BUDAYA DASAR
MANUSIA, KERAGAMAN,
DAN KESEDERAJATAN
-KELOMPOK 7-
Annisa Rizki 16.D1.0261
The, Vivian Kristanti 19.D1.0016
Dewi Damayanti 19.D1.0006
Katarina Kathlen 19.D1.0048
Vincentius Gregory Ade 19.D1.0058
Evelyn Levina S 19.D1.0109
MANUSIA
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk
monopluralis yaitu makhluk yang tedapat banyak
keragaman dalam dirinya, tetapi keragaman tersebut
hanya terdapat pada satu jiwa.
Menurut Drs. Herimanto, M.Pd., M.Si, dalam
bukunya yang berjudul “Ilmu Sosial & Budaya Dasar”
mengatakan bahwa Manusia pada hakikatnya
merupakan makhluk individu atau pribadi yang memiliki
perbedaan satu sama lain. Adanya perbedaan itulah
yang melahirkan keragaman.
Manusia memiliki kelebihan-kelebihan yang
membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Salah
satu bentuk kelebihan manusia adalah kemampuan
untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik
darat, laut, maupun udara. Sedangkan binatang hanya
mampu bergerak di ruang terbatas.
Keragaman
Keragaman berasal dari kata ragam yang
menurut KBBI artinya: 1. Tingkah laku; 2.
Macam, jenis; 3. Lagu: musik; langgam; 4.
Warna, corak, ragi; 5. Laras atau tata bahasa.
Sehingga keragaman berarti perihal beragam-
ragam: berjenis-jenis; perihal ragam; hal
jenis.
Keragaman yang dimaksud di sini adalah
suatu kondisi di dalam masyarakat dimana
terdapat perbedaan-perbedaan dalam
berbagai bidang, terutama suku bangsa dan
ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat
kesopanan, serta situsi ekonomi. (Setiadi,
2006: 141)
Keragaman manusia bukan berarti
manusia itu bermacam-macam layaknya
binatang atau tumbuhan. Keragaman
manusia dimaksudkan adalah setiap manusia
memiliki perbedaan. (Herimanto, 2009: 97)
KAJIAN PUSTAKA
Kesederajatan
Kesederajatan berasal dari kata
sederajat atau setara yang menurut KBBI
artinya adalah sama tingkatan atau pangkat,
kedudukan. Dengan demikian konteks
kesederajatan di sini adalah suatu kondisi
dimana dalam perbedaan dan keragaman
yang ada manusia tetap memiliki satu
kedudukan yang sama dan satu tingkatan
hierarki. (Setiadi, 2006: 141)
Kesetaraan manusia bermakna bahwa
manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki
tingkat atau kedudukan yang sama. Di
hadapan Tuhan manusia memiliki kesamaan
derajat dan kedudukan. Yang membedakan
hanyalah tingkat ketakwaan manusia
terhadap Tuhan. (Herimanto, 2009: 98)
PEMBAHASAN
Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia diberi akal,
perasaan, dan kehendak yang menyatakan
kesempurnaannya sebagai makhluk budaya. Makhluk yang
sifatnya menginginkan yang benar dan yang bermanfaat
bagi kehidupan bersama sesuai dengan kemampuannya.
Sifat ini manusiawi, semua manusia diciptakan memiliki
kodrat masing-masing. Namun dalam menghadapi
lingkungan alam dan sosial, manusia tidak hanya
mewujudkan kesamaan tetapi juga ketidaksamaan dan
ketidakseragaman yang diungkapkan dalam berbagai
bentuk dan corak pikiran, perasaan, perbuatan, dan hasil
pikiran serta perbuatannya.
MENU
PEMBAHASAN
A B
Unsur-Unsur
Makna Keragaman
Keragaman dan
dan Kesederajatan
Kesederajatan
Dalam Masyarakat
Manusia di Indonesia
MENU
C D
Problematika Dalam
Pengaruh Keragaman
Keragaman dan
Terhadap Kehidupan
Kesederajatan
Makna Keragaman dan Kesederajatan Dalam
Masyarakat
Masyarakat merupakan suatu kesatuan yang
didasarkan pada suatu ikatan-ikatan yang sudah
teratur dan boleh dikatakan stabil. Individu dan
masyarakat adalah suatu bagian komplementer
atau saling melengkapi. Masyarakat Indonesia
digolongkan sebagi masyarakat majemuk, yaitu
suatu masyarakat negara yang terdiri atas beberapa
suku bangsa atau golongan sosial yang
dipersatukan oleh kekuatan nasional.
Kesamaan derajat warga negara di dalam
hukum dan di muka pemerintah terdapat pada
pasal 27 ayat 1 yang menetapkan bahwa “Segala
warga negara bersama-sama kedudukannya di
dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan SUBMENU
tidak ada kecualinya”.
