Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS EFESIENSI ALAT TURBIN PADA

PLTU 2 X 10 MW

Disusun Oleh :

VINA DWITA
D1121161006

DOSEN PEMBIMBING :
RINJANI RATIH RAKASIWI, ST.MT

PRODI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
BAB IV
TUGAS KHUSUS

4.1 Turbin Uap


Turbin uap adalah mesin tenaga yang berfungsi untuk mengubah energi thermal
(energi panas yang terkandung dalam uap) menjadi energi poros (putaran). Sebelum
energi thermal (enthalpi) diubah menjadi energi poros, energi tersebut diubah dulu
menjadi energi kinetik. Alat untuk mengubah menjadi energi kinatik tersebut adalah
nozzle. Uap dengan tekanan dan temperatur tinggi diarahkan menggunakan nozzle
untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros sehingga poros turbin
berputar. Pada waktu uap melewati celah antara sudu-sudu gerak, uap mengalami
perubahan momentum sehingga menurut hukum Newton II, dibangkitkan gaya yang
bekerja pada uap tersebut. Dari hukum Newton III, sudu menerima gaya yang besarnya
sama dengan gaya tersebut, tetapi arahnya berlawanan. Akibat melakukan kerja di
turbin, tekanan dan temperatur uap yang keluar turbin menjadi turun sehingga menjadi
uap basah. Uap ini kemudian dialirkan ke kondensor, sedangkan tenaga putar poros
yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator. Turbin yang digunakan pada
PLTU Ketapang Unit 2 adalah jenis tipe N12-4.90 yang terdiri dari High Pressure
Turbin dan Low Pressure Turbin. Turbin ini bersatu dengan generator yang berfungsi
menghasilkan energi listrik.
Gambar 4.1 Turbin Uap
Tabel 4.1 Spesifikasi Turbin Uap N12-4.90

Name
: Nanjing Turbine & Electric Machinery
Manufacture

Type : N12-4.90

Style : Condensate Type

Main Steam Pressure : 4.90 Mpa(a)

Main Steam Temperature : 470 oC

Maximum Steam Intake : 50,7 t/h

Turbine Power : 12 MW

Rated Steam Exhaust Pressure : 7,9 Kpa(a)

Rotation : 3000 rpm

Electrical Efficiency : 43.0 %

Thermal Efficiency : 42.7 %

Total Efficiency : 85,7 %

Heat to be Dissipated(LT- : 188 kW


Circuit)

Turbin uap menghasilkan putaran karena adanya aliran uap/ main steam yang
masuk ke turbin menggerakan sudu-sudu turbin dan menghasilkan putaran. Kecepatan
putar pada PLTU Ketapang adalah 3000 rpm, semakin tinggi beban konsumen, maka
kebutuhan uap untuk mempertahankan putaran turbin akan semakin besar.

Besar dan kecilnya beban sangat berpengaruh sekali terhadap uap yang akan
dihasilkan, bila beban cukup tinggi, maka jumlah uap yang dibutuhkan juga besar dan
sebaliknya. Pengaturan jumlah uap yang masuk ke dalam turbin ini dilakukan oleh
governoor yang bekerja secara otomatis.

Prinsip kerja dari turbin uap adalah uap kering dari super heater yang
mempunyai temperatur dan tekanan tinggi yang dialirkan ke turbin tekanan tinggi. Di
dalam turbin ini terdapat sudu-sudu tetap dan sudu-sudu gerak yang mempunyai bentuk
sedemikian rupa sehingga akan dapat mengekspansikan uap. Energi uap yang diterima
oleh sudu-sudu turbin digunakan untuk menggerakkan poros turbin Disini terjadi
perubahan energi, maka temperatur uap akan turun. Setelah itu uap masuk akan
menggerakkan sudu-sudu, sehingga dari gerakan sudu-sudu ini akan memperkuat
gerakan poros turbin. Setelah memutar turbin terjadi ekstraksi yang digunakan untuk
memanaskan HP heater, LP heater dan deaerator, terakhir setelah memutar turbin
uap terkondensasikan di dalam kondensor. Hp Heater ( High Pressure Heater), LP
Heater (Low Pressure Heater) dan Deaerator ini merupakan tempat pemanasan awal
air sebelum masuk kedalam steam drum.

