Jum’at, 160318
KELOMPOK 5
A. EFEK INVESTASI
Efek investasi merupakan aset operasi yang penting. Beberapa investasi merupakan
(1) penyimpanan sementara atas kelebihan kas yang dimiliki dalam bentuk efek yang
dapat diperdagangkan, (2) dana yang menunggu investasi untuk pabrik, peralatan, dan
aset operasi lainnya, (3) dana untuk pembayaran liabilitas, dan (4) partisipasi ekuitas
dalam suatu afiliasi yang biasanya merupakan suatu bagian tidak terpisahkan dari
aktivitas inti perusahaan. Tujuan penyimpanan sementara ini adalah menggunakan kas
menganggur secara produktif.
1. Akuntansi untuk Efek Investasi
ASC 320 dan ASC 825 (US GAAP) serta IAS 39 (IFRS) menjelaskan akuntansi
untuk efek investasi. Efek investasi dilaporkan pada laporan posisi keuangan
berdasarkan biaya perolehan atau nilai wajar (pasar), tergantung jenis efek dan tingkat
pengaruh atau pengendalian yang dimiliki perusahaan investor terhadap perusahaan
investee. Klasifikasi efek investasi:
a. Efek Utang
Efek utang mempresentasikan hubungan kreditor dengan entitas lain.
Contohnya adalah obligasi pemerintah dan pemerintah daerah, obligasi perusahaan
dan wesel bayar, serta utang konversi. Efek utang diklasifikasikan berdasarkan
tujuan investasi:
Efek yang Dimiliki hingga Jatuh Tempo (held-to-maturity securities).
Merupakan efek utang yang mampu dan ingin dimiliki manajemen hingga
jatuh tempo, baik untuk jangka pendek (aset lancar) maupun jangka panjang
(aset tidak lancar). Efek ini dilaporkan pada laporan posisi keuangan
berdasarkan biaya perolehan (biaya perolehan yang diamortisasi). Pendapatan
bunga serta keuntungan dan kerugian yang telah direalisasi, termasuk
amortisasi atas premium maupun diskonto pada efek jangka panjang,
dimasukkan dalam laba. Klasifikasi efek yang dimiliki hingga jatuh tempo
hanya digunakan pada efek utang.
Efek yang Diperdagangkan (trading securities). Merupakan efek utang yang
dibeli dengan tujuan untuk secara aktif mengelolanya dan menjualnya agar
memperoleh laba dalam jangka waktu dekat dan merupakan aset lancar.
Perusahaan melaporkannya keseluruhan nilai wajar pada masing-masing
tanggal laporan posisi keuangan. Keuntungan atau kerugian yang belum
terealisasi (perubahan pada nilai wajar efek yang dimiliki) serta keuntungan
dan kerugian yang telah direalisasi (atas penjualan) dimasukkan dalam laba
neto. Yang dicatat saat perolehannya adalah pendapatan bunga dari efek yang
diperdagangkan yang dimiliki dalam bentuk utang dan pendapatan dividen dari
efek yang diperdagangkan yang dimiliki dalam bentuk ekuitas. Klasifikasi
efek yang diperdagangkan digunakan untuk efek utang maupun efek ekuitas.
Efek Tersedia untuk Dijual (available-for-sale securities) dimasukkan di
antara aset lancar atau tidak lancar, tergantung pada jatuh temponya dan/atau
tujuan manajemen terkait penjualannya. Keuntungan atau kerugian yang
belum terealisasi (perubahan pada nilai wajar efek yang dimiliki) dimasukkan
dalam penghasilan komprehensif sedangkan keuntungan dan kerugian yang
telah direalisasi atas efek yang tesedia untuk dijual dimasukkan dalam laba.
Pada klasifikasi efek utang tersedia untuk dijual, pendapatan bunga, termasuk
amortisasi premium atau diskon atas efek jangka panjang dicatat saat
perolehannya. Pada klasifikasi efek ekuitas tersedia untuk dijual, dividen
dicatat pada laba saat perolehannya. Klasifikasi efek yang tersedia untuk dijual
digunakan untuk efek utang dang efek ekuitas.
