Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SOSIOLOGI

(HARMONI SOSIAL)

NAMA KELOMPOK:
1.M.RAMLI APRIADI

2.TANDREMA RIADI ASWARIA

3.NIDA’AN KHOPIA

4.NURLINDA AFRIANI

5.RESTU ILAHI PUTRI

MAN 1 LOMBOK TIMUR

TP 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Tuhan semesta alam, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami dalam mengarungi
proses penyelesaian makalah ini sebagaimana mestinya. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju
alam yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini yang berjudul ‘HARMONI SOSIAL’
tidak terlepas bantuan dari para pihak, baik berupa sarana maupun
konstribusi pemikiran. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penyusun
menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak yang telah terlibat dalam
penyusunan makalah ini.
Pada akhirnya penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan, karena itu kritik serta saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………

PEMBAHASAN……………………………………………………………

1.1Kesetaraan dan Harmoni Sosial dalam Masyarakat Multikultural..

1.2Dinamika Masyarakat Indonesia……………………………………..

PENUTUP…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..

BAB I
PEMBAHASAN
Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum,seperti keadaan
tertib,teratur,aman dan nyaman itu perlu diperjuangkan.Kondisi yang
tertib,teratur,aman,dan nyaman tersebut dapat disebut sebagai suatu
kehidupan yang penuh Harmoni. Harmoni sosial adalah kondisi dimana
individu hidup sejalan dan serasi dengantujuan masyarakatnya.Masing-
masing anggota masyarakat dapat menjalani hidup secara baik sesuai kodrat
dan posisi sosialnya.Dalam harmoni sosial kita dapat menemukan
dialog,toleransi,koeksistensi dan pembangunan yang didasarkan pada
pluralisme,keberagaman kompetisi,dan kreativitas.

Dalam masyarakat industri menurut Spencer,harmoni sosial pada dasarnya


berasal dari pembagian kerja. Hal ini ditandai dengan kerjasama yang secara
otomatis dihasilkan melalui pemenuhan kepentingannya sendiri oleh setiap
individu.Setiap individu mengorbankan dirinya untuk fungsi tertentu dalam
tatanan masyarakat. Setiap individu membuat dirinya Solider dengan orang
lain karena dia didorong oleh peristiwa yang terjadi. Herbert Spencer
menyatakan bahwa solidaritas industri bersifat spontan dan tidak
membutuhkan kekuatan yang memaksa untuk mempertahankannya. Spencer
percaya bahwa harmoni sosial berdiri dengan sendirinya. Masyarakat tidak
harus campur tangan untuk memastikan Bagaimana Harmoni terbentuk.

Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan


solidaritas. Secara etimologi,solidaritas adalah kekompakan atau
kesetiakawanan. Kata solidaritas menggambarkan keadaan hubungan antara
individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada perasaan moral dan
kepercayaan yang dianut bersama dan yang diperkuat oleh pengalaman
emosional bersama.

Ada dua jenis solidaritas,yakni solidaritas mekanik dan solidaritas organik.


Solidaritas mekanik muncul ketika individu memainkan peran yang sama
dalam masyarakat. Solidaritas mekanik mengacu pada jenis solidaritas sosial
masyarakat praindustri dimana ada pembagian kerja minimal. Umumnya
mereka petani dan melakukan pekerjaan yang hampir sama. Jaringan
kekerabatan menjadi lembaga sosial yang dominan dalam memenuhi
sebagian besar kebutuhan sosial. Karena ada sedikit spesialisasi,Oleh karena
itu sangat sedikit status yang dilembagakan dan diferensiasi peran. Sebagian
besar interaksi didasarkan pada hubungan yang dekat, intim ,dan tatap muka.
Masyarakat pra industri ditandai dengan kesadaran kolektif atau konsensus
moral sebagai seperangkat nilai nilai dan keyakinan yang dipegang bersama-
sama. Masyarakat yang didasarkan pada solidaritas mekanik cenderung
mempromosikan kepentingan masyarakat diatas kepentingan individu.