Unsur-Unsur Keragaman dan Kesederajatan
Manusia di Indonesia
1. Suku, Bangsa, dan Ras
Suku bangsa yang menempati wilayah
Indonesia dari Sabang sampai Merauke sangat
beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena
adanya pengelompokkan besar manusia yang
memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama seperti
rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tubuh, mata,
ukuran kepala, dan lain sebagainya.
2. Agama dan Keyakinan
Agama mengandung arti kata yang harus
dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang
dimaksud berasal dari suatu kekuatan yang lebih
tinggi dari manusia sebagai kekuatan Gaib yang
tidak dapat ditangkap dengan panca indera, namun
memiliki pengaruh yang besar sekali terhadap
kehidupan manusia sehari-hari.
SUBMENU
Unsur-Unsur Keragaman dan Kesederajatan
Manusia di Indonesia
3. Ideologi dan Politik
Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang
berpengaruh kuat terhadap tingkah laku dalam situasi khusus karena
merupakan kaitan antara tindakan dan kepercayaan yang fundamental.
Indonesia hanya mengakui satu ideologi yaitu Pancasila. Politik
mencakup konflik antara individu-individu dan kelompok untuk
memperolah kekuasaan yang digunakan oleh pemenang bagi
keuntungannya sendiri atas kerugian dari yang ditaklukkan. Politik juga
bermakna usaha untuk menegakkan ketertiban sosial. Keragaman
masyarakat Indonesia dalam ideologi dan politik dapat dilihat dari
banyaknya partai politik sejak berakhirnya Orde Lama.
4. Kesenjangan Sosial
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk
dengan bermacam tingkat, pangkat, dan strata sosial yang hierarkis.
Hal ini dapat terlihat dan dirasakan dengan jelas dengan adanya
penggolongan orang berdasarkan kasta. Hal inilah yang dapat
menimbulkan kesenjangan sosial yang tidak saja dapat menyakitkan
tapi juga membahayakan kerukunan masyarakat. Bahkan bisa menjadi
pemicu perang antar etnis atau suku. Perbedaan kondisi ekonomi pada
kehidupan masyarakat juga dapat memicu terjadinya kesenjangan
sosial.
Unsur-Unsur Keragaman dan Kesederajatan
Manusia di Indonesia
5. Tata Krama (Adat dan Kesopanan)
Tata Krama yang dianggap dari bahasa Jawa yang
berarti “adat sopan santun, basa basi” pada dasarnya
adalah segala tindakan, prilaku, adat istiadat, tegur sapa,
ucap, dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu. Tata
krama dibentuk dan dikembangkan oleh masyarakat dan
terdiri dari aturan-aturan yang jika dipatuhi diharapkan
akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif di
dalam masyarakat yang bersangkutan.
6. Kesenjangan Ekonomi
Bagi sebagian negara berkembang, perekonomian
akan menjadi salah satu perhatian yang terus
ditingkatkan. Namun umumnya masyarakat kita berada di
golongan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Hal ini
tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan
yang tak dapat dihindari lagi. Pertambahan jumlah
penduduk yang cepat dan belum meratanya
pembangunan dan hasil-hasil pembangunan
mengakibatkan makin bertambahnya pengangguran di
kalangan pemuda serta terjadinya kesenjangan ekonomi.
Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan
Indonesia adalah negara yang Multi Etnik. Manusia secara kodrat diciptakan
sebagai makhluk yang mengusung nilai harmoni sehingga perbedaan yang ada
sebenarnya merupakan kehendak Tuhan yang seharusnya dijadikan sebagai
sebuah potensi untuk menciptakan sebuah kehidupan yang menjunjung tinggi
toleransi.
Sifat dasar masyarakat majemuk (Van de Berghe):
1. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan
yang berbeda,
2. Mempunyai struktur sosial yang bersifat non-komplementer,
3. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggota masyarakat tentang
nilai-nilai sosial yang bersifat dasar,
4. Sering terjadi konflik antar kelompok,
5. Integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam
bidang ekonomi, dan
6. Adanya dominasi publik.
SUBMENU
Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan
Realitas itu harus diakui dengan sikap terbuka, logis dan dewasa sehingga kemajemukan
dapat dipertumpul. Jika tidak maka akan terjadi hal-hal seperti:
1. Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan
dunia lingkungannya.
2. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan
memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja
tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Eksklusivisme atau rasialis, yaitu suatu keadaan dimana adanya keyakinan bahwa secara
kodrati ras/sukunya kelompoknya lebih tinggi dari ras/suku kelompok lain.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh
pengaruh negative dari keragaman, yaitu :
1) Semangat Religius
2) Semangat Nasionalisme
3) Semangat Pluralisme
4) Dialog antar umat beragama
5) Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan
antar agama, media, masa, dan harmonisasinya.
Problematika Dalam Keragaman dan Kesedarajatan
Dari data dan penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
MENU