAN GARIS

Metode Dua Titik


Suatu garis lurus g dapat digambarkan dengan cara menghubungkan dua
titik pada bidang cartesius XY. Tetapi, persamaan garis lurus tersebut tidak dapat
diketahui apabila kita tidak mengetahui letak dari dua titik tersebut dalam bidang
cartesius XY. Oleh karena itu, untuk menentukan persamaan garis lurus Tersebut,
kita harus mengetahui kedua titik tersebut.

Metode Satu Titik dan Satu Kemiringan


Selain metode dua titik untuk menentukan persamaan garis lurus,ada dua
metode yaitu metode satu titik kemiringan.

4
d. HUBUNGAN DUA GARIS LURUS

Apabila 2 garis yang mempunyai kemiringan yang berbeda-beda atau


sama, maka bila digambarkan dalam bidang cartesius X Y akan terdapat 4
kemungkinan,yaitu:
1. Dua garis lurus saling berpotongan
2. Dua garis lurus saling sejajar
3. Dua garis lurus saling berimpit
4. Dua garis lurus saling tegak lurus

5
C. SISTEM PERSAMAAN LINIER

Untuk sistem persamaan terdapat 3 kemungkinan yaitu:


1. Adanya penyelesaian tunggal (unik)
2. Tidak ada penyelesaian
3. Sejumlah penyelesaian yang tidak terbatas
Suatu sistem persamaan linear, terdapat tiga penyelesaian yang mungkin,
yaitu:
a. sistem persamaan linier yang mempunyai suatu penyelesaian yang
tunggal (unik) adalah suatu sistem persamaan yang konsisten (consisten).
b. suatu sistem persamaan linier tidak mempunyai suatu penyelesaian
adalah suatu sistem persamaan yang tidak konsisten
c. Suatu sistem persamaan linier mempunyai sejumlah penyelesaian yang
tidak terbatas adalah suatu sistem persamaan yang saling ketergantungan
(dependent) diantara satu dengan yang lain.

Metode Eliminasi
Merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk memperoleh
penyelesaian dari sistem persamaan linier. Metode ini memberikan suatu petunjuk
untuk mendeteksi sistem persamaan yang tidak mempunyai penyelesaian atau
sejumlah penyelesaian yang tidak terbatas.
Contohnya sebagai berikut:
Carilah nilai-nilai dari variabel X dan Y yang dapat memenuhi kedua
persamaan berikut:
3X-2Y= 7
2+4Y = 10
Penyelesaian:
1. Variabel yang akan dieliminasi adalah variabel Y.#
2. Karena variabel Y yang dipilih, maka persamaan (5.1) harus dikalikan
dengan konstanta 2, dan persamaan (5.2) dikalikan dengan konstanta 1, sehingga
kedua persamaan menjadi
3X-2Y= 7( Dikalikan dengan 2) ,maka 6X-4Y=14
2X=4Y= 10 (Dikalikan dengan konstanta 1) maka, 2X=4Y=10
3. Karena kedua koefisien dari variabel Y tandanya berbeda, maka harus
dijumlahkan, sehingga menjadi,
6𝑋 − 4𝑌 = 14
2𝑋 + 4𝑌 = 10
8𝑋 + 0 = 24
𝑋 =3
4. Subsitusikan nilai X=3 ke dalam salah satu persamaan semula agar
diperoleh nilai Y. Apabila disubsitusikan pada persamaan (5.1) Maka akan
menghasilkan,
3(3)-2Y = 7
-2Y = 7-9
Y=1

6
Jadi,himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut
adalah himpunan pasangan urut( 3,1).

Metode Substitusi
Untuk memperoleh himpunan penyelesaian dari kedua variabel yang
memenuhi kedua persamaan dalam metode subsitusi.
Contoh:
3X-2Y =7
2X+ 4Y =10
Misalkan, variabel yang dipilih pada persamaan (5.2) adalah variabel X,maka
akan menjadi,
2X=10-4Y
X=5-2Y( koefisien variabel X=1)
Karena persamaan (5.2) yang dipilih, maka subsitusikan kedalam persamaan
pertama,sehingga menjadi
3(5-2Y)-2Y= 7
15-6Y-2Y= 7
15-8Y= 7
-8Y= 7-15
Y= 1
Subsitusikan niai Y = 1 ini ke dalam salah satu persamaan mula-mula , misalkan
persamaan (5.1) sehingga memperoleh hasil,
3x-2(1)=7
3X=7+2
X= 3
Jadi, himpunan penyelesaian yang memenuhi kedua persamaan tersebut adalah
himpunan pasangan urut (3,.1)

