Anda di halaman 1dari 12

REKAYASA IDE

PERSAMAAN DIFERENSIAL DALAM FISIKA

“ PERSAMAAN DIFERENSIAL VEKTOR ”

DISUSUN OLEH:

Fadhil Ibnu Ardiansyah Situmorang : 5193530001

KELAS : TEKNIK ELEKTRO A 2019

DOSEN PENGAMPU: Drs. Marsangkap Solitonga, M,Pd

PROGRAM STUDI PENDIDKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEI 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
rekayasa ide ini dengan baik dan tepat waktu.

Tugas rekayasa ide ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan tugas ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah tugas rekayasa ide ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah tugas rekayasa ide ini. Oleh karena itu kami mengharapkan pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah tugas rekayasa ide
selanjutnya. Semoga makalah rekayasa ide ini bisa bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca.

Medan, MEI 2021

Penulis

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang wajib diperhatikan, karena pendidikan


merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Oleh karena itu perlu adanya usaha sadar manusia untuk mengembangkan
kepribadian atau watak dan kemampuan sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang
dalam masyarakat. Sampai saat ini masih banyak dijumpai pendidikan di perguruan
tinggi yang lebih menekankan kepada transformasi pengetahuan sebanyak-banyaknya
kepada mahasiswa dari pada mentransformasikan keterampilan yang dibutuhkan
mahasiswa dalam belajar.

Bicara tentang fungsi vektor, ada baiknya jika kita tahu terlebih dahulu apa itu
vektor. Dalam fisika kita mengenal vektor sebagai sebuah besaran yang memiliki
nilai dan arah. Sedangkan dalam matematika, vektor adalah anggota dari ruang
vektor. Secara geometris, vektor dapat disajikan dengan ruas garis berarah. Panjang
ruas garis menyatakan besar vektor dan anak panah menyatakan arah
vektor. Pada dasarnya, setiap bagian dari matematika memiliki fungsi masing-
masing.

Nabla (atau del) adalah salah satu operator yang digunakan dalam kalkulus
vektor. Dinotasikan secara matematika sebagai nabla .Operator nabla juga merupakan
simbol yang bermamfaat untuk mendefenisikan tiga buah besaran berikut yang
muncul dalam pemakaian praktis yang dikenal sebagai gradien, divergensi, dan curl.
Makalah ini membahas beberapa hal sebagai persiapan bagi kita dalam proses
penyelesaian persoalan analisa vektor.

1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Persamaan Diferensial dalam Fisika.
2. Mengetahui apa itu peresamaan diferensial vektor.
3. Mengetahui penerapan persamaan diferensial vektor dalam fisika.

1.3 Manfaat Penulisan

Dengan adanya penulisan Rekayasa Ide ini diharapkan penulis mengetahui


kegunaan atau penerapan Persamaan Diferensial Vektor dalam fisika pada materi
pembelajaran Persamaan Diferensial dalam Fisika.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Turunan Biasa dari Vektor, misalnya R (u) sebuah vektor yang bergantung pada
( ) ( )
sebuah variabel skalar tunggal u , maka . Dimana

menunjukkan suatu pertambahan dalam u.

Turunan biasa dari vektor R (u) terhadap skalar u diberikan oleh

( ) ( )
Jika limitnya ada.

Karena adalah sebuah vektor yang bergantung pada u, kita dapat meninjau

turunannya terhadap u jika turunan ini ada. Ia dinyatakan oleh .

Turunan Parsial dari Vektor-vektor, jika a adalah sebuah vektor ysng bergantung
pada sebab dari pada satu variabel skalar. Katakan x,y,z misalnya. Maka kita tuliskan
A = A(x,y,z) turunan parsial dari A terhadap x didefinisikan sebagai

( ) ( )

Jika limitnya ada. Begitu pula

( ) ( )

( ) ( )

Adalah masing-masing turunan parsial dari A terhadap y dan z jka limitnya ada.

