Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KEBERAGAMAN DALAM BHINEKA TUNGGAL IKA


A. Menghargai Keberagaman
Keberagaman di masyarakat mencakup banyak hal, seperti suku bangsa, agama, pekerjaan dll.
Semakin tinggi keberagaman masyarakat kita harus mengetahui cara menyikapinya. Karena
dengan tingkat keberagaman yang tinggi, akan ada banyak tantangan dalam kehidupan
bermasyarakat.
1. Pengertian Keberagaman
Keberagaman adalah suatu kondisi yang terkait dengan banyaknya perbedaan yang terjadi
dalam masyarakat. Di Indonesia, karena banyaknya pulau yang ada menyebabkan
masyarakatnya memiliki beragam bahasa, kepercayaan, agama, ras, dll. Para pendiri negara
menyadari bahwa Indonesia yang merdeka bukanlah negara yang dibangun untuk
sekelompok golongan. Namun, dibangun atas banyaknya keberagaman. keberagaman bukan
untuk ditawar, tetapi untuk diterima dan disyukuri. Semboyan Bhineka Tunggal Ika
menggambarkan keberagaman tersebut sekaligus pemersatu.
2. Keberagaman Gender
Keberagaman gender bersifat universal atau berlaku bafi selururh umat manusia di dunia.
Kesetaraan gender berarti suatu keadaan setara antara laki-laki dan perempuan dalam
pemenuhan hak da kewajiban. Hak perempuan dan laki-laki sebagai anggota masyarakat
mapun warga negara adalah sama.
3. Keberagaman Ras
a. Ras Malayan-Mongoloid
Bertempat tinggal di Sumatra, Jawa, Bali, NTB, Sulawesi, dan Kalimantan. Ciri
utamanya adalah memiliki kulit kuning langsat hingga kecoklatan serta bermata besar.
b. Ras Melanesoid
Bertempat tinggal di Papua, Maluku, dan NTT. Ciri utamanya adalah kulitnya yang
cenderung hitam serta memiliki rambut keriting
c. Ras Asiatic-Mongoloid
Biasanya keturunan dari Tionghoa, jepang, atau Korea. Ciri utamanya adalah wajah
berbentuk oval, kulit kuning langsat, dan mata yang sipit
d. Kaukasoid
Biasanya keturunan dari Timur atengah, India, Australia, Eropa, dan Amerika. Ciri
utamanya adalah badan tinggi, kulit putih hingga kuning langsat, dan hidung mancung.
4. Keberagaman Suku
Suku bangsa atau dapat diartikan sebagai pengelompokkan orang-orang yang memiliki
satuketurunan. Setiap suku memiliki budayanya sendiri. Indonesia memiliki 1.128 suku
banda.
5. Keberagaman Budaya
Indonesia yang memiliki banyak suku, maka budaya yang dimiliki pun akan sama
banyakrnya. Budaya terdiri atas kesenian, tradisi, arsitektur rumah, maknan khas, hingga
adat-istiadat.
6. Keberagaman Agama dan Kepercsyaan
Terdapat 6 agama yang sudah sah diakui oleh Indonesia yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Buddha, daan Konghucu. Meskipun agama di indonesia berbeda-beda, namun masyarakat
Indonesia sudah memiliki rasa toleransi sejak dulu. Di Indonesia juga terdapat bermacam-
macam aliran kepercayaan. Misalnya, kepercayaan Kaharingan dari masyarakat adat Dayak,
Pasundan Kawitan dari Jawa Barat, dan masih banyak lagi.
7. Keberagaman Golongan
Keberagaman golongan menandakan perbedaan dalam bidang ekonomi, politik, dan kegiatan
dalam masyarakat.

