MAKALAH
KEKUASAAN KEHAKIMAN
DISUSUN OLEH
NURUL HUMAERAH
HUMAERATUL JANNAH
MUSDALIFAH
TENRI TIWI
FAKHRUDDIN
IMRAN ZULFADLI
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, serta karunia-Nya kepada kami semua sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, kami semua
dapat menyusun, menyesuaikan, serta dapat menyelesaikan sebuah makalah ini. Di
samping itu, kami mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yan telah
banyak membantu kami dalam menyelesaikan pembuatan sebuah makalah ini, baik
dalam bentuk moril maupun dalam bentuk materi sehingga dapat terlaksana dengan
baik.
Kami, sangat menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini memang masih
banyak kekurangan serta amat jauh dari kata kesempurnaan. Namun, kami semua
telah berusaha semaksimal mungkin dalam membuat sebuah makalah ini. Di samping
itu, kami sangatt mengharapkan kritik serta saran nya dari semua teman-teman demi
tercapainya kesempurnaan yang di harapkan dimasa akan datang.
1
DAFTAR ISI
SAMPUL
BAB I PEDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakim............................................................................................ 5
B. Syarat Menjadi Hakim .................................................................................... 5
C. Peranan Hakim Sebagai Pelaksana Kehakiman ..………………………6
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................................... 10
B. Saran............................................................................................................... 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
agama, peradilan TUN, peradilan militer, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Salah
satu inti dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasan Kehakiman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Penelitian tersebut di atas, maka terdapat beberapa
permasalahan yang dapat penulis kemukakan sebagai Identifikasi Masalah yaitu:
1. Apakah pengertian Hakim?
2. Apa Syarat Menjadi Hakim?
3. Bagaimana Peranan Hakim Sebagai Pelaksana Kehakiman?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai
adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui pengertian Hakim?
4. Untuk Mengetahui Syarat Menjadi Hakim?
5. Untuk Mengetahui Peranan Hakim Sebagai Pelaksana Kehakiman?
D. Manfaat Penelitian
1. Diharapkan bagi hakim untuk melaksanakan kekuasaan yang bertanggungjawab di
peradilan dalam pengambilan keputusannya.
2. Sebagai referensi bahan ajar selanjutnya.
4
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hakim
Hakim adalah isim fa’il dari kata “hakama”, yang artinyaorang yang
menetapkan hukum atau memutuskan hukum atau suatu perkara. Sedang menurut
istilah, hakim adalah orang yang diangkat penguasa untukmenyelesaikan
dakwaan-dakwaan dan persengketaan-persengkatan.Selain kata hakim, digunakan
pula istilah qadhi, yang berarti orangyang memutuskan, mengakhiri atau
menyelesaikan suatu perkara.
Hakim memiliki tugas utama, yaitu menyelesaikan perselisihan hukum
secara final dan terbuka, secara tidak langsung hakim menegaskan adanya supremasi
hukum. Hakim sebagai pejabat negara mempunyai wewenang kekuasaan yang signifikan
dalam pemerintahan. Mereka mengawasi prosedur persidangan yang diikuti, dengan
tujuan untuk memastikan konsistens, ketidakberpihakan, dan juga penyalahgunaan
wewenang. Selain itu hakim dapat memberikan perintah pada militer, Polisi, atau pejabat
pengadilan agar proses penyelidikan berjalan dengan lancar. Perintah dapat berupa
penggeledahan, penangkapan, pemenjaraan, gangguan, penyitaan, deportasi, dan tidak
kriminal lainnya. Adapun pengadilan banding dan pengadilan tertinggi yang mempunyai
kekuasaan lebih tinggi dari hakim, mereka dapat meriksa kekuasan seorang hakim.
1. Muslim
Muslim merupakan syarat diperbolehkannya persaksian seorang muslim, dan
keahlian mengadili itu ada kaitannya dengan keahlian menjadi saksi.
2. Baligh
Baligh berarti dewasa , baik dewasa jasmani dan rohaninya maupun dewasa
dalam berpikir.
3. Berakal
Berakal disini bukan sekedar “mukallaf”, tetapi benar-benar sehat pikirannya,
cerdas dan dapat memecahkan masalah
4. Adil
5
Adil disini berarti benar dalam berhujjah, dapat menjaga amanah, bersikap jujur
baik dalam keadaan marah atau suka, mampu menjaga diri dari hawa nafsu dan
perbuatan haram serta dapat mengendalikan amarah.
5. Mengetahui / undang-undang
6. Sehat jasmani dan rohani
7. Dapat membaca dan menulis.
6
Tugas hakim dalam persidangan adalah memeriksa dan mengadili perkara. Tugas
ini diklasifikasikan menjadi 3 tahap: yaitu:
7
menyenangkan. Dengan syarat asal putusan yang diambil tidak sewenang-
wenang.
