Kelas :7D
Sebagai makhluk sosial, manusia berhubungan dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Salah
satu ciri manusia sebagai makhluk sosial adalah adat istiadat. Adat istiadat menunjukkan
manusia aktif dalam kehidupannya dengan orang lain sehingga melahirkan adat istiadat yang
mereka patuhi sendiri. Oleh karenanya, masing-masing penduduk di pulau-pulau itu memiliki
adat istiadat yang berlainan. Perlu kita pahami bahwa salah satu bentuk nilai positif yang sangat
rentan terhadap pengaruh luar adalah membangun nilai toleransi dan kebersamaan.
Indonesia menganut paham integralistik, yaitu suatu paham yang tidak membedabedakan
masyarakat atau warga negara. Toleransi berasal dari bahasa latin, tolerare artinya menahan diri,
bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, berhati lapang terhadap orang-orang yang
memiliki pendapat berbeda. Berdasarkan penjabaran Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, maka ciri-
ciri toleransi umat beragama dalam pergaulannya akan tampak sebagai berikut.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri atas bermacam-macam suku, adat istiadat,
kebudayaan, kesenian, agama, bahasa, dan sebagainya, namun mereka terikat oleh kesatuan
politik, cita-cita, dan itikad untuk hidup bersama sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Saat ini terdapat paham yang menyimpang dari prinsip kebersatuan. Jika paham tersebut kita
yakini sebagai ajaran kita, lambat laun negara kita terpecah belah, tercerai berai dan tak akan ada
lagi kebersamaan. Paham-paham tersebut yang bertentangan dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika, di antaranya:
1. Sukuisme
2. Chauvinisme
3. Ekstremisme
4. Kedaerahan
1. Ekstrem kiri
2. Ekstrem kanan
Kebersatuan tidak akan terwujud apabila terdapat faktor SARA (Suku, Agama, Ras, dan
Antargolongan) yang menimbulkan perpecahan. Dalam hubungan itulah diperlukannya upaya-
upaya penggalangan dan pembinaan terhadap faktor-faktor SARA. Salah satu gambaran untuk
mengantisipasi faktor SARA tersebut, di antaranya sebagai berikut.
1. Masalah Suku: Antisipasi pada faktor suku antara lain melalui peningkatan komunikasi
dan koordinasi sosial dalam rangka pemerataan pembangunan di segala bidang
kehidupan.
2. Masalah Agama: Antisipasi pada masalah agama antara lain melalui pengembangan
konsep dan praktik terhadap kerukunan umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
3. Masalah Ras: Pembinaan masalah ras (keturunan) antara lain dengan melakukan bentuk-
bentuk upaya pembauran di bidang sosial budaya dan sosial ekonomi untuk
memperkokoh ke-Indonesiaan bangsa Indonesia. Maka, sebutan sebangsa dan setanah air
mampu menghapuskan paham Rasialis.
4. Masalah Antargolongan: Wujud antargolongan yang salah satunya bisa dicontohkan
dalam bentuk perbedaan politik, yaitu adanya partai politik dan golongan serta organisasi
organisasi sosial dan organisasi kemasyarakatan.
Berikut contoh perilaku yang mencerminkan perilaku kebersatuan, baik di lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat.
a. Keluarga
1) menghormati bapak dan ibu;
2) membantu ibu dan bapak di rumah;
3) membantu adik mengerjakan PR;
4) berlaku sopan, dan
5) menghormati yang tua dan menyayangi yang muda.
b. Sekolah
1) menghormati guru, kepala sekolah, karyawan, dan penjaga sekolah;
2) bersahabat tanpa membeda-bedakan;
3) saling menyayangi dan mewujudkan kekeluargaan antarteman;
4) membentuk kelompok belajar tanpa adanya diskriminasi;
5) mengadakan pertemuan-pertemuan antarsekolah melalui kegiatan olahraga, kesenian, dan
sains.
c. Masyarakat
1) mempererat tali silaturahmi antartetangga, antarwarga setempat, dan antarwarga lain;
2) bekerja sama dalam membangun sarana prasarana;
3) membiasakan tolong menolong antarwarga yang membutuhkan;
4) mengadakan pertandingan antarwarga;
5) bersama menciptakan kebersihan dan keamanan di lingkungan daerah tempat tinggal.
Nama :Mufti Asrori
2. Keberagaman Suku
Suku bangsa sering juga disebut etnik. Suku bangsa merupakan gabungan sosial yang dibedakan
dari golongan-golongan sosial karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan
dengan asal-usul dan tempat asal serta kebudayaan.
Di indonesia terdapat 1.128 suku bangsa yang disatukan oleh kesatuan bahasa.