B. Menjaga Kebhinekaan Bangsa Indonesia


1. Nilai Penting Kebhinekaan
Antarindividu atau antarkelompok harus bisa bekerja sama satu sama lain dan
menggabungkan kelebihannya masing-masing sehingga akan membentuk masyarakat yang
rukun dan harmonis. Setiap kelompok atau masyarakat akan meningkat kualitasnya jika mau
bekerja sama.
2. Merawat Kebhinekaan
Fungsi mendasar Bhineka Tunggal Ika adalah sebagai landasan persatuan dan kesatuan.
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, merawat Kebhinekaan menadi kewajiban bagi kita
semua. Merawat kebhinekaan dilakukan dengan cara mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sikap-sikap yang harus dikembangkan oleh masyarakat adalah
sebagai berikut.
a. Kasih sayang dan rela berkorban
b. Toleransi terhadap perbedaan
c. Mengembangkan muusyawarah
d. Sikap inklusif (persaudaraan)
e. Bersikap konvergen (menyatukan)
f. Kerja sama
3. Potensi Konflik dalam Kebhinekaan
Salah satu konflik horizontal yang dapat memecah belah kita sebagai sebuah bangsa adalah
konflik berlatar belakang agama, terutama yang disertai aksi-aksi kekerasan. Penyebabnya
adalah fanatisme ekstrem terhadap tafsir dan sikap saling menyalahkan pemahaman
keagamaan.
Konflik anatargolongan, misalnya konflik buruh dengan pengusaha mengenai penetapan
upah minimum berdasarkan wilayah, konflik akibat pemilu, dsbg.
Konflik antarsuku, yaitu pertentangan antara suku satu dengan suku yang lain. Perbedaan
suku, seperti adat istiadat, budaya, norma sosial dalam masyarakat, dll.
Konflik antarras, yaitu pertentangan antara ras satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini
dapat disebabkan oleh sikap rasialis, yaitu mempelakukan seseoramg secara berbeda-
beda(diskriminasi) berdadarkan ras.
Jadi, pemerintah dan kita harus nisa menerapkan deteksi dini denga peduli terhadap gejala-
gejala penyebab konflik dan kerja sama atau kolaborasi dalam pencegahan. Pengalaman
konflik pada masa penjajahan harus menjadi pelajaran agar tidak terulang lagi pada bangsa
kita.
4. Penerapan Moderasi Beragama
Moderasi beragama adalah cara pandang atau sikap yang praktik beragama yang
mengamalakan esensi ajaran-ajaran agama yang pada hakikatnya mengandung nilai-nilai
kemanusiaan dan menebarkan kemaslahatan bersama. Ide dasar moderasi adalah untuk
mencari persamaan bukan mempertajam perbedaan. Ada 4 hal yang menjadi esensi moderasi
beragama, yaitu sebagai berikut.
a. Cara pandang atau sikap dan praktik keberagamaan
b. Pengalamaan esensi agama yang hakikatnya adalah kemanusiaan dan kemaslahatan
bersama
c. Keadilan dan keseimbangan
d. Taat pada konstitusi
Indikator moderasi beragama ada 4 hal, yaitu komitmen, kebangsaan, toleransi,
antikekerasan, dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal. Indikator ini dapat digunakan
untuk mengenali seberapa kuat moderasi beragama yang dipraktikan dan seberapa besar
kerentanan yang dimiliki. Kerentanan tersebut harus dikenali agar kita bisa menemukenali
dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk melakukan penguatan moderasi beragama.
5. Kasus-Kasus yang Mengganggu Kebhinekaan
a. Diskriminasi
b. Perundungan
c. Setreotip
d. Prasangka

C. Mempromosikan Bhineka Tunggal Ika


1. Jalur Pendidikan
Pendidikan kebhinekaan merupakan pendidikan yang memerdekaan dari berbagai bias dan
pransngka etnosenntris dan untuk mengeksplorasi dan belajar dari berbagai perspektif dan
budaya lain. Artinya, pendidikan kebhinekaan diperlukan agar setiap siswa memiliki
kesadaran akan pentingnya budaya kemasyarakatan.
Fokus pendidikan kebhinekaan, yaitu sikap peduli dan mau mengerti ataupun pengakuan
terhadap orang lain yang berbeda. Pendidikan kebhinekaan dalam konteks berbangsa
berfungsi untuk memperkuat nasionalisme.