Dalam masyarakat dengan solidaritas organik, kesatuan didasarkan pada


diferensiasi peran dan bukan kesamaan. Peran tidak lagi selalu sama, tetapi
peran itu selalu saling terkait. Kinerja peran ganda diperlukan untuk
pelaksanaan fungsi masyarakat yang kompleks dan terintegrasi. Dalam
pengaturan dan pengkoordinasian kinerja fungsi-fungsi sosial ini, kontribusi
moralitas terhadap harmoni sosial ini terlihat.

Menciptakan kondisi yang harmonis pada masyarakat yang beragam atau


heterogen tidaklah mudah ,karena setiap kelompok memiliki budaya sendiri-
sendiri. Penciptaan Harmoni di masyarakat sebetulnya tergantung dari sikap
dan perilaku kita sebagai warga masyarakat. Setelah mempelajari berbagai
karakter kelompok dan berbagai fenomena sosial yang terjadi di masyarakat
tentu kita mulai memahami bahwa bagaimanapun kondisi dalam
masyarakat,sedikit banyak anggota masyarakat memiliki kontribusi. Untuk
itu,hal-hal yang perlu kita lakukan adalah sebagai berikut:

1.menyikapi perbedaan secara positif

2. Memiliki sikap akomodatif

3. Berjiwa demokratis/ menghargai HAM

4. Berkomitmen terhadap kesepakatan

5. Berempati pada penderitaan orang lain

6. Peduli pada orang lain

7. Menjaga kelestarian lingkungan hidup

8. Menjaga penegakan hukum

9. Transparansi atau keterbukaan informasi

1.1Kesetaraan dan harmoni sosial dalam masyarakat multikultural


Agar harmoni sosial terwujud dalam masyarakat prinsip,kesetaraan harus
diterapkan ditengah-tengah diferensiasi dan stratifikasi. diferensiasi dan
stratifikasi masyarakat, melahirkan kelompok-kelompok sosial dalam
masyarakat baik kelompok formal maupun nonformal,kelompok besar
maupun kecil,kelompok mayoritas maupun minoritas,serta berbagai
kelompok budaya etnis.

1.2Dinamika masyarakat Indonesia

Sejarah perkembangan masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa potensi


konflik antar kelompok masyarakat di Indonesia cukup besar.Bahkan,di
beberapa daerah potensi itu muncul dalam bentuk kekerasan yang berakibat
pada kerusakan harta benda hingga hilangnya nyawa manusia. Konflik
tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Harga diri dan kebanggaan kelompok terusik

2. Perbedaan pendirian atau sikap

3. Perbedaan kebudayaan yang dimiliki setiap etnis

4. Benturan kepentingan (politik,ekonomi,dan kekuasaan)

5. Perubahan yang terlalu cepat sehingga mengganggu keseimbangan sistem


dan kemapanan

Parsudi Suparlan mengemukakan lima faktor yang menjadi penyebab


berbagai Gejolak di Indonesia:

1.kelompok kelompok sosial di Indonesia seperti suku bangsa dengan


kebudayaan kebudayaan mereka, tidaklah sederajat posisinya tetapi berada
dalam jenjang.ada yang mayoritas serta dominan secara nasional dan ada
yang mayoritas secara lokal. dalam situasi seperti ini, stereotip dan
prasangka antar kelompok berkembang dan menjadi acuan bagi konflik.

2 .selama masa pemerintahan orde baru,orang Indonesia terbiasa


menggunakan kekerasan dalam upaya memperoleh sesuatu. yang menang
dalam konflik kekerasan adalah yang dominan dan yang berkuasa.model
kekerasan itulah yang diacu dalam konflik- konflik yang terjadi saat ini
3.konflik konflik tersebut tidak terjadi karena perbedaan kebudayaan, tetapi
karena adanya individu dan kelompok yang bersaing untuk memperebutkan
sumber daya.dalam persaingan tersebut tidak ada aturan yang baku dan adil
bagi semua pihak.dalam keadaan demikian identitas kesukuan atau
kelompok diaktifkan dan dimanipulasi sebagai cara untuk memperoleh
kekuatan sosial dan politik