1. Islam
2. Kristen
3. Katolik
4. Buddha
5. Hindu
6. Kong Hu Chu
Semua agama mengajarkan kepada umatnya agar berbuat baik dan benar. Melakukan kebaikkan
dan menegakkan kebenaran adalah perintah tuhan yang wajib dilaksanakan.
4. Keberagaman Ras
Ras adalah golongan bangsa bedasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan. Perbedaan ciri-ciri
fisik seperti :warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan . Bentuk dan
warna mata, dan perbedaan fisik lainya.
Secara horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan perbedaan suku bangsa,agama,adat istiadat,&kedaerahan
Secara vertikal ditandai oleh lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.Dalam
sosiologi,lapisan dalam masyarakat disebut “Social Statification” atau kelas sosial.
Kelas sosial dan kesatuan sosial membentuk golongan di masyarakat yang terdiri dari
2orang atau lebih dan mempunyai hubungan satu sama lain dalam sebuah struktur.
Nama : Muhammad Impron R.
Bhineka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan bangsa Indonesia. Ungkapan Bhineka
Tunggal Ika dapat di temukan dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada
abad XIV di masa kerajaan Majapahit. Dalam Kitab disebut Mpu Tantular menulis yang
artinya“ Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai
kebenaran Jina (buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada
dharma yang mendua.
Bhineka Tunggal Ika memiliki berbagai arti dari berbagai segi, yaitu :
Kelas :7D
Saling Menghargai Tanpa Membedakan Ras
Ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik tertentu atau tubuh yang khas dan tertentu.
Kekhasan itu terdapat pada warna kulit, bentuk mata, bentuk hidung, dan warna rambut. Seseorang
dengan ras tertentu terkadang memperoleh perlakuan menguntungkan atau merugikan. Padahal,
Indonesia terdiri atas banyak ras seperti berikut:
Banyaknya ras di Indonesia karena warga negara dan penduduk Indonesia terdiri atas orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan oleh undang-undang. Demi persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia, kita hendaknya tidak mempermasalahkan perbedaan ras yang bisa
mengancam disintegrasi bangsa. Perlu kita sadari bahwa semua manusia merupakan ciptaan Tuhan
yang memiliki kedudukan sama. Oleh karena itu, apapun rasnya, hitam, putih, atau kuning langsat harus
memperoleh perlakuan yang sama dalam segala bidang. Hal ini karena pada dasarnya semua warga
negara Indonesia sama, baik orang pribumi maupun bukan pribumi. Semua mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalam mewujudkan kejayaan bangsa dan negara Indonesia di mata dunia
internasional. Oleh
karena itu, kita harus saling menghormati dan saling menghargai.
Negara Indonesia menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Dengan adanya kemerdekaan dalam
beragama, negara Indonesia mengakui adanya enam agama yaitu agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu. Pemerintah membentuk lembaga keagamaan untuk menjaga kerukunan
antarumat beragama yang berbeda. Lembaga keagamaan bertugas mengatur, mengurus, serta
membahas dan menyelesaikan segala masalah yang menyangkut keagamaan. Adapun fungsi dari
lembaga keagamaan sebagai berikut:
a. Tempat untuk membahas dan menyelesaikan segala masalah yang menyangkut keagamaan.
b. Media menyampaikan gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat dan bangsa.
c. Wahana silaturahmi yang dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan
d. Tempat berdialog antara sesama anggota dan antarkelompok agama.
Sikap saling menghargai antarwarga negara tanpa membedakan agama hanya dapat dibina dalam
lingkungan kehidupan masyarakat dengan suasana seperti berikut:
Adapun bentuk sikap saling menghargai tanpa membedakan agama yang dapat ditunjukkan oleh warga
negara Indonesia seperti berikut:
a. Memberi kesempatan kepada pemeluk agama lain yang akan melaksanakan kegiatan keagamaannya
dan tidak mengganggu atau mengacaukan kegiatan keagamaan agama lain.
b. Saling membantu dalam bidang kemanusiaan atau sosial, seperti gotong royong, dan membantu korban
bencana.
c. Mengadakan musyawarah wakil-wakil agama yang berbeda secara mandiri maupun dengan pihak
pemerintah demi kepentingan bersama.
