Anda di halaman 1dari 10

BAB II

Internalisasi Nilai Juang Menghadapi Era Globalisasi

A. Pengertian Internalisasi Nilai Juang Dalam Menghadapi Era Globalisasi


Pengertian internalisasi
KBBI : Penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga
merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang
diwujudkan dalam sikap dan perilaku.
Pengertian Nilai
KBBI : harga, sifat-sifat penting dan berguna bagi manusia
Pengertian Juang
KBBI : berusaha sekuat tenaga tentang sesuatu
Kesimpulan : Internalisasi Nilai Juang
adalah penanaman tentang
karakteristik dan jati diri bangsa Indonesia kepada setiap warga negara.
Pengertian Globalisasi
KBBI : proses masuknya keruang lingkup dunia, tatanan yang mendunia
Kesimpulan : Internalisasi nilai juang dalam menghadapi era globalisasi
adalah penanaman pemahaman kepada setiap warga negara untuk
mengetahui, menjaga, dan memegang teguh jati diri bangsa terhadap
pengaruh dari luar yang masuk ke Indonesia.

B. Hal-hal yang mempengaruhi proses Internalisasi nilai


1. Agen-agen sosial dan
2. Penguasa
Agen-agen sosial :

Keluarga (kinship)

Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu,
saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara
bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut
sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi
lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga
yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti.
Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi
dilakukan oleh orang-orabng yang berada di luar anggota kerabat biologis
seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota
kerabat sosiologisnya, misalnya pramusiwi, menurut Gertrudge Jaeger peranan

para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar
karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang
tuanya sendiri.

Teman pergaulan
Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali
didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya,
teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun
dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga.
Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain
lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan
hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi
dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi
dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam
kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan
orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai
keadilan.

Lembaga pendidikan formal (sekolah)


Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar
membaca, menulis, dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah
aturan-aturan mengenai kemandirian (independence), prestasi (achievement),
universalisme, dan kekhasan (specificity). Di lingkungan rumah seorang anak
mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan berbagai
pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan
sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.

Media massa
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat
kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film).
Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan
yang disampaikan.
Contoh:

Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah menyebabkan


penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.

Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau


bahkan gaya hidup masyarakat pada umumnya.

Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau
tv, didahului dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen
tertentu dari media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya)
diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan,
menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.

Penguasa
Dalam hal internalisasi nilai juang tidak lepas dari penguasa. Penguasa
dalam arti pemimpin suatu pemerintahan di suatu negara. Pemerintah memiliki
peranan penting dalam menjaga nilai juang suatu bangsa, hal ini dikarenakan
pemerintah memiliki wewenang penuh untuk mengatur jalannya proses
kehidupan di suatu negara. Tidak ada sebuah negara yang tidak memiliki
pemerintahan, oleh sebab itu syarat berdirinya suatu negara harus memiliki
suatu pemerintahan. Dalam peranannya menjaga jati diri bangsa pemerintah
harus berpegang teguh kepada dasar ideologi negara tersebut. Ideologi suatu
bangsa didapat dari keinginan warga negaranya yang berasal dari budaya dan
kebiasaan yang terbentuk dari asal mula berdirinya negara tersebut. Dengan
berpegang teguh kepada ideologi bangsa maka akan tercipta masyarakat yang
berkarakter kuat dalam kehidupan bernegara.

C. Karakter bangsa Indonesia


1.
2.
3.
4.

Religius
Toleransi
Berani
Jujur

Religius
Religius adalah Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan
selalu hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Di Indonesia sangat
berpegang teguh kepada keagamaan, hal ini terbukti dalam dasar negara
indonesia yaitu panca sila ayat pertama yang bunyinya ketuhanan yang maha
esa.
Toleransi
Toleransi adalah Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Indonesia memiliki etnis, suku, bahasa, dan kebudayaan terbesar didunia.
Namun sangat jarang ada konflik antar suku yang mengakibatkan pecahnya
Negara Kesatuan Replubik Indonesia. Dalam karakter ini hanya ada di
Indonesia dan tidak di negara lain yang bilamana negara lain sering adanya
konflik yang membuat perang sodara di ddlam negara itu.

Berani
Berani adalah rasa tidak takut dalam keadaan apapun kepada siapaun diwaktu
kapan selama dalam garis kebenaran. Hal ini terbukti didalam peperangan
yang terjadi di Indonesia melawan penjajah yang datang, hanya dengan
persenjataan bambu runcing untuk melawan belanda yang sudah persenjataan
api. Tetapi Indonesia tetap berani melawannya.

Jujur
Jujur adalah Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan perbuatan. Seiring
berkembangnya waktu banyak negara lain yang ingin bekerjasama dengan
Indonesia, hal ini mengisyaratkan bahwa Indonesia dalam berhubungan
dengan negara lain tidak pernah menipu atau membohongi mitra kerjanya
sehingga membuat bangsa Indonesia di segani karena kejujurannya.

