Anda di halaman 1dari 12

Nama : 1.

Hamidah Syalam (1502120563)

2. Retri Mulyaningsih (1502120625)

Mata Kuliah : Analisis Laporan Keuangan

Jum’at, 160318

KELOMPOK 5

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUAHAAN

A. EFEK INVESTASI
Efek investasi merupakan aset operasi yang penting. Beberapa investasi merupakan
(1) penyimpanan sementara atas kelebihan kas yang dimiliki dalam bentuk efek yang
dapat diperdagangkan, (2) dana yang menunggu investasi untuk pabrik, peralatan, dan
aset operasi lainnya, (3) dana untuk pembayaran liabilitas, dan (4) partisipasi ekuitas
dalam suatu afiliasi yang biasanya merupakan suatu bagian tidak terpisahkan dari
aktivitas inti perusahaan. Tujuan penyimpanan sementara ini adalah menggunakan kas
menganggur secara produktif.
1. Akuntansi untuk Efek Investasi
ASC 320 dan ASC 825 (US GAAP) serta IAS 39 (IFRS) menjelaskan akuntansi
untuk efek investasi. Efek investasi dilaporkan pada laporan posisi keuangan
berdasarkan biaya perolehan atau nilai wajar (pasar), tergantung jenis efek dan tingkat
pengaruh atau pengendalian yang dimiliki perusahaan investor terhadap perusahaan
investee. Klasifikasi efek investasi:
a. Efek Utang
Efek utang mempresentasikan hubungan kreditor dengan entitas lain.
Contohnya adalah obligasi pemerintah dan pemerintah daerah, obligasi perusahaan
dan wesel bayar, serta utang konversi. Efek utang diklasifikasikan berdasarkan
tujuan investasi:
 Efek yang Dimiliki hingga Jatuh Tempo (held-to-maturity securities).
Merupakan efek utang yang mampu dan ingin dimiliki manajemen hingga
jatuh tempo, baik untuk jangka pendek (aset lancar) maupun jangka panjang
(aset tidak lancar). Efek ini dilaporkan pada laporan posisi keuangan
berdasarkan biaya perolehan (biaya perolehan yang diamortisasi). Pendapatan
bunga serta keuntungan dan kerugian yang telah direalisasi, termasuk
amortisasi atas premium maupun diskonto pada efek jangka panjang,
dimasukkan dalam laba. Klasifikasi efek yang dimiliki hingga jatuh tempo
hanya digunakan pada efek utang.
 Efek yang Diperdagangkan (trading securities). Merupakan efek utang yang
dibeli dengan tujuan untuk secara aktif mengelolanya dan menjualnya agar
memperoleh laba dalam jangka waktu dekat dan merupakan aset lancar.
Perusahaan melaporkannya keseluruhan nilai wajar pada masing-masing
tanggal laporan posisi keuangan. Keuntungan atau kerugian yang belum
terealisasi (perubahan pada nilai wajar efek yang dimiliki) serta keuntungan
dan kerugian yang telah direalisasi (atas penjualan) dimasukkan dalam laba
neto. Yang dicatat saat perolehannya adalah pendapatan bunga dari efek yang
diperdagangkan yang dimiliki dalam bentuk utang dan pendapatan dividen dari
efek yang diperdagangkan yang dimiliki dalam bentuk ekuitas. Klasifikasi
efek yang diperdagangkan digunakan untuk efek utang maupun efek ekuitas.
 Efek Tersedia untuk Dijual (available-for-sale securities) dimasukkan di
antara aset lancar atau tidak lancar, tergantung pada jatuh temponya dan/atau
tujuan manajemen terkait penjualannya. Keuntungan atau kerugian yang
belum terealisasi (perubahan pada nilai wajar efek yang dimiliki) dimasukkan
dalam penghasilan komprehensif sedangkan keuntungan dan kerugian yang
telah direalisasi atas efek yang tesedia untuk dijual dimasukkan dalam laba.
Pada klasifikasi efek utang tersedia untuk dijual, pendapatan bunga, termasuk
amortisasi premium atau diskon atas efek jangka panjang dicatat saat
perolehannya. Pada klasifikasi efek ekuitas tersedia untuk dijual, dividen
dicatat pada laba saat perolehannya. Klasifikasi efek yang tersedia untuk dijual
digunakan untuk efek utang dang efek ekuitas.
 Pengalihan Antarkategori. Ketika maksud atau kemampuan manajemen untuk
memenuhi tujuan investasi efek secara signifikan berubah, efek biasanya harus
direklasifikasi (dialihkan ke kelompok lain).
b. Efek Ekuitas
Efek ekuitas merepresentasikan kepentingan kepemilikan pada entitas lain.
Contohnya adalah saham biasa dan saham preferen serta hak untuk memperoleh
atau menghapus kepentingan kepemilikan seperti jaminan, hak saham, serta opsi
beli dan opsi jual. Dua motivasi utama yang mendorong perusahaan untuk membeli
efek ekuitas adalah (1) menggunakan pengaruh direktur dan manajemen dari
entitas lain seperti pemasok, pelanggan, entitas anak), atau (2) mendapatkan
dividen dan pendapatan kenaikan harga saham. Efek ekuitas diklasifikasikan
berdasarkan tingkat kepentingan − yaitu, tingkat kepemilikan investor yang
memengaruhi atau mengendalikan investee:
 Tidak Mmiliki Pengaru−Kepemilikan Kurang dari 20%. Investor diasumsikan
memiliki pengaruh minimal atas aktivitas perusahaan investee. Investasi ini
diklasifikasikan sebagai efek yang diperdagangkan ataupun efek yang tersedia
untuk dijual, tergantung maksud dan kemampuan manajemen.
 Pengaruh Signifikan−Kepemilikan antara 20% hingga 50%. Di bawah 50%
atas saham dengan hak suara, dapat memberi investor kemampuan untuk
menggunakan pengaruh signifikannya atas aktivitas bisnis perusahaan investee.
Suatu investasi pada 20% atau lebih dalam saham dengan hak suara
perusahaan investee dianggap memiliki pengaruh signifikan.
 Kepentingan Pegendali − Kepemilikan lebih dari 50%. Investor diketahui
sebagai entitas induk dan investee sebagai entitas anak dan membuat laporan
keuangan konsolidasian.
c. Opsi Nilai Wajar
Opsi nilai wajar dapat diterapkan secara sukarela dengan cara selektif untuk
masing-masing kelompok efek yang dipilih perusahaan, tetapi segera setelah nilai
wajar diterapkan pada suatu kelompok efek, perusahaan tidak dapat membalik opsi
tersebut. Secara spesifik, untuk semua efek investasi (1) nilai tercatat pada laporan
posisi keuangan akan menjadi nilai wajar, dan (2) semua keuntungan dan kerugian
yang belum direalisasi akan dimasukkan dalam laba neto. Opsi nilai wajar tidak
tersedia tersedia untuk investasi ekuitas yang memerlukan konsolidasi.

