Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SOSIOLOGI

“Kesetaraan Dalam Keberagaman Masyarakat


Indonesia.”

Oleh.

1. Ashila Syahfiyya Utomo


2. Beby Alfilia
3. Feby Dianti Sari
4. Ghazy Muhammad Khalfani
5. Namira Zikri Rachman
6. Raissa Adinda
7. Rivia Ramadhatun Nisa

DINAS PENDIDIKAN

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 65 JAKARTA


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI
1.1. Akibat Masalah Sosial Dalam Keberagaman

Keberagaman manusia merupakan perbedaan dalam beberapa sisi kehidupan,


mulai dari aspek sifat, watak, karakter, hasrat, perilaku, emosional, dan pendidikan.
Keberagaman tersebut tentunya memunculkan beberapa bentuk baik individu maupun
sekelompok masyarakat, adapun perbedaan dalam sekelompok masyarakat yakni
disebut dengan keberagaman sosial.

Tentunya dalam hal ini akan banyak timbul akibat dari keberagaman manusia
tersebut mulai dari permasalahan, konflik, serta kecemburuan sosial. Yang disebut
dengan Masalah Sosial. Masalah Sosial dapat diartikan sebagai suatau keadaan
dimana terciptanya kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang
seharusnya, atau dapat diartika sebagai perbedaan antar harapan dengan kenyataan.

Berikut ini adalah contoh masalah sosial dalam keberagaman di masyarakat Indonesia
:

A. Pertiakaian antar suku di Papua

B. Pemberontakan dan penyerangan terhadap umat kristen/agama lain

C. Terjadinya pembeda-bedaan berdasarkan SARA di kehidupan bermasyarakat

Yang kemudian masalah sosial dalam keberagaman akan menciptakan akibat-


akibat yang dapat timbul dari keberagaman manusia tersebut, seperti:

A. Manusia mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga dalam suatu


pergaulan kelompok akan muncul suatu pemikiran yang berbeda-beda pula
sehingga terjadilah konflik internal kelompok.
B. Terjadinya segmentasi dalam suatu kelompok masyarakat yang dimana
kelompok tersebut mempunyai strata dalam kehidupann bermasyarakat, antara
kelompok satu dengan kelompok yang lain merasa lebih baik atau berbeda.

C. Terjadinya konsesus masyarakat. Terganggunya integrasi sosial, integrasi yang


telah mucul dalam masyarakat tergabung dari beberapa macam manusia
sehingga kemungkinan terjadinya perpecahan sangatlah besar, baik dari faktor
perbedaan pendapat maupun ketidakserasian karakter individu.

Solusi untuk meminimalisir masalah keberagaman sosial, yaitu:

A. Semangat religius, karena setiap agama tidak ada yang mengajarkan


kekerasan kepada umatnya, semua agama mengajarkan nilai-nilai yang
menghargai sesama manusia, alam, lingkungan serta kebesaran Tuhan san
pencipta.

B. Semangat nasionalisme dengan cara mengadakan program-program


pendidikan yang mencakup ideologi multikulturalisme dan demokrasi serta
kebangsaan.

C. Semangat pluralisme dengan menanamkan jiwa anti diskriminasi dalam


masyarakat.

D. Semangat humanisme akan menumbuhkan rasa cinta tanah air, toleransi dan
solidaritas antar sesama.

E. Dialog antar umat beragama yaitu membangun suatu pola komunikasi untuk
interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media masa dan
harmonisasi dunia.

