Anda di halaman 1dari 43

Nama :Muamal Saiflloh

Kelas :7D

Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku, Agama,Ras, dan Antargolongan

Sebagai makhluk sosial, manusia berhubungan dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Salah
satu ciri manusia sebagai makhluk sosial adalah adat istiadat. Adat istiadat menunjukkan
manusia aktif dalam kehidupannya dengan orang lain sehingga melahirkan adat istiadat yang
mereka patuhi sendiri. Oleh karenanya, masing-masing penduduk di pulau-pulau itu memiliki
adat istiadat yang berlainan. Perlu kita pahami bahwa salah satu bentuk nilai positif yang sangat
rentan terhadap pengaruh luar adalah membangun nilai toleransi dan kebersamaan.

Indonesia menganut paham integralistik, yaitu suatu paham yang tidak membedabedakan
masyarakat atau warga negara. Toleransi berasal dari bahasa latin, tolerare artinya menahan diri,
bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, berhati lapang terhadap orang-orang yang
memiliki pendapat berbeda. Berdasarkan penjabaran Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, maka ciri-
ciri toleransi umat beragama dalam pergaulannya akan tampak sebagai berikut.

1. membiarkan orang lain meyakini agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing,


2. saling menghormati antara pemeluk agama yang berbeda,
3. saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah,dan
4. tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain yang sudah memeluk
suatu agama.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri atas bermacam-macam suku, adat istiadat,
kebudayaan, kesenian, agama, bahasa, dan sebagainya, namun mereka terikat oleh kesatuan
politik, cita-cita, dan itikad untuk hidup bersama sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Saat ini terdapat paham yang menyimpang dari prinsip kebersatuan. Jika paham tersebut kita
yakini sebagai ajaran kita, lambat laun negara kita terpecah belah, tercerai berai dan tak akan ada
lagi kebersamaan. Paham-paham tersebut yang bertentangan dengan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika, di antaranya:

1. Sukuisme
2. Chauvinisme
3. Ekstremisme
4. Kedaerahan

Kelompok ekstrem dalam sejarah negara kita, misalnya:

1. Ekstrem kiri
2. Ekstrem kanan

Kebersatuan tidak akan terwujud apabila terdapat faktor SARA (Suku, Agama, Ras, dan
Antargolongan) yang menimbulkan perpecahan. Dalam hubungan itulah diperlukannya upaya-
upaya penggalangan dan pembinaan terhadap faktor-faktor SARA. Salah satu gambaran untuk
mengantisipasi faktor SARA tersebut, di antaranya sebagai berikut.

1. Masalah Suku: Antisipasi pada faktor suku antara lain melalui peningkatan komunikasi
dan koordinasi sosial dalam rangka pemerataan pembangunan di segala bidang
kehidupan.
2. Masalah Agama: Antisipasi pada masalah agama antara lain melalui pengembangan
konsep dan praktik terhadap kerukunan umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
3. Masalah Ras: Pembinaan masalah ras (keturunan) antara lain dengan melakukan bentuk-
bentuk upaya pembauran di bidang sosial budaya dan sosial ekonomi untuk
memperkokoh ke-Indonesiaan bangsa Indonesia. Maka, sebutan sebangsa dan setanah air
mampu menghapuskan paham Rasialis.
4. Masalah Antargolongan: Wujud antargolongan yang salah satunya bisa dicontohkan
dalam bentuk perbedaan politik, yaitu adanya partai politik dan golongan serta organisasi
organisasi sosial dan organisasi kemasyarakatan.

Berikut contoh perilaku yang mencerminkan perilaku kebersatuan, baik di lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat.
a. Keluarga
1) menghormati bapak dan ibu;
2) membantu ibu dan bapak di rumah;
3) membantu adik mengerjakan PR;
4) berlaku sopan, dan
5) menghormati yang tua dan menyayangi yang muda.

b. Sekolah
1) menghormati guru, kepala sekolah, karyawan, dan penjaga sekolah;
2) bersahabat tanpa membeda-bedakan;
3) saling menyayangi dan mewujudkan kekeluargaan antarteman;
4) membentuk kelompok belajar tanpa adanya diskriminasi;
5) mengadakan pertemuan-pertemuan antarsekolah melalui kegiatan olahraga, kesenian, dan
sains.

c. Masyarakat
1) mempererat tali silaturahmi antartetangga, antarwarga setempat, dan antarwarga lain;
2) bekerja sama dalam membangun sarana prasarana;
3) membiasakan tolong menolong antarwarga yang membutuhkan;
4) mengadakan pertandingan antarwarga;
5) bersama menciptakan kebersihan dan keamanan di lingkungan daerah tempat tinggal.
Nama :Mufti Asrori

Kelas :7DA. KEBERAGAMAN DALAM MASYARAKAT INDONESIA

1. Faktor penyebab keberagaman masyarakat Indonesia


Keberagaman adalah suatu kondisi dalam masyarakat yang terdapat banyak perbedaan dalam
berbagai bidang. Perbedaan tersebut dalam hal Suku bangsa, Ras, Agama, Keyakinan, Ideologi
politik, Sosial-budaya, dan Ekonomi.Keberagaman diindonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor
yaitu:

 Letak strategis wilayah Indonesia


 Kondisi negara kepulauan
 Perbedaan kondisi alam
 Keadaan transportasi dan komunikasi
 Penerimaan masyarakat terhadap perubahan

2. Keberagaman Suku
Suku bangsa sering juga disebut etnik. Suku bangsa merupakan gabungan sosial yang dibedakan
dari golongan-golongan sosial karena mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umum berkaitan
dengan asal-usul dan tempat asal serta kebudayaan.
Di indonesia terdapat 1.128 suku bangsa yang disatukan oleh kesatuan bahasa.

3. Keberagaman Agama dan Kepercayaan


Agama yang berkembang di Indonesia ada 6 yaitu:

1. Islam
2. Kristen
3. Katolik
4. Buddha
5. Hindu
6. Kong Hu Chu

Semua agama mengajarkan kepada umatnya agar berbuat baik dan benar. Melakukan kebaikkan
dan menegakkan kebenaran adalah perintah tuhan yang wajib dilaksanakan.

 Animisme adalah kepercayaan terhadap hal gaib


 Dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda keramat

4. Keberagaman Ras
Ras adalah golongan bangsa bedasarkan ciri-ciri fisik dan garis keturunan. Perbedaan ciri-ciri
fisik seperti :warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk muka, ukuran badan . Bentuk dan
warna mata, dan perbedaan fisik lainya.

Beberapa yang ada dalam masyarakat Indonesia antara lain :


1. Ras Malayan –Mongoloid
2. Ras Melanosoid,
3. Ras Asiatic Mongoloid, dan
4. Ras Kaukasoid.

5. Keberagaman Antar Golongan


Struktur masayarakat menurut Syarif Moeis (2008) yaitu:

 Secara horizontal ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan perbedaan suku bangsa,agama,adat istiadat,&kedaerahan
 Secara vertikal ditandai oleh lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.Dalam
sosiologi,lapisan dalam masyarakat disebut “Social Statification” atau kelas sosial.
 Kelas sosial dan kesatuan sosial membentuk golongan di masyarakat yang terdiri dari
2orang atau lebih dan mempunyai hubungan satu sama lain dalam sebuah struktur.
Nama : Muhammad Impron R.

Kelas : 7DARTI PENTING MEMAHAMI KEBERAGAMAN DALAM BINGKAI


BHINEKA TUNGGAL IKA

Bhineka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan bangsa Indonesia. Ungkapan Bhineka
Tunggal Ika dapat di temukan dalam Kitab Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular pada
abad XIV di masa kerajaan Majapahit. Dalam Kitab disebut Mpu Tantular menulis yang
artinya“ Bahwa agama Buddha dan Siwa (Hindu) merupakan zat yang berbeda, tetapi nilai-nilai
kebenaran Jina (buddha) dan Siwa adalah tunggal. Terpecah belah, tetapi satu jua, artinya tak ada
dharma yang mendua.

Bhineka Tunggal Ika memiliki berbagai arti dari berbagai segi, yaitu :

 Menurut kitab sutasoma : Terpecah belah tetapi satu jua


 Menurut arti per kata : Beragam tunggal itu
 Sesuai dasar negara : Berbeda beda tetapi tetap satu jua

C. PERILAKU TOLERAN TERHADAP KEBERAGAMAN SUKU, AGAMA, RAS, DAN


ANTAR GOLONGAN

1. PERILAKU TOLERAN DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA


Perilaku toleran dalam kehidupan beragama dapat dilaksanakan dengan:

 Melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dengan baik dan benar.


 Menghormati agama yang diyakini orang lain.
 Tidak memaksakan keyakinan agama yang dianutnya kepada orang lain.
 Toleran terhadap pelaksanaan ibadah yang dianut pemeluk agama lain.

2. PERILAKU TOLERAN TERHADAP KEBERADAAN SUKU DAN RAS DI INDONESIA


Perilaku toleran terhadap keberagaman suku dan ras dapat dilakukan dengan berperilaku baik
kepada semua orang tanpa memandang latar belakangnya.

3. PERILAKU TOLERAN TERHADAP KEBERADAAN SOSIAL BUDAYA


Perilaku toleran terhadap keberagaman Sosial Budaya dapat dilakukan dengan:

 Mengetahui keberagaman budaya yang dimiliki Bangsa Indonesia.


 Mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan
kesenanganya.
 Merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri.
 Menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia
Nama :Muhammad Risqy P .P

Kelas :7D
Saling Menghargai Tanpa Membedakan Ras

Ras adalah golongan bangsa berdasarkan ciri-ciri fisik tertentu atau tubuh yang khas dan tertentu.
Kekhasan itu terdapat pada warna kulit, bentuk mata, bentuk hidung, dan warna rambut. Seseorang
dengan ras tertentu terkadang memperoleh perlakuan menguntungkan atau merugikan. Padahal,
Indonesia terdiri atas banyak ras seperti berikut:

a. Ras keturunan Tionghoa atau etnis Tionghoa.


b. Ras keturunan Belanda atau etnis Belanda.
c. Ras keturunan Arab atau etnis Arab.

