Anda di halaman 1dari 12

DEPRESIASI

Definisi

Aset tetap suatu entitas memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, dan seiring dengan
pemakaian aset tetap tersebut maka kemampuan potensial aset tetap tersebut untuk menghasilkan
pendapatan akan semakin berkurang. Oleh karena itu, biaya perolehan aset tetap harus dialokasikan
sepanjang umur dari aset tersebut secara sistematis. Pengalokasian ini sesuai dengan prinsip matching
cost against revenue. Depresiasi dalah metode pengalokasian biaya aset tetap untuk menyusutkan nilai
aset secara sistematis selama periode manfaat dari aset tersebut.

Terdapat tiga hal yang harus dipertimbangkan suatu entitas dalam mengalokasikan nilai aset tetap
sebagai biaya depresiasi, yaitu;

1. nilai biaya aset yang didepresiasikan

2. taksiran masa manfaat aset tetap;

3. metode depresiasi yang sesuai

Alokasi biaya dari aset yang didepresiasikan dalam biaya depresiasi harus diukur secara sistematik dan
rasional dengan mempertimbangkan nilai biaya aset yang didepresiasikan (biaya perolehan aset
dikurangi nilai residu) selama ekspektasi periode manfaat aset, tanpa melihat apakah suatu aset dinilai
dengan menggunakan model biaya (cost model) atau model revaluasi(revaluation model) sebagai
kebijakan akuntansinya. Penentuan umur manfaat aset harus mempertimbangkan banyak hal seperti
perubahan teknologi, lama waktu kerusakan normal dari aset, penggunaan fisik dari aset, faktor hukum,
kontrak yang mengikat suatu entitas terhadap penggunaan aset.

Nilai Biaya Aset yang Didepresiasikan

Nilai biaya aset yang didepresiasikan ( depreciable asset) merupakan nilai yang akan dialokasikan secara
sistematis sepanjang masa manfaat dari aset. Nilai ini dihitung dengan mengurangkan biaya perolehan
dari suatu aset (nilai pada saat pengukuran awal) terhadap estimasi nilai residu atau nilai sisa dari aset
pada akhir periode masa manfaat aset tersebut. Nilai residu atau nilai sisa merupakan estimasi nilai yang
akan diperoleh entitas ketika dilakukan penjualan aset atau penghentian aset dari penggunaannya ketika
akhir periode masa manfaat aset. PSAK 16 mensyaratkan suatu entitas untuk me-review nilai sisa
(residu) setiap aset tetap minimum setiap akhir tahun buku dan apabila ternyata hasil review berbeda
dengan estimasi sebelumnya, maka perbedaan tersebut harus diperlakukan menurut PSAK 25 sebagai
perubahan estimasi diterapkan secara prospektif.
Taksiran Masa Manfaat Aset Tetap

Masa manfaat suatu aset merupakan jangka waktu di mana suatu aset diekspektasikan dapat digunakan
oleh suatu entitas. Dalam menentukan masa manfaat suatu aset entitas mendasarkan

pada kebijakan pengelolaan aset entitas yang didasarkan pada pertimbangan akan dilakukannya
penghentian penggunaan suatu aset setelah waktu penggunaan tertentu atau pengonsumsian proporsi
tertentu dari masa ekonomisnya. Selain itu, suatu entitas juga sering kali menetapkan masa manfaat aset
tetap berdasarkan pengelompokan aset yang disesuaikan dengan peraturan yang berlaku seperti
peraturan perpajakan dan lainlain. Hal ini akan menyebabkan adanya perbedaan antara masa ekonomis
aset dengan masa manfaat aset.

Dalam menentukan masa manfaat suatu aset,suatu entitas mempertimbangkan beberapa faktor sebagai
berikut

1. Ekspektasi penggunaan aset.

2. Keuangan teknis dan komersial dari aset tersebut karena perubahan teknologi atau pasar aset.

3. Pembatasan legal atau penggunaan aset seperti tanggal kadaluwarsa Penggunaan aset yang tertera
dalam suatu kontrak.

Metode Depresiasi

Metode depresiasi menentukan cara dalam mengalokasikan penyusutan nilai aset secara sistematis
selama periode masa manfaat aset. Metode yang dipilih oleh suatu entitas harus mencerminkan
ekspektasi pola penggunaan aset. Pola penggunaan suatu aset dapat merupakan fungsi dari waktu atau
fungsi dari penggunaan secara fisik. Tiga metode depresiasi yang umum digunakan oleh entitas adalah
sebagai berikut