F. Tidak mengeksploitasi hal-hal yang dapat menimbulkan konflik sara


1.2. Kesetaraan dalam Keragaman Masyarakat

1. Pengertian Kesetaraan
Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan
memiliki tingkatan atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang sama
bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa dibedakan adalah diciptakan
dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya
dibanding makhluk lain. Dihadapan Tuhan semua manusia memiliki derajat,
kedudukan atau tingkatan yang sama , yang membedakannya adalah ketaqwaan
manusia tersebut terhadap Tuhan.
Kesederajatan merupakan suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada, manusia tetap memiliki suatu kedudukan yang sama dalam
suatu tingkatan hierarki. Kesederajatan adalah persamaan harkat, nilai, harga dan
taraf yang membedakan makhluk yang satu dengan yang lainnya. Kesederajatan
dalam masyarajat adalah suatu keadaan yang menunjukkan adanya pemeliharaan
kerukunan dan kedamaian yang saling menjaga harkat dan martabat masyarakatnya.
Di Indonesia unsur keragamannya dapat dilihat dari suku bangsa, ras, agama dan
keyakinan, ideologi dan politik, tata krama serta kesenjangan ekonomi dan
kesenjangan sosial. Semua unsur tersebut merupakan hal yang harus dipelajari agar
keragaman yang ada tidak membawa dampak yang buruk bagi kehidupan
bermasyarakat di indonesia.
Dampak buruk dari tidak adanya sikap terbuka, logis dan dewasa atas
keragaman masyarakat, antara lain munculnya disharmonisasi (tidak adanya
penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan lingkungnnya), perilaku
diskriminatif terhadap kelompok masyarakat tertentu, eksklusivisme/rasialis
(menganggap derajat kelompoknya lebih tinggi daripada kelompok lain ) dan
disintegrasi bangsa.
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap
seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku,etnis, kelompok,
golongan,status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia,
orientasi seksual, pandangan ideologi dan politik, serta batas negara dan kebangsaan
seseorang.
Untuk menghindari dampak buruk diatas, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan yaitu dengan meningkatkan Semangat religius, semangat masionalisme,
semangat pluralisme, semangat humanisme, dialog antar umat beragama, serta
membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi ataupun konfigurasi hubungan
antaraagama, media massa dan harmonisasi dunia.
Sementara salah satu hal yang dapat dijadikan solusi dari masalah-masalah
diatas adalah Bhineka Tunggal Ika, ungkapan yang menggambarkan masyarakat
Indonesia yang majemuk (heterogen). Masyarakat .Indonesia terwujud sebagai hasil
interaksi sosial dari banyak suku bangsa dengan beraneka ragamlatar belakang
kebudayaan, agama ,sejarah dan tujuan yang sama yang disebut kebudayaan nasional.
Sejak zaman dahulu hingga sekarang, hal yang sangat fundamental dari hak
asasi manusia itu adalah ide yang meletakkan semua orang terlahir bebas dan
memiliki kesetaraan dalam hak asasi manusia. Demikian pula dalam kehidupan
masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, prinsip kesetaraan sangat perlu
diterapkan.
Namun apakah semua harus diperlakukan sama untuk menciptakan suatu
keadilan, tanpa memandang tingkat pendidikan, kedudukan atau jabatan, status dan
peran sosial? Memang tak dapat dipungkiri bahwa tingkat pendidikan, kedudukan dan
jabatan, status dan peran sosial telah membuat seolah-olah setiap orang tersebut
mempunyai hak istimewa dan mendapat perlakuan yang lebih pula. Namun, mereka
punya kewajiban yang sama seperti halnya orang-orang disekitarnya. Dalam hal
kewajiban sebagai warga negara tak ada yang diperlakukan berbeda, semuanya setara.
Demikian pula halnya dengan hak, setiap orang mempunyai hak yang sama untuk
mendapatkan pendidikan yang tinggi, memperoleh kedudukan atau jabatan dan
memiliki status dan peran sosial yang sama dalam masyarakatnya. Kesetaraan
memungkinkan setiap orang untuk mendapatkan kesempatan dan memperoleh
pendidikan yang layak, pekerjaan dan menempati jabatan atau keudukan dalam
masyarakatnya. Tak ada seorangpun yang berhak untuk menghalangi orang lain untuk
mencapai itu semua. Bahkan negara diperbolehkan untuk menerapkan suatu tindakan
afirmatif.
Tindakan afirmatif adalah tindakan atau kebijakan yang diambil untuk tujuan agar
kelompok atau golongan tertentu (gender ataupun profesi) memperoleh peluang yang
setara dengan kelompok atau golongan lain dalam bidang yang sama.