Banyaknya ras di Indonesia karena warga negara dan penduduk Indonesia terdiri atas orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan oleh undang-undang. Demi persatuan
dan kesatuan bangsa Indonesia, kita hendaknya tidak mempermasalahkan perbedaan ras yang bisa
mengancam disintegrasi bangsa. Perlu kita sadari bahwa semua manusia merupakan ciptaan Tuhan
yang memiliki kedudukan sama. Oleh karena itu, apapun rasnya, hitam, putih, atau kuning langsat harus
memperoleh perlakuan yang sama dalam segala bidang. Hal ini karena pada dasarnya semua warga
negara Indonesia sama, baik orang pribumi maupun bukan pribumi. Semua mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalam mewujudkan kejayaan bangsa dan negara Indonesia di mata dunia
internasional. Oleh
karena itu, kita harus saling menghormati dan saling menghargai.

2. Saling Menghargai Tanpa Membedakan Agama

Negara Indonesia menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu. Dengan adanya kemerdekaan dalam
beragama, negara Indonesia mengakui adanya enam agama yaitu agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu. Pemerintah membentuk lembaga keagamaan untuk menjaga kerukunan
antarumat beragama yang berbeda. Lembaga keagamaan bertugas mengatur, mengurus, serta
membahas dan menyelesaikan segala masalah yang menyangkut keagamaan. Adapun fungsi dari
lembaga keagamaan sebagai berikut:

a. Tempat untuk membahas dan menyelesaikan segala masalah yang menyangkut keagamaan.
b. Media menyampaikan gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat dan bangsa.
c. Wahana silaturahmi yang dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan
d. Tempat berdialog antara sesama anggota dan antarkelompok agama.

Sikap saling menghargai antarwarga negara tanpa membedakan agama hanya dapat dibina dalam
lingkungan kehidupan masyarakat dengan suasana seperti berikut:

a. Toleransi antarumat beragama.


b. Kemerdekaan beragama dilaksanakan dengan adil dan benar.
c. Menumbuhkan kerukunan dalam pergaulan.
d. Menumbuhkan saling pengertian dalam pergaulan.
e. Tidak bersikap reaktif dan menentang.

Adapun bentuk sikap saling menghargai tanpa membedakan agama yang dapat ditunjukkan oleh warga
negara Indonesia seperti berikut:

a. Memberi kesempatan kepada pemeluk agama lain yang akan melaksanakan kegiatan keagamaannya
dan tidak mengganggu atau mengacaukan kegiatan keagamaan agama lain.
b. Saling membantu dalam bidang kemanusiaan atau sosial, seperti gotong royong, dan membantu korban
bencana.
c. Mengadakan musyawarah wakil-wakil agama yang berbeda secara mandiri maupun dengan pihak
pemerintah demi kepentingan bersama.

3. Saling Menghargai Tanpa Membedakan Gender

Gender adalah jenis kelamin manusia yaitu laki-laki dan perempuan. Pada zaman dahulu, diskriminasi
gender sering terjadi di masyarakat. Hal tersebut dikaitkan dengan kekuatan fisik, sifat, dan kemampuan
yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Pada dasarnya setiap warga negara baik laki-laki maupun
perempuan, memiliki kedudukan yang sama. Laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama. Misalnya,
Nama : Reni Rosita S

Kelas :7D

Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia

Perbedaan suku dan ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain
hendaknya tidak menjadi kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia maupun dalam pergaulan dunia. Kita harus menghormati harkat dan
martabat manusia yang lain. Marilah kita mengembangkan semangat persaudaraan
dengan sesama manusia dengan menjunjung nilainilai kemanusiaan.

orang lain lebih baik dari kita atau kita lebih baik dari orang lain. Baik dan buruknya
penilaian orang lain kepada kita bukan karena warna, rupa, dan bentuk, melainkan
karena baik dan buruknya kita dalam berperilaku. Oleh karena itu, sebaiknya kita
berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan tersebut.

1. Menampilkan Sikap Toleransi dan Saling Menghormati dalam Berinteraksi


Sosial

Sebagai makhluk sosial, manusia berhubungan dan bersosialisasi dengan manusia

lainnya. Salah satu ciri manusia sebagai


makhluk sosial adalah adat istiadat. Adat istiadat menunjukkan manusia aktif dalam
kehidupannya dengan orang lain sehingga melahirkan adat istiadat yang mereka patuhi
sendiri. Oleh karenanya, masing-masing penduduk di pulau-pulau itu memiliki adat
istiadat yang berlainan.

Perlu kita pahami bahwa salah satu bentuk nilai positif yang sangat rentan terhadap
pengaruh luar adalah membangun nilai toleransi dan kebersamaan. Indonesia
menganut paham integralistik, yaitu suatu paham yang tidak membeda-bedakan
masyarakat atau warga negara. Toleransi berasal dari bahasa latin, tolerare artinya
menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang berpendapat lain, berhati lapang
terhadap orang-orang yang memiliki pendapat berbeda

Berdasarkan penjabaran Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, maka ciri-ciri toleransi umat
beragama dalam pergaulannya akan tampak sebagai berikut.

 membiarkan orang lain meyakini agama sesuai dengan keyakinannya masing-


masing,
 saling menghormati antara pemeluk agama yang berbeda,
 saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah, dan
 tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain yang
sudah memeluk suatu agama.

a. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Sosial Budaya


Kehidupan sosial dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu
menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Kita tentu harus bersemangat untuk memelihara
dan menjaga kebudayaan bangsa Indonesia. Siapa lagi yang akan mempertahankan
budaya bangsa jika bukan kita sendiri. Bagi seorang pelajar perilaku dan semangat
kebangsaan dalam mempertahankan keberagaman budaya bangsa di antaranya dapat

dil aksanakan dengan:

o mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.


o mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan
kesenangannya;
o merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri; dan
o menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia.

b. Kesadaran Gender

Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-laki
dan perempuan pada dasarnya sama. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan
itulah yang dinamakan dengan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada
hubungan antara laki-laki dan perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan, dan
bagaimana hubungan tersebut dilihat berdasarkan sifat kodrat.

Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia. Gender adalah konsep
hubungan sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan
perempuan dalam masyarakat. Gender dibentuk dan berkembang seiring dengan
budaya masyarakat. Gender bukan bawaan sejak lahir.

Tiap-tiap masyarakat memiliki perkembangan budayanya sendiri, demikian pula dalam


perkembangan budaya bangsa Indonesia. Pemahaman gender di Indonesia tentulah
akan sejalan dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran gender bersifat dinamis dan dapat
berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Kesadaran gender
bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga, maka setiap anggota keluarga
bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Anak laki-
Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama, Gender,
Golongan, Budaya dan Suku.
Sebagaimana kita ketahui, semboyan bangsa Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan
yang ada hendaknya tidak dianggap sebagai ancaman tetapi lebih merupakan anugerah. Untuk
meningkatkan kesatuan dan persatuan diantara semua komponen bangsa, maka perbedaan itu
harus disikapi sedemikian rupa sehingga terjalin keserasian hidup.
A. Perbedaan Ras
Dalam pasal 26 ayat 1 UUD 1945 tentang warga Negara dan penduduk, disebutkan bahwa yang
menjadi warga Negara dan penduduk ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang
bangsa lain yang disahkan UU sebagai warga Negara.
Perbedaan ras yang ada hendaknya jangan dijadikan masalah yang mengancam disintegrasi
bangsa. Sesungguhnya bangsa Indonesia selain masyarakat pribumi, terdiri dari banyak ras,
misalnya :
1. Ras keturunan Tionghoa atau etnis Tionghoa
2. Ras keturunan Belanda atau etnis Belanda
3. Ras keturunan Arab atau etnis Arab
Semua adalah warga Negara Indonesia yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan
orang-orang bangsa Indonesia asli dalam mewujudkan kejayaan bangsa dan Negara Indonesia
dimata dunia internasional. Kita harus saling menghormati dan saling menghargai.

B. Perbedaan Agama
Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu. Untuk itu maka pemerintah membentuk lembaga keagamaan.
Lembaga keagamaan adalah suatu organisasi yang mengatur, mengurus, serta membahas dan
menyelesaikan segala masalah yang menyangkut keagamaan. Adapun fungsi dari lembaga
keagamaan adalah :
1. Tempat untuk membahas dan menyelesaikan segala masalah yang menyangkut keagamaan
2. Media menyampaikan gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan umat dan bangsa.
3. Wahana silahturahmi yang dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan
4. Tempat berdialog antara sesame anggota antarkelompok agama.
Untuk membina sikap saling menghormati dalam kehidupan Bergama maka dalam lingkungan
masyarakat harus diciptakan :
1. Toleransi antarumat beragama;
2. Kemerdekaan beragama dilaksanakan dengan adil dan benar;
3. Menumbuhkan kerukunan dalam pergaulan
4. Menumbuhkan saling pengertian dalam pergaulan
5. Tidak bersikap reaktif dan menentang

Untuk meningkatkan kerukunan hidup antar umat beragama di Indonesia dan demi tercapainya
persatuan dan kesatuan bangsa maka setiap warga Negara hendaknya menjalankan agama
masing-masing dan saling menghormati, misalnya dengan sikap sebagai berikut :
1. Memberi kesempatan pemeluk agama lain yang akan melaksanakan kegiatan keagamaannya
dan tidak menggangu atau berbuat gaduh/kacau terhadap agama lain.
2. Saling membantu dalam bidang kemanusiaan atau social, seperti gotong royong, membantu
korban bencana dan lain-lain.
3. Mengadakan musyawarah wakil-wakil agama yang berbeda secara mandiri maupun dengan
pihak pemerintah demi kepentingan bersama.
Di Indonesia ada lima lembaga keagamaan yang keberadaannya diakui oleh pemerintah, yaitu
1. MUI (Majelis Ulama Indonesia)-Islam
2. PGI (Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia)-Kristen
3. KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia )-Khatolik
4. WALUBI (Perwakilan Umat Budha Indonesia)-Budha
5. PHDI (Parisada Hindu Darma Indonesia)-Hindu
Peran serta lembaga keagamaan bagi pembangunan kehidupan diri, bangsa, dan Negara, yaitu :
1. Bagi kehidupan pribadi untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bagi lembaga lembaga keagamaan untuk membina kerukunan umat beragama dan
menyelesaikan masalah intern umat seagama.
3. Bagi kehidupan masyarakat untuk membina kerukunan antarumat beragama dan kerjasama
dalam masalah yang bersifat kemanusiaan.