1.Metode garis lurus (akan menghasilkan pembebanan yang konstan selama masa manfaat aset bila
estimasi nilai residu aset tidak berubah dan tidak terjadi penurunan

nilai aset)

2.Metode pembebanan menurun (akan menghasilkan pembebanan yang semakin

menurun selama masa manfaat aset


3.Metode unit produksi (akan menghasilkan pembebanan yang didasarkan pada ekspektasi penggunaan
aset atau output yang dihasilkan)

Metode Garis Lurus

Merupakan metode yang paling sederhana mengasumsikan adanya penggunaan yang konstan dari suatu
aset selama masa manfaatnya. Metode ini merupakan metode yang mendasarkan alokasi dari fungsi
waktu penggunaan aset. Berdasarkan metode ini biaya depresiasi dihitung dengan mengalokasikan nilai
aset yang didepresiasikan selama masa manfaat aset secara sama untuk setiap periodenya. Untuk
menghitung biaya depresiasi digunakan rumusan sebagai berikut.

Biaya Depresiasi =

(Biaya Perolehan Aset -Nilai Residu)

Masa Manfaat Aset

Metode depresiasi dengan menggunakan garis lurus memiliki beberapa kelemahan yaitu
mengasumsikan penggunaan ekonomis dan pembebanan biaya pemeliharaan dan perbaikan yang selalu
sama setiap tahunnya dan adanya tingkat pengembalian aset yang semakin meningkat seiring dengan
periode penggunaan aset karena nilai buku aset yang semakin menurun namun biaya depresiasi yang
tetap. Tentunya asumsi tersebut sering kali tidak sesuai dengan praktik penggunaan aset dan nilai
ekonomisnya.

Metode Pembebanan Menurun

Metode pembebanan menurun memberikan pembebanan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun-
tahun awal dari umur aset dan pembebanan yang rendah pada tahun-tahun akhir. Logika dari metode ini
bahwa penggunaan suatu aset akan lebih tinggi pada tahun-tahun awal karena pada tahun-tahun awal
produktivitas aset lebih tinggi dari tahun-tahun akhir dari aset. Dua metode yang sering kali digunakan
entitas dalam pembebanan menurun adalah metode jumlah angka tahun (sum of the years’ digits
method) dan metode saldo menurun (declining balance method).

Metode jumlah angka tahun merupakan metode depresiasi yang dihasilkan dari penghapusbukuan yang
bersifat menurun di mana biaya depresiasi tahunan ditentukan dengan mengalikan biaya depresiasi
dengan fraksi tahun sebagai tarif pembebanan depresiasi.

Biaya Depresiasi = Fraksi Depresiasi x (Nilai Perolehan Aset -Nilai Residu)


Metode saldo menurun merupakan metode yang membebankan depresiasi dengan nilai yang lebih
tinggi pada awal periode dan secara gradual akan berkurang pada tahun-tahun

selanjutnya. Pada metode ini beban depresiasi merupakan perkalian nilai buku aset dengan

tarif depresiasi yang dinyatakan dengan persentase di mana besarnya persentase biasanya dua

kali lipat dari persentase garis lurus (misalkan aset dengan umur lima tahun memiliki tarif 40%, dua kali
tarif garis lurus sebesar 1/5 atau 20%). Berbeda dengan metode sebelumnya, pada metode ini nilai yang
didepresiasikan tidak dikurangkan dengan nilai residunya (nilai

perolehan aset). Untuk menghitung biaya depresiasi digunakan rumusan sebagai berikut.

' Biaya Depresiasi = Nilai Buku Awal Tahun xTarif Saldo Menurun

Metode saldo menurun merupakan metode yang membebankan depresiasi dengan nilai yang lebih
tinggi pada awal periode dan secara gradual akan berkurang pada tahun-tahun selanjutnya. Pada
metode ini beban depresiasi merupakan perkalian nilai buku aset dengan tarif depresiasi yang
dinyatakan dengan persentase di mana besarnya persentase biasanya dua kali lipat dari persentase garis
lurus (misalkan aset dengan. umur lima tahun memiliki tarif 40%, dua kali tarif garis lurus sebesar 1/5
atau 20%). Berbeda dengan metode sebelumnya, pada metode ini nilai yang didepresiasikan tidak
dikurangkan dengan nilai residunya (nilai perolehan aset). Untuk menghitung biaya depresiasi digunakan
rumusan sebagai berikut;

