Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK.THERMODINAMIKA

PRODI S1 TEKNIK ELEKTRO

SKOR NILAI :

THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK MULA

(PENGARUH PENGGUNAAN SEPARASI PENGEMBUNAN TERHADAP


KINERJA PLTN TIPE PWR DAYA 1000 MW(E), Suroso, 2009)

NAMA MAHASISWA : Fadhil Ibnu Ardiansyah Situmorang


NIM : 5193530001
DOSEN PENGAMPU : Denny Haryanto Sinaga S.Pd, M, Eng

MATA KULIAH : THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK MULA

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
MEI 2020
KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Puji syukur saya  panjatkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini.

Adapun yang menjadi judul tugas saya adalah “Critical Journal Review”. Tujuan saya 
menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi tugas dari dosen pembimbing saya
yaitu bapak “Denny Haryanto Sinaga S.Pd, M, Eng “dalam mata kuliah “Thermodinamika
dan Penggerak mula ” dan diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti tentang
teknik pembahasan kali ini serta dapat memahami faktor dan hal-hal yang berhubungan
dengan jurnal ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa didalam Critival Journal Review ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saya berharap adanya saran
dan usulan demi perbaikan Critical Journal Review yang telah saya buat dimasa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Medan, Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................... . 2

DAFTAR ISI........................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 4

1.1 Identitas Jurnal.......................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ISI JURNAL............................................ 5

2.1 Ringkasan Isi jurnal disetiap bagian............................... 5

BAB III Analisis isi Jurnal.............................................................. 9

3.1 Analisis dari setiap isi jurnal............................................... 9

BAB IV PENUTUP.............................................................................. 11

4.1 Kesimpulan.................................................................................. 11

4.2 SARAN......................................................................................... .. 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 12
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Identitas Jurnal

 Judul : PENGARUH PENGGUNAAN SEPARASI PENGEMBUNAN


TERHADAP KINERJA PLTN TIPE PWR DAYA 1000 MW(E)
 ISSN : ISSN 0216 – 3128
 Vol/No :-
 Penulis : Suroso
 Tahun : 2009
 Kota : Yogyakarta
BAB II RINGKASAN ISI JURNAL
PENDAHULUAN

Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) mulai dilirik untuk memenuhi sebagian
dari kebutuhan energinya [2]. Jenis PLTN yang sudah terbukti (proven) keandalannya
akan merupakan prioritas untuk dipilih sebagai pembangkit listrik, jenis tersebut
adalah Pressurized Water Reaktor (PWR).

PWR dalam operasinya didasarkan atas siklus Rankine yang merupakan


modifikasi praktis dari siklus Carnot [3,4]. Siklus Carnot, yang merupakan siklus
reversibel dengan efisiensi tertinggi untuk mesin bekerja diantara dua temperatur
tertentu, merupakan dasar dalam mempelajari berbagai siklus tenaga. Sedangkan siklus
Rankine dapat diasumsikan bahwa efisiensinya bergantung pada suatu temperatur
rata-rata pada waktu panas dipindahkan ke dalam fluida kerja, dan temperatur rata-
rata pada waktu panas dilepaskan. Tiap perubahan yang mempertinggi temperatur
rata-rata pada waktu panas dipindahkan ke dalam fluida kerja, dan menurunkan
temperatur ratarata pada waktu panas dilepaskan akan mempertinggi efisiensi siklus
Rankine. Diketahui bahwa siklus Rankine memiliki efisiensi yang lebih rendah daripada
siklus Carnot, bila keduanya memiliki temperatur tertinggi dan terendah yang sama,
tetapi siklus Rankine lebih realitis dan sesuai untuk menganalisis unjuk kerja dari PLTN
terutama yang menggunakan pendingin air ringan seperti PWR.

Efisiensi siklus Rankine dapat diperbesar dengan menaikkan tekanan atau


temperatur, tetapi peningkatan temperatur yang maksimum biasanya dibatasi oleh
karakteristik kekuatan konstruksi bahan, sementara menambah tekanan pembangkitan
uap menjadikan kualitas uap yang ke luar dari turbin berkurang.