Gender adalah jenis kelamin manusia yaitu laki-laki dan perempuan. Pada zaman dahulu, diskriminasi
gender sering terjadi di masyarakat. Hal tersebut dikaitkan dengan kekuatan fisik, sifat, dan kemampuan
yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Pada dasarnya setiap warga negara baik laki-laki maupun
perempuan, memiliki kedudukan yang sama. Laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama. Misalnya,
Nama : Reni Rosita S
Kelas :7D
Perbedaan suku dan ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain
hendaknya tidak menjadi kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia maupun dalam pergaulan dunia. Kita harus menghormati harkat dan
martabat manusia yang lain. Marilah kita mengembangkan semangat persaudaraan
dengan sesama manusia dengan menjunjung nilainilai kemanusiaan.
orang lain lebih baik dari kita atau kita lebih baik dari orang lain. Baik dan buruknya
penilaian orang lain kepada kita bukan karena warna, rupa, dan bentuk, melainkan
karena baik dan buruknya kita dalam berperilaku. Oleh karena itu, sebaiknya kita
berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan tersebut.
Perlu kita pahami bahwa salah satu bentuk nilai positif yang sangat rentan terhadap
pengaruh luar adalah membangun nilai toleransi dan kebersamaan. Indonesia
menganut paham integralistik, yaitu suatu paham yang tidak membeda-bedakan
masyarakat atau warga negara. Toleransi berasal dari bahasa latin, tolerare artinya
menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, berhati lapang
terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda
Berdasarkan penjabaran Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, maka ciri-ciri toleransi umat
beragama dalam pergaulannya akan tampak sebagai berikut.
b. Kesadaran Gender
Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-laki
dan perempuan pada dasarnya sama. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan
itulah yang dinamakan dengan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada
hubungan antara laki-laki dan perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan, dan
bagaimana hubungan tersebut dilihat berdasarkan sifat kodrat.
Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia. Gender adalah konsep
hubungan sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan
perempuan dalam masyarakat. Gender dibentuk dan berkembang seiring dengan
budaya masyarakat. Gender bukan bawaan sejak lahir.
Oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran gender bersifat dinamis dan dapat
berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Kesadaran gender
bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga, maka setiap anggota keluarga
bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Anak laki-
Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama, Gender,
Golongan, Budaya dan Suku.
Sebagaimana kita ketahui, semboyan bangsa Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan
yang ada hendaknya tidak dianggap sebagai ancaman tetapi lebih merupakan anugerah. Untuk
meningkatkan kesatuan dan persatuan diantara semua komponen bangsa, maka perbedaan itu
harus disikapi sedemikian rupa sehingga terjalin keserasian hidup.
A. Perbedaan Ras
Dalam pasal 26 ayat 1 UUD 1945 tentang warga Negara dan penduduk, disebutkan bahwa yang
menjadi warga Negara dan penduduk ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan UU sebagai warga Negara.
Perbedaan ras yang ada hendaknya jangan dijadikan masalah yang mengancam disintegrasi
bangsa. Sesungguhnya bangsa Indonesia selain masyarakat pribumi, terdiri dari banyak ras,
misalnya :
1. Ras keturunan Tionghoa atau etnis Tionghoa
2. Ras keturunan Belanda atau etnis Belanda
3. Ras keturunan Arab atau etnis Arab
Semua adalah warga Negara Indonesia yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan
orang-orang bangsa Indonesia asli dalam mewujudkan kejayaan bangsa dan Negara Indonesia
dimata dunia internasional. Kita harus saling menghormati dan saling menghargai.
B. Perbedaan Agama
Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu. Untuk itu maka pemerintah membentuk lembaga keagamaan.
Lembaga keagamaan adalah suatu organisasi yang mengatur, mengurus, serta membahas dan
menyelesaikan segala masalah yang menyangkut keagamaan. Adapun fungsi dari lembaga
keagamaan adalah :
1. Tempat untuk membahas dan menyelesaikan segala masalah yang menyangkut keagamaan
2. Media menyampaikan gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat dan bangsa.
3. Wahana silahturahmi yang dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan
4. Tempat berdialog antara sesame anggota antarkelompok agama.
Untuk membina sikap saling menghormati dalam kehidupan Bergama maka dalam lingkungan
masyarakat harus diciptakan :
1. Toleransi antarumat beragama;
2. Kemerdekaan beragama dilaksanakan dengan adil dan benar;
3. Menumbuhkan kerukunan dalam pergaulan
4. Menumbuhkan saling pengertian dalam pergaulan
5. Tidak bersikap reaktif dan menentang
Untuk meningkatkan kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia dan demi tercapainya
persatuan dan kesatuan bangsa maka setiap warga Negara hendaknya menjalankan agama
masing-masing dan saling menghormati, misalnya dengan sikap sebagai berikut :
1. Memberi kesempatan pemeluk agama lain yang akan melaksanakan kegiatan keagamaannya
dan tidak menggangu atau berbuat gaduh/kacau terhadap agama lain.
2. Saling membantu dalam bidang kemanusiaan atau social, seperti gotong royong, membantu
korban bencana dan lain-lain.