PERSAMAAN KETERGANTUNGAN LINIER DAN


KETIDAKKONSISTENAN
Apabila kedua persamaan mempunyai kemiringan (slope) yang sama,
maka gambarkannya akan terdapat dua kemungkinan,yaitu:
1. Kedua garis adalah sejajr dan tidak mempunyai titik potong sehingga
tidak ada penyelesaian. Kedua persamaan ini disebut sebagai sistem persamaan
linier yang tidak konsisten.
2. Kedua garis akan berimpiy,sehingga penyelesaiannya dalam jumlah
yang tidak terbatas.Kedua persamaan ini disebut sebagai sistem persamaan linier
yang tergantung secara linier.
Kedua persamaan yang mempunyai kemiringan yang sama akan ditunjukan dalam
contoh berikut.
Contoh 5.3
2X+3Y= 7
4X+6Y= 12
Persamaan (5.3) dan (5.4)keduannya adalah tidak ada konsisten, karena kedua
persamaan ini mempunyai kemiringan yang sama,tetapi berbeda nilai intercept-
nya. Jadi, bila digambarkan kedua persamaan ini akan sejajar satu sama lainnya.

7
8
D. PENERAPAN FUNGSI LINIER
a. FUNGSI PERMINTAAN
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang
diminta oleh konsumen dengan variabel-variabel lain yang memengaruhinya pada
suatu periode tertentu. Variabel-variabel ini bila ditelusuri dalam perekonomian
yang sesunguhnya sangat banyak jumlahnya. Umumunya para ahli ekonomi
(ekonom) berasumsi bahwa produk yang akan diminta/dibeli oleh konsumen
selama satu periode waktu tertentu tergantung pada lima variabel utama, yaitu :
1.Harga barang itu sendiri
2.Pendapatan konsumen
3.Harga barang lain yanng saling berhubungan
4.Harga barang yang diharapkan pada periode waktu mendatang
5.Selera konsumen
6.Belanja untuk iklan.
Secara sistematis fungsi permintaan di atas dapat ditulis menjadi,
Qdx,t = f (Px,t,Py,t,Yt,Pex,t+1,St,At)
(6.1)
Dimana :
Qdx,t = Jumlah produk X yang dibeli/diminta oleh konsumen dalam periode t
Px,t = Harga barang X dalam periode t
Py,t = Harga barang lain yang saling berhubugan dengan periode t
Yt = Pendapatan konsumen dalam periode t
Pex,t+1 = Harga produk X yang diharapkan dalam periode mendatang, t + 1
St = Selera dari konsumen pada periode t
At = Belanja periklanan pada periode t
Dalam teori ekonomi hubungan fungsional antara variabel jumlah produk yang
diminta oleh konsumen dengan kelima variabel bebas (hal-hal lain dianggap
konstan) adalah sebagai berikut:
1. Qdx,t mempunyai hubungan yang negatif dengan Px,t
2. Qdx,t mempunyai hubungan positif atau negatif dengan Py,t
3. Qdx,t mempunyai hubungan positif atau negatif dengan Yt
4. Qdx,t mempunyai hubungan yang positif dengan Pex,t+1
5. Qdx,t mempunyai hubungan yang positif dengan St
6. Qdx,t mempunyai hubungan yang positif dengan At
Dari keenam variabel bebas di atas, variabel harga produk itu sendiri yang
dianggap paling penting sehingga digunakan sebagai variabel bebas. Sedangkan
kelima variabel bebas lainnya dianggap konstan. Dengan demikian, penulisan
fungsi permintaan ini dapat ditulis kembali secara lebih sederhana menjadi,
Qx = f(Px) (6.2)
Bila fungsi permintaan ini ditransformasikan ke dalam bentuk persamaan linier,
maka bentuk umumnya adalah,
Qx = a + bPx (6.3)

