Anda di halaman 1dari 9

Perilaku Toleran terhadap Keberagaman

Semua manusia pada dasarnya sama. Membeda-bedakan perlakuan


terhadap sesama manusia karena warna kulit atau bentuk fisik lainnya adalah
sebuah kesalahan. Tuhan menciptakan manusia berbeda dan beragam.
Perbedaan itu adalah anugerah yang harus kita syukuri. Mengapa kita harus
bersyukur dengan keragaman itu? Dengan keragaman, kita menjadi bangsa
yang besar dan arif dalam bertindak. Agar keberagaman bangsa Indonesia
juga menjadi sebuah kekuatan, kita bangun keberagaman bangsa Indonesia
dengan dilandasi persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Persatuan dan kesatuan di sebuah negara yang beragam dapat diciptakan


salah satunya dengan perilaku masyarakat yang menghormati keberagaman
bangsa dalam wujud perilaku toleran terhadap keberagaman tersebut. Sikap
toleransi berarti menahan diri, bersikap sabar, membiarkan orang
berpendapat lain, dan berhati lapang terhadap orang-orang yang memiliki
pendapat berbeda. Toleransi sejati didasarkan sikap hormat terhadap martabat
manusia, hati nurani, dan keyakinan, serta keikhlasan sesama apa pun agama,
suku, golongan, ideologi atau pandangannya.

Perhatikan dan bacalah penjelasan perilaku toleran terhadap keberagaman


agama, suku, ras, budaya, dan gender di bawah ini.

1. Perilaku Toleran dalam Kehidupan Beragama


Semua orang di Indonesia tentu menyakini salah satu agama atau
kepercayaan yang ada di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengakui enam
agama yang ada di Indonesia. Agama tersebut adalah Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha, dan Khonghucu. Bukankah kalian sejak kecil sudah
meyakini dan melaksanakan ajaran agama yang kalian anut.
Negara menjamin warga negaranya untuk menganut dan mengamalkan ajaran
agamanya masing-masing. Jaminan negara terhadap warga negara untuk
memeluk dan beribadah diatur dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat (2). Bunyi
lengkap Pasal 29 ayat (2) adalah Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Dalam kehidupan berbangsa, seperti kita ketahui keberagaman dalam


agama itu benar-benar terjadi. Agama tidak mengajarkan untuk memaksakan
keyakinan kita kepada orang lain. Oleh karena itu, bentuk perilaku kehidupan
dalam keberagaman agama di antaranya diwujudkan dalam bentuk:
menghormati agama yang diyakini oleh orang lain;
tidak memaksakan keyakinan agama kita kepada orang yang berbeda
agama;
bersikap toleran terhadap keyakinan dan ibadah yang dilaksanakan oleh
yang memiliki keyakinan dan agama yang berbeda
melaksanakan ajaran agama dengan baik; serta
tidak memandang rendah dan tidak menyalahkan agama yang berbeda dan
dianut oleh orang lain.
Perilaku baik dalam kehidupan beragama tersebut sebaiknya kita
laksanakan, baik dikeluarganya, sekolah, masyarakat maupun dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku dan Ras di


Indonesia
Perbedaan suku dan ras antara manusia yang satu dengan manusia yang
lain hendaknya tidak menjadi kendala dalam membangun persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia maupun dalam pergaulan dunia. Kita harus
menghormati harkat dan martabat manusia yang lain. Marilah kita
mengembangkan semangat persaudaraan dengan sesama manusia dengan
menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
3. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Ras di Indonesia
Perbedaan kita dengan orang lain tidak berarti bahwa orang lain lebih baik
dari kita atau kita lebih baik dari orang lain. Baik dan buruknya penilaian
orang lain kepada kita bukan karena warna, rupa, dan bentuk, melainkan
karena baik dan buruknya kita dalam berperilaku. Oleh karena itu, sebaiknya
kita berperilaku baik kepada semua orang tanpa memandang berbagai
perbedaan tersebut.

4. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Budaya

Kehidupan sosial dan keberagaman kebudayaan yang dimiliki bangsa


Indonesia tentu menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Kita tentu harus
bersemangat untuk memelihara dan menjaga kebudayaan bangsa Indonesia.
Siapa lagi yang akan mempertahankan budaya bangsa jika bukan kita sendiri.
Bagi seorang pelajar perilaku dan semangat kebangsaan dalam
mempertahankan keberagaman budaya bangsa di antaranya dapat
dilaksanakan dengan:
mengetahui keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.
mempelajari dan menguasai salah satu seni budaya sesuai dengan minat
dan kesenangannya;
merasa bangga terhadap budaya bangsa sendiri; dan
menyaring budaya asing yang masuk ke dalam bangsa Indonesia.

5. Kesadaran Gender
Tuhan menciptakan manusia dalam dua jenis, yaitu laki-laki dan
perempuan. Laki-laki dan perempuan pada dasarnya sama. Hubungan sosial
antara laki-laki dan perempuan itulah yang dinamakan dengan jenis kelamin.
Jadi, jenis kelamin merujuk pada hubungan antara laki-laki dan perempuan,
anak laki-laki dan anak perempuan, dan bagaimana hubungan tersebut dilihat
berdasarkan sifat kodrat.

Pengertian gender tidak didasarkan pada sifat kodrat manusia. Gender


adalah konsep hubungan sosial yang membedakan kedudukan, fungsi, dan
peran antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Gender dibentuk
dan berkembang seiring dengan budaya masyarakat. Gender bukan bawaan
sejak lahir.

Tiap-tiap masyarakat memiliki perkembangan budayanya sendiri,


demikian pula dalam perkembangan budaya bangsa Indonesia. Pemahaman
gender di Indonesia tentulah akan sejalan dengan perkembangan budaya
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran gender bersifat
dinamis dan dapat berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat
yang lain.

Kesadaran gender bararti meletakan kedudukan, fungsi, dan peran


antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Misalnya
dalam keluarga, maka setiap anggota keluarga bertanggung jawab atas
kebersihan dan kerapian rumah tempat tinggalnya. Anak laki-laki atau anak
perempuan, keduanya bisa menjaga kebersihan dan kerapian rumah tempat
tinggalnya. Di sekolah, laki-laki atau perempuan sama-sama dapat menjadi
guru. Dalam masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan dapat mengambil
peran yang berguna bagi sesama manusia lainnya.

Manfaat toleransi dalam kehidupan


a.Hidup berdampingan secara damai.
b.Adanya kesejahteraan.
c.Persatuan dan kesatuan terwujud.
d.Pembangunan berjalan dengan lancar.

Manfaat toleransi dalam kehidupan masyarakat.


a.Adanya ketenteraman dan ketertiban.
b.Masyarakat menikmati hasil-hasil pembangunan.
c.Kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan

Dua contoh toleransi dalam kehidupan keluarga.


a.Menghormati hak dan kewajiban masing-masing sebagai anggota keluarga.
b.Hormat dan patuh pada peraturan tata tertib di rumah.