Pernyataan kontinuitas dan difensiabilitas untuk fungsi-fungsi dari satu variabel


dapat diperluas bagi fungsi-fungsi dari dua atau lebih variabel. Misalnya (x,y)
dikatakan kontinu di (x,y) jika

3
( ) (x,y)

Untuk fungsi-fungsi dari dua atau lebih variabel kita gunakan istilah
diferensiabel dengan pengertian fungsinya memiliki turunan-turunan parsial yang
kontinu. Jika A memiliki sekurang-kurangnya turunan-turuna parsial orde ke dua

yang kontinu, maka yakni urutan diferensiasinya tidaklah menjadi

persoalan.

Aturan-aturan untuk turunan parsial dari vektor-vektor mirip dengan yang


dipergunakan dalam kalkulus elementer dari fungsi-fungsi skalar. Jadi jika A dan B
adalah fungsi-fungsi dari x,y,z.

( )=

Diferensial dari Vektor-Vektor, mengikuti aturan-aturan yang mirip dengan yang


dari kalkulus elementer, misalnya.

1. Jika A = A1i + A2j + A3k, maka dA = dA1i + dA2j + dA3k


2. d(A.B) = A . dB + dA . B
3. d(A x B) = A x dB + dA x B

Pada umumnya, dalam persamaan differensial, masalahyang akan diselesaikan


adalah mencari penyelesaian umum yang memenuhi persamaan tersebut yaitu
mencari penyelesaian dari :

4.

Penyelesaian umum dari x (t) dapat dituliskan sebagai x(t) = x0(t) +

x1(t),dimana x0(t) adalah penyelesaian umum dari persamaan homogen L ( ) x(t)

= 0 adalah penyelesaian khusus dari persamaan non homogennya.

4
Penyelesaian persamaan diferensial ,Jika A0, A1,...,Aℓ matriks-matriks berukuran
n x n dan entri-entrinya adalah bilangan kompleks dan Aℓ ≠ 0, maka fungsi bernilai

matriks yang didefinisikan sebagai disebut matriks polynomial


berderajat ℓ. Jika Aℓ = I , dimana I merupakan matriks identitas, maka matriks
polynomial tersebut dikatakan monik, dan ditulis sebagai :

Teorema , Suatu matriks polynomial AI−λ yang berukuran nℓ x nℓ disebut linerisasi


( )
matriks polynomial monik L(λ) berukuran n x n , jika: AI−λ∼( ).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 IDENTIFIKASI MASALAH

 Dalam Materi Mekanika Gerak

Didalam materi mekanika gerak kita sering menemukan masalah dalam mencari
nilai dari posisi, kecepatan dan percepatan. Sebenarnya apa yang menjadi hubungan
ketiga nya? Mengapa ketiga nya tidak dapat dipisahkan? Apa yang menjadi landasan
teori bahwa posisi, kecepatan dan percepatan memiliki tingkatan yang berbeda dalam
pengerjaan soalnya?
5
3.2 REKAYASA IDE

Persamaan diferensial adalah hubungan antara sekelompok fungsi dengan


turunan-turunannya. Persamaan diferensial biasa adalah sebuah persamaan diferensial
yang menghubungkan fungsi dengan sebuah variabel ke turunannya terhadap variabel
itu sendiri. Persamaan diferensial parsial adalah persamaan diferensial yang
menghubungkan fungsi yang memiliki lebih dari satu variable ke turunan parsialnya.
Persamaan diferensial muncul secara alami dalam sains fisik, model matematika, dan
dalam matematika itu sendiri. Sebagai contoh, Hukum kedua newton yang
menggambarkan hubungan antara percepatan dengan posisi dapat dimulai dengan
persamaan diferensial biasa. Fisika secara spesifik mempelajari perubahan kuantitas
terhadap waktu, dan konsep "turunan waktu" — laju perubahan terhadap perubahan
waktu — sangatlah penting sebagai definisi yang tepat pada beberapa konsep
penting. Sebagai contohnya, turunan waktu terhadap posisi benda sangat penting
dalam fisika Newtonan:

• Kecepatan adalah turunan posisi benda terhadap waktu.

