Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK KONVERSI ENERGI 2


PENGUJIAN UNIT TURBIN UAP

DOSEN PENGAMPU
Ir. RUFINUS NAINGGOLAN, M.T

DISUSUN OLEH

NAMA : Anggara Aditia


NIM : 2105052001
KELAS : EN – 5C

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2023
I. Judul Percobaan : Pengujian Unit Turbin Uap

II. Tujuan Percobaan :


1. Mengetahui komponen-komponen unit turbin uap dan cara kerjanya.
2. Dapat mengoperasikan unit turbin uap pada laboratorium teknik konversi
energi.
3. Mengukur dan mencatat data – data (parameter – parameter) operasi unit
turbin uap dan mencatatnya ke dalam tabel.
4. Mengukur laju aliran uap melalui turbin.
5. Mencatat tekanan dan temperatur uap masuk turbin dan keluar turbin.
6. Mengukur putaran dan torsi perputaran poros serta menghitung daya mekanis.
7. Menghitung drop entalpi aktual.
8. Menghitung drop entalpi isentropik.
9. Menghitung energi panas dalam kondensat.
10. Mengukur energi panas yang ditransfer ke air pendingin.
11. Menghitung energi panas pendingin lanjut (undercooling).
12. Menghitung suplai panas rankine.
13. Menghitung brake/shaft power (daya mekanis poros).
14. Menghitung konsumsi energi dan konsumsi uap spesifik (kg uap / kW).
15. Menghitung efisiensi isentropik, konversi secara mekanis, efisiensi termal,
efisiensi rangking, dan efisiensi relatif.
16. Mengukur dan menghitung tegangan dan kuat arus generator listrik dan
menghitung daya listrik yang dihasilkan.

III. Teori Dasar

3.1. Pendahuluan
Sebuah turbin adalah perangkat yang digunakan untuk mengekstraksi
energi dari aliran uap bertekanan tinggi dengan memperluasnya menjadi tekanan
rendah, dengan demikian mengurangi entalpi; mengkonversi energi menjadi kerja
mekanik. Uap dipercepat dalam seperangkat nosel tetap yang memperoleh energi
kinetik dengan mengurangi entalpi. Jet berkecepatan tinggi dari uap yang keluar
dari nosel berubah arah saat melewati bilah turbin melengkung yang melekat pada
rotor, dan gaya yang diberikan pada bilah – bilah tersebut sama dengan laju
perubahan momentum uap. Kerja berguna dihasilkan pada poros rotor.
Sekarang kecepatan aliran uap melalui turbin sangat tinggi, dan proses ini
dapat diasumsikan sebagai adiabatik. Namun, karena adanya gesekan antara uap
dan bilah serta nosel yang berputar, proses ini tidak reversibel dan oleh karena itu
tidak isentropik. Dari persamaan energi aliran stabil dapat ditunjukkan bahwa
kerja yang dilakukan oleh poros rotor sama dengan laju aliran massa uap dikalikan
dengan penurunan entalpi di unit turbin. Kerja maksimum yang dapat diperoleh
dari poros rotor adalah yang dihasilkan oleh perluasan uap yang reversibel,
adiabatik, atau isentropik seperti yang ditunjukkan dalam diagram Gambar (a).
Uap pada inlet nosel ditunjukkan sebagai keadaan 1 dan keadaan aktual
uap pada outlet turbin ditunjukkan sebagai keadaan 2. Pernyataan bahwa
perluasan isentropik uap ke tekanan buangan ditunjukkan oleh titik keadaan 2¹.

Penurunan entalpi aktual (kerja yang dilakukan) diberikan oleh kurva 1 – 2


sedangkan penurunan entalpi isentropik (kerja maksimum yang dilakukan)
diberikan oleh garis pecah 1 – 2¹.

𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑤𝑜𝑟𝑘 𝑑𝑜𝑛𝑒 𝑎𝑐𝑡𝑢𝑎𝑙 𝑒𝑛𝑡ℎ𝑎𝑙𝑝𝑦 𝑑𝑟𝑜𝑝


The ratio = 𝑚𝑎𝑥𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑝𝑜𝑠𝑠𝑖𝑏𝑙𝑒 𝑤𝑜𝑟𝑘 𝑑𝑜𝑛𝑒 = 𝑖𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖𝑐 𝑒𝑛𝑡ℎ𝑎𝑙𝑝𝑦 𝑑𝑟𝑜𝑝

Dikenal sebagai efisiensi isentropik turbin.

3.2. Deskripsi Alat


Percobaan khas yang diberikan di sini menjelaskan metode penentuan
kinerja set turbin yang berjalan dengan kecepatan konstan di bawah kondisi yang
bervariasi dari tekanan aliran masuk uap. Perbedaan mungkin ada antara unit yang
disediakan dan data yang diberikan dalam contoh, yaitu kecepatan unit, daya
keluaran, jenis dinamometer, dll. Oleh karena itu, pengujian kinerja hanya
digunakan sebagai panduan.
Uap dengan tekanan 10 bar dipanaskan dalam sebuah boiler dan pemanas
hingga suhu 240°C. Uap kemudian dialirkan melalui susunan pipa ke katup
perhentian turbin.
Turbin adalah Unit Dua Baris Terkompresi Kecepatan (atau Tipe Tahap
Curtis Dua Baris), yaitu terdiri dari satu sisi ruang cetakan, dua baris bilah
bergerak dan satu set bilah tetap. Disediakan sarana pengukuran suhu dan tekanan
di inlet pada bagian celah, dan karena uap di lokasi ini setidaknya merupakan uap
jenuh kering, keadaannya dapat ditetapkan.
Setelah ekspansi di celah dan kemudian melewati turbin, uap tersebut
exhausted ke dalam permukaan kondensor di mana vakum dipertahankan dengan
menggunakan pompa udara.
Kondensor terdiri dari sejumlah besar tabung yang dilalui oleh aliran air
pendingin dan susunannya dirancang sedemikian rupa sehingga tabung berada
secara memanjang terhadap aliran uap. Disediakan sarana pengukuran laju aliran
kondensat sebelum kembali ke tangki umpan boiler utama. Pengukuran suhu dan
tekanan dapat dilakukan pada inlet dan outlet di kondensor untuk uap dan air
pendingin, sehingga memungkinkan untuk menetapkan keseimbangan energi
untuk unit kondensor dan menentukan kerugian yang terjadi.
Poros turbin terhubung langsung ke dinamometer yang dikenakan beban
oleh rangkaian inverter thyristor yang memasukkan daya beban ke jaringan tiga
fase. Alat ukur untuk pengukuran daya yang diserap oleh dinamometer disediakan
dalam bentuk amperemeter dan voltmeter. Fasilitas tambahan dalam bentuk
pengukuran torsi dan tachometer juga disediakan.
Unit Boiler dan Pemanas dapat disuplai oleh G. Cussons.

3.3. Metode Eksperimental


Uap dipanaskan dalam boiler, pemanas diatur pada suhu yang diperlukan
dan dihidupkan. Ketika tekanan dan suhu uap di kamar pembakaran membaca
sekitar 8,6 bar dan 230°C, eksperimen dianggap siap untuk dimulai.
Sebelum membuka katup penghentian uap, katup pendingin kondensor
dibuka hingga posisi yang memberikan laju aliran yang memadai. Motor pompa
vakum kemudian mesin dihidupkan. Katup pembuangan diatur dalam posisi
terbuka. Katup penghenti juga diatur dalam posisi terbuka. Kemudian, katup
penghenti sedikit dibuka dan setelah air telah dikeluarkan dari pembuangan dan
uap terlihat keluar, katup pembuangan ditutup. Selanjutnya, katup penghenti
dibuka hingga mencapai tekanan masukan maksimum yang diperlukan, dan rotor
turbin dibiarkan mencapai kecepatan teratur yang maksimum.
Untuk informasi lebih rinci mengenai prosedur operasi saat start-up,
silakan lihat bagian yang mengupasnya.
Pembacaan berikut kemudian dicatat :

1. Steam Main Pressure


Temperature
2. Nozzle Pressure
Temperature
3. Exhaust Pressure
Temperature
4. Speed
5. Torque Load
6. Electrical Load
7. Cooling Water Flow Rate
8. Condensate Flow Rate
9. Cooling Water Temperature Inlet and Outlet
10. Condensate Temperature
11. Number of Nozzles

Langkah kerja kemudian diulang untuk beberapa nozzle berbeda dan


tekanan masuk agar dari data tersebut, kondisi operasional optimum dari unit
dapat ditentukan untuk pengaturan kecepatan yang diberikan.

