Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI NILAI- NILAI PANCASILA (TOLERANSI) MELALUI

PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pengampu : Djoko Soedibjo Pinilih DW, SE.,MM.

Oleh :
Nama : Dellya Utami Putri
NIM : 20181211011
Kelas : AK62R

STIE INDONESIA BANKING SCHOOL


Jl. Kemang Raya No. 35, Bangka, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12730
Telp. (021) 7195474
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip oleh
Solichin Abdul Wahab adalah “Konsep implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to
implement. Dalam kamus besar Webster, to implement (mengimplementasikan) berarti to provide
the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); dan to give partical
effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu) (Webster dalamWahab, 2004: 64).
Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan
dampak atau akibat terhadap sesuatu. Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau
akibat, akibat itu dapat berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan
kebijakan yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan bernegara.
Menurut KBBI implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan. Implementasi
merupakan suatu prose side, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan dampak, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Dalam oxford
advancelearner’s dictionary bahwa implementasi adalah “put something into effect”, penerapan
sesuatu yang memberikan dampak dan efek (Mulyasa,2012: 93).
Dalam keberagaman yang terjadi pada umumnya baik itu di perguruan tinggi seperti
universitas. Potensi utama keberagaman masyarakat tidak hanya terlihat dari beragamnya jenis
suku bangsa, namun juga dari beragamnya agama yang dianut penduduknya. Suasana yang
harmonis dalam hidup beragama dilingkungan masyarakat yang majemuk dan bersifat heterogen
dengan latar belakang agama terbentuk dikarenakan toleransi yang masyarakatnya terapkan yang
saling menghargai adanya perbedaan

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Pengertian Toleransi
1.2.2 Keadaan Toleransi di Indonesia
1.2.3 Cara Memupuk Sikap Toleransi

1.3 Tujuan
1.3.1 Memahami arti Toleransi
1.3.2 Menegerti Keadaan Toleransi di Indonesia
1.3.3 Memahami dan Mengerti Cara Memupuk Sikap Toleransi

1
BAB II
ISI

2.1 Toleransi
Toleransi adalah sikap atau cara menempatkan diri terhadap sesuatu hal baik obyek,
aktifitas, peristiwa maupun orang lain. Sikap erat kaitannya dengan rasa yang mencerminkan suka
atau tidak suka seseorang kepada sesuatu hal tersebut. Biasanya ungkapan rasa dimaksudkan
padahal-hal yang positif, negatif atau netral. Sikap terhadap seseorang itu bisa berubah dan tidak
tetap dan dapat berubah karena sesuatu hal misalnya karena bertambahnya pengetahuan, wawasan
dan pengalaman. Sikap positif yang terus-menerus yang harus dipelihara dalam diri seseorang akan
memperkuat kepribadian orang tersebut. Toleransi memiliki makna secara bahasa berarti menahan
diri, bersikap sabar, menerima perbedaan pendapat dengan sesama. Sedangkan menurut istilah
toleransi adalah bersikap menghargai dan menghormati pendapat yang berbeda untuk melakukan
yang tidak sependapat dengan kita tanpa mengucilkan orang lain.

Menurut Wikipedia toleransi adalah menghargai pendapat orang lain melakukan hal yang
tidak sependapat dengan kita, tanpa gangguan dan intimidasi dengan toleransi kita menghargai
untuk tidak bersikap diskriminasi terhadap suatu kelompok tertentu yang berbeda dari mayoritas
masyarakatnya. Sikap toleransi mengajarkan kita untuk saling menghargai dengan perbedaan yang
ada dan hidup dalam bingkai kebersamaan tanpa menghina dan menghormati sesama meskipun
beda agama, suku, bahasa.
Toleransi sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, Menciptakan rasa kekeluargaan,
Menimbulkan rasa kasih sayang satu sama lain, Tercipta kedamaian, rasa tenang dan aman didalam
lingkungan sosial dengan menanamkan sikap toleransi terhadap sesama. Pancasila
merupakanpedoman hidup masyarakat sila yang terkandung dalam nilai- nilai Pancasila, masing -
masingpunya arti tersendiri dan harus diterapkan dalam kehidupan kita sehari- hari sesuai yang
terkandung dalam makna tersebut.
Beberapa bentuk sikap positif yang sesuai dengan nilai pancasila dalam kehidupan sehari-
hari.

