Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Steam turbin adalah mesin mekanik yang menjalankan atau
mengoperasikan turbin dengan menggunakan uap, selain itu uap yang digunakan
harus berupa superheated steam. Karena uap yang dihasilkan dari boiler hanya
berupa saturated steam maka sebelum uap tersebut digunakan untuk
mengoperasikan turbin uap, uap tersebut harus dipanaskan kembali dengan
menggunakan superheater (pemanas lanjut) hingga mencapai superheated stem.
Pengoperasian turbin uap secara manual harus dilakukan dengan baik dan
tepat agar turbin dapat dioperasikan atau dapat digunakan dengan baik dan
menghasilkan suatu tenaga listrik. Untuk itu tahapan-tahapan yang ada pada
pengoperasian mesin secara manual harus dilakukan dengan baik dan tepat
termasuk pencatatan berkala terhadap kondisi tekanan dan temperature dalam
sistem. Pada praktikum pengoperasian turbin uap secara manual dilakukan
pencatatan terhadap variabel-variabel proses seperti tekanan, temperatur uap,
jumlah air kondensat, dsb..
Laporan tentang steam turbine ini kiranya dapat digunakan sebagai
pengantar belajar tentang permasalahan yang menyangkut steam turbine. Bahan
lain yang berhubungan dengan steam turbine yang dikeluarkan oleh lembaga
lainnya patut menjadi bahan acuan untuk melengkapi isi dari laporan ini.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam praktikum steam turbin ini,
diantaranya:
1.3.1 Tujuan Instruksional Umum :
1. Dapat mengoperasikan dengan benar pengoperasian boiler, kalorimeter,
steam engine, super heater, dan steam turbine.
2. Dapat mengukur, menghitung dan menganalisa performance /
karakteristik dari boiler, kalorimeter, steam engine dan super heater.
1.3.2 Tujuan Instruksional Khusus :
1. Dapat melakukan pengukuran terhadap beberapa parameter antara lain
putaran turbine, tekanan, temperature uap, laju aliran embunan, laju
aliran pendinginan, dan parameter lain yang diperlukan untuk
menentukan performance steam turbine.
2. Dapat menghitung laju aliran embunan, laju aliran pendinginan,
konsumsi uap, penurunan entalphi actual, penurunan isentropis,
perpindahan panas pada air pendingin dan embunan, daya poros, daya
listrik dan efisiensi.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat dipetik dari penulisan laporan praktikum steam
turbin diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai salah satu syarat kelulusan dari mata kuliah Praktikum Pesawat Uap
dan Bejana Tekan
2. Dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang turbin uap
3. Dapat mengetahui bagaimana kondisi peralatan terkait power plant di
Bengkel Pesawat Uap Bejana Tekan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Steam Turbine


Turbin uap adalah salah satu komponen dasar dalam pembangkit listrik
tenaga uap, dimana komponen utama dari sistem tersebut yaitu : ketel,
kondensor, pompa air ketel, dan turbin itu sendiri. Uap yang berfungsi sebagai
fluida kerja dihasilkan oleh ketel uap, yaitu suatu alat yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap.
2.2 Pengoperasian Steam Turbine
Untuk menjalankan atau mengoperasikan turbin uap (steam turbine)
harus digunakan uap, selain itu uap yang digunakan harus berupa superheated
steam. Karena uap yang dihasilkan dari Boiler hanya berupa saturated steam
maka sebelum uap tersebut digunakan untuk mengoperasikan turbin uap, uap
tersebut harus dipanaskan kembali dengan menggunakan Superheater (pemanas
lanjut) hingga mencapai superheated stem. Uap yang akan digunakan untuk
mengoperasikan Boiler harus berupa uap kering (superheated steam) karena
apabila uap tersebut masih dalam kondisi uap jenuh (saturated steam) dapat
menyebabkan kavitasi dan korosi pada turbin. Proses pembentukan uap kering
ditampilkan pada Gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1. Proses perubahan uap dengan menggunakan Superheater


(Sumber: M.J. Djokosetyadjo, 1999)
2.3 Prinsip Kerja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut : (1) Uap
masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap
dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan. Tekanan uap
pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan
tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke
dalam nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu
turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap
yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah
mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini
menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros
turbin. (2) Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkan sudu turbin
berarti hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu
turbin yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu
turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak.
Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris
kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna
untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua
sudu gerak dengan arah yang tepat. (3) Kecepatan uap saat meninggalkan sudu
gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang
tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi
turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.
2.4 Proses Pemanasan Air pada Steam turbine
Dalam dunia industri yang menggunakan turbin uap, digunakan beberapa
proses pemanasan air hingga siap digunakan untuk mengoperasikan turbin uap
(hingga menjadi superheated steam). Proses tersebut dilakukan dengan
menambahkan economizer, evaporator dan superheater. Tidak hanya itu, ada
juga yang memanfaatkan exhaust gas untuk memanskan Boiler. Boiler type ini
disebut dengan HRSG (Heat Recovery Steam Generator), sistem yang terjadi
pada Boiler tipe ini akan ditampilkan pada Gambar 2.2. Dan juga ada yang
menggunakan Cogeration atau Regenerator. Fungsi dari alat – alat tersebut
adalah sebagai berikut :

 Economizer : digunakan untuk memanasi air dingin dari Feed Water Tank
menjadi air panas.
 Evaporator : digunakan untuk memanasi air panas menjadi uap basah.
 Superheater : digunakan untuk memanasi uap basah menjadi uap kering
(Superheater Steam)
 Cogeration / Regenerator: digunakan untuk memanasi uap yang telah keluar
dari turbin pertama (High Pressure Turbine) ke turbin kedua atau (Low
Pressure Turbine)

Steam turbine

EXHAUST

SH2 SH1 EVA ECO STACK

( ± 110 oC)

Gambar 2.2 HRSG Boiler dengan menggunakan ECO, EVA dan SH


(Sumber: M.J. Djokosetyadjo, 1999)
2.5 Proses Cooling Water
Exhaust steam yang keluar dari steam turbine akan mengalami drop
tekanan sehingga tekanan uap yang akan masuk kedalam condensate lebih kecil (
P = 0 Bar ) daripada tekanan cooling water dalam condensate (P = 1 atm atau 1
Bar). Untuk dapat dikondensasi maka harus digunakan vacuum pump untuk
mengalirkan uap kedalam condensate. Karena cooling water in digunakan untuk
mendinginkan uap panas maka cooling water out yang dikeluarkan akan bersifat
panas. Oleh karena itu cooling water out dispray agar dapat didinginkan olah
cooling van.
Condensate harus selalu dalam keadaan baik (tidak kotor) karena apabila
condensate terganggu karena adanya kotoran dari cooling water, uap yang
seharusnya didinginkan menjadi terganggu proses pendinginannya sehingga uap
tetap bersifat panas. Hal ini menyebabkan tekanan dalam condensate naik yang
menyebabkan naiknya tekanan vacum pump yang pada akhirnya menyebabkan
turunnya performance dari Boiler. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan
dengan mem-blow down sedikit cooling water in.
2.6 Perhitungan Steam Turbine
Dengan mengabaikan perubahan energi kinetis dan potensial yang dapat
terjadi maka keluaran kerja persatuan masa yang dihasilkan turbin dapat dicari
persamaan sebagai berikut :

1. Kerja Turbin

Ws = h1 – h2s

Ws = Keluaran kerja tuebin pada proses isentropis (Kw/Kg)

h1 = Entalpi uap masuk turbin (KJ/Kg)

h2s = Entalpi uap keluar turbin (KJ/Kg)


Namun dalam praktek, proses yang terjadi pada turbin juga dipengaruhi
adanya gesekan yang terjadi yaitu ekspansi adiabatic tak dapat balik
(irrevisible).

Keluaran kerja turbin dapat dicari dengan persamaan berikut ini :

W = h1 – h2

W = Keluaran kerja turbin sebenarnya (Kw/Kg)

h1 = Entalpi uap masuk turbin (KJ/Kg)

h2 = Entalpi uap keluar turbin (KJ/Kg)

Perbandingan antara keluaran kerja turbin sebenarnya dengan keluaran kerja


turbin pada proses isentropis.

Et Isentropis = W / Ws

2. Konsumsi uap (KJ/Kg)

SC = massa embun yang terkumpul (Kg) / waktu yang diperlukan (s)

3. Pemasok nuap energi uap (KJ/Kg)

HS = Entalpi pada nozel x konsumsi uap

4. Energi panas yang keluar dari turbin (KJ/s)

HE = Entalpi uap pada proses isentropis (KJ/s)

5. Penurunan entalpi isentermis (KJ/s)

= pemasok energi panas – energi panas keluaran

= (HS – HE)

6. Penurunan entalpi pada proses isentropis


= Pemasok energi panas – entalpi isentropic keluaran X konsumsi uap

= (HS – (entalpi isentropic keluaran X Sc)

7. Kandungan embun (KJ/s)

HK = (laju aliran massa uap = 4,18 temperatur embun)

8. Kandungan panas pada air pendingin (KJ/s)

HCW = (laju aliran masa air pendingin = 4,18 beda temperature air
pendingin).

9. Panas yang diserap pada pendingin lanjut (KJ/s)

= Panas keluaran turbine – panas didalam embunnan.

HU = HE – HK

10. Panas yang duberikan pada siklus rankine (KJ/s)

HR = Pemasok energi panas – panas didalam embunan

HR = HS – HK

11. Daya rem/break power (Kw)

HP = 2π x N x T

N = Putaran Poros Turbin

T = Torsi (nm)

12. Konsumsi Energi Uap (KJ/Kw.s)

EC = Panas yang diberikan pada siklus rankin / break power

13. Konsumsi uap spesifik/SSC (Kg/Kw)

SSC = Konsumsi Uap / Break power


14. Effisiensi isentropic (%)

Ef.Ist = (penurunan entalpi sesungguhnya / penurunan entalpi isentropis) x


100%

15. Effisiensi mekanis (%)

Ef.Mek = (break power / panas yang diberikan pada siklus rankin) x 100%

16. Effisiensi termal (%)

Ef.Ter = (break power / panas yang diberikan pada siklus rankin) x 100%

17. Effisiensi Renkin (%)

Ef.Rkn = (penurunan entalpi sesungguhnya / panas yang diberikan pada siklus


rankin) x 100%

18. Efisiensi relative (%)

Ef. Rel = (Effisiensi termal / Effisiensi Rankin) x 100%

19. Daya listrik yang dibangkitkan (Kw)

EL =VxI

V = Beda potensial generator (Volt)

I = Arus Generator (ampere)


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Berikut merupakan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum turbin
uap diantaranya:
3.1.1 Alat
Adapun alat – alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Paket Boiler
2. Super Heater
3. Steam turbine
4. Power Supply
5. Compressor
6. Pompa
7. Condensator
8. Steam Turbin
9. Boiler
10. Super heater
11. Bahan bakar / solar
12. Water treatment
13. Air
14. Electric supply
15. Pompa
16. Compressor
17. Stop watch
18. Gelas ukur
19. Timba
3.1.2 Bahan
Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1. Air
2. uap
3. oli
4. udara
3.2 Rangkaian Percobaan
Adapun gambar aliran uap dan rangkaian percobaan dalam praktikum turbin
uap ditampilkan pada Gambar 2.3 sebagai berikut:

Gambar 3.1 Diagram aliran uap dan rangkaian percobaan turbin uap
(Sumber: Subekti, 2007)
3.3 Prosedur Kerja Steam Turbine
1. Menyalakan pompa cooling water, memeriksa air pendingin (air pendingin
harus sudah bersirkulasi sebelum uap masuk pada instalasi / unit Steam
Turbin).
2. Memutar pada posisi ON eksternal electrical supply pada RCB (residual
current breaker) pada box isolator switch pada panel disamping steam
turbin.
3. Start Boiler
4. Tutup katub IV ( steam inlet ) ke turbin dengan catatan bila katub terbuka
maka uap akan masuk ke instalasi pipa.
5. Mengalirkan alirkan uap bertekanan 10 bar ke Superheater
6. Membuka katup bahan baker untuk Superheater kemudian menekan tombol
ON untuk Superheater
7. Burner akan menyala, tunggu beberapa saat, lihatlah pada alat control,
apabila steam outlet menunjukan angka 240 0C maka pemanasan uap pada
Superheater telah cukup dan burner akan mati secara otomatis
8. Putar panel switch pada posisi ON dan tekan tombol start ON untuk cooling
tower dan fan
9. Bukalah katub pada system pendingin. Hubungkan compressor dengan
membuka valve yang ada pada ruangan Automatic Marine Diesel dan
aturlah valve ( boldvalve) pada tekanan kira – kira 6,5 bar sehingga solenoid
di steam turbin akan menyala.
10. Swich ON untuk steam turbin
11. Putarlah kunci kontak pada posisi absorber, putar knob merah stop steam
turbin maka kecil hijau akan menyala
12. Bulkalah katub steam turbin inlet perlahan - lahan
13. Bukalah katub gland sealing V 13 dan V14
14. Bila turbin telah hangat bukalah steam turbin
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan ang didapat dari praktikum ini, yaitu:
1. Dalam mengoperasikan turbin uap, maka harus beberapa komponen harus
dioperasikan dengan benar, seperti pengoperasian boiler, kalorimeter, steam
engine, super heater, dan steam turbine.
2. Exhaust steam mengalami temperature drop pada taham menuju condenser
dengan entropi tetap.
DAFTAR PUSTAKA

G.Cusson Ltd. 1987. “Kalorimeter Instructioanal Manual Hand Book” England 1


December 1986
M.J. Djokosetyadjo. 1999. “Ketel Uap”. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Maridjo.1995. “Petunjuk Praktikum Mesin Konversi”. Bandung: Penerbit Pusat
Pengembangan Pendidikan Politeknik
Subekti, Arief. 2007. Modul Praktikum: Steam Power Plant. Surabaya: Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya

Anda mungkin juga menyukai