2. Pengungkapan Efek Investasi


Pengungkapan Efek Investasi berfous pada pengungkapan catatan yang diperlukan.

3. Analisis Efek Investasi


Tujuan utama analisis efek investasi:
a. Memisahkan Kinerja dan Aset Operasi dari Kinerja dan Aset Investasi
Kinerja operasi dan investasi suatu perusahaan harus dianalisis secara terpisah
karena kinerja investasi perusahaan dapat mendistorsi kinerja operasi yang
sebenarnya.
b. Menganalisis Distorsi Akuntansi dari Efek
Analisis ini menjadi sangat penting ketika menganalisis lembaga keuangan dan
perusahaan asuransi yang menjadikan aktivitas investasi sebagai aktivitas operasi
inti serta menghasilkan pendapatan yang besar. Beberapa potensi distorsi:
 Peluang untuk memperoleh keuntungan yang diperdagangkan melalui efek
yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.
 Liabilitas diakui sebesar biaya perolehan dan mengakibatkan akuntansi dapat
menyebabkan perubahan laba yang melebihi apa yang ditawarkan oleh
ekonomi yang mendasari.
 Definisi efek ekuitas yang tidak konsisten
 Klasifikasi berdasarkan niat/maksud manajemen yang mengacu pada tujuan
manajemen terkait disposisi efek.