a. Sikap sesuai dengan sila pertama


Sila pertama pancasila berbunyi : “ ketuhanan yang maha esa, perilaku pribadi dengan
tuhannya sebagai penciptanya. dengan Percaya dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa
sesuai ajaran agama. Dengan menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut
masing-masing, Saling menghormati antar umat beragama tidak memaksakan suatu agama
pada orang lain dan sebaliknya.

2
b. Sikap yang sesuai dengan sila ke dua.
Sila kedua pancasila berbunyi : kemanusiaan yang adil dan beradab. Maknanya bahwa
semua manusia diperlakukan sama dengan tidak membedakan manusia berdasarkan suku,
agama, warna kulit, tingkat ekonomi, maupun tingkat pendidikan, karena kita adalah
makhluk ciptaan tuhan,menjunjung kebenaran dan keadilan, menyadari bahwa kita
mempunyai hak dan kewajiban yang sama, dan tidak diskriminatif terhadap sesama.

c. Sikap Yang Sesuai Dengan Sila Ke Tiga


Sila pancasila yang ketiga berbunyi: Persatuan Indonesia, sila ini mencerminkan kecintaan
warganegara kepada tanah airnya. Contoh nya adalah cinta tanah air dan bangsa, menjaga
nama baik bangsa dan Negara, cinta perdamaian, persatuan dan kesatuan.

d. Sikap Yang Sesuai dengan Sila Keempat


Sila pancasila yang keempat berbunyi: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Sila ini berhubungan dengan perilaku
kita untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah. Contoh sikap yang sesuai
dengan sila keempat ini adalah dengan mendahulukan melakukan musyawarah dalam
setiap pengambilan keputusan mufakat menyelesaikan masalah, dan tidak memaksa kan
kepada orang lain. Dalam hal kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara, lebih di
prioritaskan, mengedepankan hasil musyawarah, menyuarakan aspirasi, tanpa
mengedepankan kepentingan golongan.

e. Sikap Yang Sesuai Dengan Sila Kelima


Sila kelima pancasila: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, Contoh sikap yang
sesuai dengan sila kelima ini adalah: berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan,
menghargai hasil.

2.2 Keadaan Toleransi di Indonesia

Dalam laporan tahunan mengenai kebebasan beragama di berbagai negara di dunia,


Departemen Luar Negeri Amerika menyatakan, di Indonesia masih terjadi kasus-kasus
pelanggaran, baik pada tataran masyarakat maupun pemerintah. Mengutip laporan berbagai
kelompok keagamaan dan LSM, laporan itu bahkan menyatakan bahwa para pejabat pemerintah
dan polisi dalam beberapa kasus “gagal” mencegah “kelompok-kelompok intoleran” melanggar
kebebasan beragama kelompok-kelompok minoritas dan melakukan aksi-aksi intimidasi, seperti
pengrusakan dan penghancuran rumah ibadah.
Menurut LSM berbasis di Jakarta yang melakukan riset tentang demokrasi, kebebasan
politik dan HAM itu, jika dilihat dalam 12 tahun terakhir, jumlah pelanggaran KBB memang masih
naik turun, dengan total 2.400 peristiwa pelanggaran. Namun, lembaga studi itu melaporkan bahwa

3
jumlah pelanggaran menunjukkan penurunan dalam beberapa tahun terakhir, misalnya, dari 270
kasus pada 2016 menjadi 202 pada tahun 2018.