Biaya Depresiasi = Nilai Buku Awal Tahun x Tarif Saldo Menurun

Metode Unit Produksi

Metode ini mengasumsikan pembebanan depresiasi sebagal fungsi dari penggunaan

atau produktivitas aset, bukan dilihat dari waktu penggunaan aset. Berdasarkan metode ini umur dari
aset akan didepresiasikan berdasarkan jumlah output yang diproduksi (unit produksinya) atau
berdasarkan input yang digunakan (seperti jam kerja). Metode ini sangat tepat digunakan untuk aset
yang memiliki kapasitas yang menurun seiring dengan penggunaannya.Untuk menghitung biaya
depresiasi dengan metode unit produksi digunakan rumusan sebagai berikt

Biaya Depresiasi=

(Biaya Perolehan Aset- Nilai Residu) xJam Penggunaan

Estimasi Jam Penggunaan Total

Depresiasi Terpisah untuk Komponen yang Signifikan

Dalam pembebanan depresiasi aset tetap, PSAK 16 menyatakan bahwa setiap bagian dari aset tetap
yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus
disusutkan secara terpisah. Untuk dapat melakukan hal tersebut maka perlu disusun daftar aset tetap
secara terperinci berdasarkan komponen yang signifikan dalam aset tetap. Setiap komponen yang
signifikan dalam suatu aset tetap, kemungkinan akan mempunyai masa manfaat yang berbeda. Dalam
hal ini perlu dibuat kebijakan perusahaan atau panduan mengenai ukuran (batas nilai/ persentase) suatu
komponen aset tetap yang disusutkan secara terpisah.

Langkah yang harus diambil suatu entitas adalah:

(i) mengidentifikasikan komponen aset yang signifikan;

(ii) mengestimasikan masa manfaat dari masing-masing'komponen;

(iii) mengestimasikan pola penggunaan masing-masing komponen dan menentukan metode


depresiasinya; dan (iv) menghitung biaya depresiasi masing-masing komponen. Nilai depresiasi untuk
aset tersebut adalah nilai total untuk biaya depresiasi setiap komponen.

PENURUNAN Nilai

Dalam kondisi di mana suatu entitas menghadapi penurunan nilai dari aset-asetnya, maka banyak entitas
yang melakukan penghapusan (write-off) terhadap aset jangka panjangnya. Standar akuntansi
menyatakan bahwa suatu entitas harus mengevaluasi apakah terdapat
suatu indikasi penurunan nilai terhadap aset yang dimilikinya .Penurunan nilai dari aset merupakan
suatu kondisi dimana nilai tercatat drin aset (carrying amount) melebihi jumlah terpulihkan

Indikasi Penurunan Nilai

PSAK 48 (revisi 2009) Penurunan Nilai Aset menyatakan bahwa pada setiap akhir periode pelaporan,
suatu entitas harus menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami & penurunan nilai. Dalam
menilai apakah terdapat indikasi bahwa aset mungkin mengalaml penurunan nilai, entitas harus
mempertimbangkan minimum hal-hal berikut ini.

Informasi dari sumber-sumber eksternal, antara lain sebagai berikut.

1. Selama periode tersebut, nilai pasar aset telah turun secara signifikan lebih diharapkan sebagai akibat
dari berjalannya waktu atau pemakaian normal

2. Perubahan signiifikan dalam hal teknologi, pasar, ekonomi atau lingkup hukum tempat entitas
beroperasi atau di pasar tempat aset dikaryakan, yang berdampak merugikan terhadap entitas, telah
terjadi selama periode tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat.

3. Suku bunga pasar atau tingkat imbalan pasar dari investasi telah meningkat selama periode tersebut,
dan kenaikan tersebut mungkin akan memengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung
nilai pakai aset dan menurunkan nilai terpulihkan aset secara material.

4. Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya.

Pengukuran Penurunan Nilai

Setelah suatu entitas mengevaluasi adanya indikasi penurunan nilai, dan ternyata menemukan adanya
indikasi . penurunan nilai maka harus dilakukan pengujian atas penurunan nilai .Pengujian tersebut
dilakukan dengan membandingkan antara jumlah tercatat dari aset dengan jumlah terpulihkannya.
Apabila jumlah tercatatnya lebih tinggi dari jumlah terpulihkan, maka selisih antara keduanya tersebut
diakui sebagai rugi penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar jumlah
terpulihkan tersebut. Apabila jumlah tercatatnya lebih rendah dari jumlah terpulihkan, maka tidak
terdapat penurunan nilai. Apabila terdapat indikasi-indikasi penurunan nilai, maka entitas diharuskan
membuat estimasi formal jumlah terpulihkan. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang lebih tinggi
antara nilai wajar aset atau unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya. Nilai
wajar dikurangi biaya penjualan adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit
penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan,
dikurangi biaya pelepasan aset.