4.ketika identitas kesukuan diselimuti oleh keyakinan agama yang juga


bercorak primordial maka kekuatan sosial politiknya menjadi lebih besar
lagi

5.kesukuan di Indonesia adalah sebuah ide dan kenyataan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari.kesukuan tidak hanya terwujud dalam kehidupan
masyarakat lokal,tetapi juga dalam kehidupan nasional,yaitu dalam berbagai
Pranata yang ada dalam pemerintahan serta kebijakan publik dari pusat
sampai daerah.kelompok dan kesukuan menjadi atribut yang menjadi ciri
seseorang atau kelompok dan membedakannya dari orang lain atau
kelompok lain.

Pada masa orde baru,masalah masalah hubungan antar kelompok sosial


diredam dengan berbagai kebijakan pemerintah.masyarakat ditabukan untuk
membicarakan masalah-masalah yang bersifat SARA(suku,agama,ras dan
antargolongan).akibatnya masalah menumpuk dan tidak terselesaikan.
banyak budaya lokal yang tidak diakomodasi sehingga menimbulkan
kecemburuan. masalah-masalah tersebut kemudian muncul di era reformasi,
bahkan menimbulkan gejolak sosial yang besar.di beberapa daerah, terjadi
aksi kekerasan antar kelompok masyarakat yang berbeda.
PENUTUP

Masyarakat multikultural adalh suatu masyarakat yang terdiri dari beberapa komunitas
sosial budaya dengan segala kelebihannya dan sedikit perbedaan mengenai sistem arti,
nilai dan bentuk organisasi. Kesetaraan di dalam masyarakat multikultural harus selalu
dilakukan guna menghindari terjadinya konflik akibat stratifikasi tertutup dan
kesenjangan sosial dengan tujuan terbentuknya harmoni sosial. Apa ini?

Secara harafiah, harmoni diambil dari bahasa Yunani, harmonia. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, ini bisa diartikan sebagai pernyataan rasa, aksi, gagasan, dan minat;
keselarasan; dan keserasian. Nah, harmoni sosial sendiri adalah kondisi dimana individu
hidup sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya.

Harmoni sosial terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan solidaritas, yakni
kekompakan atau kesetiakawanan. Kata solidaritas menggambarkan keadaan hubungan
antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada perasaan moral dan
kepercayaan yang dianut bersama.

Mengenal Konsep Kesetaraan Sosial)

Bagaimana harmoni sosial diciptakan? Pada dasarnya bisa melalui banyak cara, termasuk
mematuhi norma yang berlaku, bersikap koorperatif dalam menyelesaikan suatu masalah,
dan saling menghargai

Tak hanya itu, rasa nyaman, tenang dan harmonis dalam kehidupan bermasyarakat juga
dapat dilakukan dengan bersikap ramah kepada orang lain, menghormati
keanekaragaman yang ada di masyarakat, menyadari adanya perbedaan sifat, sikap dan
watak, serta positif dalam berpikir.

Harmoni sosial erat kaitannya dengan kesetaraan sosial, dimana ini bisa diartikan sebagai
tata politik sosial di mana semua orang yang berada dalam suatu masyarakat atau
kelompok tertentu memiliki status yang sama. Setidaknya, ini mencakup hak yang sama
di bawah hukum, merasakan keamanan, memperolehkan hak suara, mempunyai
kebebasan untuk berbicara dan berkumpul, dan sejauh mana hak tersebut tidak
merupakan hak-hak yang bersifat atau bersangkutan secara personal.
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
SOSIOLOGI . RAMLI. 2021. 2021, p. ABC.

SOSIOLOGI. NIDAAN. 2021. SELONG : ABC, 2021.

SOSIOLOGI. NURLINDA. 2021. SELONG : ABC, 2021.

SOSIOLOGI. RESTU. 2021. SELONG : ABC, 2021.

SOSIOLOGI. TANDREMA. 2021. SELONG : s.n., 2021.

Anda mungkin juga menyukai