Pengadilan sebagai pelaksana penegak hukum.
Fungsi pokok yang harus diperankan oleh hakim sebagai penegak hukum
meliputi:
Sebagai penjaga kemerdekaan anggota masyarakat dengan cara
mengembangkan nilai-nilai hak asasi manusia dalam melaksanakan
penegakan hukum.
Sebagai wali masyarakat, karenanya hakim harus berperan dan
bentindak sebagai wali yang berbudi luhur kepada setiap anggota
masyarakat pencari pengadilan. Hakim harus berpegang teguh kepada
the rule of law, sehingga benar-benar menempatan hukum diatas segala-
galanya sesuai prinsip supremasi hukum.
Kebebasan hakim bersifat tidak mutlak.
Sering terjadi salah pemahaman tentang kewenangan hakim yang bebas,
sehingga hakim bisa melanggar batas kewenangan. Sehingga dalam
memutus perkara, putusan dan penyelesaian yang dibuat hakim bukan
menurut hukum melainkan menurut selera dan kemauan.
Secara fundamental tidak demokratis.
Hakim dalam mengambil putusan terhadap perkara tidak memerlukan
pendapat, saran dan penggarisan dari pihak manapun. Putusan yang
dijatuhkan semata- mata berdasarkan nurani sendiri sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku dan berdasarkan fakta- fakta yang
ditemukan dalam persidangan.
Hakim memiliki imunitas personal yang total.
Secara konstitusional, hakim bukan hanya diberi kebebasan tidak
demokratis, tetapi juga hak imunitas yang total. Hak imunitas tersebut
meliputi:
Salah atau benar putusan yang dijatuhkan hakim, harus dianggap
benar dan adil apabila putusan tersebut telah mempunyai kekuatan
hukum tetap.
8
Hakim tidak dapat dituntut dan dipersalahkan atas pelaksanaan
menjalankan fungsi dan kewen angan peradilan.
Putusan hakim disamakan dengan putusan Tuhan.
Sebagian beranggapan bahwa hakim saat mengambil dan menjatuhkan
putusan yang merupakan salah satu bentuk penyiksaan sehingga putusan
hakim tidak berbeda dengan putusan Tuhan atau judicium dei. Oleh karena
itu, putusan yang dijatuhkan harus benar-benar melalui melalui proses
pemeriksaan peradilan yang jujur dengan pertimbangan yang didasarkan
pada keadilan berdasarkan moral, bukan sekedar berdasarkan pada keadilan
undang- undang.
Namun paradigma tersebut mulai diragukan karena dalam kenyataan
banyak dijumpai putusan hakim yang cacat ataupun memilki kelmahan
karena keterbatasan hakim. Belum lagi untuk menemukan hakim yang
memilki pribadi yang primair yang benar-benar tumbuh meniti karir
melalui perkembangan natural, tetapi kebanyakan tumbuh dengan polesan
pribadi sekunder yang hanya mempertontonkan kelihaian senyum sintesis
untuk memperoleh jabatan dan pengembangan karir.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peran Hakim dalam melaksanakan fungsi dan kewenangan peradilan
perdata guna menegakkan hukum dan keadilan, melalui putusannya
diharapkan mampu menerapkan hukum yang benar dan adil, dapat memberi
pendidikan dan pelajaran kepada yang berperkara dan masyarakat,
memberikan koreksi dengan tegas, memberikan prepensi serta memberi
represip dengan tegas, dapat merekayasa tatanan masyarakat pada masa yang
akan datang, serta harus mampu juga berperan mendamaikan pihak yang
berperkara, yang dalam melakukan peran-peran tersebut tetap berpegang
teguh pada Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim.
Hakim sebagai penegak hukum senantiasa harus memperhatikan dan
mengikuti dinamika masyarakat, sebab dalam kenyataannya hukum yang
tertuang dalam peraturan perundang-undangan sering tidak mampu
menjangkau kebutuhan yang ada. Oleh karena itu hakim dituntut mampu
menguasai sistem hukum dalam penerapannya terhadap persoalan- persoalan
yang timbul dalam masyarakat (law in action). Setiap putusan hakim harus
berorientasi kepada rasa keadilan masyarakat sehingga masyarakat akan
merasa terpelihara dan terlindungi kepentingannya, dan pada gilirannya
lembaga peradilan mendapat simpati masyarakat serta diletakkan dalam
kedudukan yang sangat terhormat.
B. SARAN
Demi tercapainya Keadilan bagi masyarakat hakim harus turut serta
dalam reformasi peradilan dan wajib baginya menemukan hukum melalui
penafsiran peraturan maupun dengan menggali nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat. Sehingga rasa keadilan bagi masyarakat bisa terpenui.
10