Peter Suwarno, Ph.D. adalah seorang guru besar di Arizona State University, yang juga
seorang pengamat dan peneliti tentang kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Beliau
mengakui masih adanya keprihatinan terkait kasus-kasus intoleransi yang terjadi di Indonesia.
Namun, dia juga menyatakan optimisme bahwa toleransi di Indonesia semakin membaik
dibandingkan pada masa lalu, karena peran berbagai pihak baik pada individu maupun
kelembagaan serta pemerintah. Profesor Suwarno juga mengatakan dengan mengutip berbagai
hasil riset, salah satunya oleh Profesor Martin Van Bruinessen dari Singapura yang menyatakan
bahwa di Indonesia terjadi apa yang disebut sebagai religious conservatism terutama Islamic
conservatism dalam dua dekade terakhir, yang menyumbang pada intoleransi. Namun, tambahnya,
berbagai pihak melakukan langkah-langkah untuk mengatasi hal itu. Pemerintah, misalnya, punya
program deradikalisasi seperti melarang HTI

2.3 Cara Memupuk Toleransi Di Indonesia


a. Menghormati Perbedaan
Manusia memandang dan menyikapi apa yang terdapat dalam alam semesta bersumber dari
beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Faktor itu boleh jadi berasal dari
kebudayaan, filsafat, agama, kepercayaan, tatanilai masyarakat atau lainnya. Luasnya
pandangan manusia tergantung pada faktor dominan yang mempengaruhinya.
Menghargai perbedaan dilakukan sesuai norma dan hukum yang berlaku di masyakat dan
negara. Bila ada perbedaan, musyawarah untuk mencapai mufakat adalah jalan terbaik. Sedari
dini, perlu ditumbuhkan sikap menghormati lain dengan baik tanpa memandang usia, agama,
ras, dan budaya
b. Tidak Bergunjing

Bergunjing adalah sikap tidak baik yang membicarakan orang lainTidak membicarakan
keburukan orang lain tanpa alasan atau pembuktian. Hal ini tentu tidak baik dilakukan di
keluarga dan masyarakat.

c. Menjadi Pendengar Yang Baik


Sebagai individu yang baik, perlu ditanamkan rasa empati terhadap orang lain. Contoh
sederhana adalah mendengarkan pendapat orang lain. Juga, mampu memahami perasaan
orang lain ketika berbiara.

4
d. Toleransi Saat Umat lain Beribadah
Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan untuk umat-Nya.
Sebagai individu, perlu ditanamkan toleransi saat orang lain beribadah Menurut
kepercayaanya.
e. Berbicara Dengan Santun

Berbicara menggunakan bahasa yang baik, sesaui norma yang berlaku. Hindari berteriak
dan memaki. Tentunya disesuaikan dengan norma Kesopanan atau adat, yaitu yang bersumber
dari masyarakat atau dari lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

f. Tidak Memaksakan Kehendak


Sebagai makhluk sosial manusia terhadap norma-norma sosial yang tumbuh sebagai
patokan dalam bertingkah laku manusia dalam kelompok,normanorma yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan untuk umat-Nya.

2. Norma kesusilaan atau moral, yaitu yang bersumber dari hati nurani manusia untuk
mengajakan kebaikan dan menjahui keburukan.

3. Norma Kesopanan atau adat, yaitu yang bersumber dari masyarakat atau dari
lingkungan masyarakat yang bersangkutan.

4. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi yang
pemerlakuannya dapat dipaksa. Manusia sebagai individu yang hidup di tengah
masyarakat, sebaiknya tidak memaksakan kehendak dan hidup sesuai norma yang
berlaku.

g. Menerima Perbedaan
Tentunya dibutuhkan saling kesepahaman antar individu, keluarga, bertetangga dan dalam
masyarakat lingkup kecil demi keselarasan kehidupan. Kerjasama yang dilakukan, dilandasi
rasa ikhlas dan penuh tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan bersama.
Jadi, keragaman Indonesia adalah kekayaan sekaligus berkah bagi bangsa Indonesia. Sudah
seharusnya, sesama masyarakat saling menjalin keberagaman Indonesia. Jangan sampai,
keberagaman yang sudah dibangun sejak dahulu menjadi rusak.