C. Perbedaan Gender
Gender adalah jenis kelamin manusia yaitu laki-laki dan perempuan. Setiap warga Negara baik
laki-laki maupun perempuan, memiliki kedudukan yang sama. Laki-laki dan perempuan
memiliki hak yang sama untuk duduk di lembaga pemerintahan serta berbagai bidang kehidupan
lainnya.
Diskriminasi gender pada zaman dahulu sering terjadi di masyarakat, dikaitkan dengan kekuatan
fisik, sifat, dan kemampuan. Saat ini diskriminasi gender sudah dapat dihilangkan dan
perempuan memiliki akses yang sama dalam politik, social, dan ekonomi dengan laki-laki.
D. Perbedaan Golongan Sosial
Golongan social adalah suatu kesatuan manusia yang ditandai oleh cirri-ciri tertentu serta
mempunyai ikatan identitas social. Golongan sosial juga dapat diartikan sekumpulan orang-
orang yang berdasarkan atas beberapa hal yang merasa satu kesatuan hingga masing-masing
anggota menumbuhkan dan mengidentifikasi diri sendiri, misalnya golongan wanita, golongan
pria, golongan buruh, golongan pemuda, dan lain-lain.
Di Indonesia terdapat berbagai golongan sosial. Setiap warga Negara Indonesia hendaknya
menyadari bahwa setiap orang memiliki kedudukan yang sama sebagai warga Negara, tanpa
memandang dari golongan sosial mana ia berasal.

E. Perbedaan Budaya
Menurut pendapat Selo Soemardjan dan Soelaiman, kebudayaan adalah semua hasil cipta, rasa
dan karsa manusia.
Faktor utama yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan antara lain :
1. Lingkungan
2. Pertemuan antarbangsa
3. Kepercayaan yang kuat dan mengakar
Di Indonesia terdapat berbagai kebudayaan, baikyang berasal dari budaya daerah maupun
budaya bangsa lain. Setiap orang hendaknya menyadari bahwa perbedaan budaya tersebut
merupakan kekayaan bangsa dan tidak menjadikan sebagai faktor yang akan memecah-belah
persatuan bangsa.

F. Perbedaan Suku
Suku adalah golongan bangsa sebagai bagian dari bangsa yang lebih besar. Suku bangsa adalah
suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadran dan identitas akan kesatuan kebudayaan.
Kebahag.
Nama : Reza amalia M
Kelas :7D
Keanekaragaman Budaya Bangsa di Indonesia
Bangsa Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya. Tiap daerah atau
masyarakat mempunyai corak dan budaya masing-masing yang
memperlihatkan ciri khasnya. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai bentuk
kegiatan sehari-hari, misalnya upacara ritual, pakaian adat, bentuk rumah,
kesenian, bahasa, dan tradisi lainnya. Contohnya adalah pemakaman
daerah Toraja, mayat tidak dikubur dalam tanah tetapi diletakkan dalam
goa. Di daerah Bali, mayat dibakar(ngaben).

Untuk mengetahui kebudayaan daerah Indonesia dapat dilihat dari ciri-ciri


tiap budaya daerah. Ciri khas kebudayaan daerah terdiri atas bahasa, adat
istiadat, sisem kekerabatan, kesenian daerah dan ciri badaniah (fisik)

Lingkungan tempat tinggal mempengaruhi bentuk rumah tiap suku bangsa.


Rumah adat di Jawa dan di Bali biasanya dibangun langsung di atas
tanah. Sementara rumah-rumah adat di luar Jawa dan Bali dibangun di
atas tiang atau disebut rumah panggung. Alasan orang membuat rumah
panggungantara lain untuk meghindari banjir dan menghindari binatang
buas. Kolong rumah biasanya dimanfaatkan unPerilaku Toleran terhadap
Keberagaman Suku & Ras di Indonesia
Nama : Satrio utomo

Kelas :7D

Perbedaan suku & ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain hendaknya tidak
menjadi kendala dalam membangun persatuan & kesatuan bangsa Indonesia ataupun dalam
pergaulan dunia. jadi kita harus menghormati harkat & martabat manusia lainnya. Kita juga
harus mengembangkan semangat persaudaraan dengan sesama manusia dengan menjunjung
nilai-nilai kemanusian.

Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita /kita lebih
baik dari orang lain. Baik & buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena warna kulit,
rupa wajah, & bentuk tubuh melainkan karena baik & buruknya dalam berperilaku. Oleh sebab
itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan
itu.

3. Perilaku Toleran terhadap keberagaman Sosial Budaya di Indonesia


Kehidupan sosial & keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu menjadi
kekayaan bangsa Indonesia. Maka kita harus bersemangat untuk memelihara & menjaga
kebudayaan bangsa Indonesia.

Bagis seorang pelajar/mahasiswa, perilaku & semangat kebangsaan dalam mempertahankan


keberagaman budaya bangsa dapat dilaksanakan dengan cara;

 Mempelajari & menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat & kesenangannya
 Mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia
 Menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia
 Merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri.

Sikap toleransi yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keanekaragaman
antara lain sebagai berikut;

 Tidak memandang rendah suku/budaya yang lain


 Tidak menganggap suku & budayanya paling tinggi & paling baik
 Lebih mengutamakan negara dari pada kepentingan daerah/suku masing-masing.
 Menerima keragaman suku bangsa & budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai
harganya.

Sikap toleransi dalam masyarakat terhadap keragaman dapat dilaksanakan dalam berbagai
lingkungan. Berikut ini uraiannya;
1. Lingkungan sekolah
Sama halnya dengan kehidupan keluarga, kehidupan sekolah pun dibutuhkan adanya toleransi
baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, kepala sekolah dengan murid, guru
dengan murid maupun murid dengan murid. Toleransi itu sangat dibutuhkan untuk terciptanya
proses pembelajaran yang kondusif, sehingga tujuan dari pendidikan persekolahan dapat
tercapai.

Contoh-contoh sikap toleransi dalam kehidupan sekolah antara lain;

 Mematuhi tata tertib sekolah


 Berkata yang sopan, tidak berbicara kotor/menyinggung perasaan orang lain
 Saling menyayangi & menghormati sesama pelajar.
2. Lingkungan masyarakat
Perlu diketahui bahwa terjadinya peristiwa seperti tawuran antarpelajar, tawuran antarwarga,
peristiwa/pertikaian antaragama & antaretnis dll. Peristiwa-peristiwa itu merupakan cerminan
dari kurangnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.

Berikut ini, sikap toleransi dalam kehidupan masyarakat;

 Tidak membeda-bedakan suku, ras maupun golongan


 Adanya sikap saling menghormati & menghargai antara pemeluk agama

Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku & Ras di Indonesia


Perbedaan suku & ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain hendaknya tidak
menjadi kendala dalam membangun persatuan & kesatuan bangsa Indonesia ataupun dalam
pergaulan dunia. jadi kita harus menghormati harkat & martabat manusia lainnya. Kita juga
harus mengembangkan semangat persaudaraan dengan sesama manusia dengan menjunjung
nilai-nilai kemanusian.

Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita /kita lebih
baik dari orang lain. Baik & buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena warna kulit,
rupa wajah, & bentuk tubuh melainkan karena baik & buruknya dalam berperilaku. Oleh sebab
itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan
itu.

3. Perilaku Toleran terhadap keberagaman Sosial Budaya di Indonesia


Kehidupan sosial & keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu menjadi
kekayaan bangsa Indonesia. Maka kita harus bersemangat untuk memelihara & menjaga
kebudayaan bangsa Indonesia.

Bagis seorang pelajar/mahasiswa, perilaku & semangat kebangsaan dalam mempertahankan


keberagaman budaya bangsa dapat dilaksanakan dengan cara;

 Mempelajari & menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat & kesenangannya
 Mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia
 Menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia
 Merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri.

Sikap toleransi yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keanekaragaman
antara lain sebagai berikut;

 Tidak memandang rendah suku/budaya yang lain


 Tidak menganggap suku & budayanya paling tinggi & paling baik
 Lebih mengutamakan negara dari pada kepentingan daerah/suku masing-masing.
 Menerima keragaman suku bangsa & budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai
harganya.

Sikap toleransi dalam masyarakat terhadap keragaman dapat dilaksanakan dalam berbagai
lingkungan. Berikut ini uraiannya;
1. Lingkungan sekolah
Sama halnya dengan kehidupan keluarga, kehidupan sekolah pun dibutuhkan adanya toleransi
baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, kepala sekolah dengan murid, guru
dengan murid maupun murid dengan murid. Toleransi itu sangat dibutuhkan untuk terciptanya
proses pembelajaran yang kondusif, sehingga tujuan dari pendidikan persekolahan dapat
tercapai.
Contoh-contoh sikap toleransi dalam kehidupan sekolah antara lain;

 Mematuhi tata tertib sekolah


 Berkata yang sopan, tidak berbicara kotor/menyinggung perasaan orang lain
 Saling menyayangi & menghormati sesama pelajar.

2. Lingkungan masyarakat
Perlu diketahui bahwa terjadinya peristiwa seperti tawuran antarpelajar, tawuran antarwarga,
peristiwa/pertikaian antaragama & antaretnis dll. Peristiwa-peristiwa itu merupakan cerminan
dari kurangnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.

Berikut ini, sikap toleransi dalam kehidupan masyarakat;

 Tidak membeda-bedakan suku, ras maupun golongan


 Adanya sikap saling menghormati & menghargai antara pemeluk agama

tuk memelihara ternak dan menyimpan barang. Keanekaragaman budaya


dapat dilihat dari bermacam-macam bentuk rumah adat.

Berikut ini beberapa contoh rumah adat.


1. Rumah Bolon (Sumatera Utara).
2. Rumah Gadang (Minangkabau, Sumatera Barat).
3. Rumah Joglo (Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur).
4. Rumah Lamin (Kalimantan Timur).
5. Rumah Bentang (Kalimantan Tengah).
6. Rumah Tongkonan (Sulawesi Selatan).
7. Rumah Honai (Rumah suku Dani di Papua).

Setiap suku bangsa mempunyai upacara adat dalam peristiwa-peristiwa


penting kehidupan. Misalnya upacara-upacara kelahiran, penerimaan
menjadi anggota suku, perkawinan, kematian, dan lain-lain. Nama dan
bentuk upacara menandai peristiwa kehidupan itu berbeda-beda dalam
masing-masing suku.

Beberapa contoh upacara adat yang dilakukan suku-suku di Indonesia


antara lain sebagai berikut.
1. Mitoni, tedhak siti, ruwatan, kenduri, grebegan (Suku Jawa).
2. Seren taun (Sunda).
3. Kasodo (Tengger).
4. Nelubulanin, ngaben (Bali).
5. Rambu solok (Toraja).