3. Mengadakan musyawarah wakil-wakil agama yang berbeda secara mandiri maupun dengan
pihak pemerintah demi kepentingan bersama.
Di Indonesia ada lima lembaga keagamaan yang keberadaannya diakui oleh pemerintah, yaitu
1. MUI (Majelis Ulama Indonesia)-Islam
2. PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia)-Kristen
3. KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia )-Khatolik
4. WALUBI (Perwakilan Umat Budha Indonesia)-Budha
5. PHDI (Parisada Hindu Darma Indonesia)-Hindu
Peran serta lembaga keagamaan bagi pembangunan kehidupan diri, bangsa, dan Negara, yaitu :
1. Bagi kehidupan pribadi untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bagi lembaga lembaga keagamaan untuk membina kerukunan umat beragama dan
menyelesaikan masalah intern umat seagama.
3. Bagi kehidupan masyarakat untuk membina kerukunan antarumat beragama dan kerjasama
dalam masalah yang bersifat kemanusiaan.
C. Perbedaan Gender
Gender adalah jenis kelamin manusia yaitu laki-laki dan perempuan. Setiap warga Negara baik
laki-laki maupun perempuan, memiliki kedudukan yang sama. Laki-laki dan perempuan
memiliki hak yang sama untuk duduk di lembaga pemerintahan serta berbagai bidang kehidupan
lainnya.
Diskriminasi gender pada zaman dahulu sering terjadi di masyarakat, dikaitkan dengan kekuatan
fisik, sifat, dan kemampuan. Saat ini diskriminasi gender sudah dapat dihilangkan dan
perempuan memiliki akses yang sama dalam politik, social, dan ekonomi dengan laki-laki.
D. Perbedaan Golongan Sosial
Golongan social adalah suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh cirri-ciri tertentu serta
mempunyai ikatan identitas social. Golongan sosial juga dapat diartikan sekumpulan orang-
orang yang berdasarkan atas beberapa hal yang merasa satu kesatuan hingga masing-masing
anggota menumbuhkan dan mengidentifikasi diri sendiri, misalnya golongan wanita, golongan
pria, golongan buruh, golongan pemuda, dan lain-lain.
Di Indonesia terdapat berbagai golongan sosial. Setiap warga Negara Indonesia hendaknya
menyadari bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama sebagai warga Negara, tanpa
memandang dari golongan sosial mana ia berasal.
E. Perbedaan Budaya
Menurut pendapat Selo Soemardjan dan Soelaiman, kebudayaan adalah semua hasil cipta, rasa
dan karsa manusia.
Faktor utama yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan antara lain :
1. Lingkungan
2. Pertemuan antarbangsa
3. Kepercayaan yang kuat dan mengakar
Di Indonesia terdapat berbagai kebudayaan, baikyang berasal dari budaya daerah maupun
budaya bangsa lain. Setiap orang hendaknya menyadari bahwa perbedaan budaya tersebut
merupakan kekayaan bangsa dan tidak menjadikan sebagai faktor yang akan memecah-belah
persatuan bangsa.
F. Perbedaan Suku
Suku adalah golongan bangsa sebagai bagian dari bangsa yang lebih besar. Suku bangsa adalah
suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadran dan identitas akan kesatuan kebudayaan.
Kebahag.
Nama : Reza amalia M
Kelas :7D
Keanekaragaman Budaya Bangsa di Indonesia
Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap daerah atau
masyarakat mempunyai corak dan budaya masing-masing yang
memperlihatkan ciri khasnya. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai bentuk
kegiatan sehari-hari, misalnya upacara ritual, pakaian adat, bentuk rumah,
kesenian, bahasa, dan tradisi lainnya. Contohnya adalah pemakaman
daerah Toraja, mayat tidak dikubur dalam tanah tetapi diletakkan dalam
goa. Di daerah Bali, mayat dibakar(ngaben).
Kelas :7D
Perbedaan suku & ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain hendaknya tidak
menjadi kendala dalam membangun persatuan & kesatuan bangsa Indonesia ataupun dalam
pergaulan dunia. jadi kita harus menghormati harkat & martabat manusia lainnya. Kita juga
harus mengembangkan semangat persaudaraan dengan sesama manusia dengan menjunjung
nilai-nilai kemanusian.
Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita /kita lebih
baik dari orang lain. Baik & buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena warna kulit,
rupa wajah, & bentuk tubuh melainkan karena baik & buruknya dalam berperilaku. Oleh sebab
itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan
itu.
Mempelajari & menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat & kesenangannya
Mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia
Menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia
Merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri.