2. Prinsip Kesetaraan

Prinsip-prinsip kesetaraan telah menjadi amanat dalam konstitusi Negara


Kesatuan Republik Indonesia yaitu dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-
undangan lainnya. Pasal-pasal dalam UUD 1945 tersebut sudah menyebutkan prinsip-
peinsip kesetaraan tersebut, baik secara implisit maupun eksplisit. Adanya pengaturan
persamaan hak dan kewajiban dalam pasal-pasal UUD 1945 tersebut telah
menunjukkan bahwa kesetaraan dalam kehidupan negara dan berbangsa kita sudah
diakui dan dijamin oleh negara. Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945 secara eksplisit
menegaskan pengakuanakan prinsip kesetaraan, “segala warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya,”.
3. Penerapan Prinsip - Prinsip Kesetaraan
Prinsip-prinsip kesataraan perlu diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan
dan bernegara, seperti dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk.
Kemajemukan dalam masyarakat sangat rentan terhadap perpecahan jika prinsip
kesetaraan tak diterapkan dalam masyarakat tersebut. perlakuan diskriminatif
terhadap kelompok tertentu merupakan salah satu bentuk tak diterakapkannya prinsip
kesetaraan dalam suatu masyarakat. Begitu pula halnya bila suatu daerah mengalami
perang antarsuku atau antaretnis yang berbeda, hal ini menunjukkan bahwa prinsip
kesetaraan tak dilaksanakan dengan baik dan konsekuen. Terjadinya aksi protes atas
penguasa atu protes tehadap suatu kebijakan menunjukkan kalau penguasa atau
kebijakan yang dikeluarkan tersebut kurang atau tidak mengakomodasi prinsip
kesetaraan sehingga tak dianggap adil oleh masyarakat yang bersangkutan.
Penerapan prinsip-prinsip keseteraan dalam masyarakat yang beragam mutlak
diperlukan. Penerapan prinsip-prinsip keseteraan tersebut berguna untuk menciptakan
kehidupan yang harmonis dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia.
Terjadinya konflik Timur Tengah seperti dinegara Syria lebih disebabkan karena
diterapkannya prinsip kesetaraan dalam masyarakat tersebut. kebijakan pemerintah
dinegeri ini itu terlalu otoriter sehingga mengabaikan prinsip kesetaraan. Akibatnya,
rakyat merasakan ketidakadilan.
Perbedaan dan keragaman sosial dalam kehidupan masyarakat bukanlah
penghalang untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dalam masyarakat tersebut.
Penerapan prinsip-prinsip keseteraan merupakan salah satu jalan untuk menciptakan
keharmonisan. Hal ini disebabkan karena dalam prinsip setiap orang mendapat
perlakuan dan diperlakukan sama tanpa pandang bulu. Prinsip kesetaraan sangat tak
menginginkan adanya perlakuan yang diskriminatif. Perlakuan diskriminatif hanya
akan menciptakan perpecahan bukan keharmonisan dalam kehidupan sosial.
1.3. Membangun Masyarakat Madani Sebagai Stragtegi dalam
Menciptakan Kehidupan Harmonis.

Masyarakat madani adalah suatu masyarakat yang beradab dalam membangun,


menjalani, dan memaknai kehidupannya.
Ciri-ciri masyarakat madani:
1. Adanya Nilai dan Norma Sosial
Masyarakat madani harus mengakui adanya hak dan kebebasan individu yang
dibuktikan dengan perwujudan nilai dan norma sosial dalam kehidupan
bermasyarakat. Masyarakat madani hidup berdasarkan aturan hokum dan konvensi
yang berlaku, serta ketaatan pada tuhan yang maha esa.
2. Memiliki Peradaban yang Tinggi
Peradaban yang tinggi dibuktikan dengan majunya iptek saat ini. Selain itu peradaban
tinggi juga dapat dilihat dari tata karma sesama manusia.
3. Adanya Ruang Publik yang Bebas
Masyarakat madani juga pasti berhubungan dengan implementasi prinsip-prinsip
demokrasi, dan salah satu tanda demokrasi adalah adanya ruang publik yang
memungkinkan masyarakat untuk mnegutarakan atau menyampaikan opininya.
4. Adanya Supremasi Hukum
Supremasi hukum dapat diartikan sebagai kekuasaan tertinggi dalam hukum. Artinya,
keadilan dapat tercapai apabila hukum ditempatkan pada posisi tertinggi dalam
penyelenggaraan pemerintahan, dan bertindak secara netral tanpa memandang
kepentingan golongan tertentu.
5. Adanya Partisipasi Sosial
Partisipasi sosial berarti bahwa setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban
untuk berpartisipasi dalam politik dengan rasa tanggung jawab dan tanpa paksaan.
Contohnya pemilu, pilkada.
Tujuan masyarakat madani:
A. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, dan kelompok dalam
masyarakat
B. Berkembangnya human capital dan social capital yang kondusif
C. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan
D. Terbukanya akses terhadap pelayanan sosial
E. Adanya persatuan antar kelompok dalam masyarakat serta tumbuhnya sikap
saling menghargai perbedaan antarbudaya dan kepercayaan

Oleh karena itu Masyarakat madani dapat pula diartikan sebagai masyarakat
mandiri yang dapat menciptakan keharmonisan dalam keberagaman karena adanya
tujuan dan karakteristik masyarakat madani yang dapat menyongkong kesetaraan
dalam keragaman