Keberagaman kebudayaan di Indonesia juga tampak dalam kesenian


daerah. Ada bermacam-macam bentuk kesenian daerah.

Contoh lagu-lagu daerah sebagai berikut.


1. Nangroe Aceh Darussalam Piso Surit
2. Sumatera Utara Lisoi, Sinanggar Tullo, Sing Sing So, Butet
3. Sumatera Barat Kambanglah Bungo, Ayam Den Lapeh, Mak Inang,
Kampuang Nan Jauh di Mato
4. Riau Soleram
5. Sumatera Selatan Dek Sangke, Tari Tanggai, Gendis Sriwijaya
6. Jakarta Jali-jali, Kicir-kicir, Surilang
7. Jawa Barat Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Manuk Dadali, Sapu Nyere
Pegat Simpai
8. Jawa Tengah Gundul-gundul Pacul, Gambang Suling, Suwe Ora Jamu,
Pitik Tukung, Ilir-ilir,
9. Jawa Timur Rek Ayo Rek, Turi-turi Putih
10. Madura Karaban Sape, Tanduk Majeng
11. Kalimantan Barat Cik Cik Periok
12. Kalimantan Tengah Naluya, Kalayar, Tumpi Wayu
13. Kalimantan Selatan Ampar Ampar Pisang, Paris Barantai
14. Sulawesi Utara Si Patokaan, O Ina Ni Keke, Esa Mokan
15. Sulawesi Selatan Anging Mamiri, Ma Rencong, Pakarena
16. Sulawesi Tengah Tondok Kadadingku
17. Bali Dewa Ayu, Meyong-meyong, Macepetcepetan, Janger, Cening Putri
Ayu.
18. NTT Desaku, Moree, Pai Mura Rame, Tutu Koda, Heleleu Ala De Teang,
19. Maluku Kole-Kole, Ole Sioh, Sarinande, Waktu Hujan Sore-sore, Ayo
Mama, Huhatee
20. Papua Apuse, Yamko Rambe Yamko

Contoh Tari-tarian Tradisional Indonesia


1. Nangroe Aceh Darussalam Tari Seudati, Saman, Bukat
2. Sumatera Utara Tari Serampang, Baluse, Manduda
3. Sumatera Barat Tari Piring, Payung, Tabuik
4. Riau Tari Joget Lambak, Tandak
5. Sumatera Selatan Tari Kipas, Tanggai, Tajak
6. Lampung Tari Melinting, Bedana
7. Bengkulu Tari Adum, Bidadari
8. Jambi Tari Rangkung, Sekapur Sirih
9. Jakarta Tari Yapong, Serondeng, Topeng
10. Jawa Barat Tari Jaipong, Merak, Patilaras
11. Jawa Tengah-Yogyakarta Tari Bambangan Cakil, Enggot-enggot, Bedaya,
Beksan,
12. Jawa Timur Tari Reog Ponorogo, Remong
13. Bali Tari Legong, Arje, Kecak
14. Nusa Tenggara Barat Tari Batunganga, Sampari
15. Nusa Tenggara Timur Tari Meminang, Perang
16. Kalimantan Barat Tari Tandak Sambas, Zapin Tembung
17. Kalimantan Timur Tari Hudog, Belian
18. Kalimantan Tengah Tari Balean Dadas, Tambun
19. Kalimantan Selatan Tari Baksa Kembang
20. Sulawesi Selatan Tari Kipa, Gaurambuloh
21. Sulawesi Tenggara Tari Balumba, Malulo
22. Sulawesi Tengah Tari Lumense, Parmote
23. Sulawesi Utara Tari Maengket
24. Maluku Tari Nabar Ilaa, Perang
25. Papua Tari Perang, Sanggi
Faktor Penyebab Keberagaman Masyarakat Indonesia

Keberagaman bangsa Indonesia dapat dibentuk oleh banyaknya jumlah


suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai
pulau dan wilayah di penjuru indonesia. Setiap suku bangsa memiliki ciri
khas dan karakteristik sendiri pada aspek sosial dan budaya. Menurut
penelitian badan statistik auat BPS, yang di lakukan tahun 2010, di
Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa.

Keberagaman yang ada pada masyarakat bisa menjadi kekayaan bangsa


Indonesia dan potensi bangsa. Namun, keberagaman juga menjadi
tantangan hal itu disebabkan karena orang yang mempunyai perbedaan
pendapat bisa lepas kendali. Munculnya perasaan kedaerahan serta
kesukuan yang berlebihan dan dibarengi tindakan yang dapat merusak
persatuan, hal tersebut dapat mengancam keutuhan NKRI. Karean itu
adanya usaha untuk dapat mewujudkan kerukunan bisa dilakukan dengan
menggunakan dialog dan kerjasama dengan prinsip kesetaraan,
kebersamaan, toleransidan juga saling menghormati satu sama lain.

Keberagaman masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, di


antaranya adalah sebagai berikut :
1. Keadaan geografis
Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki beribu-ribu pulau
yang dipisahkan oleh selat dan laut. Ini merupakan kondisi lingkungan
geografis Indonesia. Lingkungan geografis semacam itu menjadi sumber
adanya keanekaragaman suku, budaya, ras dan golongan Indonesia.
Kondisi geografis yang demikian menimbulkan perbedaan dalam
kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah mata pencaharian
penduduk. Jenis-jenis pekerjaan yang ada juga menyebabkan
beranekaragamnya peralatan yang diciptakannya, misalnya bentuk rumah
dan bentuk pakaian. Akhirnya sampai pada bentuk kesenian yang ada di
masing-masing daerah berbeda. Keadaan geoografis juga menyebabkan
tiap-tiap pulau memiliki agama dan budaya yang berkembang sendiri-
sendiri.
2. Pegaruh kebudayaan asing
Adanya kontak dan komunikasi dengan para pedagang asing yang
memiliki corak budaya dan agama yang berbeda menyebabkan terjadinya
proses akulturasi unsur kebudayaan dan agama.
Nama : Suharianti

Kelas :7DToleransi Dalam Kehidupan Beragama


Setiap orang Indonesia pasti memiliki satu keyakinan, membenarkan salah satu agama yang ada
di Indonesia. Terdapat enam agama yang diakui secara resmi oleh pemerintah Indonesia, yaitu
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Sejak kecil, kita sudah diajarkan untuk
menganut salah satu agama tersebut, menurut dengan kepercayaan dan keyakinan masing-
masing.

Adanya perbedaan keyakinan dalam kehidupan masyarakat tentu bukanlah suatu penghalang
dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi tidak ada agama yang mengajarkan
umatnya untuk memaksa orang lain untuk memiliki keyakinan atau agama yang sama. Karena
setiap manusia memiliki hal untuk memilih dan mengamalkan agamanya. Jadi, beberapa perilaku
yang perlu diwujudkan dalam keberagaman agama adalah sebagai berikut:

PELAJARAN TERKAIT :

 Manfaat Sensus Penduduk


 Bahasa yang Digunakan Suku Bali
 Fungsi dan Peran Keragaman Suku Bangsa
 Bagaimana Proses Terbentuknya Negara?
 Sebutkan Kitab Suci, Tempat Ibadah dan Hari Besar Agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha dan Konghucu.
 Batas Wilayah Indonesia (Darat, Laut, dan Udara)
 Suku Bangsa di Malaysia dan Singapura

– Menghormati serta menghargai agama yang dianut oleh orang lain;


– Tidak memaksa orang lain untuk berpindah keyakinan;
– Mengamalkan ajaran agama masing-masing dengan sebaik-baiknya;
– Mewujudkan sikap toleransi dan tidak mengganggu ibadah orang-orang yang berbeda agama;
– Tidak mencela serta merendahkan agam orang lain.

Sikap diatas sangat perlu untuk dilaksanakan, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, serta
dalam kehidupan bermasyarakat.

Toleransi Pada Perbedaan Suku dan Ras


Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan berbagai suku dan ras. Perbedaan ini tentu
bukanlah kendala dalam mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Dalam kehidupan, hendaknya kita menghormati harkat dan martabat orang lain. Menghindari
sikap egois dan lebih membuka diri terhadap pendapat dan pandangan orang lain. Dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kita dapat bersama-sama meningkatkan semangat
persatuan guna menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang lebih baik di mata dunia.

Sebuah perbedaan tidak selalu berarti bahwa yang satu lebih baik daripada yang lainnya. Suatu
penilaian atau pandangan tidaklah seharusnya disebabkan oleh perbedaan warna, rupa, serta
bentuk, namun lebih kepada bagaimana seseorang bersikap dalam suatu masyarakat. Jadi,
penting untuk kita semua agar bersikap adil tanpa saling membeda-bedakan satu sama lain.

Toleransi Dalam Keberagaman Sosial Budaya


Beragamnya kebudayaan bangsa Indonesia tentu menjadi satu kelebihan yang mungkin tidak
dimiliki oleh negara-negara lain. Ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan rasa semangat guna
menjaga kekayaan budaya tersebut, apalagi di tangan generasi mudalah keragaman ini dapat
terjaga dan terpelihara. Untuk menjaga keberagaman ini, terdapat beberapa perilaku yang perlu
diwujudkan, antara lain:
– Mencari tahu dan memahami keragaman budaya yang ada di Indonesia;
– Berusaha untuk belajar, bahkan jika perlu menguasai beberapa seni budaya yang terdapat di
tanah air;
– Selalu bangga terhadap kekayaan budaya Indonesia;
– Memilah budaya asing yang pantas dan sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia.

Kesadaran Gender
Selain agama, budaya, suku, dan ras, terdapat pula satu perbedaan paling menonjol yang
diciptakan Tuhan untuk manusia, yaitu perbedaan gender. Terdapat dua gender di dunia, laki-laki
dan perempuan. Gender dapat dikatakan sebagai suatu konsep yang hadir dalam lingkungan
sosial dan membedakan kedudukan, fungsi, serta peran antara kaum laki-laki dan kaum wanita.
Gender tumbuh bersama dengan kebudayaan di Indonesia, jadi keduanya akan sejalan satu sama
lain.

Pada dasarnya keduanya adalah sama dan sejajar dalam masyarakat. Misalnya saja dalam
lingkungan keluarga, seluruh anggota yang terikat memiliki hak dan tanggung bertanggung
jawab dalam hal kebersihan serta keindahan rumah mereka. Contoh pada lingkungan sekolah
yaitu bahwa anak laki-laki dan perempuan sama-sama dapat menjadi pendidik di kemudian hari.
Sedangkan di lingkungan masyarakat, kedua gender tersebut dapat memiliki fungsi dan peran
yang berguna bag manusia lainnya.