Sikap toleransi yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keanekaragaman
antara lain sebagai berikut;
Sikap toleransi dalam masyarakat terhadap keragaman dapat dilaksanakan dalam berbagai
lingkungan. Berikut ini uraiannya;
1. Lingkungan sekolah
Sama halnya dengan kehidupan keluarga, kehidupan sekolah pun dibutuhkan adanya toleransi
baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, kepala sekolah dengan murid, guru
dengan murid maupun murid dengan murid. Toleransi itu sangat dibutuhkan untuk terciptanya
proses pembelajaran yang kondusif, sehingga tujuan dari pendidikan persekolahan dapat
tercapai.
Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita /kita lebih
baik dari orang lain. Baik & buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena warna kulit,
rupa wajah, & bentuk tubuh melainkan karena baik & buruknya dalam berperilaku. Oleh sebab
itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan
itu.
Mempelajari & menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat & kesenangannya
Mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia
Menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia
Merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri.
Sikap toleransi yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keanekaragaman
antara lain sebagai berikut;
Sikap toleransi dalam masyarakat terhadap keragaman dapat dilaksanakan dalam berbagai
lingkungan. Berikut ini uraiannya;
1. Lingkungan sekolah
Sama halnya dengan kehidupan keluarga, kehidupan sekolah pun dibutuhkan adanya toleransi
baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, kepala sekolah dengan murid, guru
dengan murid maupun murid dengan murid. Toleransi itu sangat dibutuhkan untuk terciptanya
proses pembelajaran yang kondusif, sehingga tujuan dari pendidikan persekolahan dapat
tercapai.
Contoh-contoh sikap toleransi dalam kehidupan sekolah antara lain;
2. Lingkungan masyarakat
Perlu diketahui bahwa terjadinya peristiwa seperti tawuran antarpelajar, tawuran antarwarga,
peristiwa/pertikaian antaragama & antaretnis dll. Peristiwa-peristiwa itu merupakan cerminan
dari kurangnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.
Adanya perbedaan keyakinan dalam kehidupan masyarakat tentu bukanlah suatu penghalang
dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi tidak ada agama yang mengajarkan
umatnya untuk memaksa orang lain untuk memiliki keyakinan atau agama yang sama. Karena
setiap manusia memiliki hal untuk memilih dan mengamalkan agamanya. Jadi, beberapa perilaku
yang perlu diwujudkan dalam keberagaman agama adalah sebagai berikut:
PELAJARAN TERKAIT :
Sikap diatas sangat perlu untuk dilaksanakan, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, serta
dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebuah perbedaan tidak selalu berarti bahwa yang satu lebih baik daripada yang lainnya. Suatu
penilaian atau pandangan tidaklah seharusnya disebabkan oleh perbedaan warna, rupa, serta
bentuk, namun lebih kepada bagaimana seseorang bersikap dalam suatu masyarakat. Jadi,
penting untuk kita semua agar bersikap adil tanpa saling membeda-bedakan satu sama lain.
Kesadaran Gender
Selain agama, budaya, suku, dan ras, terdapat pula satu perbedaan paling menonjol yang
diciptakan Tuhan untuk manusia, yaitu perbedaan gender. Terdapat dua gender di dunia, laki-laki
dan perempuan. Gender dapat dikatakan sebagai suatu konsep yang hadir dalam lingkungan
sosial dan membedakan kedudukan, fungsi, serta peran antara kaum laki-laki dan kaum wanita.
Gender tumbuh bersama dengan kebudayaan di Indonesia, jadi keduanya akan sejalan satu sama
lain.
Pada dasarnya keduanya adalah sama dan sejajar dalam masyarakat. Misalnya saja dalam
lingkungan keluarga, seluruh anggota yang terikat memiliki hak dan tanggung bertanggung
jawab dalam hal kebersihan serta keindahan rumah mereka. Contoh pada lingkungan sekolah
yaitu bahwa anak laki-laki dan perempuan sama-sama dapat menjadi pendidik di kemudian hari.
Sedangkan di lingkungan masyarakat, kedua gender tersebut dapat memiliki fungsi dan peran
yang berguna bag manusia lainnya.
by
Adanya perbedaan keyakinan dalam kehidupan masyarakat tentu bukanlah suatu penghalang
dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi tidak ada agama yang mengajarkan
umatnya untuk memaksa orang lain untuk memiliki keyakinan atau agama yang sama. Karena
setiap manusia memiliki hal untuk memilih dan mengamalkan agamanya. Jadi, beberapa perilaku
yang perlu diwujudkan dalam keberagaman agama adalah sebagai berikut:
PELAJARAN TERKAIT :
Sikap diatas sangat perlu untuk dilaksanakan, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, serta
dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebuah perbedaan tidak selalu berarti bahwa yang satu lebih baik daripada yang lainnya. Suatu
penilaian atau pandangan tidaklah seharusnya disebabkan oleh perbedaan warna, rupa, serta
bentuk, namun lebih kepada bagaimana seseorang bersikap dalam suatu masyarakat. Jadi,
penting untuk kita semua agar bersikap adil tanpa saling membeda-bedakan satu sama lain.