Perpindahan panas adalah adalah fenomena perpindahan energi panas/kalor


yang disebabkan karena adanya perbedaan temperatur antar dua media/tempat.
Perpindahan panas memiliki beberapa jenis yakni konveksi, konduksi dan radiasi.
Konduksi adalah perpindahan panas dari satu benda ke benda lain dengan melewati
batas antar benda tersebut tanpa disertai perpindahan fluida atau zat perantara.
Konveksi adalah perpindahan panas dari satu daerah ke daerah lain dengan disertai
perpindahan fluida atau zat perantara. Jika partikel berpindah dan mengakibatkan
kalor merambat, maka terjadilah konveksi. Radiasi adalah perpindahan panas dari satu
daerah ke daerah lain tanpa perantara. Sebenarnya radiasi tidak terjadi dan berpindah
dengan perantara gelombang elektromagnetik.

4.2 Efisiensi Thermal Turbin

Efisiensi termal adalah konsep dasar dari efisiensi siklus ideal yang
didefinisikan perbandingan antara energi yang berguna dengan energi yang masuk.
Energi berguna adalah pengurangan antara energi masuk dengan energi terbuang.
Selain itu, efisiensi termaljuga dapat dikatakan sebagai ukuran tanpa dimensi yang
menunjukkan performa peralatan termal seperti mesin pembakaran dalam dan
sebagainya. Panas yang masuk adalah energi yang didapatkan dari sumber energi.
Output yang diinginkan dapat berupa panas atau kerja, atau mungkin keduanya. Untuk
mendapatkan efisiensi sebuah alat, ini harus memiliki data-data yang telah ditentukan.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi efisiensi termal yaitu:

1. Perpindahan panas: adanya perpindahan panas dari sistem ke lingkungan


atau sebaliknya
2. Suhu
3. Tekanan

4.3 Efisiensi Turbin di Unit PLTU Ketapang 2x10 MW


Secara umum, efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan antara output
terhadap input dalam suatu proses. Efisiensi merupakan salah satu persamaan yang
penting dalam termodinamika untuk mengetahui seberapa baik konversi energi atau
proses transfer terjadi. Untk mencari efisiensi turbin, dapat menggunakan rumus
efisiensi isentropis. Isentropis yaitu proses dengan menggunakan asumsi ideal, dimana
proses berlangsung pada entropi konstan (tidak ada panas yang masuk dan keluar)
meskipun pada kenyataannya energi panas tidak bisa dirubah secara keseluruhan
menjadi kerja, karena ada kerugian. Efesiensi isentropis merupakan perbandingan
antara kinerja aktual sebuah peralatan dan kinerja yang dapat dicapai dibawah keadaan
ideal untuk keadaan masuk yang sama dan tekanan keluar yang sama. Perpindahan
kalor antara turbin dan lingkungan diabaikan, begitupula dengan efek energi kinetik
dan potensial. Adapun isentropis ini juga dikataakan sebagai kondisi ideal. Asumsi
untuk siklus ideal ini yaitu:

1. Tidak ada rugi-rugi tekanan pada komponen-komponen


2. Pola aliran pada tiap komponen secara steady state
3. Perubahan energi potensial dan kinetik relatuf kecil sehingga diabaikan
4. Tidak ada rugi-rugi panas ke lingkungan

Adapun metode pengambilan datanya dapat menggunakan 2 cara, yaitu:

a. Data primer

Steam Inlet Steam Outlet Steam

Data Turbin Turbin Flow Rate Daya (MW)

P (Mpa) T (˚C) P (Mpa) T (˚C) (Ton/h)

22 Juli 2019 4.4 473 0.0146 54 46.27 10

23 Juli 2019 4 469 0.0138 55 46.9 10

24 Juli 2019 4.2 482 0.0144 53.9 45 10

25 Juli 2019 3.4 481 0.0153 54 46 10


26 Juli 2019 4.3 482 0.0156 55.9 46.8 10

27 Juli 2019 4.5 467 0.0163 55 47.13 10

28 Juli 2019 4.2 479 0.0143 53 46 10

29 Juli 2019 4.1 478 0.0163 56.6 46.6 10

30 Juli 2019 4.1 466 0.0153 54 47.3 10

31 Juli 2019 4 481 0.0153 55 46 10

Rata-rata 4.12 475.8 0.0151 54.64 46.4 10

Pengumpulan data-data primer berupa hasil pengamatan langsung dan hasil


wawancara dengan operator di stasiun perebusan, asisten proses, asisten kepala dan
bserta karyawan pabrik lainnya. Data yang diambil secara langsung yaitu throughput
yang masuk ke pabrik dengan pengambilan dari tanggal 22 Juli 2019 – 31 Juli 2019.