5
h. Menghargai Diri Sendiri
Menghargai diri sendiri dapat dimulai dengan mampu mengendalikan diri terhadap sikap-
sikap yang tidak sesuai norma masyarakat, seperti pamer, bergunjing dan memaksakan
kehendak.

i. Menghargai Hak Pribadi Orang Lain


Hak asasi tertinggi orang lain adalah pilihan menentukan agama dan kepercayaannya
sendiri. Selain itu, hak pribadi orang lain yang diatur undang-undang adalah hak
mengelurakan pendapat sesuai norma hukum. Saat anak masih kecil, contoh mengajarkan
menghargai hak orang lain misalnya, meminta izin sebelum meminjam barang.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang dikutip oleh
Solichin Abdul Wahab adalah “Konsep implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to
implement. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk melaksanakan sesuatu yang
menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu. Implementasi merupakan suatu prose side,
kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Dalam keberagaman yang terjadi pada umumnya baik
itu di perguruan tinggi seperti universitas.
Toleransi adalah sikap atau cara menempatkan diri terhadap sesuatu hal baik obyek,
aktifitas, peristiwa maupun orang lain. Sikap erat kaitannya dengan rasa yang mencerminkan suka
atau tidak suka seseorang kepada sesuatu hal tersebut. Menurut Wikipedia toleransi adalah
menghargai pendapat orang lain melakukan hal yang tidak sependapat dengan kita, tanpa
gangguan dan intimidasi dengan toleransi kita menghargai untuk tidak bersikap diskriminasi
terhadap suatu kelompok tertentu yang berbeda dari mayoritas masyarakatnya.
Sikap toleransi mengajarkan kita untuk saling menghargai dengan perbedaan yang ada dan
hidup dalam bingkai kebersamaan tanpa menghina dan menghormati sesama meskipun beda
agama, suku, bahasa. Toleransi sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, Menciptakan rasa
kekeluargaan, Menimbulkan rasa kasih sayang satu sama lain, Tercipta kedamaian, rasa tenang
dan aman didalam lingkungan sosial dengan menanamkan sikap toleransi terhadap sesama.
Pancasila merupakanpedoman hidup masyarakat sila yang terkandung dalam nilai- nilai Pancasila,
masing - masingpunya arti tersendiri dan harus diterapkan dalam kehidupan kita sehari- hari sesuai
yang terkandung dalam makna tersebut. Sila pertama pancasila berbunyi : “ ketuhanan yang maha
esa, perilaku pribadi dengan tuhannya sebagai penciptanya. dengan Percaya dan takwa kepada
Tuhan yang Maha Esa sesuai ajaran agama. Sila kedua pancasila berbunyi : kemanusiaan yang

6
adil dan beradab. Sila pancasila yang ketiga berbunyi: Persatuan Indonesia, sila ini mencerminkan
kecintaan warganegara kepada tanah airnya. Sila pancasila yang keempat berbunyi: Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Manusia memandang dan menyikapi apa yang terdapat dalam alam semesta bersumber dari
beberapa faktor yang dominan dalam kehidupannya. Luasnya pandangan manusia tergantung pada
faktor dominan yang mempengaruhinya. Menghargai perbedaan dilakukan sesuai norma dan
hukum yang berlaku di masyakat dan negara. Bergunjing adalah sikap tidak baik yang
membicarakan orang lainTidak membicarakan keburukan orang lain tanpa alasan atau
pembuktian. Sebagai individu yang baik, perlu ditanamkan rasa empati terhadap orang lain. Norma
agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan untuk umat-Nya. Berbicara
menggunakan bahasa yang baik, sesaui norma yang berlaku. Tentunya disesuaikan dengan norma
Kesopanan atau adat, yaitu yang bersumber dari masyarakat atau dari lingkungan masyarakat yang
bersangkutan. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi yang
pemerlakuannya dapat dipaksa. Tentunya dibutuhkan saling kesepahaman antar individu,
keluarga, bertetangga dan dalam masyarakat lingkup kecil demi keselarasan kehidupan. Kerjasama
yang dilakukan, dilandasi rasa ikhlas dan penuh tanggung jawab untuk mewujudkan tujuan
bersama. Jangan sampai, keberagaman yang sudah dibangun sejak dahulu menjadi rusak. Selain
itu, hak pribadi orang lain yang diatur undang-undang adalah hak mengelurakan pendapat sesuai
norma hukum.

Anda mungkin juga menyukai