Kesadaran Gender
Selain agama, budaya, suku, dan ras, terdapat pula satu perbedaan paling menonjol yang
diciptakan Tuhan untuk manusia, yaitu perbedaan gender. Terdapat dua gender di dunia, laki-laki
dan perempuan. Gender dapat dikatakan sebagai suatu konsep yang hadir dalam lingkungan
sosial dan membedakan kedudukan, fungsi, serta peran antara kaum laki-laki dan kaum wanita.
Gender tumbuh bersama dengan kebudayaan di Indonesia, jadi keduanya akan sejalan satu sama
lain.
Pada dasarnya keduanya adalah sama dan sejajar dalam masyarakat. Misalnya saja dalam
lingkungan keluarga, seluruh anggota yang terikat memiliki hak dan tanggung bertanggung
jawab dalam hal kebersihan serta keindahan rumah mereka. Contoh pada lingkungan sekolah
yaitu bahwa anak laki-laki dan perempuan sama-sama dapat menjadi pendidik di kemudian hari.
Sedangkan di lingkungan masyarakat, kedua gender tersebut dapat memiliki fungsi dan peran
yang berguna bag manusia lainnya.
by
50 Shameless Console Knockoffs That Will Make You Chuckle
GamingBolt.com
Kelas ;7D
Perilaku Toleran dalam Kehidupan Beragama
Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan mengamalkan ajaran agamanya masing-
masing. Jaminan negara terhadap warga negara untuk memeluk dan beribadah diatur dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi, ”Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Bentuk perilaku kehidupan dalam
keberagaman agama di antaranya diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut.
Dalam kehidupan berbangsa, seperti kita ketahui keberagaman dalam agama itu benar-benar
terjadi. Agama tidak mengajarkan untuk memaksakan keyakinan kita kepada orang lain. Oleh
karena itu, bentuk perilaku kehidupan dalam keberagaman agama di antaranya diwujudkan
dalam bentuk:
a) menghormati agama yang diyakini oleh orang lain;
b) tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda agama;
c) bersikap toleran terhadap keyakinan dan ibadah yang dilaksanakan oleh yang memiliki
keyakinan dan agama yang berbeda
d) melaksanakan ajaran agama dengan baik; serta
e) tidak memandang rendah dan tidak menyalahkan agama yang berbeda dan dianut oleh orang
lain.
Perilaku baik dalam kehidupan beragama tersebut sebaiknya kita laksanakan, baik
dikeluarganya, sekolah, masyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita atau kita
lebih baik dari orang lain. Baik dan buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena
warna, rupa, dan bentuk, melainkan karena baik dan buruknya kita dalam berperilaku. Oleh
karena itu,
sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan
tersebut.
Kesadaran Gender
Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan
perempuan pada dasarnya sama. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan itulah yang
dinamakan dengan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada hubungan antara laki-laki dan
perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan, dan bagaimana hubungan tersebut dilihat
berdasarkan sifat kodrat.
Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia. Gender adalah konsep hubungan
sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat. Gender dibentuk dan berkembang seiring dengan budaya masyarakat. Gender bukan
bawaan sejak lahir. Tiap-tiap masyarakat memiliki perkembangan budayanya sendiri, demikian
pula dalam perkembangan budaya bangsa Indonesia. Pemahaman gender di Indonesia tentulah
akan sejalan dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman dan
kesadaran gender bersifat dinamis dan dapat berbeda antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain. Kesadaran gender bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan peran antara
laki-laki dan perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga, maka setiap
anggota keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya.
Anak laki-laki atau anak perempuan, keduanya bisa menjaga kebersihan dan kerapian rumah
tempat tinggalnya. Di sekolah, laki-laki atau perempuan sama-sama dapat menjadi guru. Dalam
masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan dapat mengambil peran yang berguna bagi sesama
manusia lainnya.
Nama :Yoga F
Kelas :7D
Perbedaan suku dan ras antara manusia yang satu dengan yang lainnya hendaknya tidak menjadi
kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia maupun dalam pergaulan
dunia. Kita harus menghormati harkat dan martabat manusia yang lain. Marilah kita
mengembangkan semangat persaudaraan dengan sesama manusia dengan menjunjung nilai –nilai
kemanusiaan.
