Keluarga (kinship)
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu,
saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara
bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut
sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi
lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga
yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti.
Pada masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi
dilakukan oleh orang-orabng yang berada di luar anggota kerabat biologis
seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota
kerabat sosiologisnya, misalnya pramusiwi, menurut Gertrudge Jaeger peranan
para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar
karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang
tuanya sendiri.
Teman pergaulan
Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali
didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya,
teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun
dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga.
Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain
lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan
hubungan tidak sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi
dalam kelompok bermain dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi
dengan orang-orang yang sederajat dengan dirinya. Oleh sebab itu, dalam
kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan
orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai
keadilan.
Media massa
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat
kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film).
Besarnya pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan
yang disampaikan.
Contoh:
Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau
tv, didahului dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen
tertentu dari media TV (horor, kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya)
diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan,
menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.
Penguasa
Dalam hal internalisasi nilai juang tidak lepas dari penguasa. Penguasa
dalam arti pemimpin suatu pemerintahan di suatu negara. Pemerintah memiliki
peranan penting dalam menjaga nilai juang suatu bangsa, hal ini dikarenakan
pemerintah memiliki wewenang penuh untuk mengatur jalannya proses
kehidupan di suatu negara. Tidak ada sebuah negara yang tidak memiliki
pemerintahan, oleh sebab itu syarat berdirinya suatu negara harus memiliki
suatu pemerintahan. Dalam peranannya menjaga jati diri bangsa pemerintah
harus berpegang teguh kepada dasar ideologi negara tersebut. Ideologi suatu
bangsa didapat dari keinginan warga negaranya yang berasal dari budaya dan
kebiasaan yang terbentuk dari asal mula berdirinya negara tersebut. Dengan
berpegang teguh kepada ideologi bangsa maka akan tercipta masyarakat yang
berkarakter kuat dalam kehidupan bernegara.
Religius
Toleransi
Berani
Jujur
Religius
Religius adalah Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan
selalu hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Di Indonesia sangat
berpegang teguh kepada keagamaan, hal ini terbukti dalam dasar negara
indonesia yaitu panca sila ayat pertama yang bunyinya ketuhanan yang maha
esa.
Toleransi
Toleransi adalah Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Indonesia memiliki etnis, suku, bahasa, dan kebudayaan terbesar didunia.
Namun sangat jarang ada konflik antar suku yang mengakibatkan pecahnya
Negara Kesatuan Replubik Indonesia. Dalam karakter ini hanya ada di
Indonesia dan tidak di negara lain yang bilamana negara lain sering adanya
konflik yang membuat perang sodara di ddlam negara itu.
Berani
Berani adalah rasa tidak takut dalam keadaan apapun kepada siapaun diwaktu
kapan selama dalam garis kebenaran. Hal ini terbukti didalam peperangan
yang terjadi di Indonesia melawan penjajah yang datang, hanya dengan
persenjataan bambu runcing untuk melawan belanda yang sudah persenjataan
api. Tetapi Indonesia tetap berani melawannya.
Jujur
Jujur adalah Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan perbuatan. Seiring
berkembangnya waktu banyak negara lain yang ingin bekerjasama dengan
Indonesia, hal ini mengisyaratkan bahwa Indonesia dalam berhubungan
dengan negara lain tidak pernah menipu atau membohongi mitra kerjanya
sehingga membuat bangsa Indonesia di segani karena kejujurannya.
a.
Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta.
Dengan nilai ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius
bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memiliki arti adanya
pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan
beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat
beragama.
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai Pancasila sila Ke-1, antara lain :
1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan pemeluk agama lain.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaann masing-masing.
4. Tidak memaksakan salah satu agama kepada orang lain.
b.
Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-2. Antara lain :
1. Mengakui persamaan derajat, harkat, dan martabat manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena kepada orang lain.
5. Suka memberi bantuan kepada korban bencana alam.
c.
Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.
Sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai pancasila sila ke-3, antara lain :
1. Mengembangkan sikap saling menghargai antarsuku, agama, ras, dan
antargolongan.
BAB III
Kesimpulan
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan memiliki sumber daya alam yang
sangat melimpah, hal ini kerap kali Indonesia menjadi sasaran dunia untuk
dilakukannya hubungan bilateral yang merugikan negara untuk mengambil
sumber daya alam yang dimilikinya. Tidak hanya sumberdaya alam
Indonesia juga memiliki jumlah penduduk terbesar ke empat didunia dengan
jumlah saat ini sekitar dua ratus enam puluh juta penduduk indonesia.
Kekayaan jumlah penduduk ini tentunya menarik minat negara lain yaitu
negara produktif yang menjual produknya ke Indonesia.
Globalisasi adalah suatu proses yang mendunia. Negara produksi
gadget menjual produknya ke Indonesia, tentunya hal ini merupakan proses
globalisasi yang telah terjadi. Sehingga masyarakat Indonesia mendapat
pengaruh dari luar melalui gadget tersebut dan merubah tatanan yang ada di
Indonesia. Sebelum adanya gadget dan jaringan internet yang masuk ke
indonesia, indonesia juga memiliki karakteristik yang baik unntuk dijaga.
Salah satu contoh keberanian, Indonesia yang dulu berani hanya
menggunakan sebatang bambu runcing mengusir penjajah dari ibu pertiwi
dan sekarang yang terjadi adalah Indonesia menjadi penakut karena melalui
jaringan internet rakyat dapat mengetahui tentang jumlah senjata lawan. Hal
ini tentunya tidak perlu bagi rakyat Indonesia untuk takut dengan negara
lain karena sejarah telah membuktikan bahwa indonesia mampu. Dalam hal
mencegah pengaruh buruk dari proses globalisasi hendaknya pemerintah
dan setiap masyarakat untuk bersatu menjaga karakter yang sudah ada.
Indonesia juga memiliki kebiasaan khas yaitu gotong-royang dan ramah
tamah. Hal inijuga sangat perlu dijaga agar kebiasaan yang baik ini tidak
hilang karena adanya globalisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Internalisasi Nilai Juang Menghadapi Era
Globalisasi?
2. Apa yang mempengeruhi proses Internalisasi Nilai Juang?
3. Apa karakter dan ciri khas bangsa Indonesia?
4. Apa nilai yang terkandung dalam pancasila?
5. Apa pengaruh globalisasi terhadap masyarakat Indonesia?
6. Bagaimana cara Internalisasi Niilai Juang kepada masyarakat Indonesia?
DAFTAR PUSTAKA