Pengalihan Antarkategori. Ketika maksud atau kemampuan manajemen untuk
memenuhi tujuan investasi efek secara signifikan berubah, efek biasanya harus
direklasifikasi (dialihkan ke kelompok lain).
b. Efek Ekuitas
Efek ekuitas merepresentasikan kepentingan kepemilikan pada entitas lain.
Contohnya adalah saham biasa dan saham preferen serta hak untuk memperoleh
atau menghapus kepentingan kepemilikan seperti jaminan, hak saham, serta opsi
beli dan opsi jual. Dua motivasi utama yang mendorong perusahaan untuk membeli
efek ekuitas adalah (1) menggunakan pengaruh direktur dan manajemen dari
entitas lain seperti pemasok, pelanggan, entitas anak), atau (2) mendapatkan
dividen dan pendapatan kenaikan harga saham. Efek ekuitas diklasifikasikan
berdasarkan tingkat kepentingan − yaitu, tingkat kepemilikan investor yang
memengaruhi atau mengendalikan investee:
Tidak Mmiliki Pengaru−Kepemilikan Kurang dari 20%. Investor diasumsikan
memiliki pengaruh minimal atas aktivitas perusahaan investee. Investasi ini
diklasifikasikan sebagai efek yang diperdagangkan ataupun efek yang tersedia
untuk dijual, tergantung maksud dan kemampuan manajemen.
Pengaruh Signifikan−Kepemilikan antara 20% hingga 50%. Di bawah 50%
atas saham dengan hak suara, dapat memberi investor kemampuan untuk
menggunakan pengaruh signifikannya atas aktivitas bisnis perusahaan investee.
Suatu investasi pada 20% atau lebih dalam saham dengan hak suara
perusahaan investee dianggap memiliki pengaruh signifikan.
Kepentingan Pegendali − Kepemilikan lebih dari 50%. Investor diketahui
sebagai entitas induk dan investee sebagai entitas anak dan membuat laporan
keuangan konsolidasian.
c. Opsi Nilai Wajar
Opsi nilai wajar dapat diterapkan secara sukarela dengan cara selektif untuk
masing-masing kelompok efek yang dipilih perusahaan, tetapi segera setelah nilai
wajar diterapkan pada suatu kelompok efek, perusahaan tidak dapat membalik opsi
tersebut. Secara spesifik, untuk semua efek investasi (1) nilai tercatat pada laporan
posisi keuangan akan menjadi nilai wajar, dan (2) semua keuntungan dan kerugian
yang belum direalisasi akan dimasukkan dalam laba neto. Opsi nilai wajar tidak
tersedia tersedia untuk investasi ekuitas yang memerlukan konsolidasi.
D. EFEK DERIVATIF
Perusahaan dihadapkan pada berbagai jenis risiko pasar. Untuk mengurangi risiko
pasar ini, perusahaan melakukan transaksi lindung nilai. Lindung nilai (hedge) kontrak
yang dilakukan untuk melindungi perusahaan dari risiko pasar. Instrumen – instrumen
keuangan seperti future, kontrak opsi, dan swap biasa digunakan dalam transaksi lindung
nilai. Instrumen keuang selanjutnya dikenal dengan istilah instrumen keuangan derivatif.
Derivatif (derivative) merupakan instrumen keuangan yang nilainya diturunkan dari
nilai aset lainnya, kelompok aset, atau variabel ekonomi. Namun, derivatif yang dimiliki
perusahaan sebagai lindung nilai dapat memberikan risiko yang cukup mengkhawatirkan
bagi perusahaan. Karena sulit untuk menemukan derivatif yang secara keseluruhan
melindungi nilai dari munculnya risiko, karena pihak-pihak yang terlibat dengan kontrak
derivatif gagal memahami risiko potensial dari instrumen keuangan, maupun karena
pihak lainnya secara financial tidak mampu.