Nilai ini mencerminkan nilai yang dapat dihasilkan oleh aset tersebut bila aset tersebut dijual setelah
dikurangi biaya untuk melakukan penjualan. Sedangkan nilai pakai adalah nilai kini dari taksiran arus kas
yang diharapkan akan diterima dari suatu aset atau unit penghasil kas.

Pengakuan Rugi Penurunan Nilai

Rugi penurunan nilai aset yang tidak direvaluasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.

Namun demikian,kerugian penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam pendapatan komprehensif
lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama.
Rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut. Ketika
jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari nilai tercatat aset yang terkait, entitas mengakui
liabilitas jika, dan hanya jika, hal ini disyaratkan oleh standar akuntansi lainnya. Setelah pengakuan rugi
penurunan nilai, beban penyusutan (amortisasi) aset disesuaikan di masa depan untuk mengalokasikan
nilai tercatat aset revisian, setelah dikurangi nilai sisa (jika ada), secara sistematis selama sisa masa
manfaatnya.

Penurunan Nilai pada Unit Penghasil Kas

Unit Penghasil Kas (UPK) aset adalah kelompok terkecil dari aset yang termasuk aset tersebut dan
menghasilkan arus kas masuk yang independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain
Jika terdapat indikasi bahwa suatu aset turun nilainya, jumlah terpulihkan diestimasi untuk aset
individual. Jika tidak mungkin untuk mengestimasi jumlah terpulihkan aset individual, entitas
menentukan nilai terpulihkan dari UPK yang mana aset tercakup (set dari unit penghasil kas).
Mengidentifikasi UPK memerlukan pertimbangan tersendiri. Jika jumlah terpulihkan tidak dapat
ditentukan untuk aset individual, entitas mengidentifikasi agregasi terendah atas aset yang menghasilkan
arus kas masuk yang berdiri sendiri.

Goodwill

Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis harus, sejak
tanggal akuisisi, dialokasikan pada setiap unit penghasil kas pihak pengakuisisi, (atau kelompok unit
penghasil kas) yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi, terlepas dari apakah aset
atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi yang ditetapkan ke unit-unit atau kelompok unit-unit
tersebut. Rugi penurunan nilai dialokasikan untuk menurunkan jumlah tercatat dari aset dengan tahapan
sebagai berikut.

1. Pertama, menurunkan jumlah tercatat dari goodwill yang telah dialokasikan pada UPK.

2.. Kedua, mengalokasikan pada aset lainnya pada UPK secara prorata dari jumlah tercatat pada masing-
masing aset dalam UPK

Aset Korporat

Aset korporat termasuk aset kelompok atau divisi seperti bangunan kantor pusat atau divisi dari entitas,
perlengkapan EDP, atau pusat penelitian. Karakteristik khusus aset korporat adalah bahwa aset korporat
tidak menghasilkan arus kas masuk secara independen dari aset atau kelompok aset lain dan jumlah
tercatatnya tidak dapat sepenuhnya diatribusikan ke unit penghasil kas yang sedang ditelaah. Dalam
menguji rugi penurunan nilai suatu unit penghasil kas, entitas mengidentifikasi semua aset korporat yang
terkait dengan unit penghasil kas yang sedang ditelaah. Jika sebagian dari jumlah tercatat aset korporat,
adalah sebagai berikut.

1. Dapat dialokasikan dengan dasar yang layak dan konsisten terhadap unit tersebut, entitas
membandingkan jumlah tercatat dari unit

2. Tidak dapat dialokasikan pada suatu dasar yang layak dan konsisten ke unit itu, entitas harus: (i)
membandingkan jumlah tercatat unit, di luar aset korporat, dengan jumlah terpulihkan dan mengakui
setiap rugi penurunan nilai; (ii) mengidentifikasi

kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang

mencakup unit penghasil kas yang ditelaah dan yang sebagian dari jumlah tercatat

aset korporat dapat dialokasikan atas dasar yang layak dan konsisten; dan (iii) membandingkan jumlah
tercatat dari kelompok unit penghasil kas tersebut (termasuk bagian dari jumlah tercatat aset korporat
yang dialokasikan ke kelompok dari unit tersebut) dengan jumlah terpulihkan dari kelompok unit itu.
Setiap rugi penurunan nilai diakui.