You May Like

by

Toleransi Dalam Kehidupan Beragama


Setiap orang Indonesia pasti memiliki satu keyakinan, membenarkan salah satu agama yang ada
di Indonesia. Terdapat enam agama yang diakui secara resmi oleh pemerintah Indonesia, yaitu
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Sejak kecil, kita sudah diajarkan untuk
menganut salah satu agama tersebut, menurut dengan kepercayaan dan keyakinan masing-
masing.

Adanya perbedaan keyakinan dalam kehidupan masyarakat tentu bukanlah suatu penghalang
dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi tidak ada agama yang mengajarkan
umatnya untuk memaksa orang lain untuk memiliki keyakinan atau agama yang sama. Karena
setiap manusia memiliki hal untuk memilih dan mengamalkan agamanya. Jadi, beberapa perilaku
yang perlu diwujudkan dalam keberagaman agama adalah sebagai berikut:

PELAJARAN TERKAIT :

 Manfaat Sensus Penduduk


 Bahasa yang Digunakan Suku Bali
 Fungsi dan Peran Keragaman Suku Bangsa
 Bagaimana Proses Terbentuknya Negara?
 Sebutkan Kitab Suci, Tempat Ibadah dan Hari Besar Agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha dan Konghucu.
 Batas Wilayah Indonesia (Darat, Laut, dan Udara)
 Suku Bangsa di Malaysia dan Singapura

– Menghormati serta menghargai agama yang dianut oleh orang lain;


– Tidak memaksa orang lain untuk berpindah keyakinan;
– Mengamalkan ajaran agama masing-masing dengan sebaik-baiknya;
– Mewujudkan sikap toleransi dan tidak mengganggu ibadah orang-orang yang berbeda agama;
– Tidak mencela serta merendahkan agam orang lain.

Sikap diatas sangat perlu untuk dilaksanakan, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, serta
dalam kehidupan bermasyarakat.

Toleransi Pada Perbedaan Suku dan Ras


Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan berbagai suku dan ras. Perbedaan ini tentu
bukanlah kendala dalam mewujudkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Dalam kehidupan, hendaknya kita menghormati harkat dan martabat orang lain. Menghindari
sikap egois dan lebih membuka diri terhadap pendapat dan pandangan orang lain. Dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kita dapat bersama-sama meningkatkan semangat
persatuan guna menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang lebih baik di mata dunia.

Sebuah perbedaan tidak selalu berarti bahwa yang satu lebih baik daripada yang lainnya. Suatu
penilaian atau pandangan tidaklah seharusnya disebabkan oleh perbedaan warna, rupa, serta
bentuk, namun lebih kepada bagaimana seseorang bersikap dalam suatu masyarakat. Jadi,
penting untuk kita semua agar bersikap adil tanpa saling membeda-bedakan satu sama lain.

Toleransi Dalam Keberagaman Sosial Budaya


Beragamnya kebudayaan bangsa Indonesia tentu menjadi satu kelebihan yang mungkin tidak
dimiliki oleh negara-negara lain. Ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan rasa semangat guna
menjaga kekayaan budaya tersebut, apalagi di tangan generasi mudalah keragaman ini dapat
terjaga dan terpelihara. Untuk menjaga keberagaman ini, terdapat beberapa perilaku yang perlu
diwujudkan, antara lain:

– Mencari tahu dan memahami keragaman budaya yang ada di Indonesia;


– Berusaha untuk belajar, bahkan jika perlu menguasai beberapa seni budaya yang terdapat di
tanah air;
– Selalu bangga terhadap kekayaan budaya Indonesia;
– Memilah budaya asing yang pantas dan sesuai dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia.

Kesadaran Gender
Selain agama, budaya, suku, dan ras, terdapat pula satu perbedaan paling menonjol yang
diciptakan Tuhan untuk manusia, yaitu perbedaan gender. Terdapat dua gender di dunia, laki-laki
dan perempuan. Gender dapat dikatakan sebagai suatu konsep yang hadir dalam lingkungan
sosial dan membedakan kedudukan, fungsi, serta peran antara kaum laki-laki dan kaum wanita.
Gender tumbuh bersama dengan kebudayaan di Indonesia, jadi keduanya akan sejalan satu sama
lain.

Pada dasarnya keduanya adalah sama dan sejajar dalam masyarakat. Misalnya saja dalam
lingkungan keluarga, seluruh anggota yang terikat memiliki hak dan tanggung bertanggung
jawab dalam hal kebersihan serta keindahan rumah mereka. Contoh pada lingkungan sekolah
yaitu bahwa anak laki-laki dan perempuan sama-sama dapat menjadi pendidik di kemudian hari.
Sedangkan di lingkungan masyarakat, kedua gender tersebut dapat memiliki fungsi dan peran
yang berguna bag manusia lainnya.

You May Like

by
50 Shameless Console Knockoffs That Will Make You Chuckle
GamingBolt.com

Guys Would Give Anything To Catch These Pokemons


GamingBolt.com
8 Celebrity Body Parts That Won The Internet
brainberries.co

25 Beautiful Fantasy Cosplays That Will Make Your Eyes Widen


GamingBolt.com
25 Of The Most Epic Pokemon Trainers That Rock
GamingBolt.com

A League Of Their Own - 70 Of The Mightiest DC Super Heroes Ever


GamingBolt.com
PEMBAHASAN TERBARU

 Unsur Intrinsik Dalam Sebuah Cerita


 Kaitan Islam, Iman dan Ihsan
 Rumusan Pancasila Menurut Ir Soekarno
 Pengertian Dasar Energi Listrik
 Contoh Bentuk Letter Dalam Bahasa Inggris
 Macam-macam Interaksi Sosial
 Proses Biosentesis Lemak
Nama : Vanessa Catur P

Kelas ;7D
Perilaku Toleran dalam Kehidupan Beragama
Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan mengamalkan ajaran agamanya masing-
masing. Jaminan negara terhadap warga negara untuk memeluk dan beribadah diatur dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi, ”Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk
beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Bentuk perilaku kehidupan dalam
keberagaman agama di antaranya diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut.

 Melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dengan baik dan benar.


 Menghormati agama yang diyakini orang lain.
 Tidak memaksakan keyakinan agama yang dianutnya kepada orang lain.
 Toleran terhadap pelaksanaan ibadah yang dianut pemeluk agama lain.

2. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia


Perbedaan suku dan ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain hendaknya tidak
menjadi kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia maupun dalam
pergaulan dunia. Kita harus menghormati harkat dan martabat manusia yang lain. Bentuk
perilaku kehidupan dalam keberagaman suku di antaranya diwujudkan dalam bentuk sebagai
berikut.

 Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain


 Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik
 Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai
harganya.
 Lebih mengutamakan negara dari pada kepentingan daerah atau suku masing-masing.
Nama : Wiji Saputra

Kelas :7DPerilaku Toleran dalam Kehidupan Beragama


Semua orang di Indonesia tentu menyakini salah satu agama atau kepercayaan yang ada di
Indonesia. Pemerintah Indonesia mengakui enam agama yang ada di Indonesia. Agama tersebut
adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Bukankah kalian sejak kecil
sudah meyakini dan melaksanakan ajaran agama yang kalian anut. Negara menjamin warga
negaranya untuk menganut dan mengamalkan ajaran agamanya masing-masing. Jaminan negara
terhadap warga negara untuk
memeluk dan beribadah diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat (2). Bunyi lengkap Pasal 29 ayat
(2) adalah “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.

Dalam kehidupan berbangsa, seperti kita ketahui keberagaman dalam agama itu benar-benar
terjadi. Agama tidak mengajarkan untuk memaksakan keyakinan kita kepada orang lain. Oleh
karena itu, bentuk perilaku kehidupan dalam keberagaman agama di antaranya diwujudkan
dalam bentuk:
a) menghormati agama yang diyakini oleh orang lain;
b) tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda agama;
c) bersikap toleran terhadap keyakinan dan ibadah yang dilaksanakan oleh yang memiliki
keyakinan dan agama yang berbeda
d) melaksanakan ajaran agama dengan baik; serta
e) tidak memandang rendah dan tidak menyalahkan agama yang berbeda dan dianut oleh orang
lain.
Perilaku baik dalam kehidupan beragama tersebut sebaiknya kita laksanakan, baik
dikeluarganya, sekolah, masyarakat maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia


Perbedaan suku dan ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain hendaknya tidak
menjadi kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia maupun dalam
pergaulan dunia. Kita harus menghormati harkat dan martabat manusia yang lain. Marilah kita
mengembangkan semangat persaudaraan dengan sesama manusia dengan menjunjung nilainilai
kemanusiaan.

Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita atau kita
lebih baik dari orang lain. Baik dan buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena
warna, rupa, dan bentuk, melainkan karena baik dan buruknya kita dalam berperilaku. Oleh
karena itu,
sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan
tersebut.

Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Sosial Budaya


Kehidupan sosial dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu menjadi
kekayaan bangsa Indonesia. Kita tentu harus bersemangat untuk memelihara dan menjaga
kebudayaan bangsa Indonesia. Siapa lagi yang akan mempertahankan budaya bangsa jika bukan
kita sendiri. Bagi seorang pelajar perilaku dan semangat kebangsaan dalam mempertahankan
keberagaman budaya bangsa di antaranya dapat dilaksanakan dengan:
a) mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.
b) mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan kesenangannya;
c) merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri; dan
d) menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia.

Kesadaran Gender
Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan
perempuan pada dasarnya sama. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan itulah yang
dinamakan dengan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada hubungan antara laki-laki dan
perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan, dan bagaimana hubungan tersebut dilihat
berdasarkan sifat kodrat.

Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia. Gender adalah konsep hubungan
sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat. Gender dibentuk dan berkembang seiring dengan budaya masyarakat. Gender bukan
bawaan sejak lahir. Tiap-tiap masyarakat memiliki perkembangan budayanya sendiri, demikian
pula dalam perkembangan budaya bangsa Indonesia. Pemahaman gender di Indonesia tentulah
akan sejalan dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman dan
kesadaran gender bersifat dinamis dan dapat berbeda antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lain. Kesadaran gender bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan peran antara
laki-laki dan perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga, maka setiap
anggota keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya.
Anak laki-laki atau anak perempuan, keduanya bisa menjaga kebersihan dan kerapian rumah
tempat tinggalnya. Di sekolah, laki-laki atau perempuan sama-sama dapat menjadi guru. Dalam
masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan dapat mengambil peran yang berguna bagi sesama
manusia lainnya.
Nama :Yoga F

Kelas :7D

Perilaku Toleran Terhadap Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia.