2. Jalur Budaya dan Pariwisata


Mempromosikan kebhinekaan dapat dilakukan melalui sarana budaya dan tradisi. Hal
tersebut sekaligus akan meningkatkan sektor pariwisata.
3. Jalur Olahraga
Permainan tradisional adalah salah satu bentuk promosi kebhinekaan. Pesan nilai yang
ditanamkan seperti mempertahankan budaya luhur, kearifan lokal, dan kerja sama, serta tetap
terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Melaluli permainan tradisional diharapkan
terbina rasa saling menghargai, saling pengertian, kerja sama atau gotong royong.
4. Jalur Seni atau Hiburan
Film, musik, video iklan, dll. Merupakan media yang dapat digunakan untuk membina dan
mempromosikan kebhinekaan.
5. Jalur Diplomasi
Para pejabat negara, seperti duta besar dan para diplomat Indonesia membawa misi untuk
mengenalkan kebhinekaan bangsa. Keragaman yang berhasil dikelola harus disebarluaskan di
dunia sehingga dapat menginspirasi negara-negara lain untuk bersatu.

D. Menjaga dan Melestarikan Lingkungan dan Budaya Lokal


1. Sikap dan Keterampilan dalam Masyarakat yang Penuh Keberagaman
Sikap dan keterampilan yang perlu dikembangkan dalam hidup di lingkungan masyarakat
yang penuh dinamika dan tantangan adalah peka terhadap lingkungan, berkomunikasi,
bernegosiasi dan kompromi, bekerja sama, dan kejujuran.
2. Menjaga dan melestarikan Lingkungan Sekitar
Masyarakat di suatu wilayah dapat memiliki budaya dan prilaku yang berbeda dengan
masyarakat di daerah lain karena faktor lingkungan alamnya yang berbeda. Masyarakat
dengan budaya dan perilaku yang berbeda itulahyang yang membentuk lingkungan sosial.
3. Menghormati Penyayang Disabilitas
Penyandang disabilitas merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki kedudukan,
kewajiban, hak, dan peran yang sama dengan masyarakat Indonesia lainnya. Dengan
demikian, setiap orang mempunyai kewajiban untuk menghormati hak-hak para penyandang
disabilitas. Pelaksanaan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas berdasarkan pada
beberapaasas berikut.
a. Penghormatan terhadap martabat
b. Tanpa diskriminasi
c. Partisipasi penuh
d. Keberagaman manusia dan kemanusiaan
e. Kesamaan kesempatan kesetaraan
f. Aksesibilitas
g. Kapasitas yang terus berkembang dan identitas
h. Inklusif
i. Perlakuan khusus dan perlindungan lebuh
Berikut tujuan pelaksanaan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas.
a. Mewujudkan penghormatan
b. Menjamin upaya penghormatan
c. Mewujudkan taraf kehidupan penyandang disabilitas yang lebih berkualitas
d. Melindungi penyandang disabilitas dari penelantaran dan eksploitasi
e. Memastikan pelaksanaan upaya, penghormatan, pemajuan, perlindungan, dan
pemenuhan hak.
4. Menghargai Kearifan Lokal
Kearifan lokal dianggap sebagai pandangan hidup masyarakat yang diambil atau berdasarkan
budaya lokal masyarakat setempat. Semua kearifan lokal di setiap daerah di Indonesia
mengajarkan gotong royong, toleransi, etos kerja, dan sebagainya sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia. Dilihat dari fungsinya, kearifan lokal berperan ikut mengembangkan
sumber daya alam dan menyejahterakan masyarakat. Nilai-nilai lokal dalam masyarakat perlu
dipertahankan dan dilindungi sebagai salah satu kekayaan budaya yang tumbuh di tengah-
tengah masyarakat.
5. Kolaborasi Budaya
Kolaborasi budaya diperlukan untuk memperkaya khazanah budaya dan memperoleh nilai
tambah yang positif. Dalam kolaborasi dituntut untuk bekerja secara produktif dengan yang
lain, menempatkan empati pada tempatnya, dan menghormati perspektif. Kolaborasi menjadi
penting untuk mencapai hasil yang diinginkan terutama dalam penyelesaian kegiatan
bersama atau masalah yang membutuhkan sollusi bersama, dan peningkatan hubungan timbal
balik.

Anda mungkin juga menyukai