Untuk memperoleh manfaat dari efisiensi yang lebih tinggi , dan tetap dengan
menghindari tekanan uap yang berlebihan di dalam tingkat turbin yang lebih rendah,
maka dikembangkan siklus dengan pemanasan ulang. Hal lain yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan efisiensi siklus Rankine adalah dengan menggunakan separasi
pengembunan. Pada makalah ini akan disajikan hasil penelitian pengaruh penambahan
separasi pengembunan setelah uap melalui turbin tekanan tinggi sebelum masuk pada
turbin tekanan rendah. Makalah ini merupakan kelanjutan dari studi awal analisis
termodinamika PLTN tipe PWR daya 1000 MWe yang telah diterbitkan pada seminar
Pengembangan Energi Nuklir I, yang perhitungannya didasakan pada siklus Rankine
standar [6] dan merupakan bagian dari penelitian-penelitian berikutnya mengenai
analisis termodinamika suatu siklus PLTN yang lebih paripurna.

Diharapkan dari penelitian ini diperoleh suatu informasi mengenai pengaruh


penambahan separasi pengembunan terhadap peningkatan efisiensi suatu PLTN tipe
PWR daya 1000 MWe dan juga diharapkan dari analisis termodinamika ini dapat
digunakan untuk menguasai metode perencanaan dan prediksi kinerja PLTN agar tidak
melebihi bata-batas kondisi operasionalnya.

TEORI

PLTN-PWR bekerja berdasarkan prinsip dua daur, dimana pendingin pada


masing-masing daur terpisah satu sama lain, pendingin yang mendinginkan reaktor
pada daur primer terpisah dari uap yang dihasilkan. Daur primer berisi air pendingin
yang bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi, mengambil panas yang dihasilkan
oleh reaksi fisi di dalam teras reaktor. Panas tersebut dipakai untuk mendidihkan air
umpan pada pembangkit uap (steam generator). Uap yang dihasilkan pada daur
sekunder ini digunakan untuk memutar turbin uap dan generator. Hasil putaran
generator menghasilkan listrik yang merupakan produk akhir dari PLTN. Diagram alir
PWR diberikan pada gambar 1. Sistem termodinamika pada PLTN tipe PWR.

Analisis termodinamika pada PLTN tipe PWR dapat dilakukan dengan


menggunakan siklus Rankine, karena siklus Rankine adalah siklus yang digunakan
sebagai standar untuk instalasi pembangkit daya yang menggunakan air sebagai fluida
kerja. Siklus Rankine sederhana diberikan pada pada gambar 2 dengan diagram
temperatur sebagai fungsi entropi diberikan pada Gambar 3 dengan proses-proses
berikut [5,7,8] : dari titik 1 ke 2 adalah proses pemompaan secara adiabatik reversibel
dalam pompa, dari titik 2 ke 3 adalah proses perpindahan panas pada tekanan konstan
di dalam ketel, dari titik 3 ke 4 adalah proses ekspansi yang berlangsung secara
adiabatik reversibel di dalam turbin (atau penggerak mula yang lain seperti mesin uap)
dan dari titk 4 ke 1 adalah proses perpindahan panas pada tekanan konstan di dalam
kondensor.
Persamaan-persamaan yang berlaku sesuai dengan proses-proses yang terjadi di
dalam siklus tersebut adalah sebagai berikut : [5,7,8] Kerja pompa yang diperlukan per
satuan massa fluida kerja (Wpompa) : Wpompa = h2 – h1.

Daya turbin, daya pompa, panas yang dibangkitkan oleh pembangkit uap dan
panas yang dilepaskan oleh kondensor dapat diperoleh dengan terlebih dahulu
mengetahui laju aliran massa fluida sistem sekunder. Perbandingan laju aliran massa
fluida sistem primer (mp) dan sekunder (ms) dengan menggunakan kesetimbangan
energi di pembangkit uap adalah:

Dengan cp adalah panas spesifik rata-rata fluida dalam kJ/kg.oC, Ta dan Tp


masing-masing adalah temperatur pada titik a dan pinch dalam satuan oC. Jika pada
siklus Rankine tersebut ditambahkan separasi pengembunan diantara turbin tekanan
tinggi dan ekanan rendah, maka efisiensi siklus termodinamikanya adalah sebagai
berikut:

TATA KERJA

Karakteristik PLTN tipe PWR daya 1000 MW(e) Analisis termodinamika dalam
kajian ini menggunakan data dari karakteristik PLTN tipe PWR produksi Westinghouse
seperti diberikan pada tabel 1. Tabel 1. Karaketristik PLTN tipe PWR daya 1000 Mwe :
Data operasional PLTN jenis PWR Sketsa dan status kondisi operasional,
diagram termodinamika dan data operasional PLTN tipe PWR daya 1000 MW(e) tanpa
menggunakan separasi pengembunan diberikan pada gambar 4, 5 dan tabel 2,
sedangkan yang menggunakan separasi pengembunan diberikan pada gambar 6,7 dan
tabel 3.