Perbedaan suku dan ras antara manusia yang satu dengan yang lainnya hendaknya tidak menjadi
kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia maupun dalam pergaulan
dunia. Kita harus menghormati harkat dan martabat manusia yang lain. Marilah kita
mengembangkan semangat persaudaraan dengan sesama manusia dengan menjunjung nilai –nilai
kemanusiaan.

Perbedaan ktia dengan orang lain tidak berarti orang lain lebih baik daripada kita atau kita lebih
baik daripada orang lain. Bauk dan buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena
warna, rupa, dan bentuk, melainkan karena baik dan buruknya kita dalam berperilaku . oleh
karena itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai
perbedaan tersebut.

A.. Perilaku Toleran terhadap keberagaman Sosial Budaya.

Kehidupan social dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu manjadi
kekayaan bangsa Indonesia. Kita tentunya harus bersemangat untuk memeliharanya dan
menjaga kebudayaan bangsa Indonesia . bagi seorang pelajar perilaku dan semangat kebangsaan
dalam mempertahankan keberagaman budaya bangsa diantaranya dapar dilaksanakan dengan :

a. Mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.


b. Mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan kesenangannya;
c. Merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri; dan
d. Menyaring budaya asing yang masuk kedalam budaya Indonesia.

B. Kesadaran Gender

Tuhan Menciptakan Manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan
perempuan pada dasarnya sama. Hubungan social antara lki-laki dan perempuan itulah yang
dinamakan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada hubungan antara laki-laki dan
perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan dan bagaimana hubungan tersebut dilihat
berdasarkan sifat kodrat.

Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia . Gender adalah konsep hubungan
social yang membedakan kedudukan , fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat. Gender dibentuk dan berkembang seiring dengan budaya masyarakat. Gender bukan
bawaan sejak lahir.

Tiap tiap masyarakat memiliki perkembangan kebudayaan sendiri, demikian pula dalam
perkembangan budaya bangsa Indonesia. Pemahaman Gender di Indonesia tentulah akan sejalan
dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia.oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran
Gender bersifat dinamis dan dapat bereda antara masyarakat yang sati dengan masyarakat yang
lain.

Kesadaran Gender berarti meletakkan kedudukan , fungsi, dan peran antara laki-laki dan
perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga, maka setiap anggota
keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapihan rumah tempat tinggalnya. Anak laki-
aki atau anak perempuan, keduanya bisa menjaga kebersihan dan kerapihan rumah tempat
tinggalnya. Disekolah , laki-laki dan perempuan sama-sama dapat menjadi guru. Dalam
masyarakat baik laki-laki maupun perempuan dapat mengambil peran yang berguna bagi sesame
manusia lainnya.
Demikianlah pemaparan singkat tentang Perilaku toleran dalam berbagai ragam Agama, Ras,
suku, Budaya dan Gender yang telah kita pelajari bersama, semoga bermanfaat dan semakin
menambah wawasan kita semua.
Nama : Tasya dwi P
Kelas :7d
Lingkungan Berbangsa & Bernegara
Kehidupan berbangsa & bernegara pada hakikatnya merupakan kehidupan masyarakat bangsa.
Di dalam terdapat kehidupan berbagai macam pemeluk agama & penganut kepercayaan yang
berbeda-beda. Tetapi perbedaan-perbedaan kehidupan itu menjadi kemajemukan kehidupan
sebagai suatu bangsa & negara Indonesia. Oleh sebab itu, kehidupan berbangsa & bernegara
perlu tetap dipelihara agar tidak terjadi disintergrasi bangsa.

Toleransi dalam kehidupan berbangsa & bernegara antara lain;

 Mengakui & menghargai HAM


 Merasa senasib sepenanggungan
 Menciptakan persatuan & kesatuan, rasa kebangsaan/nasionalisme.

Semua manusia pada dasarnya sama, yang membeda-bedakan terhadap sesama manusia karena
warna kulit/bentuk fisik lainnya adalah sebuah kesalahan. Tuhan menciptakan manusia berbeda
& beragam, perbedaan itu adalah anugerah yang harus disyukuri. Perbedaan kita dengan orang
lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita/kita lebih baik dari orang lain. Baik &
buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena warna kulit, rupa wajah, & bentuk tubuh
melainkan karena baik & buruknya dalam berperilaku. Oleh sebab itu, sebaiknya kita berperilaku
baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan itu.

Demikianlah ulasan mengenai Perilaku Toleransi terhadap Keberagaman Suku, Agama,


Ras, dan Antaranggota, yang pada kesempatan kali ini dapat dibahas dengan lancar. Semoga
ulasan di atas bermanfaat, & untuk kurang lebihnya mohon maaf. Terima kasih telah
menyempatkan diri untuk membaca maupun berkunjung.
Nama : Rifqy Nur Aziz

Kelas :7DContoh Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku,


Agama, Ras, dan antar golongan (SARA)

Indonesia, negara di Asia Tenggara yang merupakan negara kepulauan


terbesar di dunia. Penduduk Indonesia termasuk bersifat heterogen dan
memiliki suku, ras dan budaya yang beraneka ragam. Keberagaman suku,
budaya, agama, rasa dan golongan di Indonesia juga dipengaruhi oleh
kondisi geografis yang ada. Dengan jumlah penduduk yang mencapai
sekitar 200 juta orang lebih, penduduk Indonesia tersebar di masing-
masing pulau dan mempunyai ciri khas budayanya sendiri. Warisan agama
dan budaya yang berkembang di Indonesia, berasal dari berbagai macam
etnis, suku, dan bahasa di daerah-daerah yang menyebar di tanah
nusantara.

Keberagaman suku, agama, ras, dan antar golongan ini antara lain
dipengaruhi oleh letak geogarfis di jalur perdagangan internasional.
Dukungan kekayaan alam yang melimpah dan diperlukan oleh bangsa lain,
maka para pedagang asing datang ke Indonesia. Selain melakukan
kegiatan berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama dan
kepercayaan yang mereka yakini. Agama Hindu dan Budha masuk dibawa
oleh bangsa India yang sudah lama berdagang dengan Indonesia,
kemudian menyusul para pedagang Gurajat menyebarkn ajaran Islam. .
Kedatangan bangsa Eropa membawa ajaran agama Kristen dan Katolik,
sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu. Berbagai
ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena sebelumnya
masyarakat sudah mengenal kepercayaan seperti animisme dan
dinamisme. Juga sifat keterbukaan masyarakat Indonesia menerima
budaya lain

Keanekaragaman suku, agama, ras, dan antar golongan jangan dijadikan


sebagai perbedaan, tetapi hendaknya dijadikan sebagai kekayaan bangsa
Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai kewajiban untuk
selalu melestarikan persatuan dan kesatuan dalam Negara yang
bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika

Di samping itu, dengan mendalami keanekaragaman suku bangsa, rasa,


agama dan golongan yang ada Indonesia, wawasan kita akan bertambah
sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi
bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang
berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut.

Untuk menciptakan suatu integrasi dalam masyarakat yang memiliki tingkat


keanekaragamaan kelompok sosial yang tinggi diperlukan dengan sikap
pengorbanan sikap toleransi yang besar dan upaya yang kuat untuk
melawan prasangka dan diskriminasi. Sikap toleransi berarti sikap yang
rela menerima dan menghargai perbedaan dengan orang atau kelompok
lain.

Adapun sikap toleransi yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan


persatuan dalam keragaman antara lain:

1. Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain


2. Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik
3. Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa
yang tak ternilai harganya.
4. Lebih mengutamakan negara dari pada kepentingan daerah atau suku
masing-masing.

Dengan adanya multikulturalisme (ragam budaya), diharapkan


mempertebal sikap toleransi dan rasa tolong menolong serta nasionalisme
kita. Kita mesti bangga, memiliki suku bangsa, budaya, agama ras dan
golongan yang beragam. Keragaman suku bangsa, budaya, agama ras
dan golongan merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
Sebagai contoh bangsa asing saja banyak yang berebut belajar budaya
daerah kita. Bahkan kita pun sempat kecolongan, budaya asli daerah kita
diklaim atau diakui sebagai budaya asli bangsa lain. Karya-karya putra
daerah pun juga banyak yang diklaim oleh bangsa lain.
Nama : Risqi Arga P

Kelas :7D

Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku & Ras di Indonesia


Perbedaan suku & ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain hendaknya tidak
menjadi kendala dalam membangun persatuan & kesatuan bangsa Indonesia ataupun dalam
pergaulan dunia. jadi kita harus menghormati harkat & martabat manusia lainnya. Kita juga
harus mengembangkan semangat persaudaraan dengan sesama manusia dengan menjunjung
nilai-nilai kemanusian.

Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita /kita lebih
baik dari orang lain. Baik & buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena warna kulit,
rupa wajah, & bentuk tubuh melainkan karena baik & buruknya dalam berperilaku. Oleh sebab
itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai perbedaan
itu.

3. Perilaku Toleran terhadap keberagaman Sosial Budaya di Indonesia


Kehidupan sosial & keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu menjadi
kekayaan bangsa Indonesia. Maka kita harus bersemangat untuk memelihara & menjaga
kebudayaan bangsa Indonesia.

Bagis seorang pelajar/mahasiswa, perilaku & semangat kebangsaan dalam mempertahankan


keberagaman budaya bangsa dapat dilaksanakan dengan cara;

 Mempelajari & menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat & kesenangannya
 Mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia
 Menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia
 Merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri.

Sikap toleransi yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keanekaragaman
antara lain sebagai berikut;

 Tidak memandang rendah suku/budaya yang lain


 Tidak menganggap suku & budayanya paling tinggi & paling baik
 Lebih mengutamakan negara dari pada kepentingan daerah/suku masing-masing.
 Menerima keragaman suku bangsa & budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai
harganya.