3.4. Persamaan dan Rumus – rumus

3.4.1. Steam Consumption (kg/min)


=> Laju aliran uap melalui turbin

𝑚 (𝑘𝑔)
ṁu = 𝑡 (𝑚𝑖𝑛)

3.4.2. Heat Supplied (kJ/min)


=> Energi panas/thermal yang masuk ke turbin
𝑘𝐽 𝑘𝑔
H1 = ṁu (𝑘𝑔) × hu1 (𝑚𝑖𝑛)

3.4.3. Heat in Exhaust (kJ/min)


=> Energi panas/thermal yang keluar dari turbin
𝑘𝐽 𝑘𝑔
H2 = ṁu (𝑘𝑔) × hu2 (𝑚𝑖𝑛)

3.4.4. Actual Enthalpy Drop (kJ/min)


=> Selisih Energi panas/thermal yang masuk dengan keluar secara nyata

WT = H1 – H2

3.4.5. Isentropic Enthalpy Drop (kJ/min)


=> Selisih Energi panas/thermal yang masuk dengan keluar secara tidak
nyata

WTˈ= H1 – H2ˈ
WTˈ= H1 – (ṁu x hu2ˈ)
3.4.6. Heat in Condensate (kJ/min)
=> Energi panas dalam kondensat
𝑘𝑔 𝑘𝐽
H3 = ṁu (𝑚𝑖𝑛) × 4,18 (𝑘 . ) × Tkondensat (℃)
𝑐𝑎𝑙

3.4.7. Heat to Cooling Water


=> Energi panas menuju air pendingin
𝑘𝑔 𝑘𝐽
H4 = ṁc (𝑚𝑖𝑛) × 4,18 (𝑘 . ) × (T2c – T1c) (℃)
𝑐𝑎𝑙

3.4.8. Heat to undercooling (kJ/min)


=> Energi panas menuju pendingin lanjut (selisih energi panas yang keluar
dari turbin dengan energi panas dalam kondensat)

H5 = H2 – H3

3.4.9. Rankine Heat Supplied (kJ/min)


=> Suplai panas Rankine (selisih energi panas yang masuk ke turbin dengan
energi panas dalam kondensat)

H6 = H1 – H3

3.4.10. Shaft Power (kJ/min and kW)


=> Energi mekanis yang dihsailkan oleh turbin uap pada poros
60
Pshaft = 2𝜋N𝜏 × 103 ; dimana N (rps) dan 𝜏 (Nm)

𝑘𝐽
3.4.11. Energy Consumption (𝑘𝑊 . 𝑚𝑖𝑛)
=> Konsumsi energi laju aliran suplai panas rankine terhadap daya poros
𝑘𝐽
𝐻6 ( )
min
𝐸=𝑃 (𝑘𝑊)
𝑠ℎ𝑎𝑓𝑡
3.4.12. Specific Steam Consumption (kg/kWh)
=> Jumlah uap yang dikonsumsi oleh turbin uap untuk menghasilkan energi
sebesar 1 kWh
𝑘𝑔
ṁu ( )
SSC = 𝑃 hr
(𝑘𝑊)
𝑠ℎ𝑎𝑓𝑡

3.4.13. Isentropic Efficiency


𝑊𝑇
ηiso = 𝑊𝑇ˈ

3.4.14. Mechanical Conversion Efficiency


𝑘𝐽
𝑃𝑠ℎ𝑎𝑓𝑡 ( )
ηmc = min
𝑊𝑇

3.4.15. Thermal Efficiency


𝑘𝐽
𝑃𝑠ℎ𝑎𝑓𝑡 ( )
ηth = min
𝐻6

3.4.16. Rankine efficiency


𝑊𝑇
ηR = 𝐻6

3.4.17. Relative Efficiency


η𝑡ℎ
ηRel = η𝑅

3.4.18. Electric Power (kW)


=> Daya listrik yang dihasilkan

√3×𝑉×𝐼
P= 1000
IV. Peralatan dan Komponen Percobaan

1. Turbin Uap
2. Generator Sinkron
3. Indikator
4. Nosel
5. Sensor Pengukuran
6. Sistem Kontrol
7. Turbin Stop Valves
8. Turbin Control Valve
9. Turning Device

V. Prosedur Percobaan

5.1. Umum
Nomor katup dan item yang dirujuk dalam bagian – bagian berikut ini
dijelaskan secara rinci dalam Gambar 1, 2, dan 3, serta dalam buku panduan yang
tersedia di Lampiran 1 hingga 3. Kecuali dinyatakan sebaliknya, semua katup
harus dibuka sepenuhnya atau ditutup sepenuhnya.
Disarankan agar ketika katup uap dibuka atau ditutup hingga ke titik
terjauhnya, roda tangan diputar kembali ¼ putaran untuk mencegah poros dan
dudukan katup kunci pada posisi tersebut saat panas diterapkan. Selalu pastikan
bahwa air pendingin dihidupkan dan mengalir sebelum mengizinkan masuknya
uap ke unit.