Pengolahan data Sketsa diagram alir PLTN tipe PWR tanpa dan dengan
menggunakan separasi pengembunan diberikan pada gambar 4, 5 dan 6, 7, sedangkan
data operasionalnya diberikan pada tabel 2 dan 3. Perhitungan dilakukan terhadap
kerja turbin (Wturbin), daya pompa (Wpompa), panas yang dibangkitkan di
pembangkit uap (Qmasuk), panas yang dilepaskan oleh kondensor (Qkeluar) dan
efisiensi termal. Asumsiasumsi yang digunakan diantaranya adalah efisiensi pompa dan
turbin 85 % .
Pengolahan data untuk mendapatkan parameter-parameter kinerja PLTN tipe
PWR tersebut terlebih dahulu harus diketahui nilai-nilai entalpi pada setiap titik
(status) seperti diberikan pada sketsa pada diagram alir PWR dengan sketsa kinerja
dalam diagram temperatur sebagai fungsi entropi. Nilai entalpi diperoleh dengan
menggunakan tabel uap [5,7,8]. Perhitungan untuk mendapatkan kinerja PLTN tipe
PWR 1000 MWe tanpa menggunakan separasi pengembunan dilakukan dengan
menggunakan persamaan (1) sampai dengan (10), sedangkan kinerja yang
menggunakan separasi pengembunan dilakukan dengan menggunakan persamaan (1)
sampai dengan (8) dan (10) sampai dengan (12).

BAB III ANALISI BAGIAN JURNAL


Analisis termodinamika pada PLTN tipe PWR dapat dilakukan dengan
menggunakan siklus Rankine, karena siklus Rankine adalah siklus yang digunakan
sebagai standar untuk instalasi pembangkit daya yang menggunakan air sebagai fluida
kerja. Siklus Rankine sederhana diberikan dengan diagram temperatur sebagai fungsi
entropi diberikan dengan proses-proses berikut : dari titik 1 ke 2 adalah proses
pemompaan secara adiabatik reversibel dalam pompa, dari titik 2 ke 3 adalah proses
perpindahan panas pada tekanan konstan di dalam ketel, dari titik 3 ke 4 adalah proses
ekspansi yang berlangsung secara adiabatik reversibel di dalam turbin (atau penggerak
mula yang lain seperti mesin uap) dan dari titk 4 ke 1 adalah proses perpindahan panas
pada tekanan konstan di dalam kondensor.

Kondisi fluida sebelum masuk turbin baik yang menggunakan separasi


pengembunan maupun tidak adalah status 3, fluida adalah air yang berbentuk uap
jenuh pada tekanan 5,7 MPa, dari tabel uap diperoleh nilai entalpi sebesar 2,786865
MJ/kg.

Entalpi pada status 4 adalah kondisi tanpa menggunakan separasi


pengembunan, sedangkan yang menggunakan separasi pengembunan adalah status 9.
Nilai entalpinya diperoleh dengan terlebih dahulu dicari fraksi uap dan entalpi yang
terjadi di dalam turbin, dengan asumsi proses berlangsung pada entropi konstan dari
tekanan 5,7 MPa menjadi 6,89 x 10-3 MPa untuk yang tanpa menggunakan separasi
pengembunan dan dari tekanan 5,7 MPa menjadi 0,345 MPa yang menggunakan
separasi pengembunan. Nilai fraksi uap dan entalpi pada proses yang berlangsung pada
entropi konstan dengan menggunakan tabel uap dan persamaan dan diperoleh sebesar
0,698 dan 1,843790 MJ/kg, sehingga dengan menggunakan persamaan diperoleh nilai
entalpi pada kondisi ke luar turbin adalah 1,985252 MJ/kg untuk yang tanpa
menggunakan separasi pengembunan, sedangkan yang menggunakan separasi
pengembunan diperoleh 2,378785 MJ/kg.