Sikap toleransi dalam masyarakat terhadap keragaman dapat dilaksanakan dalam berbagai
lingkungan. Berikut ini uraiannya;
1. Lingkungan sekolah
Sama halnya dengan kehidupan keluarga, kehidupan sekolah pun dibutuhkan adanya toleransi
baik antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, kepala sekolah dengan murid, guru
dengan murid maupun murid dengan murid. Toleransi itu sangat dibutuhkan untuk terciptanya
proses pembelajaran yang kondusif, sehingga tujuan dari pendidikan persekolahan dapat
tercapai.

Contoh-contoh sikap toleransi dalam kehidupan sekolah antara lain;


 Mematuhi tata tertib sekolah
 Berkata yang sopan, tidak berbicara kotor/menyinggung perasaan orang lain
 Saling menyayangi & menghormati sesama pelajar.

2. Lingkungan masyarakat
Perlu diketahui bahwa terjadinya peristiwa seperti tawuran antarpelajar, tawuran antarwarga,
peristiwa/pertikaian antaragama & antaretnis dll. Peristiwa-peristiwa itu merupakan cerminan
dari kurangnya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.

Berikut ini, sikap toleransi dalam kehidupan masyarakat;

 Tidak membeda-bedakan suku, ras maupun golongan


 Adanya sikap saling menghormati & menghargai antara pemeluk agama

Contoh Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras,


dan antar golongan (SARA)

Indonesia, negara di Asia Tenggara yang merupakan negara kepulauan


terbesar di dunia. Penduduk Indonesia termasuk bersifat heterogen dan
memiliki suku, ras dan budaya yang beraneka ragam. Keberagaman suku,
budaya, agama, rasa dan golongan di Indonesia juga dipengaruhi oleh
kondisi geografis yang ada. Dengan jumlah penduduk yang mencapai
sekitar 200 juta orang lebih, penduduk Indonesia tersebar di masing-
masing pulau dan mempunyai ciri khas budayanya sendiri. Warisan agama
dan budaya yang berkembang di Indonesia, berasal dari berbagai macam
etnis, suku, dan bahasa di daerah-daerah yang menyebar di tanah
nusantara.

Keberagaman suku, agama, ras, dan antar golongan ini antara lain
dipengaruhi oleh letak geogarfis di jalur perdagangan internasional.
Dukungan kekayaan alam yang melimpah dan diperlukan oleh bangsa lain,
maka para pedagang asing datang ke Indonesia. Selain melakukan
kegiatan berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama dan
kepercayaan yang mereka yakini. Agama Hindu dan Budha masuk dibawa
oleh bangsa India yang sudah lama berdagang dengan Indonesia,
kemudian menyusul para pedagang Gurajat menyebarkn ajaran Islam. .
Kedatangan bangsa Eropa membawa ajaran agama Kristen dan Katolik,
sedangkan pedagang dari Cina menganut agama Kong Hu Chu. Berbagai
ajaran agama diterima oleh bangsa Indonesia karena sebelumnya
masyarakat sudah mengenal kepercayaan seperti animisme dan
dinamisme. Juga sifat keterbukaan masyarakat Indonesia menerima
budaya lain

Keanekaragaman suku, agama, ras, dan antar golongan jangan dijadikan


sebagai perbedaan, tetapi hendaknya dijadikan sebagai kekayaan bangsa
Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai kewajiban untuk
selalu melestarikan persatuan dan kesatuan dalam Negara yang
bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika
Di samping itu, dengan mendalami keanekaragaman suku bangsa, rasa,
agama dan golongan yang ada Indonesia, wawasan kita akan bertambah
sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi
bangsa yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang
berupa keanekaragaman kebudayaan tersebut.

Untuk menciptakan suatu integrasi dalam masyarakat yang memiliki tingkat


keanekaragamaan kelompok sosial yang tinggi diperlukan dengan sikap
pengorbanan sikap toleransi yang besar dan upaya yang kuat untuk
melawan prasangka dan diskriminasi. Sikap toleransi berarti sikap yang
rela menerima dan menghargai perbedaan dengan orang atau kelompok
lain.

Adapun sikap toleransi yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan


persatuan dalam keragaman antara lain:

1. Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain


2. Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik
3. Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa
yang tak ternilai harganya.
4. Lebih mengutamakan negara dari pada kepentingan daerah atau suku
masing-masing.

Dengan adanya multikulturalisme (ragam budaya), diharapkan


mempertebal sikap toleransi dan rasa tolong menolong serta nasionalisme
kita. Kita mesti bangga, memiliki suku bangsa, budaya, agama ras dan
golongan yang beragam. Keragaman suku bangsa, budaya, agama ras
dan golongan merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya.
Sebagai contoh bangsa asing saja banyak yang berebut belajar budaya
daerah kita. Bahkan kita pun sempat kecolongan, budaya asli daerah kita
diklaim atau diakui sebagai budaya asli bangsa lain. Karya-karya putra
daerah pun juga banyak yang diklaim oleh bangsa lain.

. Kondisi iklim dan kondisi alam yang berbeda


Kondisi iklim seperti perbedan musim hujan dan kemarau antar daerah,
serta perbedaan kondisi alam seperti pantai, pegunungan mengakibatkan
perbedaan pada masyarakat. Ada komunitas masyarakat yang
mengandalkan laut sebagai sumber pemenuhan kebutuhan kehidupannya
ada pula yang mengandalkan pertanian dan perkebunan, dan lainnya.

2. Keanekaragaman Suku Bangsa di Indonesia


Sejak zaman dahulu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang
majemuk. Hal ini tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang
artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas
keragaman suku bangsa, budaya, agama, ras, dan bahasa.
Adat istiadat, kesenian, kekerabatan, bahasa, dan bentuk fisik yang dimiliki
oleh suku-suku bangsa yang ada di Indonesia memang berbeda, namun
selain perbedaan suku-suku itu juga memiliki persamaan antara lain
hukum, hak milik tanah, persekutuan, dan kehidupan sosialnya yang
berasaskan kekeluargaan.

Suku bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan
identitas akan kesatuan kebudayaan. Orang-orang yang tergolong dalam
satu suku bangsa tertentu, pastilah mempunyai kesadaran dan identitas
diri terhadap kebudayaan suku bangsanya, misalnya dalam penggunaan
bahasa daerah serta mencintai kesenian dan adat istiadat.

Suku-suku bangsa yang tersebar di Indonesia merupakan warisan sejarah


bangsa, persebaran suku bangsa dipengaruhi oleh factor geografis,
perdagangan laut, dan kedatangan para penjajah di Indonesia. perbedaan
suku bangsa satu dengan suku bangsa yang lain di suatu daerah dapat
terlihat dari ciri-ciri berikut ini.
a. Tipe fisik, seperti warna kulit, rambut, dan lain-lain.
b. Bahasa yang dipergunakan, misalnya Bahasa Batak, Bahasa Jawa, Bahasa
Madura, dan lain-lain.
c. Adat istiadat, misalnya pakaian adat, upacara perkawinan, dan upacara
kematian.
d. Kesenian daerah, misalnya Tari Janger, Tari Serimpi, Tari Cakalele, dan
Tari Saudati.
e. Kekerabatan, misalnya patrilineal(sistem keturunan menurut garis ayah) dan
matrilineal(sistem keturunan menurut garis ibu).
f. Batasan fisik lingkungan, misalnya Badui dalam dan Badui luar.

Masyarakat Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa. Di


Indonesia terdapat kurang lebih 300 suku bangsa. Setiap suku bangsa
hidup dalam kelompok masyarakat yang mempunyai kebudayaan berbeda-
beda satu sama lain. Jumlah suku bangsa di Indonesia ratusan jumlahnya.
Berikut ini contoh persebaran suku bangsa di Indonesia.
1. Nanggroe Aceh Darussalam : suku Aceh, suku Alas, suku Gayo, suku Kluet,
suku Simelu, suku Singkil, suku Tamiang, suku Ulu .
2. Sumatera Utara : suku Karo, suku Nias, suku Simalungun, suku Mandailing,
suku Dairi, suku Toba, suku Melayu, suku PakPak, suku maya-maya
3. Sumatera Barat : suku Minangkabau, suku Mentawai, suku Melayu, suku
guci, suku jambak
4. Riau : Melayu, Siak, Rokan, Kampar, Kuantum Akit, Talang Manuk, Bonai,
Sakai, Anak Dalam, Hutan, Laut .
5. Kepulauan Riau : Melayu, laut
6. Bangka Belitung : Melayu
7. Jambi : Batin, Kerinci, Penghulu, Pewdah, Melayu, Kubu, Bajau .
8. Sumatera Selatan : Palembang, Melayu, Ogan, Pasemah, Komering, Ranau
Kisam, Kubu, Rawas, Rejang, Lematang, Koto, Agam
9. Bengkulu : Melayu, Rejang, Lebong, Enggano, Sekah, Serawai, Pekal,
Kaur, Lembak
10. Lampung : Lampung, Melayu, Semendo, Pasemah, Rawas, Pubian,
Sungkai, Sepucih
11. DKI Jakarta : Betawi
12. Banten : Jawa, Sunda, Badui
13. Jawa Barat : Sunda,
14. Jawa Tengah : Jawa, Karimun, Samin, Kangean
15. D.I.Yogyakarta : Jawa
16. Jawa Timur : Jawa, Madura, Tengger, Asing
17. Bali : Bali, Jawa, Madura
18. NTB : Bali, Sasak, Bima, Sumbawa, Mbojo, Dompu, Tarlawi, Lombok
19. NTT : Alor, Solor, Rote, Sawu, Sumba, Flores, Belu, Bima
20. Kalimantan Barat : Melayu, Dayak (Iban Embaluh, Punan, Kayan, Kantuk,
Embaloh, Bugan,Bukat), Manyuke
21. Kalimantan Tengah : Melayu, Dayak (Medang, Basap, Tunjung, Bahau,
Kenyah, Penihing, Benuaq), Banjar, Kutai, Ngaju, Lawangan, Maayan,
Murut, Kapuas
22. Kalimantan Timur : Melayu, Dayak(Bukupai, Lawangan, Dusun, Ngaju,
Maayan)
23. Kalimantan Selatan : Melayu, Banjar, Dayak, Aba
24. Sulawesi Selatan : Bugis, Makasar, Toraja, Mandar
25. Sulawesi Tenggara : Muna, Buton,Totaja, Tolaki, Kabaena, Moronehe,
Kulisusu, Wolio
26. SulawesiTengah : Kaili, Tomini, Toli-Toli,Buol, Kulawi, Balantak,
Banggai,Lore
27. Sulawesi Utara : Bolaang-Mongondow, Minahasa, Sangir, Talaud, Siau,
Bantik
28. Gorontalo : Gorontalo
29. Maluku : Ambon, Kei, Tanimbar, Seram, Saparua, Aru, Kisar
30. Maluku Utara : Ternate, Morotai, Sula, taliabu, Bacan, Galela
31. Papua Barat : Waigeo, Misool, Salawati, Bintuni, Bacanca
32. Papua Tengah : Yapen, Biak, Mamika, Numfoor
33. Papua Timur : Sentani, Asmat, Dani, Senggi
iaan hidup dapat dicapai apabila hidup terdapat keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
sesuai yang diajarkan dalam pancasila. Keserasian dalam hidup berarti kesesuaian diri dengan
berbagai lingkungan. Upaya-upaya dalam membina keserasian :
1. Menciptakan suasana damai, aman, dan tenteram dalam pergaulan hidup.
2. Saling menghormati dan menghargai hak-hak orang lain
3. Tenggang rasa dan tepo seliro
4. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan
Diskriminasi merupakan tindakan yang tidak adil terhadap individu akibat adanya karakteristik
tertentu pada individu tertentu. Karakteristik tersebut bisa berupa agama gender, golongan, suku,
budaya, pendidikan, status sosial ekonomi. Untuk itu ada beberapa upaya yang bisa dilakukan
guna mewujudkan prinsip persamaan kedudukan warga Negara antara lain :
1. Secara pribadi menunjukan sikap empati terhadap mereka yang diperlakukan secara
diskriminatif;
2. Secara sosial menumbuhkan sikap bersedia menerima adanya kesederajatan diantara
keragaman budaya.
3. Keteladanan dari aparat Negara dalam mewujudkan tegaknya prinsip persamaan kedudukan
warga Negara
4. Semua pihak berusaha menumbuhkan buday multi cultural dan gerakan anti diskriminasi di
berbagai bidang kehidupan.
Iklan