5.2. Untuk Memulai Unit Turbin Uap


1. Mengisi Pipa Uap Utama
a) Mulailah pada boiler (lihat prosedur operasi boiler).
b) Tutup katup uap nomor 36 di saluran masuk turbin pada pipa penghubung.
c) Tutup katup masuk uap ke kalorimeter Nomor 23.
Tutup katup masuk uap ke Manometer Nomor 27 & 28.
Tutup katup uap utama ke meja uji uap nomor 48 (jika tidak digunakan).
d) Buka katup mahkota boiler nomor 17 dan biarkan uap mengalir melalui alat
penguras uap (di sisi kanan pemanas tambahan) pada ujung jalur uap utama
sampai semua kondensat telah dihapus dari jalur uap.
2. Pemasokan Listrik ke Turbin
a) Nyalakan sakelar pemisah di bagian belakang panel kontrol turbin uap.

3. Memulai Cooling Tower


a) Pastikan ada air di bak penampungan cooling tower dan bahwa katup menuju
cooling tower terbuka.
b) Buka katup nomor 30 & 31 pada sirkuit cooling tower.
Tutup katup bypass nomor 32.
Buka katup – katup pada kondensor nomor 33, 34, dan 35.
c) Nyalakan pasokan listrik, dan tekan tombol “START” untuk kipas cooling
tower dan tombol untuk pompa sirkulasi.
d) Pastikan aliran air pendingin melalui sistem adalah 23 m³/jam.
Penyesuaian dilakukan dengan katup nomor 33 di outlet Kondensor.
e) Tekan tombol “Reset” pada kontroler untuk light barrier pada flowmeter.

4. Suplai Udara Bertekanan


a) Nyalakan pasokan listrik ke kompresor udara.
b) Buka katup pasokan udara di dinding.
c) Buka katup pasokan No. 46 di atas turbin.

5. Pemeriksaan Awal Turbin


a) Pastikan sakelar pembebanan Dinamometer di depan panel kontrol turbin
berada dalam posisi “ABSORB”.
b) Atur potensiometer beban untuk kontrol torsi ke posisi minimum.
c) Periksa apakah semua instrumen membaca angka nol, kecuali indikator suhu
yang seharusnya menunjukkan suhu lingkungan.
d) Periksa level minyak dalam turbin (yaitu dua pengukur pada bantalan turbin
dan satu pengukur pada pengatur kecepatan). Isi hingga tanda pengukur jika
diperlukan.
e) Tutup semua katup nozel turbin No. 2 – 6 pada cincin rotor turbin, kecuali No.
1 yang harus tetap terbuka penuh.
f) Pastikan bahwa trip keselamatan mekanis turbin (tuas horizontal) terkunci.
g) Buka katup pembuangan turbin uap No. 38 dan 39, serta katup pembuangan
ekzos No. 40.
h) Periksa apakah katup perangkap uap No. 60 terbuka penuh.
i) Tutup katup perisai kelenjar turbin uap No. 37, 44, dan 45.
j) Buka katup pembuangan kondensor No. 41.
k) Tutup katup pasokan air pompa vakum No. 42.