B. AKUNTANSI METODE EKUITAS


Diperlukan untuk investasi antarperusahaan ketika perusahaan investor dapat
menggunakan pengaruh signifikan terhadap investee. Investasi metode ekuitas
dilaporkan pada laporan posisi euangan berdasarkan biaya perolehan yang telah
disesuaikan. Kriteria untuk menggunakan metode ekuitas adalah perusahaan investor
yang dapat menggunakan pengaruh signifikan terhadap perusahaan investee, tanpa
memandang persentase saham yang dimiliki dan memerlukan konsolidasi.
Terdapat berbagai jenis penerapan akuntansi metode ekuitas untuk investasi pada
afiliasi yang tidak dikonsolidasi (1) ventura bersama, dan (2) persekutuan.
1. Mekanisme Metode Ekuitas
Ada beberapa hal penting terkait akuntansi metode ekuitas:
 Akun investasi dilaporkan pada jumlah yang sama dengan bagian proporsional
ekuitas pemegang saham dari perusahaan investee.
 Pendapatan investasi harus dipisahkan dari laba operasi inti dalam analisis laba
perusahaan investor jika investasi itu sifatnya tidak dianggap strategis.
 Investasi yang dihitung menggunakan metode ekuitas dilaporkan pada biaya
perolehan yang telah disesuaikan.
 Investor harus menghentikan akuntansi metode ekuitas ketika investasi tersebut
dikurangi menjadi nol dan seharusnya tidak memberian kerugian tambahan.
 Jika jumlah investasi awal melebihi bagian proporsional dari nilai buku perusahaan
investee, kelebihan tersebut dialokasikan pada aset berwujud dan tidak berwujud
yang dapat diidentifikasi yang disusutkan atau diamortisasi selama masa
manfaatnya.

2. Implikasi Analisis Investasi Antarperusahaan


a. Pengakuan Laba Perusahaan Investee
Akuntansi metode ekuitas mengasumsikan bahwa setiap dolar yang dihasilkan
oleh perusahaan investee sama dengan satu dolar yang dihasilkan untuk investor,
bahkan yang tidak diterima secara tunai. Tetapi ekuivalen dolar terhadap dolar dari
laba tida dapat diterima. Alasannya:
 Otoritas regulator terkadang mencampuri ebijakan dividen entitas anak.
 Entitas anak dapat berperasi di negara yang memiliki batasan yang terkait
penerimaan laba, atau memiliki nilai mata uang yang dapat menurun dengan
cepat.
 Pembatasan dividen dalam perjanjian utang dapat membatasi aksesibilitas laba.
 Kehadiran hak minoritas yang stabil atau kuat dapat mengurangi diskresi
entitas induk dalam menetapkan kebijakan dividen atau kebijakan lainnya.
Analis harus mengakui faktor-faktor ini dalam menilai apakah dolar yang
dihasilkan afiliasi setara dengan satu dolar yang dihasilkan investor.
b. Investasi Modal yang Tidak Diakui
Akun investasi sering disebut sebagai konsolidasi one-line. Hal ini karena
akun investasi merupakan persentase kepemilikan investor atas ekuitas pemegang
saham perusahaan investee. Di balik saldo investasi ini adalah aset dan liabilitas
yang mendasari perusahaan investee. Ada jumlah yang cukup besar dari aset dan
liabilitas perusahaan investee yang tida tercermin pada laporan posisi keuangan
investor.
c. Provisi Pajak atas Laba Entitas Anak yang Tidak Dibagikan
Provisi ini bergantung pada tindakan dan tujuan entitas induk. Praktik saat ini
mengasumsikan semua laba yang tidak dibagikan akan dialihkan ke entitas induk,
sehingga provisi pajak dibuat oleh entitas induk pada periode berjalan. Tetapi,
asumsi tersebut tidak dapat berlaku jika terdapat bukti persuasif bahwa entitas anak
telah atau aan menginvestasikan laba yang belum dibagikan secara permanen atau
akan menarik laba melalui likuiditas bebas pajak.
C. KOMBINASI BISNIS
Mengacu pada merger atau akuisisi suatu bisnis. Kombinasi bisnis mengharuskan
laporan keuangan berikutnya untuk melaporkan aktivitas kombinasi entitas baru ini.
Akuntansi untuk kombinasi bisnis memerlukan keputusan terkait cara yang digunakan
untuk menilai aset dan liabilitas entitas baru. Keputusan ini dapat melibatkan revaluasi
secara menyeluruh pada nilai pasar dari semua aset dan liabilitas yang diakuisisi, dengan
pengaruh substansial yang meluas pada laporan keuangan saat ini dan masa depan.
Alasan-alasan ekonomi untuk kombinasi bisnis di antaranya (1) memperoleh sumber
bahan baku yang berharga; (2) menjamin sumber daya keuangan atau akses terhadap
sumber daya keuangan; (3) memperkuat manajemen; (4) meningkatkan efisiensi operasi;
(5) mendorong diversifikasi; (6) mempercepat untuk masuk pasar; (7) mencapai skala
ekonomi; dan (8) memperoleh keuntungan pajak.
Kombinasi bisnis juga dapat muncul sebagai cara untuk meningkatan citra
perusahaan, persepsi akan pertumbuhan potensialnya, atau kesejahteraannya, dan sebagai
cara untuk meningkatkan laba yang dilaporankan. Cara untuk mencapai pertumbuhan
laba yang tidak tampa melimputi:
 Melakukan merger antara perusahaan berkembang yang memiliki rasio harga
terhadap laba yang tinggi dengan perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan
yang lebih kecil, dan menggunakan pembayaran saham pada perusahaan yang
memiliki pertumbuhan tinggi.
 Menggunakan keleluasaan dalam akuntansi untuk kombinasi bisnis.