Akibat tidak adanya toleransi

Indonesia sebagai negara majemuk pada dasarnya mengandung potensi


kerawanan akibat keanekaragaman suku bangsa, bahasa, agama, ras dan
etnis golongan, hal tersebut merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
potensi timbulnya konflik sosial. Dengan semakin marak dan meluasnya
konflik akhir-akhir ini, merupakan suatu pertanda menurunnya rasa
nasionalisme di dalam masyarakat.
Setiap masyarakat senantiasa berada di dalam proses perubahan sosial
(social change), dan setiap elemen masyarakat memberikan sumbangan
bagi terjadinya perubahan-perubahan sosial yang seringkali menimbulkan
pertentangan atau konflik antar masyarakat yang pada akhirnya dapat
menimbulkan disharmonisasi yang berakibat pada instabilitas dalam
masyarakat.
Konflik ini terjadi akibat adanya perbedaan sosio kultural, politik, ekonomi
dan ideologi diantara berbagai komunitas masyarakat, dan hal tersebut
tidak dapat dipisahkan dari hakekat keberadaan manusia dalam kehidupan
kolektif. Konflik yang terjadi bukan hanya antar masyarakat (konflik
horizontal), tetapi juga dapat terjadi antara masyarakat dengan pemerintah
(konflik vertikal).Konflik sosial secara horizontal dan vertikal yang terjadi di
sejumlah daerah di Indonesia berakar pada sejumlah faktor struktural.
Kecemburuan sosial yang muncul akibat adanya gap sosial dan ekonomi
pada berbagai kelompok masyarakat merupakan sumber utama konflik.
Beberapa konflik sosial yang baru-baru ini terjadi yakni konflik di Lampung,
dan konflik di Sumbawa. Pada awalnya kedua konflik ini terjadi karena
kesalahpahaman antara etnis mayoritas (etnis lokal) dan etnis minoritas
(etnis pendatang), namun karena irasionalitas kedua etnis tersebut
menyebabkan konflik sosial yang lebih besar. Dampak yang ditimbulkan
bukan hanya dari sisi ekonomi namun dari dominasi etnis pemenang akan
menimbulkan penjajahan etnis yang kalah.
Pertanyaanpun timbul, siapakah yang harus dikambing hitamkan karena
terjadinya konflik sosial di Indonesia? Pertanyaan inipun menimbulkan
masalah baru, karena akan ada saling tuding antara keduabelah pihak yang
bertikai, kesalahan tidak hanya diberikan kepada aparat yang dianggap
lamban dalam penanganan konflik, namun individualitas/egosentris etnis
yang terjadi dalam kemajemukan perlu dihilangkan, agar terjadi
keharmonisan antar etnis. Diharapkan adanya pembangunan kesadaran
toleransi antar etnis dalam masyarakat untuk menekan kemungkinan
terjadinya konflik sosial antar etnis di Indonesia. Pembangunan kesadaran
toleransi dapat dilakukan melalui tokoh masyarakat ataupun diskusi antar
etnis, guna menimbulkan sikap saling memahami antar etni

Upaya yang dilakukan agar tidak terjadinya konflik akibat


perbedaan
a. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai
dari bangsa Indonesia.
b. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai
makhluk pribadi dan makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
c. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai
manusia yang memiliki kelebihan dan keterbatasan dalam hal-hal tertentu.
d. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai
manusia yang memiliki persamaan kedudikan, harkat, martabat, dan derajat,
serta hak dan kewajiban asasi.
e. Kita perlu menerima dan menghargai oranglain/suku bangsa lain sebagai
pemilihan dan penghuni tanah air Indonesia ciptaan Tuhan Yang Maha Rsa
f. Kita perlu menerima dan menghargai orang lain/suku bangsa lain sebagai
manusia yang memiliki latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda
dalam ras, suku bangsa, bahasa, adat-istiadat, profesi, golongan politik dan
sebagainya.

Contoh perilaku toleran dalam keragaman agama , ras / suku , sosial


budaya , dan gender

1. Menghormati orang yang sedang beribadah


2. Tidak saling mengejek jika salah satu berkulit hitam
3. Tidak menyepelekan lawan jenis karna berbeda
4. Tidak saling mengejek karena berbeda suku

1. Menghormati kebebasan para pemeluk agama untuk menganut


agamanya dan menjalankan ibadahnya masing
2. Tidak merusak tempat ibadah agama lain,
3. Tolong menolong dalam hidup bermasyarakat
4. Mengembangkan sikap tolong menolong,
5. Tidak bersikap deskriminasi dlm pergaulan,
6. Menghargai perbedaan pendapat,
7. Menghargai kebudayaan daerah.
8. Menghindari kesenjangan sosial dalam hidup bermasyarakat,
9. Mengembangkan interaksi sosial,
10. menghargai adat istiadat &budaya daerah lain,
11. Melestarikan kebudayaan daerah sebagai cikal bakal
kebudayaan nasional.
12. Persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban,
13. Mengutamakan wanita di tempat umum,
14. Menjaga nama baik dengan tidak melakukan hal2 yg
menyimpang dari norma agama, norma kesusilaan, norma ksopanan
dan norma hukum.
15. Menjenguk teman yang sakit
16. Membantu teman yang terkena bencana banjir
17. Menerima saran dan kritik dari orang lain
18. Tidak mengejek teman yang beragama lain
19. Tidak menjahui teman yang mempunyai kekurangan
20. Tidak merendahkan/meremehkan agama lain
21. Menghormati orang yang beragama lain
PPKN

PERILAKU BERTOLERANSI TERHADAP


KEBERAGAMAN

PUTRI AULIA AZZAHRA


VII.4
SMP N 1 PAYAKUMBUH

Anda mungkin juga menyukai