Dimana :
Qx = Jumlah barang X yang diminta
Px = Harga produk X

9
a dan b = Parameter
Pada persamaan (6.3) ini ada dua hal penting, pertama parameter b bernilai
negatif. Ini dikarenakan bahwa fungsi permintaan tunduk pada hukum
permintaan──yaitu: “jika harga suatu produk naik, maka jumlah produk yang
diminta oleh konsumen akan berkurang; sebaliknya, jika harga suatu produk
turun, maka jumlah produk yang diminta oleh konsumen akan
bertambah”──Dengan asumsi variabel lainnya konstan. Kedua variabel bebas Px
berpangkat 1. Dengan demikian fungsi permintaan ini bila digambarkan kurvanya
akan mempunyai kemiringan (slope) yang negatif yaitu menurun dari kiri atas ke
kanan bawah, dan berbentuk garis lurus.
Contoh soal:
Suatu produk jika harganya Rp.100,- akan terjual 10 unit, dan bila harganya turun
menjadi RP.75,- akan terjual 20 unit. Tentukanlah fungsi permintaannya dan
gambarkan grafiknya?
Penyelesaian:
Diketahui: P1 = 100; P2 = 75; Q1 = 10; Q2 = 20
Q - Q1
Fungsi Permintaan Khusus
Fungsi permintaan yang baru aja dibahas adalah fungsi permintaan linier yang
normal, dimana kemiringannya adalah negatif. Sedangkan fungsi permintaan
linier yang mempunyai kemiringan nol dan tak terhingga disebut fungsi
permintaan khusus. Fungsi permintaan ini dapat kita jumpai pada produk-
produk khusus.

b. FUNGSI PENAWARAN
Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang
ditawarkan oeh produsen untuk dijual dengann variabel-variabel lain yang
memengaruhi pada suatu periode tertentu. Menurut ahli ekonomi ada lima
variabel utama, yaitu:
1. Harga produk tersebut
2. Tingkat teknologi yang tersedia
3. Harga dari faktor-faktor produksi (input) yang digunakan
4. Harga produk lain yang berhubungan dengan produksi
5. Harapan para produsen terhadap harga produk tersebut dimasa datang

Secara sistematis, hubungan fungsional antara jumlah produk yang ditawarkan


oleh produsen dengan kelima variabel bebas yang memengaruhinya dapat ditulis
sebagai berikut:
Qsx,t = f (Px,t , Tt , PF,t , PR,t , Pex,t+1) (6.4)
Dimana:
Qsx,t = Jumah produk X yang ditawarkan oleh produsen dalam periode t
Px,t = Harga produk X dalam periode t
Tt = Teknologi yang tersedia dalam periode t
PF,t = Haga faktor-faktor produksi dalam periode t
PR,t = Harga produk lain yang berhubungan dalam peeriode t
e
P x,t+1 = Harapan produsen terhadap harga produk dalam periode t + 1

10
Dalam teori ekonomi hubungan fungsional antara variabel jumlah produk yang
ditawarkan oleh produsen dengan kelima variabel bebas (hal-hal lain dianggap
konstan) adalah sebagai berikut:
1) Qsx,t mempunyai hubungan yang positif dengan Px,t
2) Qsx,t mempunyai hubungan yang positif dengan Tt
3) Qsx,t mempunyai hubungan yang negatif dengan PF,t
4) Qsx,t mempunyai hubungan yanng positif dengan PR,t
5) Qsx,t mempunyai hubungan yang negatif dengan Pex,t+1
Fungsi penawaran diatas, dapat disederhanakan lagi dengan menganggap variabel
dari harga produk tersebut yang paling berpengaruh, sedangkan keempat variabel
lainnya dianggap konstan. Jadi, fungsi penawarannya adalah:
Qsx = g(Px)
Dimana:
Qsx = Jumlah produk X yang ditawarkan oleh produsen
Px = Harga produk X

Contoh soal:
Jika harga suatu produk Rp.500,- maka jumlah yang akan terjual sebnyak 60 unit.
Bila harganya meningkat menjadi Rp.700,- maka jumlah produk yang terjual
sebanyak 100 unit. Tunjukkanlah fungsi penawarannya dan gambarkan dalam satu
diagram!
Penyelesaian:
Diketahui: P1 = 500 ; P2 = 700 ; Q1 = 60 ; Q2 = 100
Fungsi Penawaran Khusus
Fungsi penawaran yang normal adalah mempunyai kemiringan positif. Sementara
fungsi penawaran khusus adalah fungsi penawaran yang mempunyai kemiringan
nol dan tak terhingga, seperti juga pada fungsi permintaan.