6. Memulai Turbin Uap


a) Perlahan-lahan buka katup masuk uap turbin untuk memungkinkan sedikit
jumlah uap masuk ke dalam casing turbin. Ini bertujuan untuk memastikan turbin
ter panaskan.
b) Pastikan tidak ada beban pada Dinamometer.
c) Buka katup air No. 42 ke pompa vakum sedikit dan segera tekan tombol
“pompa vakum hidup” pada panel kontrol turbin uap.
Catatan: Perhatikan agar pompa tidak terkunci air, waktu antara membuka katup
air No. 42 dan menekan tombol penghidup harus minimal.
Jangan tekan tombol START sebelum air masuk karena dapat mengakibatkan
kerusakan serius, karena air berfungsi sebagai pelumas.
d) Tutup katup pembuangan uap masuk No. 38 & 39. Katup No. 60 tetap terbuka
sehingga kondensat dalam jalur uap dikeluarkan melalui perangkap uap.
e) Tutup katup pembuangan saluran knalpot No. 40.
f) Tutup katup pembuangan kondensor No. 41.
g) Secara perlahan-lahan buka katup masuk uap turbin No. 38. Turbin sekarang
harus mencapai kecepatan normal. Regulator harus mengendalikan kecepatan
turbin pada 4000 rpm.
Catatan: Jika regulator tidak mampu mengendalikan kecepatan hingga 4000 rpm,
matikan segera dan lihat bagian penemuan kesalahan pada turbin.
h) Tekan tombol pengontrol torsi berwarna biru dan biarkan turbin beroperasi
dengan beban minimum hingga suhu operasi stabil tercapai, untuk memungkinkan
seluruh sistem memanaskan diri.
I) Periksa bahwa vakum di kondensor (P3), sekitar – 0.7 bar. Jika terlalu banyak,
buka sedikit katup pelepasan vakum di atas pompa.
k) Untuk menambah beban pada turbin, sesuaikan kontrol beban dinamometer
elektrik. Ini dilakukan dengan memutar potensiometer beban.
Jika tekanan masuk nozzle P1 mendekati tekanan jalur uap P2, buka Nozzle No. 2
secara penuh dan tambahkan lebih banyak beban.
m) Beban penuh tercapai ketika force meter menunjukkan sekitar 100 newton
(potensiometer diputar ke posisi maksimal 100 %).

7. Operasi katup pengepakan kelenjar Turbin


a) Buka katup pengepakan kelenjar Turbin No. 44 & 45.
b) Perlahan buka “katup pengepakan kelenjar Turbin” No. 37 dan kendalikan
aliran uap sehingga tekanan sekitar 0,8 bar terlihat pada manometer tekanan
pengepakan kelenjar P4.
Catatan: Jika uap bocor, udara tidak dapat masuk melalui pengepak untuk
mengurangi vakum.

5.3. Mematikan Turbin Uap


1) Putar potensiometer pengatur torsi ke bawah untuk mengurangi beban menjadi
minimum (yaitu arus beban dinamometer membaca nol). (Tekan tombol stop
darurat (untuk memeriksa fungsinya)).
2) Tutup katup masukan uap nomor 36.
3) Buka katup pengatur jalur uap & katup pembuangan nomor 38, 39 & 40.
4) Buka katup pembuangan kondensor nomor 41.
5) Biarkan berjalan selama 5 menit untuk mendinginkan kondensor & sistem.
6) Buka semua katup semprotan tangan (yaitu 1 – 6 pada Lampiran 1, gambar 9).
7) Tutup pasokan air pompa vakum nomor 42 dan matikan pompa vakum.
8) Ketika semua panas sisa telah diserap oleh air pendingin kondensor, yaitu (suhu
T3 dan T5 sama), tekan tombol STOP di pompa sirkulasi untuk air pendingin dan
kipas menara pendingin.
9) Matikan pasokan listrik utama pada pemutus aliran residual dan MSB.
10) Tutup katup pasokan udara.
VI. Data Pengujian Unit Turbin no. 31

Pembacaan
Data Satuan
Data
Kondensat Deg. C 39,00
Gas Buang Turbin Deg. C 104,00
Saluran Masuk Uap Deg. C 28,00
Kondensor Saluran Air Pendingin Deg. C 99,00
Saluran Masuk Air Pendingin Deg. C 22,00
Saluran Masuk Nosel Deg. C 191,00
Jalur Uap Deg. C 218,00
Saluran Masuk Nosel Bar 6,25
Jalur Uap Bar 9,75
Gas Buang Kondensor Bar -0,91
Gas Buang Turbin Bar -0,91
Aliran Air Pendingin x 1000 L/Hr 21,70
Kecepatan Rps 50,00
Keluaran Generator V 240,00
Keluaran Generator I 7,90
Torsi Nm 19,70
Kondensat kg 15,00
Waktu yang dibutuhkan Kondensat sec 224,00
Entalpi pada Nosel kJ/kg 2825,00
Entalpi pada Gas Buang kJ/kg 2690,00
Entalpi Gas Buang Isentropik kJ/kg 2155,00
VII. Analisis Data