Perbedaan ktia dengan orang lain tidak berarti orang lain lebih baik daripada kita atau kita lebih
baik daripada orang lain. Bauk dan buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena
warna, rupa, dan bentuk, melainkan karena baik dan buruknya kita dalam berperilaku . oleh
karena itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai
perbedaan tersebut.
Kehidupan social dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu manjadi
kekayaan bangsa Indonesia. Kita tentunya harus bersemangat untuk memeliharanya dan
menjaga kebudayaan bangsa Indonesia . bagi seorang pelajar perilaku dan semangat kebangsaan
dalam mempertahankan keberagaman budaya bangsa diantaranya dapar dilaksanakan dengan :
B. Kesadaran Gender
Tuhan Menciptakan Manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan
perempuan pada dasarnya sama. Hubungan social antara lki-laki dan perempuan itulah yang
dinamakan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada hubungan antara laki-laki dan
perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan dan bagaimana hubungan tersebut dilihat
berdasarkan sifat kodrat.
Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia . Gender adalah konsep hubungan
social yang membedakan kedudukan , fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat. Gender dibentuk dan berkembang seiring dengan budaya masyarakat. Gender bukan
bawaan sejak lahir.
Tiap tiap masyarakat memiliki perkembangan kebudayaan sendiri, demikian pula dalam
perkembangan budaya bangsa Indonesia. Pemahaman Gender di Indonesia tentulah akan sejalan
dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia.oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran
Gender bersifat dinamis dan dapat bereda antara masyarakat yang sati dengan masyarakat yang
lain.
Kesadaran Gender berarti meletakkan kedudukan , fungsi, dan peran antara laki-laki dan
perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga, maka setiap anggota
keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan rumah tempat tinggalnya. Anak laki-
aki atau anak perempuan, keduanya bisa menjaga kebersihan dan kerapihan rumah tempat
tinggalnya. Disekolah , laki-laki dan perempuan sama-sama dapat menjadi guru. Dalam
masyarakat baik laki-laki maupun perempuan dapat mengambil peran yang berguna bagi sesame
manusia lainnya.
Demikianlah pemaparan singkat tentang Perilaku toleran dalam berbagai ragam Agama, Ras,
suku, Budaya dan Gender yang telah kita pelajari bersama, semoga bermanfaat dan semakin
menambah wawasan kita semua.
Nama : Tasya dwi P
Kelas :7d
Lingkungan Berbangsa & Bernegara
Kehidupan berbangsa & bernegara pada hakikatnya merupakan kehidupan masyarakat bangsa.
Di dalam terdapat kehidupan berbagai macam pemeluk agama & penganut kepercayaan yang
berbeda-beda. Tetapi perbedaan-perbedaan kehidupan itu menjadi kemajemukan kehidupan
sebagai suatu bangsa & negara Indonesia. Oleh sebab itu, kehidupan berbangsa & bernegara
perlu tetap dipelihara agar tidak terjadi disintergrasi bangsa.
Semua manusia pada dasarnya sama, yang membeda-bedakan terhadap sesama manusia karena
warna kulit/bentuk fisik lainnya adalah sebuah kesalahan. Tuhan menciptakan manusia berbeda
& beragam, perbedaan itu adalah anugerah yang harus disyukuri. Perbedaan kita dengan orang
lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita/kita lebih baik dari orang lain. Baik &
buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena warna kulit, rupa wajah, & bentuk tubuh
melainkan karena baik & buruknya dalam berperilaku. Oleh sebab itu, sebaiknya kita berperilaku
baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan itu.
Keberagaman suku, agama, ras, dan antar golongan ini antara lain
dipengaruhi oleh letak geogarfis di jalur perdagangan internasional.
Dukungan kekayaan alam yang melimpah dan diperlukan oleh bangsa lain,
maka para pedagang asing datang ke Indonesia. Selain melakukan
kegiatan berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama dan
kepercayaan yang mereka yakini. Agama Hindu dan Budha masuk dibawa
oleh bangsa India yang sudah lama berdagang dengan Indonesia,
kemudian menyusul para pedagang Gurajat menyebarkn ajaran Islam. .
Kedatangan bangsa Eropa membawa ajaran agama Kristen dan Katolik,
sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu. Berbagai
ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena sebelumnya
masyarakat sudah mengenal kepercayaan seperti animisme dan
dinamisme. Juga sifat keterbukaan masyarakat Indonesia menerima
budaya lain
Kelas :7D
Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita /kita lebih
baik dari orang lain. Baik & buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena warna kulit,
rupa wajah, & bentuk tubuh melainkan karena baik & buruknya dalam berperilaku. Oleh sebab
itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan
itu.
Mempelajari & menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat & kesenangannya
Mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia
Menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia
Merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri.