• Percepatan adalah turunan dari kecepatan benda terhadap waktu, ataupun turunan
kedua posisi benda terhadap waktu

6
Contoh soal

7
 Dalam materi Kerja/Usaha

Materi kerja /usaha dengan vektor,apakah keduanya


berhubungan?apakah usaha merupakan pengaplikasian dari vektor?.Usaha
dan vektor memiliki keterkaitan masing masing.Kita sering menemukan
masalah dalam hal usaha,lalu apa kaitannya dengan vektor?.Usaha adalah
perkalian titik(dot product) antara vektor gaya dengan vektor perpindahan
dan juga karena ada arah gerak hadil usahanya kalau benda diberi
usaha,benda akan bergerak sesuai dengan arah dorongnya.Didalam usaha
tidak bisa dilepaskan dari masalah perpindahan dan gaya dari suatu benda
atau yang lainnya,dalam perpindahan dan gaya ini sangat membutuhkan
arah,disitulah mengapa vektor selalu digunakan dalam penyelesaian
usaha.Dalam hal ini dapat kita berikan suatu permasalahan usaha,yang
penyelesaiannya dengan cara vektor.

1.Sebuah gaya F = 3i -4 j +2k , bekerja pada sebuah partikel sehingga partikel


itu mengalami perpindahan sesuai dengan vektor 3i +4 j -5k . Jika semua
besaran adalah ekspresi dalam SI.

Tentukan :

a.Berapa besarnya gaya yang bekerja?

b.Berapa jarak perpindahannya?

c.Jika pada asalnya partikel berada di titik (1,2,1) tentukan kedudukan


partikel setelah dikenai gaya?

d.Berapakah kerja yang dilakukan oleh gaya itu kepada partikel?

e.Berapakah besarnya sudut antara arah gaya dengan arah lintasan partikel?

8
Peny
elesa
ian :

BAB
IV
PEN
UTU
P

4.1
Kesi
mpul
an

V
ektor
adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Untuk menyatakan suatu vektor dapat
dilakukan pada bidang datar atau bidang koordinat Cartesius XOY dengan
menggambar ruas garis dengan anak panah di salah satu ujungnya. Panjang ruas garis
mewakili besar (panjang) vektor dan anak panah mewakili arah vektor. Vektor
disimbolkan dengan huruf tebal atau dengan huruf yang digaris bawahi. Jika untuk
setiap nilai skalar u dikaitkan dengan suatu vektor A, maka A dinamakan suatu fungsi

9
u yang dilambangkan dengan A (u). Dalam tiga dimensi ditulis A(u) = A1(u)i +
A2(u)j + A3(u)k .

Mencari penyelesaian persamaan differensial dengan menggunakan matriks


polynomial dapat dilakukan dengan melinierisasi suatu matriks polynomial yang
derajatnya sama dengan order persamaan differensial tersebut yang merupakan suatu
matriks yang disebut matriks companion.

4.2 Saran

Ide yang kami rumuskan mungkin bukan suatu hal yang baru namun jika kami
mampu menerapkan ide yang kami buat diatas maka akan bermanfaat bagi kami
karena dengan menerapkannya akan menambah wawasan dan pengetahuan kami.
Serta dengan menerpkan ide kami tersebut kami dapat menemukan hal-hal yang baru
yang sebelumnya belum pernah kami buat dan lakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Mayasari Zulfia Memi. 2008. Penyelesaian Persamaan Differensial Dengan


Menggunakan Matriks Polynomial. Jurnal Gradien vol : 4(2)

Wospakrik Hans J. 1988. Analisis Vektor. Jakarta : Erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai