Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN

Latar belakang
Manusia sebagai mahluk sosial (homo socialis) yang hidup bermasyarakat (zoon politicon)
tentunya tidak bisa memisahkan hidupnya dengan orang lain, serta mahluk yang berbudaya yang dapat
menggunakan akal budinya untuk menciptakan tatanan hidup yang bahagia dan sistem kemasyarakatan
yang terbentuk karena interaksi dan benturan kepentingan antara satu manusia dengan manusia lainya
karena membahagiakan itu hakikatnya baik, benar dan adil, maka manusia yang berbudaya itu selalu
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan.

Sejak zaman prasejarah hingga sejarah, manusia dihadapkan dengan keterciptaan berbagai aturan
dan norma dalam kehidupan, ilmu pengetahuan budaya terbukti memaikan peran dalam keterciptaan itu.
Ilmu pengetahuan budaya tidak hanya dapat dipahami dalam arti sebuah hukum atau teori, tetapi harus
dipandang juga sebagai pemikiran yang memerlukan proses sebuah kegiatan yang akan mengahasilkan
sesuatu.

Keberagaman terjadi dalam semua aspek kehidupan tak terkecuali dalam kehidupan beragama,
dari level yang paling material seperti bentuk dan perilaku sampai yang immateril seperti interpretasi dan
keyakinan.Keragaman budaya, tradisi dan agama adalah suatu keniscayaan hidup,sebab setiap orang atau
komunitas pasti mempunyai perbedaan sekaligus persamaan. Di sisi lain pluralitas budaya, tradisi dan
agama merupakan kekayaan tersendiri bagi suatu bangsa. Namun jika kondisi seperti itu tidak dipahami
dengan sikap toleran dan saling menghormati, maka pluralitas budaya, agama atau tradisi cenderung akan
memunculkan konflik bahkan kekerasan (violence). Oleh karena itu memahami pluralitas secara dewasa
dan arif merupakan keharusan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika tidak,
perbedaan budaya, tradisi atau kultur seringkali menyebabkan ketegangan dan konflik sosial. Kenyataan
di lapangan menyebutkan bahwa perbedaan budaya atau tradisi dalam suatu komunitas masyarakat tidak
selamanya dapat berjalan damai.

Salah satu negara terbesar dalam keberagaman adalah indonesia yang terdiri dari berbagai Suku.Indonesia
dikenal juga dengan Bangsa yang majemuk, dimana semua suku, ras, agama dan budaya ada di Indoensia.
Semua bersatu dengan semboyan "Bhineka Tunggal Ika", perbedaan bukan menjadi penghalang
tersatukannya sisi kemanusiaa dan itulah Indonesia. Negeri yang kaya raya akan sumber daya alam dan
sumber daya manusia dari sabang hingga merauke. Persatuan ditengah perbedaan menjadi ciri khas
bangsa Indonesia sejak dahulu.

Negara kita Indonesia adalah sebuah negara besar yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di
negeri. Dengan kondisi gegrafis yang begitu luas, maka tak heran jika Indonesia memliki beragam suku
dan budaya. Kekayaan Indonesia tidak hanya dari sumber daya alam yang melimpah ruah, namun
kekayaan budaya yang begitu majemuk menjadi salah satu pemersatu bangsa di bawah naungan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Ada suku Jawa, Madura, Betawi, Batak dan masih banyak lagi suku
lainnya yang tersebar di berbagai daerah.

Rumusan masalah
● apa itu keberagaman dalam perbedaan?
● bagaimana unsur keragaman dalam perbedaan ?
● apa problematika dalam keberagaman ?
● apa pengaruh keberagaman terhadap beragama, masyarakat,bangsa,dan negara ?

Tujuan Makalah
● mengetahui arti keberegaman dalam perbedaan
● memahami konsep dari keberagaman dalam perbedaan
● mengetahui dan merancang solusi dalam mengatasi malasah dalam keberagaman
PEMBAHASAN
Pengertian Manusia
Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang tunduk
kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, serta terkait
serta dengan interaksi alam dan lingkungan dalam sebuah hubungan timbal balik baik secara positif
maupun negatif

Perngertian Keragaman
Keragaman atau diversity dipergunakan dalam pengertian secara umum sebagai
pernyataan yang bervariasi. Inculison adalah pengikutsertaan semua organisasi secara penuh dan
dengan rasa hormat, tanpa memandang gender, agama, ras, warna kulit, orientasi seksual, asal
Negara, umur atau kemampuan fisik, dalam aktivitas dan kehidupan organisasi. Frederick A.
Miller dan Judith H. Katz (2002: 197-199). Keberagaman adalah menunjukan adanya
perbedaan, kesamaan dan teganganyang berhubungan, yang terjadi pada setiap bauran yang
dapat timbul diantara elemen dari collective mixture. (R. Roosevelt Thomas, Jr., 2006:101).
Mixture atau bauran dapat terdiri beberapa dimensi keberagaman. Dapat berupa ras, gender,
etnis, asal daerah, umur, afiliasi politik, kelas sosial-ekonomi, atau orientasi seksual, atau
mungkin kombinasi dari factor-faktor tersebut.

Dengan demikian, dapat dirumuskan pengrtian keberagaman sebagai variasi namun


menunjukan adanya persamaan. Keberagaman menyangkut aspek yang sangat luas, dapat terjadi
pada tingkatan individu, kelompok, organisasi, komunitas dan masyarakat. Keberagaman sangat
dipenagruhi oleh latar belakang demografis dan budaya sumber daya manusia kondisi
lingkungan internal dan kondisi eksternal masyarakat.

Unsur-unsur keragaman dalam perbedaan


1. Suku Bangsa dan Ras

Suku bangsa yang menempati wilayah indonesia dari sabang sampai merauke sangat beragam.
Adapun perbedaan ras muncul karena adanya pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri
biologis lahiriah yang sama seperti rambut, warna kulit, ukuran-ukuran tumbuh, mata, dan ukuran kepala.
Di indonesia, terutama bagian barat muai dari sulawesi adalah termasuk ras mongoloid melayu mua
(Deutero Malayan Mongoloid). Kecuali Batak dan Toraja yang termasuk Mongoloid MelayunTua (Proto
Melayan Mongoloid) sebelah timur indonesia termasuk ras Austroloid, termasuk bagian NTT. Adapun
kelompok terbesar yang tidak termasuk kelompok pribumi adalah golongan chia yang termasuk Astratic
Mongoloid

2. Agama dan Keyakinan

Agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan yang dimaksud
berasal dari sesuatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat
ditangkap dengan pancaindra, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan
manusia sehari-hari (Harun Nasution hlm. 10).
Agama sebagai bentuk keyakinan memang sulit diukur secara tepat dan perinci. Hal ini pula yang barang
kali menyulitkan para ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang agama. Namun apapun bentuk
kepercayaan yang dianggap sebagai agama, tampaknya memang memiliki ciri umun yang hampir sama
baik dalam agama primitif maupun monoteisme. menurut Robert H. Thouless, fakta menunjukkan bahwa
agama terpusat pada Tuhan atau dewa-dewa sebagai ukuran yang menentukan yang tak boleh di abaikan
(psikologi agama; 14).
Masalah agama tak akan mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Dalam praktisinya fungsi
agama dalam masyarakat antara lain:
1.Berfungsi edukasi: Ajaran agama secara yudiris berfungsi menyuruh dan melarang.
2.Berfungsi penyemangat.
3.Berfungsi sebagai perdamaian.
4.Berfungsi sebagai social control.
5.Berfungsi sebagai pemupuk rasa solidaritas.
6.Berfungsi transformatif.
7.Berfungsi kreatif.
8.Berfungsi sublimatif.
Pada dasarnya agama dan keyakinan merupakan unsur penting dalam keragaman bangsa
Indonesia. hal ini terlihat dari banyaknya agama yang diakui Indonesia.

3. Ideologi dan Politik

Ideologi adalah suatu istilah umum bagi sebuah gagasan yang berpengaruh kuat terhadap tingkah
laku dalam situasi khusus karena merupakan kaitan antara tindakan kepercayaan yang fundamental.
Ideologi membantu untuk lebih memperkuat landasan moral bagi sebuah tindakan. politik mencakup baik
konflik antara individu-individu dan kelompok untuk memperoleh, kekuasaan yang digunakan oleh
pemenang bagi keuntungannya sendiri atas kerugian dari yang di lakukan. Politik juga bemakna usaha
untuk menegakkan ketertiban sosial.
Keragaman masyarakat indonesia dalam ideologi dan politik dapat dilihat dari banyaknya partai politik
sejak berakhirnya masa Orde lama. Meskipun pada dasarnya Indonesia hanya mengakui, satu Ideologi,
yaitu Pancasila yang benar-benar mencerminkan kepribadian bangsa indonesia.

4. Tata Krama

Tata krama yang dianggap bahasa dari bahasa jawa yang berarti "adat sopan santun, basa-basi"
pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa, ucap dan cakap sesuai kaidah atau
norma tertentu.
Tata krama dibentuk dan di kembangkan oleh masyarakat, tata krama terdiri atas aturan-aturan
yang kalau dipatuhi diharapkan akan tercipta interaksi sosial yang tertib dan efektif di dalam masyarakat
yang bersangkutan. Indonesia memiliki beragam suku bangsa memiliki adat tersendiri meskipun karena
adanya sosialisasi nilai-nilai dan norma secara turun-temurun dan berkesinambungan dari generasi ke
generasi menyebabkan suatu masyarakat yang ada dalam suku bangsa yang sama akan memiliki adat dan
kesopanan yang relatif sama.

5. Kesenjangan Ekonomi

Bagi sebagian Negara berkembang, perekonomian akan menjadi salah satu perhatian yang terus
ditingkatkan. Namun umumnya, masyarakat kita berada di golongan tingkat ekonomi menengah ke
bawah. Hal ini tentu saja menjadi sebuah pemicu adanya kesenjangan yang tak dapat dihindari lagi.

6. Kesenjangan Sosial

Masyarakat indonesia merupakan masyarakat majemuk dengan bermacam tingkat, pangkat, dan
strata sosial yang hierarkis. Hal ini, dapat terlihat dan dirasakan dengan jelas dengan adanya
penggolongan orang berdasarkan kasta.
Hal inilah yang dapat menimbulkan kesenjngan sosial yang tidak saja dapat menyakitkan, namun juga
membahayakan bagi kerukunan masyarakat. Tak hanya itu bahkan bisa menjadi sebuah pemicu perang
antar-etnis atau suku.

Problematika keragaman dalam perbedaan


Salah satu promblematika dalam keragaman yaitu Diskriminasi. Diskriminasi adalah setiap
tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama,
suku, etnis, kelompok, golongan, status, dan kelas sosial-ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh,
usia, orientasi seksual, pandangan ideologi dan politik, serta batas negara, dan kebangsaan seseorang.
Tuntutan atas kesamaan hak bagi setiap manusia didasarkan pada prinsip-prinsip hak asasi manusia
(HAM). Sifat dari HAM adalah universal dan tanpa pengecualian, tidak dapat dipisahkan, dan saling
tergantung. Berangkat dari pemahaman tersebut seyogianya sikap-sikap yang didasarkan pada
ethnosentrisme, rasisme, religius fanatisme, dan diskriminasi harus dipandang sebagai tindakan yang
menghambat pengembangan kesederajatan dan demokrasi, penegakan hukum dalam kerangka pemajuan
dan pemenuhan HAM.