Pemulihan Rugi Penurunan Nilui


Entitas menilai pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai
yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill, karena untuk goodwill tidak
diperbolehkan adanya pemulihan rugi penurunan nilai) mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah
menurun. Misalkan pada akhir periode 20X7 terjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga
menyebabkan perusahaan harus melakukan penurunan nilai atas asetnya. Namun, pada tahun 2OX9
terjadi perbaikan kondisi perekonomian sehingga terdapat indikasi kondisi pemulihan penurunan nilai. ]
ika indikasi dimaksud ditemukan, entitas mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut. Dalam menilai
apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode-periode sebelumnya
untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun, entitas
mempertimbangkan, minimal, indikasi berikut ini. Informasi yang bersumber dari luar, antara lain
sebagai berikut.

1. Nilai wajar aset telah meningkat secara signifikan selama periode tersebut.

2. Perubahan signifikan dengan dampak menguntungkan untuk entitas telah terjadi selama periode
tersebut, atau akan terjadi dalam waktu dekat, dalam hal teknologi, pasar, kondisi ekonomi maupun legal
tempat entitas beroperasi atau di pasar tempat aset itu didedikasikan.

3. Suku bunga pasar atau tingkat pengembalian investasi pasar yang lain telah turun selama periode itu,
dan penurunan itu sepertinya akan memengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung
nilai pakai aset sehingga meningkatkan jumlah terpulihkan secara material.

Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selamagoodwill
harus dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan
jumlah terPUlihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui .Jika kasusnya seperti ini,
jumlah tercatat aset, dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi
penurunan nilai. Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang disebabkan pembalikan
rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi)
seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya. Pembalikan rugi
penurunan nilai untuk aset (selain goodwill) diakui segera dalam laba rugi. Setiap pemulihan rugi
penurunan nilai aset revaluasian harus diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai dengan
PSAK terkait.
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk suatu unit penghasil kas dialokasikan kepada aset-aset dari unit
(kecuali untuk goodwill) prorata dengan jumlah tercatat dari aset-asetnya. Dalam mengalokasikan
pembalikan rugi penurunan nilai untuk unit penghasil kas, jumlah tercatat aset tidak boleh dinaikkan di
atas nilai yang terendah dari:

1.jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan

2. jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi
penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode sebelumnya.

Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah dialokasikan untuk aset tersebut harus
dialokasikan prorata ke aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill.

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

Terkait dengan depresiasi dan penurunan nilai, maka dalam penyajiannya pada laporan keuangan suatu
entitas harus mengungkapkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Keberadaan dan jumlah pembatasan hak milik dan aset tetap yang dijaminkan untuk utang.

2.Jumlah pengeluaran yang diakui sebagai aset dalam penyelesaian.

3.Jumlah komitmen kontraktual dalam memperoleh aset tetap.

4.Jumlah kompensasi pihak ketiga atas aset tetap yang dimasukkan ke laba rugi. 5.Jika ada perubahan
estimasi terkait dengan masa manfaat, nilai residu atau metode penyusutan.

Mesin diperoleh tanggal 1 Januari 2005 dengan biaya perolehan seme Rp.505.000.000. umur manfaat
mesin ditaksir selama 10 tahun nilai residu ditaksir sebesar Rp. 1.000.000. Penyusutan mesm dihitung
dengan metode garis lurus Tanggal 1 Januari 2010 mesin diturunkan nilainya menjadi Rp.200.000.000.

Diminta
1. Buatlah jurnal untuk mencatat penurunan nilai mesin.

2. Hitunglah penyusutan mesin/ th setelah penilaian kembali

1. Biaya perolehan min Rp.505.0(1).000 Penyusutan mesin th 2005 s/d 2009= Rp.505.000.0(l) Rp. I.()
(X).000

X5x 39252000000l0 Rp.253.ooo.ooo Nilai wajar mesin WM]; Rugi penurumn nilai mesin Rp. 53000000
Rugi pcnmumn nilai mesin Rp. 51000000 Akumulasi penyusutan Mesin Rp. 53.000.000

2.Penyusutm mesin th setelah penilaian huts“ = Rp.zoo.000.ooo _ Rp. 1000000

: Rp39.800.000 lo 5 3. nggal I Januari 20ll mesin dijual dengan hug; Rp. 150.000 000.Buatlal jumal unuk
mencuat penjualan mesin Biaya perolehan main Rp.505.m0.0m Penyusutan mesin: Penyusutan mesin th
2005 s/d 2009= Rp.252 000.000 Penyustnan mesin pemrumn nilm' Rp. 53.000 000

mesmn "”Si” ih 20“ &… + W Nilai buku mesin Rp.l60.200.0m Harga Jual mesin W: Rugi penjualan mesin
Rp. |0.200.ooo

Jun-l untuk mencatat penjualan mesin.

Anda mungkin juga menyukai