D. Kebiasaan khas rakyat Indonesia


1. Gotong-royong
Ciri khas bangsa Indonesia salah staunya adalah gotong royong,
kita mengetahui bahwa modernisasi dan globalisasi melahirkan corak
kehidupan yang sangat kompleks, hal ini seharusnya jangan sampai
membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa
yang kaya akan unsur budaya. Akan tetapi dengan semakin derasnya arus
globalisasi mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh oleh
kebudayaan asaing yang lebih mementingkan individualisme.
Sesungguhnya budaya gotong-royong merupakan kekuatan besar budaya
masyarakat yang perlu dikembangkan terus di negeri ini.
2. Ramah dan Murah Senyum
Berdasarkan hasil survey The Smiling Report 2009, Indonesia
adalah negara paling murah senyum di dunia. Tidak tanggung-tanggung,
skornya adalah 98%. Selain itu, untuk kategori salam Indonesia
dinyatakan berada di posisi puncak sejajar dengan Hongkong dengan skor
98%. Sifat orang Indonesia yang terkenal ramah memang benar adanya.
Orang Indonesia memang selalu tersenyum bila bertemu dengan orang
lain terutama orang yang baru dikenalnya. Jabat tangan yang hangat
ketika bertemu memang menjadi salah satu sopan santun yang sudah
mengakar dalam setiap warga Indonesia.

E. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila

a.
Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta.
Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius
bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya
pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan
beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat
beragama.
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai Pancasila sila Ke-1, antara lain :
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan pemeluk agama lain.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaann masing-masing.
4. Tidak memaksakan salah satu agama kepada orang lain.
b.
Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-2. Antara lain :
1. Mengakui persamaan derajat, harkat, dan martabat manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena kepada orang lain.
5. Suka memberi bantuan kepada korban bencana alam.
c.
Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-3, antara lain :
1. Mengembangkan sikap saling menghargai antarsuku, agama, ras, dan
antargolongan.

2. Mengembangkan sikap saling asah, saling asih, dan saling asuh


3. Tidak membeda-bedakan warna kulit, suku dan etnik.
4. Membina persatuan dan kesatuan demi terwujudnya kemajuan bangsa dan
Negara.
d.
Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui
lembaga-lembaga perwakilan.
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-4, antara lain :
1. Menghargai perbedaan pendapat
2. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
3. Mengembangkan sikap demokratis
4. Mau menerima hasil keputusan demi kepentingan bersama
e.
Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna
sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang
Adil dan Makmur secara lahiriah dan batiniah.
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-5, antara lain :
1. Memajukan perbutan yang luhur
2. Bersikap adil terhadap sesama manusia
3. Menjujung tinggi nilai kebenaran dan keadilan
4. Berani bertanggung jawab atas semua perbuatan yang telah dilakukan
5. Membiasakan hidup sederhana, hemat, guna menciptakan keseimbangan
kehidupan

F. Pengaruh Globalisasi Terhadap Masyarakat Indonesia


Pengaruh positif :
1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika

pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan


mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.
2. Globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan
kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut
akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan
nasional bangsa.
3. Globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti
etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju
untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa
dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
Pengaruh negatif:
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme
dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika
hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.
2. Globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam
negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola,
Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap
produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme
masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak
akan peduli dengan kehidupan bangsa.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya
dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal
tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang
dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

G. Penanaman Nilai Juang Kepada Warga Negara


Penanaman nilai juang kepada warga negara perlu dan wajib dilakukan
bagi setiap negara. Hal ini dikarenakan, tantangan globalissasi yang terus
melaju pesat sehingga tiap-tiap individu masyarakat tidak bisa
membendungnya. Indonesia mempunnyai karakter tersendiri dan ciri khas yang
jarang dimiliki oleh bangsa lain. Untuk menjaga hal tersebut supaya tidak
hilang diperlukan adanya penjagaan dan perawatan dengan cara menghidupkan
kembali kebiasaan masyarakat Indonesia melalui progam-progam yang dibuat
oleh pemerintah Indonesia.
Berikut adalah progam yang dapat dilakukan pemerintah guna menjaga nilai
juang bangsa :

a. Mengubah Paradigma Berpikir Masyarakat (Revolusi Mental)


Revolusi mental adalah hal dasar yang harus dilakukan karena
bersifat menyeluruh pada setiap warga negara. Tahap pertama
dalam revolusi menta adalah reformasi birokrasi. Hal ini dilakukan
supaya dalam masyarakat mendapat contoh langsung dari setiap
pegawai pemerintahan.
b. Mengubah Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan yang dilakukan di Indonesia sangatlah buruk.
Anak usia dini sudah dibekali dengan ilmu pengetahuan yang
belum berguna bagi kehidupannya. Seharusnya yang dilkakukan
adalah mengutamakan penanaman karakter terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan karena penting bagi kehidupan sosial mereka, cara
bersikap kepada orang tua, cara bersikap kepada guru, cara
bersosialisasi yang benar kepada lingkungannya.
c. Meningkatkan Kemandirian Bangsa
Bangsa yang mandiri tentunya harapan setiap masyarakatnya.
Sebagai penduduk negara kita harus terus meningkatkan
kemandirian dalam negri supaya selain mengurangi ketergantungan
Indonesia terhadap negara lain akan menimbulkan rasa bangga
sebagai warganegara Indonesia. Rasa bangga yang dimiliki oleh
setiap warganegara berpengaruh besar besar terhadap kemajuan
bangsa dalam hal apapun.