1. Akuntansi Kombinasi Bisnis


US GAAP (ASC 805) dan juga IFRS (IFRS 3) mengeluarkan metode akuisisi yang
tujuan utamanya mengakui harga yang dibayarkan untuk akuisisi pada laporan posisi
keuangan. Tujuan ini dicapai melalui dua langkah berikut: (1) semua aset dan liabilitas
dari perusahaan yang diperoleh diakui sebesar nilai wajarnya saat tanggal akuisisi, serta
(2) perbedaan antara harga akuisisi dan nilai wajar aset neto perusahaan yang diakuisisi
harus diaui sebagai goodwill.
a. Laporan Keuangan Konsolidasian
Melaporkan hasil operasi dan kondisi keuangan entitas induk dan entitas anak
dalam satu perangkat laporan. Laporan keuangan konsolidasian mengabaian
identitas hukum terpisah entitas induk dan entitas anaknya.
b. Mekanisme Konsolidasian
Konsolidarian melibatkan dua langkah:
 Agregasi. Laporan keuangan onsolidasian menggabungkan aset, liabilitas,
pendapatan, dan beban entitas anak dengan pos-pos terkaitnya dalam laporan
keuangan entitas induk.
 Eliminasi. Mengeliminasi transaksi antarperusahaan untuk menghindari
perhitungan ganda atau pengakuan laba secara prematur.
c. Penurunan Nilai Goodwill
Goodwill yang dicatat dalam proses konsolidasian memiliki masa manfaat
yang tidak terbatas, sehingga tidak dikenakan amortisasi. Namun, pada goodwill
diberlakukan pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya penurunan nilai
dengan cara membandingkan nilai pasar wajar entitas anak dengan nilai buku akun
investasi yang berhubungan dengan pembukuan entitas induk.