b. Data sekunder

Penulisan juga menggunakan data-data sekunder berupa hasil penelitian dan


penelaahan berbagai sumber pustaka. Sumber data dan informasi yaitu berasal dari
jurnal hasil penelitian dan prosiding seminar yang pernah dilakukan sebelumnya, buku-
buku referensi yang berkaitan dengan bidang terkait mikoriza, dan e-book yang ditulis
oleh peneliti terdahulu. Pengolahan dan analisis data dilaksanakan secara sistematis
dan terstruktur melalui diskusi antar anggota tim dan konsultasi dengan dosen
pembimbing. Data yang diambil melalui referensi seperti data kapasitas panas setiap
komposisi, rumus perhitungan dan referensi lain mengenai teori alat turbin hingga
perhitungan efesiensinya
4.3.1 Neraca Massa

Gambar 4.1 Material balance pada turbin

Tabel 4.2. Material balance pada turbin

Input (Ton/h) Output (Ton/h)


Komponen
F1 F2

Uap 46.4 39.9859874

Air - 6.41401264

Jumlah 46.4 46.4

Secara umum perhitungan neraca massa adalah:

INPUT – OUTPUT – CONSUMPTION + GENERATION = ACC

INPUT – OUTPUT = 0

INPUT = OUTPUT
Berdasarkan perhitungan neraca massa diatas dapat diketahui bahwa massa
yang (input) masuk kedalam turbin yaitu berupa air dan steam (uap panas) sama
dengan Massa output turbin.

Berdasarkan pengamatan dan perhitungan diperoleh laju alir uap keluaran turbin
sebanyak 39.9859ton/jam dan laju alir kondensat keluaran turbin sebanyak 6.4140
ton/jam. Hal ini disebabkan adanya penurunan tekanan pada turbin sehingga
keluaran turbin terbagi menjadi dua yaitu steam dan kondensat.

4.3.2 Neraca Energi

Neraca energi adalah cabang keilmuan yang mempelajari kesetimbangan energi


dalam sebuah sistem. Neraca energi dibuat berdasarkan pada hukum pertama
termodinamika. Hukum pertama ini menyatakan kekekalan energi, yaitu energi tidak
dapat dimusnahkan atau dibuat, hanya dapat diubah bentuknya.

Gambar 4.2 Energi balance pada turbin

Tabel 4.3. Energi balance pada sterilizer

Masuk (Kj/s) Keluar (Kj/s)


Komponen
Q1 Q2

Air - 3168
Uap 258038 7330

Panas Energi - 10498

Jumlah 258038 258038

Secara umum, cara menghitung neraca energi (perry, 1997) :

Panas sensibel : Qsensibel = m.cp.Δt

Panas laten : Qlatent = m . λ

= m. (Hv-Hl)

Keterangan :