1.4. Sikap Kritis terhadap Perubahan Sosial

Apabila seseorang mempelajari perubahan sosial dalam masyarakat, maka


diamati ke arah mana perubahan tersebut bergerak. Pada umumnya meninggalkan
faktor penghambat. Setelah meninggalkan faktor tersebut, kemungkinan perubahan
itu bergerak kepada suatu bentuk yang sudah ada dalam waktu lampau.
Usaha-usaha masyarakat Indonesia ke arah pembaharuan dalam pemerintahan,
pendidikan, sistem ekonomi, militer, yang disertai dengan usaha untuk menemukan
kembali kepribadian Indonesia, merupakan contoh dari kedua arah yang berlangsung
pada waktu yang sama dalam masyarakat.
Dalam menyikapi pengaruh perubahan sosial budaya dalam masyarakat, dapat
bersifat konservatif, progresif, maupun moderat.
1. Konservatif
Pada dasarnya sifat konservatif merupakan suatu sikap yang berusaha
mempertahankan keadaan, kebiasaan, dan tradisi yang berlaku dalam masyarakatnya.
Seseorang bersifat konservatif karena adanya penyesuaian terhadap perubahan sosial
budaya, masih berusaha mempertahankan pola lama yang telah menjadi tradisi
dengan menghindarkannya dari kerusakan dan sikap masa bodoh, sesudah datang
perubahan dan pembaharuan.
2. Progresif
Bersifat progresif karena ada hasrat untuk mengganti tradisi lama dengan tradisi yang
baru. Orang yang memiliki sikap progresif, maka pemikirannya berorientasi ke masa
depan atau future oriented terkait dengan dinamika dan perubahan yang berlangsung
dalam masyarakat. Orang yang bersikap demikian biasanya dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan.
3. Moderat
Seseorang yang bersikap moderat selalu menghindarkan perilaku atau pengungkapan
yang ekstrem, berkecendrungan ke arah jalan tengah, dan dalam pandangannya ia
mau mempertimbangkan kepentingan pihak lain. Bersifat moderat berarti
mendahulukan sesuatu yang baru daripada yang sudah menjadi tradisi, terutama
disebabkan oleh penerapan ilmu pengetahuan positif, sehingga modernisasi
merupakan suatu pikiran yang hendak berkuasa mengharmoniskan hubungan antara
lembaga-lembaga yang telah lama ada dengan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan yang penting dalam proses
modernisasi maka cara berpikir yang kritis, sistematis, analitis, logis, rasional, pikiran
yang merelativiskan segenap nilai sosial budaya, cara berpikir yang mengarah ke
desakralisasi dan profanisasi dalam kehidupan yang berpegang teguh kepada
kebenaran ilmiah menjadi dasar yang kuat bagi upaya modernisasi tersebut. Artinya
di era modern perlu ditumbuhkan sikap kritis dalam melihat suatu perubahan sosial
budaya agar dapat menyesuaikan diri. Untuk mencegah dampak perubahan sosial
yang terjadi di masyarakat, maka dikemukakan beberapa alternatif cara
penanggulangan terhadap dampak perubahan sosial, diataranya :
a. Meningkatkan sumberdaya manusia.
b. Memperkuat nasionalisme (kesadaran nasional).
c. Berpegang teguh pada norma-norma sosial yang berlaku dimasyarakat.
d. Menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap kritis terhadap pengaruh perubahan


sosial adalah mengembangkan sikap nasionalisme pada diri setiap individu,
menghindari perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan agama,
mengembangkan kembali sikap kekeluargaan dan kebersamaan, pengaruh luar yang
positif perlu dicontoh, dan menghilangkan sikap xenosentrisme (budaya luar selalu
lebih baik) yang berlebihan.

1.5. kesimpulan

Indonesia sebagai Negara yang memiliki banyak keberagaman, maka sangat


mudah menerima akibat yang timbul dari keberagaman sendiri yaitu berupa masalah
sosial, yang dapat menciptakan konflik dalam kehidupan masyarakat, seperti
diskriminasi, rasialisme, atau kesenjangan sosial, sehingga untuk menangani masalah
sosial karena keberagaman diperlukan pemahaman dan penerapan akan kesetaraan,
yang pada dasarnya kesetaraan sendiri berasal dari pemahaman akan Bhineka
Tunggal Ika, sikap kritis, dan terealisasikannya Masyarakat Madani, dengan demikian
keberagaman yang ada tidak menyebabkan perpecahan melainkan persatuan dan rasa
solidaritas karena dalam penerapan keberagaman diiringi dengan kesetaran dalam
bermasyarakat yang menciptakan hak dan kewajiban yang sama dalam keberagaman
yang ada di Indonesia.
Daftar Pustaka :

http://dilogination.blogspot.com/p/c.html

www.sayanda.com/masyarakat-madani/

https://www.sridianti.com/tujuan-masyarakat-madani.html

https://materiku86.blogspot.com/2016/03/sikap-kritis-terhadap-perubahan-sosial.html
http://eka-mawarni10.blogspot.com/2011/02/sikap-kritis-terhadap-pengaruh-
perubahan.html

Anda mungkin juga menyukai