Dalam demokrasi, diskriminasi seharusnya telah ditiadakan dengan adanya kesetaraan dalam
bidang hukum, kesederajatan dalam perlakuan adalah salah satu wujud ideal dalam kehidupan negara
yang demokratis. Akan tetapi, berbagai penelitian dan pengkajian menunjukkan bahwa kondisi di
Indonesia saat ini belum mencerminkan penerapan asas persamaan di muka hukum secara utuh.
Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya beberapa faktor penyebab,
antara lain adalah:

1.Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan. Terutama ekonomi. Timbullah
persaingan antara kelompok pendatang dan kelompok pribumi, yang kerap kali menjadi awal pemicu
terjadinya diskriminasi
2.Tekanan dan intimidasi biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan terhadao kelompok atau
golongan yang lebih lemah. Artistoteles membagi masyarakat dalam suatu negara menjadi tiga
kelompok: kaya, miskin dan yang berada di antaranya. Kelompok-kelompok kaya (bangsawan, tuan
tanah) biasanya melakukan intimidasi dan tekanan sehingga mendiskriminasikan orang-orang miskin.

3.Ketidakberdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan membuat mereka terus
terpuruk dan menjadi korban diskriminasi
Problematika lainnya yang timbul dan harus diwaspadai adalah adanya disintegrasi bangsa. Dari kajian
yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintegrasi bangsa dan bubarnya sebuah negara, dapat
disimpulkan adanya enam faktor utama yang secara gradual bisa menjadi penyebab utama proses itu,
yaitu:
1.Kegagalan Kepemimpinan
2.Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama
3.Krisis politik
4.Krisis sosial
5.Demoralisasi tentara dan polisi
6.Intervensi asing

Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang merupakan
ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang “majemuk” atau “heterogen”. Masyarakat
Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak suku bangsa dengan beraneka ragam latar
belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang sama yang disebut, Kebudayaan Nasional

Pengaruh keberagaman terhadap beragama, masyarakat,bangsa,dan negara

Berdirinya Negara Indonesia di latar belakangi oleh masyarakat yang demikian majemuk,
secara etnis geografis, cultural, maupun religious. Kita tidak dapat mengingkari sifat pluralistik
bangsa kita. Sehingga kita perlu member tempat bagi berkembangnya kebudayaan suku bangsa
dan kebudayaan beragama yang dianut oleh warga Negara. Masalah suku bangsa dan kesatuan
nasional di Indonesia telah menunjukan kepada kita bahwa suatu Negara yang multietnik
memerlukan identitas nasional dan solidaritas nasional di antara warganya. Gagasan tentang
kebudayaan nasional Indonesia yang menyangkut kesadaran dan identitas suatu bangsa telah
dirancang saat kita belum merdeka.

Manusia secara kodrat diciptakan sebagai makhluk yang mengusung nilai harmoni, yang
seharusnya dijadikan sebagai sebuah potensi untuk menciptakan kehidupan yang menjunjung
tinggi toleransi. Di kehidupan sehari-hari , kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama,
yang beriringan, saling melengkapi dan mampu menyesuaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Tetapi sering kali terjadi malah sebaliknya, perbedaan-perbedaan itu menyebabkan ketegangan
hubungan antar anggota masyarakat.

Hal ini disebabkan oleh sifat dasar yang dimiliki oleh masyarakat majemuk sebagaimana
dejelskan oleh Van de Bergh:

a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok yang sering memiliki kebudayaan yang


berbeda.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga yang bersifat non-komplementer.
c. Kurang mengembangakn consensus dia antara para anggota masyarakat tentang nilai-
nilai sosial yang bersifat dasar.
d. Secara relatif sering kali terjadi konflik di antara kelompok yang satu dengan yang
lainnya.
e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan di dalam
bidang ekonomi.
f. Adanya domonasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain.

Relatif diatas harus diakui dengan sikap terbuka, logis, dan dewasa karena dengannya,
kemajemukkan yang ada dapat dipersatukan. Jika keterbukaan dan kedewasaaan sikap
dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-masalah yang menggoyahkan persatuan
dan kesatuan bangsa. Seperti:

1. Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusa dengan
dunia lingkungannya. Disharmonisasi dibawa oleh virus paradoks yang ada dalam
globalisasi. Paket globalisasi begitu masyarakat dunia dengan tawarannya alan
keseraaman global untuk maju bersama dalam komunikasi gaya hidup manusia yang
bebas dan harmonis dalan tatanan dunia, dengan menyampingkan keunikan dan
keberagaman manusia sebagai pelaku utamanya.
2. Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan
memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu
saja tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-
macam, antara lain: keyakinannya bahwa secara kodrati ras, sukunya kelompoknya lebih
tinggi dari ras, suku, kelompok lain.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh
pengaruh negatif dari keragaman, yaitu:

a. Semangat religus
b. Semangat nasionalisme
c. Semangat pluralisme
d. Semangat humanisme
e. Dialog antar umat beragama
f. Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar
agama, media massa, dan harmonisasi dunia

Keterbukaan, kedewasaan sikap, pemikiran global yang bersifat inklusif, serta kesadaran
kebersamaan dalam mempengaruhi sejarah, merupakan modal yang sangat menentukan bagi
terwujudnya sebuah bangsa yang Bhineka Tunggal Ika. Menyatu dalam keragaman dan beragam
dalam kesatuan. Segala bentuk kesenjangan didekatkan segala keanekaragaman dipandang
sebagai kekayaan bangsa, milik bersama. Sikap inilah yang perlu dikembangkan dlaam pola pikir
masyarakat untuk menuju Indonesia Raya Merdeka.
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Manusia adalah mahkluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensi yang tunduk kepada
aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati, serta terkait serta
dengan interaksi alam dan lingkungan dalam sebuah hubungan timbal balik baik secara positif maupun
negatif.
Manusia sebagai makhluk yag memiliki akal mampu memahami keberagaman budaya yang
bervariasi serta manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama namun menunjukan adanya
persamaan. Keberagaman menyangkut aspek yang sangat luas, dapat terjadi pada tingkatan individu,
kelompok, organisasi, komunitas dan masyarakat. Keberagaman sangat dipenagruhi oleh latar belakang
demografis dan budaya sumber daya manusia kondisi lingkungan internal dan kondisi eksternal
masyarakat.
Keberagaman yang sama akan setiap kebudayaan agar tetap berkembang dalam kehidupan
masyarakat dapat di lakukan berdasarkan kebersamaan, keterbukaan, dan kejujuran, memperhatikan
perbedaan dan kesamaan di antara sumber daya manusia, dan melakukan pelatihan multi dimensi.

2. SARAN
Dalam hidup bermayarakat yang memiliki keragaman kita harus memahami bahwa kedudukan kita
sama, serta mampu menyesuaikan pikiran dan sikap dengan sistem norma meliputi norma agama, adat,
susila dan hokum yang hidup dalam masyarakat.
Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah wawasan dan sebagai
acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kelompok ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah-
makalah selanjutnya.
Pentingnya Pemahaman Pendidikan Kewarganegaraan

Judul :Pentingnya keragaman dalam perbedaan

KELOMPOK 5
Disusun oleh:

Aimanda Rasyadi Nasution (190308050)

Ferry Febrinta Perangin angin (190308046)

Melvin Boni Sebastian Munthe (190308044)

Muhammad Salim Afif (190308042)

Fakultas Pertanian

Jurusan Keteknikan Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Medan

2019
Kata Pengantar

Berkat rahmat Tuhan yang mahakuasa. kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
Pentingnya keragaman dalam perbedaan.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Pak Rasyidin Ginting selaku dosen mata kuliah Pendidikan
P ancasila dan Kewarganegaraan yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyelesaikan
tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan
mengenai arti sebenarnya tentang keragaman dalam bermasyarakat,bernegara,dan berbangsa.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya bagi para pembaca.
Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL ………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ……………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………. iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………….. 1

A. Latar Belakang ………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………… 1

C. Tujuan Makalah ……………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………. 2

A. Pengertian Manusia …………………………………… 2

B. Pengertian Keragaman…………………………………….. 2

C. Unsur keragaman dalam perbedaan………………………………………. 2-3

D. Problematika keragaman dalam perbedaan ………………………………..… 3-4

E. Pengaruh Keragaman terhadap beragama, masyarakat,bangsa,dan negara………………………4-5

BAB III PENUTUP ……………………………………………… 6

A. Kesimpulan …………………………………………………… 6

B. Saran ……………………………………………………………. 6

Anda mungkin juga menyukai