Perhitungan Data

1. Konsumsi Uap
𝐾𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡
Konsumsi Uap = 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛𝑠𝑎𝑡
60
Konsumsi Uap = 15 𝑘𝑔 𝑥 224 𝑚𝑖𝑛= 4, 018 kg/min

2. Panas yang disuplai


Panas yang disuplai = Entalpi pada nosel x Konsumsi Uap
Panas yang disuplai = 2825 kJ/kg x 4,018 kg/min
Panas yang disuplai = 11.350 Kj/min

3. Panas Gas Buang


Panas Gas Buang = Entalpi pada Gas Buang x Konsumsi Uap
Panas Gas Buang = 2690 Kj/kg x 4,018 kg/min
Panas Gas Buang = 10.890 kJ/min

4. Penurunan Entalpi Aktual


Penurunan Entalpi Aktual = Panas yang disuplai – Panas Gas Buang
Penurunan Entalpi Aktual = 11.350 kJ/min – 10.890 kJ/min
Penurunan Entalpi Aktual = 540 kJ/min

5. Penurunan Entalpi Isentropik


Penurunan Entalpi Isentropik = [Panas yang disuplai - ( Entalpi Gas
Buang Isentropik x Konsumsi Uap)]
Penurunan Entalpi Isentropik = 11.350 kJ/min – (2155 kJ/kg x 4.018
kg/min)
Penurunan Entalpi Isentropik = 2691 kJ/min

6. Panas di Kondensat
Panas di Kondensat = Aliran Massa Uap x 4,18 kJ/kcal x Temperatur
Kondensat)
Panas di Kondensat = 4.018 kg/m x 4,18 kJ/kcal x 39 Deg. C
Panas di Kondensat = 655 kJ/min

7. Panas ke Air Pendingin


Panas ke Air Pendingin = Aliran massa Air Pendingin x 4,18 kJ/kcal x
Kenaikan Suhu Air Pendingin
21,7 𝑥 103
Panas ke Air Pendingin = 𝑘𝑔/𝑚 x 4,18 kJ/kcal x 6 Deg. C
60

Panas ke Air Pendingin = 9.070 kJ/min

8. Panas di Pendinginan Bawah


Panas di Pendinginan Bawah = Panas Gas Buang – Panas dalam
Kondensat
Panas di Pendinginan Bawah = 10.810 kJ/min – 655 kJ/min
Panas di Pendinginan Bawah = 10.155 kJ/min

9. Suplai Panas Rankine


Suplai Panas Rankine = Panas yang disuplai – Panas dalam Kondensat
Suplai Panas Rankine = 11.350 kJ/min – 655 kJ/min
Suplai Panas Rankine = 10.695 kJ/min

10. Daya Poros


60
Daya Poros = 2πNT x 103
60
Daya Poros = 2π x 50 rps x 19,7 Nm x 103

Daya Poros = 6,19 kW

11. Konsumsi Energi


Suplai Energi Rankine
Konsumsi Energi = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑜𝑟𝑜𝑠
10.695 kJ/min
Konsumsi Energi = 6,19 𝑘𝑊

Konsumsi Energi = 1728 kJ/kW-min


12. Konsumsi Uap Spesifik
Konsumsi Uap per jam
Konsumsi Uap Spesifik = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑜𝑟𝑜𝑠
4,018 kg/ min 𝑥 60 𝑥 60
Konsumsi Uap Spesifik = = 371,3 𝑘𝑊

Konsumsi Uap Spesifik = 38,96 kg/kW

13. Efisiensi Isentropik


Penurunan Entalpi Aktual
Efisiensi Isentropik = 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 𝐸𝑛𝑡𝑎𝑙𝑝𝑖 𝐼𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖𝑘
540
Efisiensi Isentropik = 𝑥 100 = 20,06 %
2692

14. Efisiensi Konversi secara Mekanis


Daya Poros
Efisiensi Konversi secara Mekanis = 𝑃𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 𝐸𝑛𝑡𝑎𝑙𝑝𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
371,3
Efisiensi Konversi secara Mekanis = = 68,8%
540

15. Efisiensi Thermal


Daya Poros
Efisiensi Thermal = 𝑆𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑅𝑎𝑛𝑘𝑖𝑛𝑒
371,3
Efisiensi Thermal = 10.695= 3,5 %

16. Efisiensi Rankine


Penurunan Entalpi Aktual
Efisiensi Rankine = 𝑆𝑢𝑝𝑙𝑎𝑖 𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑅𝑎𝑛𝑘𝑖𝑛𝑒
540
Efisiensi Rankine = 10.695 = 5,05 %