M= Massa bahan, massa didapat dari perhitungan neraca massa

Cp = kapasitas panas, kapasitas panas dapat diliat di lampiran B

λ = entalphi penguapan

ΔT = perubahan suhu

4.3.3 Efisiensi

Adapun unuk mencari efisiensi turbin data - data yang diperlukan tersebut
adalah entalpi, massa steam yang masuk dan daya yang digunakan. Untuk entalpi
sendiri didapat dari data steam table, yang mana data yang di lihat adalah temperature
dan tekanan yang masuk dan keluar turbin. Namun sebelum itu, data tersebut harus
sesuai dengan fase. Pada turbin ini fasenya yakni ada dua. Untuk fase yang pertama
atau yang masuk turbin adalah superheated sedangkan fase yang kedua atau fase yang
keluar turbin adalah saturated steam. Sehingga dengan data-data tersebut akan
didapatkan nilai dari Wactualnya atau entlapi dari keadaan masuk yakni sebesar
3389.08 Kj/Kg. selain itu untuk mencari nilai efisiensi ini juga dilihat dari kondisi
keluar turbin yakni kondisi 2 dengan fase saturated turbin. Pada keadaan ini dengan
melihat temperature dan tekanan maka akan didapatkan nilai entalpi dan entropi.
Adapun nilai entalpinya yakni sebesar 2598.3 Kj/Kg. sehingga dengan hal ini kita juga
dapat menghitung nilai H2Snya yakni sebesar 2270.277 Kj/Kg. Kemudian untuk massa
steam yang masuk didapatkan dengan melakukan observasi pada perusaahan. Dimana
massa yang didapat sebesar 46,6 Ton/jam. Massa ini kemudian diganti ke dalam bentuk
Kg/det, yakni hasilnya sebesar 12.8888889 Kg/det. Sedangkan untuk daya (W) ini dari
perusaahan tersebut. Yang mana daya yang digunakan adalah 10 MW dan di ubah
menjadi Kj/det. Sehingga dari data tersebut akan didapatkan efisiensi dari alat turbin.
Untuk mencari efisiensi turbin ini menggunakan rumus isentropic, karena ini dalam
kondisi ideal sehingga nilai massa yang masuk dan kelur turbin dianggap sama. Selain
itu rumus yang digunakan di dapat dari buku J. M Smith H.C Van Ness Edisi 7. Jadi,
termal efisiensi dapat dirumuskan dengan :

Wact M1 ( H1−Hg2)
ηisentropic = = x 100%
Ws M1 (H1−H2S)

12.8889 ( 3389.08 −2598.2 )


= 12.8889 (3389.08 −2270.277 ) x 100

= 70.69%

Keterangan :

ηt = Efisiensi turbin

M = Massa flow rate (Kg)

W = Daya (Kj/det)

Berdasaran perhitungan yang telah dilakukan maka efsisiensi yang didapat dari
perhitungan sebesar 70.69%. Beberapa faktor yang mempengaruhi efisiensi turbin
adalah suhu dan tekanan. Hal ini karena apabila suhu dan tekanan yang masuk kedalam
turbin tersebut rendah makan efisiensi turbin rendah. Kemudian juga apabila suhu dan
tekanan tersebut rendah akan menyebabkan sudu-sudu turbin abrasi (terkikis). Lalu
penyebabnya adalah kualitas air, sehingga ini akan mengakibatkan kualitas steam yang
masuk kedalam turbin. Selain itu faktor yang menyebabkan turunnya efisiensi turbin
ini adalah:

 Sering terjadinya derating (penurunan beban).


 Sering terjadinya trip (unit shut down)
Hal ini sebabkan karena perbaikan peralatan
 Adanya kebocoran pada pipa sehingga ini akan menyebabkan turunnya
pressure dan flow. Selain itu kebocoran juga menyebabkan banyaknya
steam yang keluar.
Adapun pihak PLTU juga biasa memberikan perawatan . Perawatan yang biasanya
dilakukan ada dua jenis yakni Preventif Maintenance (PM) dan Corrective
Maintenance (CM). Untuk Preventif Maintenance sendiri merupakan perawatan yang
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan seperti dengan memberikan
pelumasan pada peralatan, baut-baut, mengencangkan baut dan membersihkan
peralatan. Sedangkan untuk Corrective Maintenance yakni melakukan perawatan
dengan melakukan pembongkaran pada alat-alat yang sudah rusak. Perawatan ini yang
menyebabkan unit trip dan akan mempengaruhi efisiensinya. Adapun untuk Corrective
Maintenance yang pernah dilakukan selama saya ada disana yakni perawatan Water
Ejection Pump (WEP), Condensat Extraction Pump (CEP) dan Elektro Static
Precipitator (ESP)
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

a. Mahasiswa
Nama : Vina Dwita
NIM : D1121161006
b. Lokasi Pelaksanaan PKL : PLTU KETAPANG 2 X 10 MW
c. Waktu Pelaksanaan : 22 JULI 2019 s/d 22 SEPTEMBER 2019

Pontianak,

Menyetujui, Menyetujui,
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

( Rinjani Ratih Rakasiwi ST.,MT ) ( Agustin Kurniastuti )


NIP. 19900104 201504 2 002 NIP. 8210141RB
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Kimia

( Dr.H.Usman A.Gani ST.,MT )


NIP. 19700216 199501 1 001

Anda mungkin juga menyukai