Mendefinisikan Derivatif
Berbagai jenis instrumen keuangan digunakan untuk aktivitas lindung nilai, termasuk
instrumen berikut ini.
1. Kontrak berjangka: perjanjian dua atau lebih pihak untuk membeli atau menjual suatu
komoditas tertentu atau aset keuangan pada suatu tanggal dimasa depan.
2. Kontrak swap: suatu perjanjian antara dua atau lebih pihak untuk menukar arus kas
dimasa depan.
3. Kontrak opsi: memberikan hak pada salah satu pihak bukan kewajiban, untuk
melakukan suatu transaksi.
Akuntansi untuk Derivatif
Semua derivatif, tanpa memandang sifat atau tujuannya, dicatat sebesar nilai pasar pada
laporan posisi keuangan. Akuntansi untuk derivatif memengaruhi kedua sisi transaksi
dengan menilai pada pasar. Artinya, jika suatu derivatif merupakan lindung nilai yang
efektif, dampak perubahan nilai wajar harus menyeimbangkan dan memiliki dampak
minimal pada laba dan ekuitas pemegang saham.
Pengungkapan Derivatif
Tujuan dari pengungkapan ini adalah menginformasikan kepada analis mengenai risiko
potensial yang mendasari efek derivatif.
1. Pengungkapan Kualitatif: pengungkapan umunya memberikan garis besar mengenai
jenis aktivitas lindung nilai yang dilakukan perusahaan serta metode akuntansi yang
dignakan.
2. Pengungkapan Kuantitatif
3. Eksposur Risiko Suku Bunga
4. Ekposur Valuta Asing
Analisis Derivatif
Tujuan Penggunaan Derivatif: mengidentifikasi tujuan perusahaan menggunakan
derivatif sangat penting karena risiko yang berkaitan dengan derivatif jauh lebih tinggi
untuk spekulasi daripada lindung nilai.
Eksposur Risiko dan Efektivitas Strategi Lindung Nilai: setelah seorang analis
menyimpulkan bahwa perusahaan menggunakan derivatif untuk lindung nilai, analis itu
harus mengevaluasi risiko dasar bagi perusahaan, strategi manajemen risiko perusahaan,
aktivitas lindung nilai, dan efektivitas operasi lindung nilai lainnya. Sayangnya,
pengungkapan yang dimandatkan pada saat ini tidak selalu memberikan informasi yang
berarti untuk melaksanakan suatu analisis yang mendalam.
Penyertaan dalam Laba Operasi atau Nonoperasi: ketika jangkauan derivatif adalah
instrumen lindung nilai, maka keuntungan dan kerugian belum direalisasi dan yang telah
direalisasi seharusnya tidak dimasukkan kedalam laba operasi. Klasifikasi untuk
instrumen-instrumen derivatif yang menjadi lindung nilai atas pergerakan suku bunga
karena eksposur risiko mendasar merupakan pos nonoperasi. Namun, ketika suatu
perusahaan menawarkan jasa manajemen risiko sebagai bagian pusat operasinya, kita
harus memandang semua keuntungan dan kerugian spekulatif sebagai bagian laba operasi.
Baru-baru ini, FASB membuat langkah signifikan kearah pelaporan semua aset dan
liabilitas keuangan menggunakan nilai wajar. SFAS 159 memberikan opsi kepada
perusahaan untuk secara selektif melaporkan aset dan liabilitas keuangan pada nilai
wajar.
Implikasi Analisis
Selanjutnya, penyesuaian yng dilakukan atas laporan posisi keuangan adalah efek yang
diperdagangkan dan yang tersedia untuk dijual saat ini dilaporkan pada nilai wajar,
sedangkan efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dilaporkan pada biaya perolehan.
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖
𝑅𝑂𝐼 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 =
(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 + 𝑛𝑖𝑎𝑙𝑖 𝑤𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖)/2