2. Permasalahan dalam Kombinasi Bisnis


a. Pertimbangan Kontinjensi
Adalah kesepakatan bahwa uang tambahan akan dibayarkan oleh pembeli
kepada penjual jika tujuan kinerja masa depan tercapai melalui penggabungan
perusahaan. perjanjian untuk pembayaran masa depan harus dinilai secara wajar
pada tanggal pembelian kemudian dinilai kembali secara berulang setiap kuartal
selanjutnya untuk mengetahui kinerja aktual.
b. Alokasi Total Biaya
Setelah perusahaan menentukan total biaya entitas yang diauisisi, mereka perlu
mengalokasikan biaya tersebut pada masing-masing aset. SFAS 141 mensyaratkan
perusahaan untuk menentukan dan menilai kategori aset takberwujud yang spesifik:
 Merek dagang dan aset terkait pemasaran lainnya.
 Perjanjian yang tidak bersaing.
 Daftar pelaggan, kontrak, dan aset terkait pelanggan lainnya.
 Aset takberwujud terkait karya seni.
 Aset takberwujud terkait hubungan kontraktual.
 Paten, perangkat lunak komputer, database, rahasia, atau peraturan
perdagangan, dan aset takberwujud terkait teknologi lainnya.
c. Penelitian dan Pengembangan dalam Proses
Dengan insentif untuk menghindari pengakuan IPR&D sebagai goodwill,
perusahaan diduga menilai IPR&D setinggi mungkin untuk meningkatkan
penghapusan dan mengurangi atau mengeliminasi amortisasi goodwill selanjutnya.
d. Utang dalam Laporan Keuangan Konsolidasian
Jika entitas induk menjamin liabilitas entitas anak maka kreditor itu memiliki
jaminan sebagai pengamanan tambahan dengan ketentuan resource potensial.
Laporan posisi keuangan konsolidasian tidak membantu dalam menilai margin
keselamatan yang dinikmati para kreditor. Untuk menilai keamanan liabilitas,
analis harus mempelajari laporan keuangan masing-masing entitas anak.
e. Keuntungan atas IPO Entitas Anak
IPO oleh entitas anak menjadi upaya perusahaan untuk memperoleh
keuntungan yang belum diaui sebesar nilai kepemilikan saham entitas anaknya,
sementara pada waktu yang sama, mempertahankan pengendalian atas entitas
anaknya.
f. Penjualan dan Laba Sebelum Akuisisi
Ketika akuisisi dari entitas anak terjadi di pertengahan tahun, perusahaan
hanya melaporkan ekuitasnya dalam laba entitas anak dari tanggal akuisisi dan
setelahnya. Terdapat dua metode untuk menyelesaikan hal tersebut erdasarkan
GAAP:
 Perusahaan dapat menerbitkan laporan laba rugi konsolidasian dengan
penjualan, beban, dan laba entitas anak dari tanggal akuisisi ke depan.
 Perusahaan dapat melaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasian penjualan
dan beban entitas anak untuk seluruh tahun dan mengeluarkan kembali laba
sebelum akuisisi sehingga hanya laba setelah akuisisi yang dimasukkan dalam
laba neto onsolidasian.
g. Akuntansi Push-Down
Permasalahan kontroversial adalah bagaimana perusahaan yang akan diakuisisi
melaporkan aset dan liabilitas tersebut dalam laporan keuangan tersendiri. SEC
mensyaratkan transaksi pembelian yang menyebabkan entitas yang secara
substansial dimiliki sepenuhnya menetapkan suatu dasar akuntansi baru untuk aset
dan liabilitas yang dibeli jika perusahaan yang diakuisisi menerbitkan efek di pasar
umum.
h. Keterbatasan Tambahan Laporan Keuangan Konsolidasian
 Laporan keuangan masing-masing perusahaan yang membentuk entitas yang
lebih besar tidak selalu dibuat atas dasar yang sebanding.
 Laporan keuangan konsolidasian tidak mengungkapkan batasan penggunaan
kas untuk masing-masing perusahaan.
 Perusahaan dalam kondisi keuangan yang buruk kadang-kadang bergabung
dengan perusahaan yang secara finansial kuat sehingga mengaburkan analisis.
 Tingkat transaksi antarperusahaan tidak dapat diketahui.
 Akuntansi untuk konsolidasian entitas anak keuangan dan asuransi dapat
menimbulkan beberapa masalah analisis.
i. Konsekuensi Akuntansi untuk Goodwill
Pengukuran residual goodwill menimbulkan masalah pengukuran potensial.
Jika perusahaan menghapus goodwill untuk mengatasi kerugian substansial dengan
membeli entitas anak, waktu penghapusan jarang mencerminkan pengakuan yang
tepat atas kerugian nilai ini.
Untuk membantu dalam analisis mungkin akan lebih baik jika memahami
goodwill dan implikasinya terhadap analisis ketika membandingkan definisi
akuntansi goodwill dengan definisi analisis pada umumnya.