Panas yang dibangkitkan oleh pembangkit uap dan yang dilepaskan oleh
kondensor serta kerja turbin dan pompa masing-masing diperoleh dari hasil kali laju
alir sistem sekunder dengan selisih entalpi sisi masuk dan ke luar dari masing-masing
parameter. Hasil perhitungan diperoleh panas yang dibangkitkan oleh steam generator
adalah 3480 MW, panas yang dilepaskan oleh kondensor adalah 2424 MW, kerja turbin
1065 MW dan kerja pompa 9 MW untuk kondisi tanpa menggunakan separasi
pengembunan, sedangkan yang untuk kondisi menggunakan separasi pengembunan
masing-masing adalah panas yang dibangkitkan oleh pembangkit uap adalah 2923 MW,
panas yang dilepaskan oleh kondensor adalah 2098 MW, kerja turbin 1005 MW dan
kerja pompa 15 MW.

Efisiensi siklus termodinamika PLTN tipe PWR daya 1000 MWe dari perhitungan
dengan menggunakan persamaan (9) diperoleh 30,4 % untuk yang tanpa menggunakan
separasi pengembunan, sedangkan yang dengan menggunakan separasi pengembunan
dengan menggunakan persamaan (11) diperoleh 37,3 % dengan f adalah fraksi uap
yaitu sebesar 0,16 yang terbentuk setelah melalui OFWH dengan menggunakan
persamaan (12).
Untuk memperoleh manfaat dari efisiensi yang lebih tinggi [5], dan tetap dengan
menghindari tekanan uap yang berlebihan di dalam tingkat turbin yang lebih rendah,
maka dikembangkan siklus dengan pemanasan ulang. Hal lain yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan efisiensi siklus Rankine adalah dengan menggunakan separasi
pengembunan. Pada makalah ini akan disajikan hasil penelitian pengaruh penambahan
separasi pengembunan setelah uap melalui turbin tekanan tinggi sebelum masuk pada
turbin tekanan rendah.

BAB IV PENUTUP

o KESIMPULAN

Dari Hasil review jurnal ini, saya dapat menyimpulkan bahwa analisis termodinamika
dengan menggunakan siklus Rankine terhadap penambahan separasi pengembunan
pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir tipe Pressurized Water Reactor daya 1000 MWe
adalah sebagai berikut :

1. Terjadi penurunan pada kerja turbin, panas yang dibangkitkan oleh pembangkit
uap dan panas yang dilepaskan oleh kondensor, sedangkan untuk kerja pompa
terjadi peningkatan.
2. Penggunaan separasi pengembunan pada PLTN tipe PWR daya 1000 MW(e)
dapat meningkatkan efisiensi termal dari 30,4 % menjadi 37,3 % atau meningkat
6,9 %.

Efisiensi siklus Rankine dapat diperbesar dengan menaikkan tekanan atau temperatur,
tetapi peningkatan temperatur yang maksimum biasanya dibatasi oleh karakteristik
kekuatan konstruksi bahan, sementara menambah tekanan pembangkitan uap
menjadikan kualitas uap yang ke luar dari turbin berkurang.

o SARAN

 Dari penjelasan yang telah saya jelaskan di atas,Diharapkan lebih akurat dalam mencari data
agar tidak terjadi kesalahan data dalam mereview.
 Diharapkan praktikan lebih teliti dalam perhitungan empiris dan teoritis agar tidak terjadi
perbedaan data yang signifikan.
 Maka diharapkan makalah ini dapat menjadikan pembaca menjadi memahami tentang
bagaimana Mereview Sebuah Jurnal.
 Selain itu penulis juga menyarankan untuk menerapkan apa yang baik dari makalah ini dan
juga mengingatkan penulis apa yang dianggap pembaca kurang baik dari makalah ini.
 Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan, untuk itu penulis menyarankan agar
makalah ini bisa disempurnakan baik dari cara penulisan maupun pada struktur pembahasan. 

DAFTAR PUSTAKA
1. http:/www.batan.go.id/ppen, Statistik Energi Indonesia, BATAN,
2008.
2. KOCHENOV, T.S., VOINOV, N.L., DAN ERSHOVA, N.N., The Calculation
and Analysis of Thermodinamics Cycle Parameters for Nuclear Power
Stations, Jurnal Atomic Energy, Springer New York, May, 2005.
3. TODREAS, N. E., AND KAZMI, M.S, Nuclear System 1, Thermal
Hydraulic Fundamentals, McGraw Hill, Inc., New York, 1990.
4. HARIJONO, D. D., Aplikasi Termodinamika Statistik, Gramedia,
Jakarta, 1987.
5. SUROSO, Studi awl Analisis Termodnamika PLTN Tipe PWR Daya
1000 MWe, Proseding Seminar Pengembangan Energi Nuklir I,
P2ENBATAN, Jakarta, 2008 .

Anda mungkin juga menyukai