c. KESEIMBANGAN PASAR SATU MACAM PRODUK


Setelah mempelajari fungsi permintaan dan fungsi penawaran, maka
sekarang akan menganalisis interaksinya untuk memperoleh keseimangan pasra.
Interaksi fungsi permintaan Qd = a – bP dn fungsi penawaran Qs = -c +dP sering
disebut keseimbangan pasaar satu macam produk. Baik fungsi permintaan
maupun fungsi penawaran hanya mempunyai satu variabel bebas.
Keseimbangan pasar ini akan menciptakan harga dan jumlah
keseimbangan di pasar. Syarat untuk mncapai keseimbangan pasar ini adalah
jumlah produk yang diminta oleh konsumen harus sama dengan jumlah produk
yang ditawarkan oleh produsen (Qd = Qs), atau harga produk yang diminta sama
dengan harga produk yang ditawarkan (Pd = Ps). Keseimbangan pasar secara
aljabar dapat diperoleh dengan mengerjakan sistem persamaan linier antara
fungsi permintaan dengan fungsi penawaran secara serentak (simultan).
Sedangkan secara geometri ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva
permintaan dengan kurva penawaran.
Contoh soal:
Jika diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran dar suatu barang adalah,
Qd = 50 – P

11
Qs = -10 + P
a) Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar secara aljabar!
b) Gambarkan harga dan jumlah keseimbangan pasar tersebut dalam sebuah
grafik!

Penyelesaian:
a) Mencari keseimbangan pasar secara aljabar.
Syarat keseimbangan pasar adalah Qd = Qs
Qd = Qs
50 – P = -10 + P
50 + 10 = P + P
60 = 2P
P = ̲6̲0̲ = 30 (harga keseimbangan = Pe)
2
Untuk memperoleh nilai Q keseimbangan, subtitusikan nilai P = 30 ke
dalam salah satu persamaan permintaan atau penawaran (dalam hal ini persamaan
permintaan), sehingga diperoleh,
Q = 50 – P
Q = 50 – 30
Q = 20 (jumlah keseimbangan)
Jadi, harga dan jumlah keseimbangan pasar terjadi pada titik E(20,30).
b) Mengambarkan keseimbangan pasar.

Untuk fungsi permintaan Qd = 50 – P


Jika P = 0, maka Q = 50 – 0 = 50, Jadi titik potong dengan sumbu Q =
(50,0)
Jika Q = 0, maka 0 = 50 – P → P = 50. Jadi, titik potong dengan sumbu P
= (0,50)

Untuk fungsi penawaran Q = -10 + P


Jika P = 0, maka Q = -10 + 0 = -10, Jadi, titik potong dengan sumbu Q = (-
10,0)
Jika Q = 0, maka 0 = -10 + P → P = 10, Jadi, titik potong dengan sumbu P
= (0,10)

d. KESEIMBANGAN PASAR DUA MACAM PRODUK


Interaksi antara fungsi permintaan dan fungsi penawaran pada subbab 6.4
sebelumnnya meyatakan bahwa jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkan
akan suatu produk hanya dipengaruhi oleh harga produk itu sendiri. Tetapi
sekarang kita akan memperluas fungsi permintaan dan fungsi penawaran menjadi
fungsi yang mempunyai dua variabel bebas. Kedua variabel bebas yag
memengaruhi jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkan adalah
1. Harga produk itu sendiri
2. Harga produk lain yang saling berhubungan

12
Misalkan ada dua macam produk X dan Y yang saling berhubungan,
dimana Qdx adalah jumlah yang diminta untuk produk X; Qdy adalah jumlah yang
diminta untuk produk Y; Px adalah harga barang Y, maka fungsi permintaan
untuk kedua produk tersebut dapat ditulis menjadi,
Qdx = a0 – a1 Px + a2 Py (6.7)
Qdy = b0 + b1 Px – b2 P2 (6.8)
Sedangkan fungsi penawaran untuk kedua produk tersebut dapat ditulis menjadi,
Qsx = -m0 + m1 Px + m2 Py (6.9)
Qsy = -n0 + n1 Px + n2 Py (6.10)
Dimana:
Qdx = Jumlah yang diminta dari produk X
Qdy = Jumlah yang diminta dari produk Y
Qsx = Jumlah yang ditawarkan dari produk X
Qsy = Jumlah yang ditawarkan dari produk Y
Px = Harga barang X
Py = Harga barang Y
a0 , b0 , m0 , n0 = konstanta
keseimbangan pasar akan terjadi apabila jumlah yang diminta dari produk
X sama dengan jumlah yang ditawarkan dari produk X atau (Qd = Qs); dan jumlah
yang diminta dari produk Y sama dengan jumlah yang ditawarkan dari produk Y
atau (Qdy = Qsy).
Contoh soal:
Diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran dari dua macam produk yang
mempunyai hubunngan substitusi sebagai berikut
Qdx = 5 – 2Px + Py (6.11)
Qdy = 6 – Px - Py (6.12)
dan,
Qsx = -5 + 4Px - Py (6.13)
Qsy = -4 – Px + 3Py (6.14)
Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasarnya!
Penyelesaian:
Gunakanlah syarat keseimbangan pasar, kemudian selesaikanlah persamaan (6.11)
dan (6.13) serta (6.12) dan (6.14) dengan menggunakan metode eliminasi,
sehingga diperoleh:
Qdx = Qsx
Qdx = 5 - 2Px + Py
Qdx = -5 + 4Px - Py
0 = 10 - 6Px + 2Py (6.15)

Qdy = Qsy
Qdy = 6 + Px - P y
Qdy = -4 - Px + 3Py
0 = 10 - 2Px - 4Py (6.16)

Persamaan (6.15) dan (6.16) dikerjakan lagi secara eliminasi, diperoleh :

13
0 = 10 – 6Px + 2Py (x2)→0 = 20 – 12Px + 4Py
0 = 10 + 2Px – 4Py (x1)→0 = 10 – 2Px – 4Py +
0 = 30 – 10Px + 0
10Px = 30
Px= 3
Substitusikan nilai Px = 3 ke dalam persamaan (6.15) untuk memperoleh nilai Py,
2Py = 6Px – 10
2Py = 6(3) – 10
2Py = 8
Py = 4

Substitusikan nilai Px = 3 dan nilai Py = 4 ke dalam persamaan (6.11) dan (6.12)


untuk memperoleh nilai Qx dan Qy ,
Qx = 5 – 2(3) + 4 = 3
Qy = 6 + 3 – 4 = 5
Jadi, nilai Qx = 3 ; Qy = 5 ; dan Py = 4

e. SURPLUS KONSUMEN, PRODUSEN, DAN TOTAL


Surplus Konsumen
Surplus konsumen (consumer’s surplus atau CS) adalah selisih antara jumlah
maksimum yang rela dibayar oleh seorang konsumen atas suatu produk dengan
jumlah yang sebenarnya dibayar oleh konsumen ketika membeli suatu produk di
pasar. Untuk mengukur aurpluss konsumennya, kita harus mengetahui persamaan
kurva permintaansuatu produk agar supaya dapat mengukur jumlah maksimum
yang rela dibayar oleh konsumen atas produk tersebut dengan cara melihat titik
potong antara kurva permintaan dengan sumbu harga dari produk tersebut.
Selanjutnya, unutk mengukur jumlah yang sebenarnya dibayar oleh konsumen
dengan melihat pada harga keseimbangan di pasar dari produk tersebut.
Surplus konsumen secara geometri adalah area yang berada dibawah kurva
permintaan dan diatas garis harga sebenrnya konsumen bayar atau harga
keseimbangan di pasar. Maka rumusnya adalah:
CS = OPAEQe – OPeEQe = PAPeE (6.17)
Contoh soal:
Bila diketahui fungsi permintaan dari suatu produk adalah Pd = 120 – 4Q, dimana
P adalah harga per unit produk dan Q adalah jumlah produknya
a) Hitunglah besarnya surplus konsumen, jika harga pasarnya adalah Rp.80,-
perunit!
b) Jika harga pasarnya turun dari Rp.80,- menjadi Rp.60,- per unit, hitunglah
surplus konsumen yang baru!
Penyelesaian:
jika harga produk Rp.80,- maka jumlah yang diminta 10 unit, dan bila harganya
turun Rp.60,- maka jumlah yang diminta menadi 15 unit.
a) Besarnya surplus konsumen jika haga pasar 80 adalah luas area segitiga di
bawah kurva permintaan dan di atas garis harga 80 yaitu sebesar ((120-
80)×(10))/2= Rp.200,-

14
b) Jika harga pasar turun menjadi 60 maka besarnya surplus konsumen
adalah luas area segitiga dibawah kurva permintaan dan diatas garis harga
60 yaitu sebesar ((120-60)×(15))/2=Rp.450,-
Surplus Produsen
Surplus produsen (producer’s surplus atau PS) adalah selisih antara jumlah yang
diterima secara aktual (actually receives) oleh produsen dari penjualan suatu
produk dengan biaya minimun yang dikeluarkan oleh produsen agar bisa dijual
atau ditawarkan dipasar.
Surplus produsen geometri adalah area yang berada di atas kurva penawaran dan
dibawah garis harga yang sebenernya produsen jual atau harga keseimbangan di
pasar. Rumusnya adalah:
PS = OPeEQe – OPBEQe = PBPeE (6.18)
Contoh soal:
Bila diketahui fungsi penawaran dari suatu produk adalah Ps = 15 + 3Q, dimana P
adalah harga per unit produk dan Q adalah jumlah produk yang dijual
a) Hitunglah besarnya surplus produsen, jika harga pasarnya adalah Rp.60,-
per unit!
b) Jika harga pasarnya naik dari Rp.60,- menjadi Rp.75,- per unit, hitunglah
surplus produsen yang baru
Penyelesaian;
Jika harga produk 60 maka jumlah yang diminta 15 unit, dan bila harga naik 5
maka jumlah yang diminta menjadi 20
a) Besarnya surplus produsen jika harga 60 adalah luas area segitiga di atas
kurva penawaran dan di bawah garis harga 60 yaitu sebesr ((60-
15)x15)/2=Rp.337,50,-
b) Besarnya surplus produsen jika harga pasar naik menjadi 5 adalah luas
segitiga diatas kurva penawaran dan dibawah garis harga 75 yaitu sebesar
((75-15)x15)/2=Rp.450,-

Surplus Total
Mengukur besarnya kesejahteraan secara keseluruhan baik kesejahteraan pembeli
maupun kesejahteraan penjual ini disebut surplus total atau juga sering disebut
manfaat ekonomi neto atau kesejahteraan total. Jadi, surplus total adalah
penjumlahan antara surplus konsumen dan durplus produsen.
Berdasarkan definisi diatas maka secara matematika surplus total rumusnya dapat
ditulis menjadi,
TS = CS + PS (6.19)
Dimana,
TS = Surplus total
CS = Surplus konsumen
PS = Surplus produsen
Contoh soal:
Bila diketahui fungsi permintaan dari suatu produk adalah Pd = 120 – 4Q dan
fungsi peawarannya adalah Ps = 15 + 3Q dimana P adalah harga perunit produk
dan Q dalah jumlah produk yang dibeli da dijual. Hitunlah besar surplus totalnya!

15
Penyelesaian:
1. Terlebih dahulu mencari harga dan jumlah keseimbangan pasar
Syarat keseimbangan pasar adalah Pd = Ps , sehingga
120 – 4Q = 15 + 3Q
-4Q – 3Q = 15 – 120
- 7Q = -105
−105
Q = 7 = 15

Untuk memperoleh nilai P, substitusikan Q = 15 ke dalam salah satu persamaan


permintaan atau penawaran. Dalam soal ini, kita substitusikan ke dalam
persamaan permintaan, dan hasilnya adalah
P = 120 – 4(15) = 120 – 60 = 60
Jadi, nilai keseimbangan pasarnya adalah E(15,60)
2. Menghitung besarnya surplus konsumen dan produsen
Besarnya surplus konsume (CS) jika harga keseimbangan pasar Rp.60,- adalah
luas area segitiga di bawah kurva permintaan da diatas garis harga Rp.60,-
yaitu sebesar ((120-60)x(15))/2=Rp450,- sementara, besarnya surplus produsen
(PS) jika harga keseimbangan pasar Rp60,- adalah luas area segitiga diatas kurva
penawaran dan di bawah garis harga Rp60,- yaitu sebesar ((60-
15)x15)/2=Rp337,50,-
3. Menjumlahkan nilai surplus konsumen dan surplus produsen. Jadi, nilai dari
total surplus, TS = Rp450 + Rp337,50 = Rp787,50,-

f. PENGARUH PAJAK TEHADAP KESEJAHTERAAN


Penjualan atas suatu produk biasanya dikenakan pajak oleh pemerintah.
Pajak semacam ini biasanya disebut juga dengan pajak penjualan (sales tax).
Salah satu jenis dari pajak penjualan adalah pajak per unit produk yang tetap.
Misalkan, jika suatu produk yang dijual dikenakan pajak t er unit, maka akan
terjadi perubahan keseimbangan pasar atas produk tersebut, baik harga maupun
jumlah keseimbangan.
Untuk menentukan harga dan jumlah keseimbangan suatu produk sebelum kena
pajak dan setelah kena pajak dapat dijelaskan berikut ini.
Misalkan fungsi permintaan adalah,
Pd = f(Q) (6.20)
Fungsi penawaran sebelum dikenakan pajak t per unit adalah,
Ps = F(Q) (6.21)
Dan fungsi penawaran setelah dikenakan pajak t per unit adalah,
Ps = F(Q) + t (6.22)
Maka jumlah dan harga keseimbangan pasar setelah pajak Et (Qt, Pt) diperoleh
dengan cara memecahkan persamaan (6.20) dan (6.22), yaitu:
Pd = f(Q) dan Pst = F(Q) + t
Sedangkan, jumlah dan harga keseimbangan pasar mula-mula E(Qe,Pe) diperoleh
dengan cara memecahkan persamaan (6.20) dan (6.21), yaitu:

16
Pd = f(Q) dan Ps = F(Q)
Secara geometri, pajak yang dikenakan oleh pemerintah sama dengan
mengeserkan kurva penawaran mula-mula keatas setinggi t per unit.
Penerimaan pajak total oleh pemerintah, adalah
T = (t)(Qt) (6.23)
Dimana:
T = Jumlah penerimaan pajak oleh pemerintahan
Qt = Jumlah keseimbangan setelah dikenakan pajak.
T = pajak per unit

Penerimaan pajak total T oleh pemerintah ditunjukkan dengan rumus:


Tc = (Pt - Pe)(Qt)
Dimana:
Tc = Beban pajak oleh konsumen
Pt = Harga produk yang dibayar konsumen setlah kena pajak
Pe = Harga keseimbangan pasar
Qt = Jumlah produk setelah pajak

Contoh soal:
Fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh Pd = 15 – Q dan fungsi
penawaran Ps = 0,5Q + 3. Terhadap produk tersebut dikenakan pajak oleh
pemerintah sebesar Rp3,- per unit.
a) Berapakah harga dan jumlah keseimbangan pasar sebelum dan sesudah kena
pajak?
b) Berapa besar penerimaan pajak total oleh pemerintah?
c) Berapa besarpajak yang ditanggung oleh konsumen dan produsen?

Penyelesaian:
Diketahui fungsi permintaan Pd = 15 – Q dan fungsi penawaran Ps = 0,5Q + 3.
Syarat keseimbangan pasar adalah Pd = Ps , maka:
15 – Q = 0,5Q + 3
-Q – 0,5Q = 3 – 15
-1,5Q = -12
−12
Q = −1,5 = 8

Untuk memperoleh nilai P, substitusi nilai Q = 8 ke dalam persamaan Pd = 15 – Q


, sehingga nilainya adalah P = 15 – 8 = 7. Jadi, jumlah dan harga keseimbangan
pasar sebelum kena pajak E(8,7).
Keseimbangan setelah kena pajak adalah,
Permintaan setelah pajak : Pd = 15 – Q
Penawaran setelah pajak : Pst = 0,5Q + 3 + 3
Pst = 0,5Q + 6
Jika Pd = Pst , maka:
15 – Q = 0,5Q + 6
-1,5Q = -9
Q=6