D. EFEK DERIVATIF

Perusahaan dihadapkan pada berbagai jenis risiko pasar. Untuk mengurangi risiko
pasar ini, perusahaan melakukan transaksi lindung nilai. Lindung nilai (hedge) kontrak
yang dilakukan untuk melindungi perusahaan dari risiko pasar. Instrumen – instrumen
keuangan seperti future, kontrak opsi, dan swap biasa digunakan dalam transaksi lindung
nilai. Instrumen keuang selanjutnya dikenal dengan istilah instrumen keuangan derivatif.
Derivatif (derivative) merupakan instrumen keuangan yang nilainya diturunkan dari
nilai aset lainnya, kelompok aset, atau variabel ekonomi. Namun, derivatif yang dimiliki
perusahaan sebagai lindung nilai dapat memberikan risiko yang cukup mengkhawatirkan
bagi perusahaan. Karena sulit untuk menemukan derivatif yang secara keseluruhan
melindungi nilai dari munculnya risiko, karena pihak-pihak yang terlibat dengan kontrak
derivatif gagal memahami risiko potensial dari instrumen keuangan, maupun karena
pihak lainnya secara financial tidak mampu.

 Mendefinisikan Derivatif
Berbagai jenis instrumen keuangan digunakan untuk aktivitas lindung nilai, termasuk
instrumen berikut ini.
1. Kontrak berjangka: perjanjian dua atau lebih pihak untuk membeli atau menjual suatu
komoditas tertentu atau aset keuangan pada suatu tanggal dimasa depan.
2. Kontrak swap: suatu perjanjian antara dua atau lebih pihak untuk menukar arus kas
dimasa depan.
3. Kontrak opsi: memberikan hak pada salah satu pihak bukan kewajiban, untuk
melakukan suatu transaksi.
 Akuntansi untuk Derivatif
Semua derivatif, tanpa memandang sifat atau tujuannya, dicatat sebesar nilai pasar pada
laporan posisi keuangan. Akuntansi untuk derivatif memengaruhi kedua sisi transaksi
dengan menilai pada pasar. Artinya, jika suatu derivatif merupakan lindung nilai yang
efektif, dampak perubahan nilai wajar harus menyeimbangkan dan memiliki dampak
minimal pada laba dan ekuitas pemegang saham.
 Pengungkapan Derivatif
Tujuan dari pengungkapan ini adalah menginformasikan kepada analis mengenai risiko
potensial yang mendasari efek derivatif.
1. Pengungkapan Kualitatif: pengungkapan umunya memberikan garis besar mengenai
jenis aktivitas lindung nilai yang dilakukan perusahaan serta metode akuntansi yang
dignakan.
2. Pengungkapan Kuantitatif
3. Eksposur Risiko Suku Bunga
4. Ekposur Valuta Asing

 Analisis Derivatif
Tujuan Penggunaan Derivatif: mengidentifikasi tujuan perusahaan menggunakan
derivatif sangat penting karena risiko yang berkaitan dengan derivatif jauh lebih tinggi
untuk spekulasi daripada lindung nilai.

Eksposur Risiko dan Efektivitas Strategi Lindung Nilai: setelah seorang analis
menyimpulkan bahwa perusahaan menggunakan derivatif untuk lindung nilai, analis itu
harus mengevaluasi risiko dasar bagi perusahaan, strategi manajemen risiko perusahaan,
aktivitas lindung nilai, dan efektivitas operasi lindung nilai lainnya. Sayangnya,
pengungkapan yang dimandatkan pada saat ini tidak selalu memberikan informasi yang
berarti untuk melaksanakan suatu analisis yang mendalam.