17. Efisiensi Relatif


Efisiensi Thermal
Efisiensi Relatif = Efisiensi Rankine
3,5
Efisiensi Relatif = 5,05 = 69 %

18. Daya Keluaran


3 x 240 V x 7,9 A
Daya Keluaran = 1000

Daya Keluaran = 3,28 kW


Terdapat hubungan linier antara output daya rem (atau output daya listrik)
dan tekanan masuk. Hal ini dapat dijelaskan oleh hubungan linier antara
penurunan entalpi dan tekanan dalam rentang yang dipertimbangkan. Dapat
disimpulkan bahwa untuk peningkatan tertentu pada tekanan masuk, akan ada
peningkatan proporsional pada output daya.

Selain itu, akan diperhatikan bahwa ketika garis output daya diperpanjang
kembali ke nol output daya, terdapat nilai positif dari tekanan masuk. Nilai
tekanan ini mewakili tekanan yang diperlukan untuk mengatasi gaya gesek dalam
unit turbin.

Terdapat perbedaan antara daya rem dan output daya listrik. Hal ini dapat
distribusikan terutama pada efisiensi dinamometer. Efisiensi termal dari unit ini
jelas rendah. Namun, hal ini sesuai dengan apa yang diharapkan dari unit yang
sangat kecil. Hasil tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa gaya gesek besar
dibandingkan dengan total output daya. Gaya gesek ini tidak akan signifikan
dengan mesin yang jauh lebih besar, sehingga akan memiliki efisiensi termal yang
jauh lebih besar. Meskipun demikian, kecenderungan umumnya mirip dengan apa
yang diharapkan dari pembangkit turbin konvensional, dan prosedur
perhitungannya sama.

Variasi laju aliran massa uap dengan tekanan masuk, disini juga terdapat
hubungan linier, kecuali pada tekanan yang lebih tinggi di mana nozel menutup.
Pemantulan menunjukkan bahwa grafik melalui titik asal seperti yang diharapkan
karena laju aliran massa secara langsung berbanding lurus dengan penurunan
tekanan.

Grafik konsumsi uap spesifik dan tekanan masuk/daya rem sesuai dengan
yang diharapkan, yaitu laju aliran massa uap yang diperlukan untuk menghasilkan
output daya unit berkurang menjadi minimum pada kondisi desain optimal.
Bentuk kurva tersebut menunjukkan bahwa konsumsi uap spesifik minimum
sesuai dengan efisiensi maksimum.
VIII. Kesimpulan/Saran

9.1. Kesimpulan

Hasil Analisis
Data Satuan
Perhitungan
Konsumsi Uap kg/min 4,018
Suplai panas Nosel kJ/min 11.350
Panas di Gas Buang kJ/min 10.810
Penurunan Entalpi Aktual kJ/min 540
Penurunan Entalpi Isentropik kJ/min 2.692
Panas di Kondensat kJ/min 655
Panas ke Air Pendingin kJ/min 9070
Panas ke Pendinginan Bawah kJ/min 10.155
Suplai Panas Rankine kJ/min 10.695
Daya Poros kJ/min 371,3
Konsumsi Energi kJ/kW 1.728
Konsumsi Uap Spesifik kg/kW 38,96
Efisiensi Isentropik % 20,06
Efisiensi Konversi dalam Mekanis % 68,8
Efisiensi Thermal % 3,5
Efisiensi Rankine % 5,05
Efisiensi Relatif % 69
Daya Poros kW 6,19
Daya Keluaran kW 3,28

Kriteria kinerja untuk tes kecepatan konstan (3000 rpm) pada turbin
instruksional telah ditetapkan. Hasilnya menunjukkan kecenderungan yang serupa
dengan unit yang jauh lebih besar. Hasilnya dapat dihasilkan dan dengan mudah
diperoleh dari perangkat eksperimen yang dirancang dengan tujuan ini.

9.2. Saran
Sebaiknya dalam praktikum mahasiswa/i dibekali peralatan safety/K3 dan
perawatan terhadap alat uji praktikum mahasiswa/i terutama pada pengujian kali
ini mengenai Turbin Uap sangat diperlukan.
IX. Lampiran

Turbin Uap

Generator Sinkron
Indikator Sensor

Nosel

Turbin Stop Valves


Turbin Control Valves

Turning Device

Anda mungkin juga menyukai