17
Substitusikan nilai Q, maka:
P = 15 – 6
P=9
Jadi, keseimbangan pasar setelah kena pajak Et (6,9)

Penerimaan pajak total oleh pemerintahan adalah,


T = (t)(Qt) = (3)(6) = 18
Besarnya beban pajak yang ditanggung oleh konsumen:
Tc = (9 – 7)(6) = 12
Besarnya beban pajak yang ditanggung oleh produsen:
Tp = 18 – 12 = 6 atau (7 – 6)(6) = 6

18
E. Fungsi Non-Linear
Fungsi yang biasanya berbentuk pangkat baik itu kuadrat, kubik, pangkat
empat dan seterusnya
Bentuk umum fungsi non linear
y=
1. f(x) = xn Kuadrat
Fungsi
Bentuk umum dari fungsi kuadrat
𝑌 = 𝑓(𝑋) = 𝑎𝑋 2 + 𝑏𝑋 + 𝐶
Dimana :
Y = variabel terikat
X = variabel bebas
a,b, dan c = konstanta, dan a≠ 0
Koordinat titik puncak dan suatu parabola dapat diperoleh dengan rumus :
−𝒃 −(𝒃𝟐 −𝟒𝒂𝒄)
Titik Puncak = { 𝟐𝒂 , }
𝟒𝒂

RUMUS KUADRAT
−𝑏 ± √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑋1,2 =
2𝑎

MACAM MACAM PARABOLA


1. Jika a > 0 dan D>0, maka parabola akan terbuka keatas dan memotong
sumbu X di dua titik yang berlainan.
2. Jika a>0 dan D=0, maka parabola akan terbuka keatas dan menyinggung
sumbu X di dua titik yang berimpit.
3. Jika a>0 dan D<0, maka parabola akan terbuka keatas dan tidak memotong
maupun menyinggung sumbu X
4. Jika a<0 dan D>0, maka parabola akan terbuka kebawah dan memotong
sumbu X di dua titik yang berlainan.
5. Jika a<0 dan D=0, maka parabola akan terbuka ke bawah dan menyingung
sumbu X didua titik yang berimpit.

BENTUK LAIN FUNGSI KUADRAT


𝑋 = 𝑓(𝑌) = 𝑎𝑌 2 + 𝑏𝑌 + 𝑐
Kurvanya parabola horizontal, koordinat titik puncak parabola adalah
−(𝑏 2 −4𝑎𝑐) −𝑏
Titik Puncak = { , 2𝑎 }
4𝑎

PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR


a. FUNGSI PERMINTAAN
Bentuk umum :
𝑃 = 𝑐 + 𝑏𝑄 − 𝑎𝑄 2
atau
𝑄 = 𝑐 + 𝑏𝑃 − 𝑎𝑃2

19
Dimana :
a,b, dan c = konstanta, dan a≠ 0
b. FUNGSI PENAWARAN
Bentuk umum :
𝑃 = 𝑐 + 𝑏𝑄 + 𝑎𝑄 2
atau
𝑄 = 𝑐 + 𝑏𝑃 + 𝑎𝑃2
Dimana :
a,b, dan c = konstanta, dan a≠ 0

CONTOH SOAL
1. Jika fungsi kuadrat 𝑌 = 𝑋 2 − 8𝑋 + 12, carilah koordinat titik puncak dan
carilah akar-akarnya!
−𝒃 −(𝒃𝟐 −𝟒𝒂𝒄)
Jawab : Koordinat titik puncak = { 𝟐𝒂 , }
𝟒𝒂
−(−8) −((−8)2 −4(1)(12)
={ , }
2 4(1)
8 −(64−48)
= {2 , }
4
={4, −4}
Untuk X=0, maka Y=12, sehingga titik potong sumbu Y adalah (0,12)
Untuk Y=0, maka 𝑋 2 − 8𝑋 + 12 = 0
8±√64−48 8±√16
𝑋1,2 = =
2 2
8±4 8−4
Maka 𝑋1 = 2 = 6 dan 𝑋2 = 2 = 2
Jadi akar-akar dar persamaan tersebut adalah x= 6 dan x= 2

Y-Values
14
12
10
8
6
4 Y-Values
2
0
0 2 4 6 8 10
-2
-4
-6

20
21

Anda mungkin juga menyukai