Eksposur Risiko Transaksi Khusus VS Transaksi Keseluruhan Perusahaan:


perusahaan melakukan lindung nilai atas eksposur khusus pada transaksi, komitmen, aset,
dan atau liabilitas. Meskipun lindung nilai atas eksposur khusus biasanya mengurangi
eksposur risiko secara keseluruhan dari perusahaan terhadap variabel ekonomi yang
mendasarinya, perusahaan jarang menggunakan derivatif dengan tujuan untuk lindungi
nilai eksposur risiko perusahaan secara keseluruhan. Selain itu, aturan akuntansi tidak
memperbolehkan akuntansi lindung nilai jika lindung nilai itu tidak secara spesifik
mengaitkan dengan aset, liabilitas, transaksi, atau komitmen yang dapat diidentifikasi.

Penyertaan dalam Laba Operasi atau Nonoperasi: ketika jangkauan derivatif adalah
instrumen lindung nilai, maka keuntungan dan kerugian belum direalisasi dan yang telah
direalisasi seharusnya tidak dimasukkan kedalam laba operasi. Klasifikasi untuk
instrumen-instrumen derivatif yang menjadi lindung nilai atas pergerakan suku bunga
karena eksposur risiko mendasar merupakan pos nonoperasi. Namun, ketika suatu
perusahaan menawarkan jasa manajemen risiko sebagai bagian pusat operasinya, kita
harus memandang semua keuntungan dan kerugian spekulatif sebagai bagian laba operasi.

E. OPSI NILAI WAJAR

Baru-baru ini, FASB membuat langkah signifikan kearah pelaporan semua aset dan
liabilitas keuangan menggunakan nilai wajar. SFAS 159 memberikan opsi kepada
perusahaan untuk secara selektif melaporkan aset dan liabilitas keuangan pada nilai
wajar.

Persyaratan Pelaporan Nilai Wajar

 Aset dan Liabilitas yang Sesuai untuk Opsi Nilai Wajar


Berikut ini beberapa komponen tidak dapat dilaporkan sebesar nilai wajarnya (meskipun
karakterstiknya menyerupai aset keuangan atau utang obligasi): (1) investasi pada entitas
anal yang perlu dikonsolidasi, (2) aset kewajiban manfaat setelah pensiun, (3) aset dan
ewajiban sewa, (4) jenis-jenis kontrak asuransi tertentu, (5) komitmen pinjmna, (6)
investasi metode ekuitas dalam kondisi-konsisi tertentu.
 Penerapan Selektif
Perusahaan diberikan fleksibelitas yang besar untuk secara selektif menerapkan opsi nilai
wajar pada masing-masing aset dan liabilitasnya. Setelah opsi nilai wajar diterapkan pada
suatu aset (atau liabilitas) tertentu, opsi tersebut tidak dapat dibatalkan/dikembalikan
seperti semula.
 Persyaratan Pelaporan
Jika suatu perusahaan memilih opsi nilai wajar untuk suatu aset atau liabilitas, maka
peraturan pelaporan berikut berlaku:
1. Nilai tercatat aset (atau liabilitas) pada laporan posisi keuangan aan selalu sebesar nilai
wajarnya saat tanggal pengukuran.
2. Semua perubahan pada nilai ajar aset (atau liabilitas) termasuk keuntungan dan
kerugian yang belum direalisasi akan dimasukkan dalam laba neto.
3. Cara untuk untuk memasukkan keuntungan/kerugian yang belum direalisasi menjadi
tidak dijelaskan.

Implikasi Analisis

 Keandalan Pengukuran Nilai Wajar


Salah satu tugas penting dalam analisis adalah mengevaluasi keandalan pengukuran nilai
wajar dan dampaknya terhadap laporan keuangan.
 Adopsi Oportunitis dari SFAS 159
SFAS 159 memungkinkan kebijakan yang cukup pada perusahaan dalam memilih aset
atau liabilitas khusus yang akan digunakan opsi nilai wajar. Analis perlu memverifikasi
apakah pilihan nilai wajar itu memiliki peluang untuk mempercantik laporan keuangan.