tempat tinggalnya.

Di sekolah, laki-laki atau perempuan sama-sama dapat menjadi guru. Dalam


masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan dapat mengambil peran yang berguna
bagi sesama manusia lainnya.
Nama : Nadhi A.

Kelas :7D

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata
keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata
kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.
Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti “tradisi”.[1].
Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari
bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat
kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang
terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita
sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan
keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna
kesuciannya
DEFINISI
Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini
diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada
agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu.
Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan
rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu
perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.
Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan
keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar
dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga.
Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa
manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain
atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng
Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan
dengan cara menghambakan diri, yaitu:
menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal
dari Tuhan
menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan
Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan
manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah
manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang
mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
AGAMA DI INDONESIA
Enam agama besar yang paling banyak dianut di Indonesia, yaitu: agama Islam,
Kristen (Protestan) dan Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Sebelumnya,
pemerintah Indonesia pernah melarang pemeluk Konghucu melaksanakan
agamanya secara terbuka. Namun, melalui Keppress No. 6/2000, Presiden
Abdurrahman Wahid mencabut larangan tersebut. Tetapi sampai kini masih banyak
penganut ajaran agama Konghucu yang mengalami diskriminasi dari pejabat-
pejabat pemerintah. Ada juga penganut agama Yahudi, Saintologi, Raelianisme
dan lain-lainnya, meskipun jumlahnya termasuk sedikit.
Menurut Penetapan Presiden (Penpres) No.1/PNPS/1965 junto Undang-undang
No.5/1969 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan Penodaan agama dalam
penjelasannya pasal demi pasal dijelaskan bahwa Agama-agama yang dianut oleh
sebagian besar penduduk Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, dan Konghucu. Meskipun demikian bukan berarti agama-agama dan
kepercayaan lain tidak boleh tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bahkan
pemerintah berkewajiban mendorong dan membantu perkembangan agama-agama
tersebut.
Sebenarnya tidak ada istilah agama yang diakui dan tidak diakui atau agama resmi
dan tidak resmi di Indonesia, kesalahan persepsi ini terjadi karena adanya SK
(Surat Keputusan) Menteri dalam negeri pada tahun 1974 tentang pengisian kolom
agama pada KTP yang hanya menyatakan kelima agama tersebut. Tetapi SK (Surat
Keputusan) tersebut telah dianulir pada masa Presiden Abdurrahman Wahid karena
dianggap bertentangan dengan Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945 tentang
Kebebasan beragama dan Hak Asasi Manusia.
Selain itu, pada masa pemerintahan Orde Baru juga dikenal Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, yang ditujukan kepada sebagian orang yang percaya akan
keberadaan Tuhan, tetapi bukan pemeluk salah satu dari agama mayoritas.
Nama : Muhammad Yahya

Kelas :7D. Sikap Menghargai Keragaman Suku Bangsa


Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan
kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang
beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan
tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga bendera
kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah
falsafah dan dasar negara Pancasila.
Kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu padu agar manjadi satu kesatuan yang bulat dan
utuh. Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan
kita dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akan terjadi
persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pedoman tersebut adalah Pancasila, kita
harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di Indonesia.
Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di lingkungan
kita, seperti gotong royong akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa.
Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan sehati dalam
kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah.
Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat terlihat dari
sifat dan siksp dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti halnya dalam sebuah keluarga.
b) Antara warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong, kerjasama untuk
menyelesaikan suatu masalah, dan kerjasama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
c) Dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan dengan melalui musyawarah.
d) Terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
Sikap dan keadaan seperti tersebut di atas harus dijunjung tinggi serta dilestarikan. Untuk lebih
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, kita dapat melaksanakan pertukaran kesenian
daerah dari seluruh pelosok tanah air. Dengan adanya kegiatan pertukaran kesenian daerah
tersebut dan memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia, antara lain:
• Dapat saling pengertiaan antarsuku bangsa
• Dapat lebih mudah mencapai persatuan dan kesatuan
• Dapat mengurangi prasangka antar suku
• Dapat menimbulkan rasa kecintaan terhadap tanah air dan bangsa

2. Sikap Menghargai Budaya di Indonesia


Kita mengetahui bahwa Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dan penduduknya
terpencar-pencar di berbagai pulau. Tiap penduduk tinggal di lingkungan kebudayaan daerahnya
masing-masing. Ini artinya, di Indonesia terdapat banyak ragaman kebudayaan. Perbedaan
tersebut antara lain dalam hal:
a. Cara berbicara
b. Cara berpakaian
c. Mata pencaharian
d. Adat istiadat
Keanekaragaman budaya jangan dijadikan sebagai perbedaan, tetapi hendaknya dijadikan
sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Kita selaku bangsa Indonesia mempunyai kewajiban untuk
selalu melestarikan kebudayaan yang beraneka ragam tersebut.
Di samping itu, dengan mendalami kebudayaan yang beraneka ragam tersebut, wawasan kita
akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Kita dapat menjadi bangsa
yang mau dan mampu menghargai kekayaan yang kita miliki, yang berupa keanekaragaman
kebudayaan tersebut.
Sikap saling menghormati budaya perlu dikembangkan agar kebudayaan kita yang terkenal
tinggi nilainya itu tetap lestari, tidak terkena arus yang datang dari luar. Melestarikan
kebudayaan nasional harus didasari engan rasa kesadaran yang tingi tanpa adanya paksaan dari
siapapun.
Dalam rangka pembinaan kebudayaan nasional, kebudayaan daerah perlu juga kita kembangkan,
karena kebudayaan daerah mempunyai kedudukan yang sangat penting. Pembinaan kebudayaan
daerah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pertukaran kesenian daerah
b. Pembentukan organisasi kesenian daerah
c. Penyebarluasan seni budaya, antara lain melalui radio, tv, surat kabar serta majalah
d. Penyelenggaraan seminar mengenai seni budaya daerah
e. Membentuk sanggar tari daerah
f. Mengadakan pentas kebudayaan
Nama :Mumpuni Kurniawati

Kelas :7D

Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku dan Ras di Indonesia

Perbedaan suku dan ras antara manusia yang satu dengan manusia yang lain hendaknya tidak
menjadi kendala dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia maupun dalam
pergaulan dunia. Kita harus menghormati harkat dan martabat manusia yang lain. Marilah kita
mengembangkan semangat persaudaraan dengan sesama manusia dengan menjunjung nilai-nilai
kemanusiaan.

Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik dari kita atau kita
lebih baik dari orang lain. Baik dan buruknya penilaian orang lain kepada kita bukan karena
warna, rupa, dan bentuk, melainkan karena baik dan buruknya kita dalam berperilaku. Oleh
karena itu, sebaiknya kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai
perbedaan tersebut.

a. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Sosial Budaya

Kehidupan sosial dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tentu menjadi
kekayaan bangsa Indonesia. Kita tentu harus bersemangat untuk memelihara dan menjaga
kebudayaan bangsa Indonesia. Siapa lagi yang akan mempertahankan budaya bangsa jika bukan
kita sendiri. Bagi seorang pelajar perilaku dan semangat kebangsaan dalam mempertahankan
keberagaman budaya bangsa di antaranya dapat dilaksanakan dengan:

 mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.


 mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat dan
kesenangannya;
 merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri; dan
 menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia.

b. Kesadaran Gender

Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan. Laki-laki dan
perempuan pada dasarnya sama. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan itulah yang
dinamakan dengan jenis kelamin. Jadi, jenis kelamin merujuk pada hubungan antara laki-laki dan
perempuan, anak laki-laki dan anak perempuan, dan bagaimana hubungan tersebut dilihat
berdasarkan sifat kodrat.

Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia. Gender adalah konsep hubungan
sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam
masyarakat. Gender dibentuk dan berkembang seiring dengan budaya masyarakat. Gender bukan
bawaan sejak lahir.

Tiap-tiap masyarakat memiliki perkembangan budayanya sendiri, demikian pula dalam


perkembangan budaya bangsa Indonesia. Pemahaman gender di Indonesia tentulah akan sejalan
dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran
gender bersifat dinamis dan dapat berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang
lain.Kesadaran gender bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan peran antara laki-laki dan
perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya dalam keluarga, maka setiap anggota
keluarga bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Anak laki-
laki atau anak perempuan, keduanya bisa menjaga kebersihan dan kerapian rumah tempat
tinggalnya. Di sekolah, laki-laki atau perempuan sama-sama dapat menjadi guru. Dalam
masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan dapat mengambil peran yang berguna bagi sesama
manusia lainnya.

Anda mungkin juga menyukai