BAB III
Kesimpulan

1. Pengertian Internaliasi Nilai Juag Mnghadapi Era Globalisasi adalah


penanaman pemahaman kepada setiap warganegara untuk mengetahui,
menjaga, dan memegang teguh jati diri bangsa terhadap pengaruh dari luar
yang masuk ke Indonesia
2. Yang mempengaruhi proses Internalisasi Nilai Juang adalah agen-agen
sosial dan penguasa
3. Karakter dan ciri khas bangsa Indonesia adalah religius, toleransi,
keberanian, dan kejujuran, serta gotong-royong dan ramah tamah
4. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila diantaranya ; nilai ketuhanan,
nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan
5. Pengaruh globalisasi ialah terbukanya sistem pemerintahan demokrasi,
terbukanya pasar global, dan hilangnya raasa cinta kepada produk-produk
dalam negri.

6. Cara penanaman nilai juang kepada masyarakat diantaranya ; menerapkan


revolusi mental, perubahan sistem pendidikan, dan meningkatkan
kemandirian dalam negri

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan memiliki sumber daya alam yang
sangat melimpah, hal ini kerap kali Indonesia menjadi sasaran dunia untuk
dilakukannya hubungan bilateral yang merugikan negara untuk mengambil
sumber daya alam yang dimilikinya. Tidak hanya sumberdaya alam
Indonesia juga memiliki jumlah penduduk terbesar ke empat didunia dengan
jumlah saat ini sekitar dua ratus enam puluh juta penduduk indonesia.
Kekayaan jumlah penduduk ini tentunya menarik minat negara lain yaitu
negara produktif yang menjual produknya ke Indonesia.
Globalisasi adalah suatu proses yang mendunia. Negara produksi
gadget menjual produknya ke Indonesia, tentunya hal ini merupakan proses
globalisasi yang telah terjadi. Sehingga masyarakat Indonesia mendapat

pengaruh dari luar melalui gadget tersebut dan merubah tatanan yang ada di
Indonesia. Sebelum adanya gadget dan jaringan internet yang masuk ke
indonesia, indonesia juga memiliki karakteristik yang baik unntuk dijaga.
Salah satu contoh keberanian, Indonesia yang dulu berani hanya
menggunakan sebatang bambu runcing mengusir penjajah dari ibu pertiwi
dan sekarang yang terjadi adalah Indonesia menjadi penakut karena melalui
jaringan internet rakyat dapat mengetahui tentang jumlah senjata lawan. Hal
ini tentunya tidak perlu bagi rakyat Indonesia untuk takut dengan negara
lain karena sejarah telah membuktikan bahwa indonesia mampu. Dalam hal
mencegah pengaruh buruk dari proses globalisasi hendaknya pemerintah
dan setiap masyarakat untuk bersatu menjaga karakter yang sudah ada.
Indonesia juga memiliki kebiasaan khas yaitu gotong-royang dan ramah
tamah. Hal inijuga sangat perlu dijaga agar kebiasaan yang baik ini tidak
hilang karena adanya globalisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Internalisasi Nilai Juang Menghadapi Era
Globalisasi?
2. Apa yang mempengeruhi proses Internalisasi Nilai Juang?
3. Apa karakter dan ciri khas bangsa Indonesia?
4. Apa nilai yang terkandung dalam pancasila?
5. Apa pengaruh globalisasi terhadap masyarakat Indonesia?
6. Bagaimana cara Internalisasi Niilai Juang kepada masyarakat Indonesia?

DAFTAR PUSTAKA

Noer, Riza. 2004. Globalisasi Karakteristik dan Implikasinya. Diakses 6 april


2016
Kamus Besar Bahasa Indonesia (online). 2016. Pengertian internalisasi, nilai,
juang, dan globalisasi. Diakses 6 april 2016
Wikipedia. Agen-agen sosialisasi. 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi#Agen_sosialisasi. Diakses 6 april
2016
Zubaedi. Internalisasi Nilai-nilai Karakter Melalui Pendekatan Sufistik. Diakses 6
april 2016
Afif, Faisal. 2012. Rangkaian Kolom Kluster 1. Diakses 6 April 2016

Anda mungkin juga menyukai