LAMPIRAN 5A AKTIVITAS INTERNASIONAL

 KONSOLIDASI ENTITAS ANAK ASING


Banyak entitas anak non AS yang mengoperasikan aktivitas bisnisnya menggunakan
mata uang lokal mereka. Oleh karena itu, sebelum entitas anak non AS dikonsolidasikan
dengan perusahaan induk AS nya, laporan keuangan yang didenominasi menggunakan
mata uang lokal harus dikonversi kedalam dolar AS. Standar akuntansi saat ini
menjelaskan dua pendekatan penjabaran, metode kurs kini (current rate method) dan
metode temporal (temporal method). Jika entitas anak relatif independen, metode kurs
kini akan digunakan. Jika entitas anak sangat terintegrasi dengan entitas induk maka
metode temporal yang akan digunakan.
 IMPLIKASI ANALISIS PENJABARAN MATA UANG ASING
Analisis memerlukan pemahaman dasar-dasar ekonomi dan mekanisme akuntansi
untuk mengevaluasi serta memprediksi berbagai dampak perubahan kurs mata uang pada
posisi keuangan perusahaan. Metode temporal atas penjabaran dianggap paling tepat dan
sesuai dengan model akuntansi historis. Dalam metode ini, pos nonmoneter seperti aset
tetap dan persediaan disajikan pada jumlah dolar yang dijabarkan saat tanggal akuisisi.
Olehkarena fluktuasi kurs tidak memengaruhi jumlah yang dilaporkan dari aset
nonmoneter ini, eksposur keuntungan dan kerugian penjabaran laporan posisi keuangan
diukur berdasarkan kelebihan (defisit) dari aset moneter dan liabilitas moneter.
Praktik terkini pada umumnya menggunakan metode kurs kini. Hal ini juga
memungkinkan keuntungan dan kerugian tanpa melalui pelaporan pada laba neto.
Pendekatan tersebut akan menghapus dampak risiko tertentu dari operasi berjalan atas
aktivitas internasinal dan risiko perubahan kurs.

LAMPIRAN 5B ANALISIS IMBAL HASIL INVESTASI

 PENYESUAIAN PADA LAPORAN KEUANGAN


Laba ekonomi mencakup semua perubahan kekayaan pemegang saham. Hal ini
berarti bahwa semua komponen pendapatan investasi (bunga, dividen, serta keuntungan
dan kerugian yang telah dan belum di realisasi) untuk semua kelompok efek investasi
harus dimasukkan saat menentukan laba ekonomi. Oleh karna penghasilan komprehensif
hanya mencakup keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dari efek yang
diperdagangkan dan efek yang tersedia untuk dijual, maka kita harus menyesuaikan
penghasilan komprehensif untuk memasukan keuntungan dan kerugian yang belum
direalisasi dari efek yang dimiliki hingga jatuh tempo.
Penentuan pendapatan permanen merupakan adalah proses yang lebih rumit, yang
rumusnya adalah:
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑎𝑛𝑒𝑛
= 𝑅𝑂𝐼 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑋 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
+
2
𝑅𝑂𝐼 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛
= 𝑅𝑂𝐼 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡𝑘𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 + 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 𝐻𝑖𝑠𝑡𝑜𝑟𝑖𝑠 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑅𝑂𝐼 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖
− 𝑅𝑂𝐼 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛

Selanjutnya, penyesuaian yng dilakukan atas laporan posisi keuangan adalah efek yang
diperdagangkan dan yang tersedia untuk dijual saat ini dilaporkan pada nilai wajar,
sedangkan efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dilaporkan pada biaya perolehan.

 MENGEVALUASI KINERJA INVESTASI


Mengevaluasi kinerja investasi merupakan salah satu tugas utama dalam analisis.
Tugas ini penting terutama bagi perusahaan yang pendapatan investasinya membentuk
bagian besar dari labanya. Kinerja efek investasi dievaluasi menggunakan metrik imbal
hasil atas investasi (ROI).

𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑅𝑂𝐼 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 =
(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 + 𝑛𝑖𝑎𝑙𝑖 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖)/2

Anda mungkin juga menyukai