Sikap toleransi yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keanekaragaman
antara lain sebagai berikut;
Sikap toleransi dalam masyarakat terhadap keragaman dapat dilaksanakan dalam berbagai
lingkungan. Berikut ini uraiannya;
1. Lingkungan sekolah
Sama halnya dengan kehidupan keluarga, kehidupan sekolah pun dibutuhkan adanya toleransi
baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, kepala sekolah dengan murid, guru
dengan murid maupun murid dengan murid. Toleransi itu sangat dibutuhkan untuk terciptanya
proses pembelajaran yang kondusif, sehingga tujuan dari pendidikan persekolahan dapat
tercapai.
2. Lingkungan masyarakat
Perlu diketahui bahwa terjadinya peristiwa seperti tawuran antarpelajar, tawuran antarwarga,
peristiwa/pertikaian antaragama & antaretnis dll. Peristiwa-peristiwa itu merupakan cerminan
dari kurangnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.
Keberagaman suku, agama, ras, dan antar golongan ini antara lain
dipengaruhi oleh letak geogarfis di jalur perdagangan internasional.
Dukungan kekayaan alam yang melimpah dan diperlukan oleh bangsa lain,
maka para pedagang asing datang ke Indonesia. Selain melakukan
kegiatan berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama dan
kepercayaan yang mereka yakini. Agama Hindu dan Budha masuk dibawa
oleh bangsa India yang sudah lama berdagang dengan Indonesia,
kemudian menyusul para pedagang Gurajat menyebarkn ajaran Islam. .
Kedatangan bangsa Eropa membawa ajaran agama Kristen dan Katolik,
sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu. Berbagai
ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena sebelumnya
masyarakat sudah mengenal kepercayaan seperti animisme dan
dinamisme. Juga sifat keterbukaan masyarakat Indonesia menerima
budaya lain
Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan
identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam
satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas
diri terhadap kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan
bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat.
tempat tinggalnya.
Kelas :7D
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti “tradisi”.[1].
Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari
bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat
kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita
sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan
keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna
kesuciannya
DEFINISI
Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini
diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada
agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu.
Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan
rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu
perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.
Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan
keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar
dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga.
Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa
manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain
atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng
Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan
dengan cara menghambakan diri, yaitu:
menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal
dari Tuhan
menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan
Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan
manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah
manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang
mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
AGAMA DI INDONESIA
Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu: agama Islam,
Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sebelumnya,
pemerintah Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan
agamanya secara terbuka. Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden
Abdurrahman Wahid mencabut larangan tersebut. Tetapi sampai kini masih banyak
penganut ajaran agama Konghucu yang mengalami diskriminasi dari pejabat-
pejabat pemerintah. Ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme
dan lain-lainnya, meskipun jumlahnya termasuk sedikit.
Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang
No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam
penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh
sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama-agama dan
kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan
pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan agama-agama
tersebut.
Sebenarnya tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi
dan tidak resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK
(Surat Keputusan) Menteri dalam negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom
agama pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. Tetapi SK (Surat
Keputusan) tersebut telah dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena
dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 tentang
Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia.
Selain itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, yang ditujukan kepada sebagian orang yang percaya akan
keberadaan Tuhan, tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama mayoritas.
Nama : Muhammad Yahya
Kelas :7D
Perbedaan suku dan ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain hendaknya tidak
menjadi kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia maupun dalam
pergaulan dunia. Kita harus menghormati harkat dan martabat manusia yang lain. Marilah kita
mengembangkan semangat persaudaraan dengan sesama manusia dengan menjunjung nilai-nilai
kemanusiaan.
Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita atau kita
lebih baik dari orang lain. Baik dan buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena
warna, rupa, dan bentuk, melainkan karena baik dan buruknya kita dalam berperilaku. Oleh
karena itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai
perbedaan tersebut.
Kehidupan sosial dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu menjadi
kekayaan bangsa Indonesia. Kita tentu harus bersemangat untuk memelihara dan menjaga
kebudayaan bangsa Indonesia. Siapa lagi yang akan mempertahankan budaya bangsa jika bukan
kita sendiri. Bagi seorang pelajar perilaku dan semangat kebangsaan dalam mempertahankan
keberagaman budaya bangsa di antaranya dapat dilaksanakan dengan:
b. Kesadaran Gender
Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan
perempuan pada dasarnya sama. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan itulah yang
dinamakan dengan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada hubungan antara laki-laki dan
perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan, dan bagaimana hubungan tersebut dilihat
berdasarkan sifat kodrat.
Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia. Gender adalah konsep hubungan
sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat. Gender dibentuk dan berkembang seiring dengan budaya masyarakat. Gender bukan
bawaan sejak lahir.